Professional Documents
Culture Documents
P
K
anas &
Opti
LABORATORIUM DASAR
Universitas Andalas Padang
PenuntunPraktikum
FisikaDasar
L A B O R AT O R I U M D A S A R U N I V E R S I TA S A N D A L A S
ã Physics Department
Universitas Andalas • Laboratorium Dasar
Editor :
Afdhal Muttaqin H.S. M,Si
Ardian Putra, S.Si
Drs. Sri Mulyadi Dt. Basa, M.Si
Daftar isi
Pendahuluan i
MODUL F4
M ODUL M 1 Venturimeter 27
Dasar Pengukuran 1
MODUL P1
Vektor Gaya 3
MODUL P2
M ODUL M 3 Kalorimeter 32
MODUL O1
M ODUL M 4 Lensa 35
Pendulum Sederhana 7
MODUL O2
Pendulum Fisis 10
MODUL O3
Koefisien Gesek 13
MODUL O4
MODUL M7 Polarimeter 46
Sistem Katrol 16
Mekanika &Optik
, Panas
MODUL F1
MODUL F2
MODUL F3
MODUL
M1
DASAR PENGUKURAN
I. Tujuan
III. TEORI
1
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
mistar biasa. Ketidakpastian tersebut disebut juga ralat, karena hal tersebut
mengindikasikan selisih maksimum yang mungkin terjadi antara nilai terukur
dengan nilai sebenarnya.
Pada banyak kasus, ketidakpastian dari suatu bilangan tidak dicantumkan secara
eksplisit. Sebaliknya, ketidakpastian dinyatakan dengan banyaknya angka -
angka penuh arti, atau angka penting. Dua nilai dengan jumlah angka penting
yang sama dapat memberikan ketidakpastian yang berbeda.
V. Pertanyaan
V. Evaluasi Akhir
2
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
M4
MODUL
M2
VEKTOR GAYA
I. Tujuan
1. Meja gaya
2. Beban
3. Busur derajat (dibawa dari rumah)
4. Kertas milimeter (dibawa dari rumah)
III. TEORI
Besaran vektor memiliki besar dan arah. Metode yang sederhana tetapi bersifat
umum untuk menjumlahkan vektor adalah metode komponen.
3
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
A
Ay
θ
x
Ax
Kita dapat menyatakan setiap vektor yang berada pada bidang xy sebagai
jumlah dari sebuah vektor yang sejajar sumbu x dan sebuah vektor yang sejajar
sumbu y. Kedua vektor ini dinamakan A x dan A y pada gambar. Vektor -
vektor ini disebut vektor - vektor komponen dari vektor A , dan jumlahnya
sama dengan A .
A Ax A y (1)
V. Pertanyaan
4
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
M3
MODUL
M3
5. Tariklah kesimpulan Anda
III. TEORI
5
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Jika suatu benda mengalami gerak jatuh bebas (free fall), dan efek hambatan
udara diabaikan, maka benda akan bergerak dengan percepatan gravitasi yang
konstan. Besarnya percepatan gravitasi :
2h
g (1)
t2
kontak
V. Pertanyaan
6
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
M4
3. Apakah ada pengaruh massa terhadap waktu pada gerak jatuh
bebas?
4. Jika percepatan gravitasi di khatulistiwa 9,78 m/s2, tentukan
nilai percepatan gravitasi 850 LU, 650 LU, 23,50 LU, 100 LS
dan 45o LS.
PENDULUM SEDERHANA
I. Tujuan
1. Pendulum, statif
2. Stop watch
3. Mistar
7
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
III. TEORI
Lintasan dari massa titik tidak berupa garis lurus, akan tetapi berupa busur dari
suatu lingkaran dengan jari -jari L yang sama dengan panjangnya tali (Gambar
1). Kita menggunakan x sebagai koordinat kita yang diukur sepanjang busur.
Jika geraknya merupakan harmonik sederhana, gaya pemulihnya harus
berbanding lurus dengan x atau (karena x = Lθ) dengan θ.
