You are on page 1of 8

FLORA MALESIANA

Malesiana adalah suatu daerah luas yang meliputi Malaysia, Indonesia, Papua Nugini dan
Kepulauan Solomon.

Daerah ini merupakan wilayah bioma hutan hajan tropika dan memiliki beberapa jenis
tumbuhan yang khas, misal: rotan, jati, cendana, kayu hitam.

Flora yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa tumbuhan memiliki
nilai ekonomi yang tinggi,
misal: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, makroni dan lain-lain.

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas.
Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:
1. Bioma gurun dan setengah gurun
2. Bioma padang rumput
3. Bioma hutan tropis
4. Bioma hutan gugur
5. Bioma hutan taiga
6. Bioma tundra
7. Bioma sabana
8. Bioma hutan bakau (mangroul)
9. Bioma hutan lumut
10. Bioma Hutan Musim

1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.

Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C,
malam dapat turun sampai 0 C)
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air

Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat


beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).

- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu


menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.

2. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya
dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan


porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang
hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput
bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.

3. Bioma Sabana

Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu
sabana murni dan sabana campuran.

- Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri


atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.

4. Bioma Hutan Tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika
Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di
Afrika.

Ciri-ciri:
1. Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.
2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan
suhu antara siang dan malam hari.

- Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies


tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 – 40 m, dengan cabang-
cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.

Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah
bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

5. Hutan Musim

Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.

Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:

Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu
beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering),
daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa
diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana.
Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.

6. Hutan Lumut

Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada
ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang
dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan
bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan
lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya
yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang
tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.

7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya
meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan
Chili.

Ciri-ciri:
- Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 – 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi,
demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan
pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar,
karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah
serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis.
Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim
panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga
disebut musim semi.

8. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen

Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di
daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.

Ciri-ciri bioma hutan taiga:


1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas
suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6
bulan.
3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah
Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya
nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut
hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin
dengan suhu sangat rendah.
4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung
yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai
dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.

9. Bioma Hutan Tundra

Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim
kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan
lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga
berukuran kecil.

Ciri-ciri:
1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat
berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami
pertumbuhan.
3. Fauna khas bioma tundra adalah “Muskoxem” (bison berhulu tebal) dan
Reindeer/Caribou (rusa kutub).

10. Hutan Bakau / Mangrove

Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik
dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga
nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api
(Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

Ciri-ciri:
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan
herlumpur.

Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air
meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan
fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki
dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas
yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan
oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati
suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah
berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon
induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter
panjangnya.

Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang
panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan
terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.

Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan
selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas
masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai
Citanduy.

Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah
ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas
pohon-pohon bakau.

Ekosistem Air Tawar

Ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Ekosistem air tawar


2. Ekosistem air laut

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.


2. Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:


a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Flora ekosistem air tawar:


Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat
tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang
hijau).

Fauna ekosistem air tawar:


Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya
protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada
yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang
berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara
beradaptasi sebagai berikut:
- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses
osmosis.
- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.

Pengelompokkan Organisme Pada Ekosistem Air Tawar

1.Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:


a.Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan
hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air
tawar.
b. Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof
adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa
organisme lain.

2.Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5
macam:
a.Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton
hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.
b.Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di
perairan.

3.Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:


a.Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan
spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan
lainnya.
c.Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a.Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan
organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.

b. Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.

c.Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak
dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.

Ekosistem Air LautEkosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ),
karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang
banyak, khususnya yang berkaitan dengan REVOLUSI BIRU.

Ciri-ciri:
a.Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di
laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut
beriklim dingin).
b.Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Pembagian daerah ekosistem air laut


1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi
matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti
untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di
daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut,
udang, kepiting, cacing laut.
2. Daerah Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus
cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang
hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 – 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa
nekton.
4. Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini
gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

2. Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:


a.Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman
maksimum 200 m.
b.Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis,
kedalaman antara 200 – 2000 m.
c.Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang
masa.

Komunitas di Dalam Ekosistem Air LautMenurut fungsinya, komponen biotik


ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.
b.Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam
ekosistem laut.
c.Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.

Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap
sepanjang masa.

Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen,
sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam
merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi:Pada hewan dan
tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis
air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah
dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih
rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu
adalah:
- hanyak minum
- air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
- sedikit mengeluarkan urine
- pengeluaran air terjadi secara osmosis
- garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Ekosistem PantaiDaerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan
ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai
membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir itu biasanya terdapat hutan
yang dinamakan hutan pantai.

Tumbahan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk
unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk karena
habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan
yang paling dominan.

Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia.
1.Formasi Pres-Caprae
Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae, tumbuhan lainnya
adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto,
Pandanus tectorius (pandan), Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).

2.Formasi Baringtonia
Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya adalah
Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut),
Terminalia catapa (ketapang).

Di daerah pasang surut sendiri dapat terbentak hutan, yaitu hutan bakau. Hutan bakau
biasanya sangat sukar ditempuh manusia karena banyaknya akar dan dasarnya terdiri atas
lumpur.

You might also like