T
L
Pada Gambar, gaya pemulih F adalah komponen tangensial dari gaya total :
m
F = mg sin θ (1)
mg sin θ θ
Gaya pemulih diberikan oleh gravitasi. Tegangan tali T hanya bekerja untuk
mg cos
membuat massa titik bergerak dalam busur. Jika sudut θ kecil, sin θθ sangat
dekat dengan θ dalam radian. Dengan pendekatanmgsemacam ini, maka
persamaan (1) menjadi :
Gambar 1 Pendulum Sederhana
mg
F x (2)
L
dengan periodenya :
L
T 2 (3)
g
8
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
9
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
PENDULUM FISIS
MODUL
M5
I. Tujuan
1. Bandul fisis
2. Stop watch
3. Mistar
III. TEORI
O
θ
l sin θ
pusat
gravitasi
10 mg sin θ θ
mg cos θ
mg
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Jika benda tersebut dilepaskan, benda tersebut akan berosilasi di sekitar posisi
kesetimbangannya dan jika θ kecil, sin θ sama dengan θ dalam radian, sehingga
periodanya :
I
T 2 (2)
mgl
2
I pm ml1
T1 2 (3)
mgl1
2
I pm ml 2
T2 2 (4)
mgl 2
Percepatan gravitasinya :
2 2 2 2
g 4 2 (l 2 l1 ) /(T2 l 2 T1 l1 ) (5)
dengan :
IV Cara Kerja
11
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
MODUL
M6
1. Apa perbedaan antara pendulum sederhana dengan pendulum
fisis
2. Buktikan persamaan (5) dari persamaan (3) dan (4)
KOEFISIEN GESEK
I. Tujuan
12
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
3. Tali
4. Mistar, Timer
5. Beban dan pegas
Benda yang bergerak pada suatu bidang akan mendapat gaya yang berlawanan
dengan arah geraknya yang disebut gaya gesek. Besarnya gaya gesek
berbanding lurus dengan gaya normal benda dan sebagai koefisien
pembandingnya disebut koefisien gesek antara dua permukaan benda (μ).
Ada dua jenis gaya gesek, gaya gesek statis yang bekerja untuk benda yang
masih berada dalam kondisi diam dan gaya gesek kinetis yang bekerja saat
benda bergerak.
F
mg
mg
a. s tan
III. TEORI
b. F s mg
M1g
M2g
m1 m2 (sin k cos )
a g
m1 m2
13
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
14
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
M7
3. Apa yang mempengaruhi nilai koefesien gesek statis dan
kinetis?
4. Dalam hal apa gaya gesek diperlukan, dan dalam hal apa gaya
gesek diusahakan sekecil mungkin?
SISTEM KATROL
I. Tujuan
1. Beban
2. Statip, Katrol
3. Pegas.
15
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
4. Busur
III. TEORI
F F F
M M M M
A B C D
V. Pertanyaan
16
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
17
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
18
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
M8
MODUL
F1
I. Tujuan
1. Hidrometer
2. Aquadest dan Cairan uji
3. Bejana gelas
4. Pipa U
5. Neraca Torsi
6. Gelas ukur., Mistar, Timbangan, Termometer
III. TEORI
Kerapatan suatu zat adalah perbandingan antara massa zat m dengan volume V,
yang secara matematis dinyatakan sebagai:
m
(1)
V
19
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
F Vg (2)
F 0 ; 0 (3)
F3 F2
F1
Hydrometer
Hydrometer dengan massa m, terdiri dari tangkai dan badan yang berisi air
raksa sebagai pemberat dengan volume keseluruhan v, ketika dicelupkan
kedalam zat cair, maka akan ada bagian hydrometer yang muncul di permukaan
(y). Dengan luas penampang hydrometer a, maka bagian yang tercelup akan
sebanding dengan berat hydrometer itu, atau:
(v ay ) m
(4)
Metoda Pipa U.
Kerapatan zat cair dapat dilihat dari perbedaan ketinggian permukaan zat cair
akibat perbedaan tekanan, dengan salah satu zat merupakan zat standar, maka
kerapatan zat lain dapat ditentukan sebagai:
h2
1 2 (5)
h1
20
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
A. Neraca Torsi
1. Gantungkan beban B pada ujung neraca torsi, atur lengan
neraca horizontal!
2. Masukkan beban kedalam cairan!
3. Atur lengan neraca agar horizontal kembali dengan
menambahkan beban M pada lengan neraca!
4. Catat jarak lengan (X) dan timbang beban M!
B. Hidrometer
1. Masukkan zat yang akan diketahui kedalam gelas ukur!
2. Celupkan hydrometer, tunggu hingga permukaan air tenang!
3. Baca skala hydrometer yang tepat pada permukaan cairan.
Angka ini merupakan kerapatan zat cair.
4. Lakukan untuk berbagai macam zat cair!
C. Pipa U
1. Masukkan cairan I yang telah diketahui kerapatanya pada salah
satu pipa U.
2. Masukkan cairan II yang akan di ukur kerapatannya pada
ujung pipa lainnya. (Jangan sampai cairan I dan II tercampur!)
3. Ukur tinggi permukaan zat air pada kedua kaki tabung sampai
garis batas campuran, dalam posisi tegak lurus, sebagai h1 dan
h2!
4. Ulangi untuk cairan lainnya!
V. Pertanyaan
21
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
F2
4. Turunkan persamaan diatas hingga menghasilkan persamaan 4
dan 5!
1. Statip
2. Jangka sorong
3. Neraca pegas
4. Gelas larutan, Gelas ukur
22
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
III. TEORI
Tegangan muka zat cair sebanding dengan usaha yang dibutuhkan untuk
menambah luas permukaan zat cair dengan pertambahan luas permukaan.
Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya tegang
muka zat cair adalah dengan menggunakan cincin logam yang dibuat sangat
tipis sehingga jari – jari bagian luar (R1) dan bagian dalam (R@) dianggap sama.
Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan cincin kedalam cairan. Ketika
cincin diangkat, energi permukaan menahan selaput cairan pada cincin. Bila y
adalah perbedaan tinggi cincin sebelum dan setelah diangkat, luas selaput
bagian dalam dan luar akan mengalami perubahan sebesar:
A 2.y.2. .R (1)
E F .y (3)
F
2.( 2 .R )
(4)
Cara lain yang dapat digunakan ialah dengan menggunakan lempeng kaca
dengan ketebalan t dan panjang L yang disentuhkan pada permukaan zat cair,
tegangan permukaan ditentukan dengan persamaan:
F
(5)
2( L t )
F
(6)
2.L
23
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
V. Evaluasi Akhir
24
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
F3
I. Tujuan
1. Tabung kaca.
2. Cairan
3. Stop watch
4. Mistar, Jangka sorong
5. Bola, magnet.
III. TEORI
Benda yang dijatuhkan tanpa kecepatan awal akan bergerak dengan percepatan
dari gaya – gaya yang bekerja padanya:
Fr B
F W B Fr ma (1)
Gaya gesek yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan, yang
disebut dengan gaya gesek Newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut
Stokes, gaya gesek dapat dirumuskan :
Fr 6rv (2)
25
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Dengan semakin besar kecepatan, gaya gesek juga akan membesar, hingga
suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis (benda bergerak tanpa percepatan
atau F 0 ) sehingga persamaan 1 menjadi:
Fr W B (3)
2 2 t
r g ( bola cairan ) (4)
9 h
V. Pertanyaan
26
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
F4
1. Hitung nilai !
2. Buat grafik antara h dengan t! Tentukan gradient garis!
3. Hitung nilai dari gradient garis tersebut! Bandingkan
hasilnya dengan cara pertama.
4. Berikan analisa dan buat kesimpulan!
VENTURIMETER
III. TEORI
I. Tujuan
27
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Gambar 1 Venturimeter
Persamaan Bernoulli :
1 2 1 2
p1 gy1 v1 p 2 gy 2 v 2 (1)
2 2
Persamaan Kontinuitas :
A1 v1 A2 v 2 (2)
Berdasarkan persamaan (1) dan (2), maka kecepatan aliran fluida pada
venturimeter di titik 1 adalah :
2 gh
v1 4
d1 (3)
1
d2
2 gh
Qt A1 4
d1 (4)
1
d2
dengan
wg
h x 1 (5)
w
28
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
x adalah beda ketinggian zat yang terdapat pada manometer sewaktu fluida
mengalir wg merupakan berat jenis zat yang terdapat pada manometer dan w
merupakan berat jenis fluida yang mengalir.
r 2 y
Qs (6)
t
dengan r merupakan jari - jari bejana dan y merupakan tinggi air yang
menyusut pada bejana.
Qs
C (7)
Qt
IV. Pertanyaan
29
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
P1
1. Tentukan debit teoritis dari air yang mengalir tersebut
2. Tentukan debit sebenarnya
3. Tentukan koefisien pengaliran venturimeter
4. Buatlah grafik hubungan debit sebenarnya dengan debit
teoritis, dan tentukan nilai koefisien pengaliran venturimeter
berdasarkan grafik tersebut!
KOEFISIEN MUAI
LINEAR
I. Tujuan
1. Dilatometer
2. Termometer
3. Batang logam
30
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
4. Pemanas
L LT (1)
III. TEORI
IV. Pertanyaan
31
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
P2
3. Tentukan jenis logam dengan melihat nilai a pada buku
referensi.
4. Buatlah analisa dan beri kesimpulan percobaan ini!
KALORIMETER
I. Tujuan
32
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Percobaan ini didasarkan pada azas Black. Jika dua benda dengan temperatur
berbeda berada dalam satu system, maka terjadi perpindahan kalor dari benda
dengan temperatur lebih tinggi ke benda dengan temperatur lebih rendah hingga
mencapai keadaan setimbang. Pada keadaan setimbang, kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima.
III. TEORI
B. Menentukan Kalor Lebur Es
1. Siapkan potongan es, catat temperatur es tersebut (Tes)
2. Timbang Kalorimeter kosong dengan pengaduknya, catat
sebagai mk.
3. Isi kalorimeter dengan air (± ½ bagian kalorimeter), catat
massa air (ma)
4. Masukkan kalorimeter ke dalam selubung luarnya, catat
temperatur kalorimeter (Ta)
5. Masukkan potongan es ke dalam kalorimeter, tutup kemudian
aduk., catat temperatur kesetimbangan(Ts).
6. Timbang kembali kalorimeter tanpa selubung, catat massa es
yang ditambahkan (mes).
33
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
34
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
O1
LENSA
I. Tujuan
III. TEORI
Hubungan antara jarak fokus lensa f, jarak benda s, dan jarak bayangan s’
diperoleh dari optik geometris. Tiga berkas cahaya utama, sinar fokus, sinar
paralel dan sinar pusat seperti terlihat pada Gambar 1 :
s s’
f f
35
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Dengan melihat geometris dari gambar, jarak fokus lensa dapat dihitung
dengan :
1 1 1
(1)
f s s'
Dengan jarak benda dengan bayangan (L) yang sama, pada saat didapatkan
bayangan diperbesar, dengan lensa pada posisi I, posisi lensa dapat digeser
sehingga jarak antara benda dan lensa berubah (posisi II) hingga diperoleh
bayangan yang jelas namun diperkecil seperti terlihat dari Gambar 2.
L2 e 2
f (2)
4L
Cara lain untuk menentukan fokus lensa ialah dengan menggunakan sifat
sinar sejajar sumbu utama lensa yang melewati lensa akan terkumpul pada
jarak fokus lensa, sehingga fokus lensa dapat ditentukan langsung dari
posisi sinar jatuh. Metode ini disebut juga dengan metode aoutoklimasi.
f f
36
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
C. Metode Autokolimasi
1. Letakkan system sumber cahaya, benda, lensa positif, dan
cermin.
2. Gerakkan lensa maju mundur sepanjang sumbu utama sampai
berbentuk bayangan pada layar!
3. Jarak antara lensa dan bayangan adalah panjang fokus lensa
positif.
4. Ulangi minimal 5 kali, Cari nilai rata – rata fokus lensa.
37
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
38
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
O2
KISI DIFRAKSI
I. Tujuan
II. Alat
1. Sumber Cahaya
2. Kisi Difraksi
3. Lensa Cembung / Positif
4. Layar
III. TEORI
)
39
L
Kisi Layar
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Intensitas pita-pita terang mencapai maksimum pada pita pusat dan pita-pita
lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat Intensitas pita berkurang untuk
warna yang sama bila pitanya makin jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi
bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari 2 celah kisi yang berurutan
memenuhi persamaan :
m = d sin (1)
Layar
(Hasil Difraksi)
y
θ
x
Lensa kisi
+
40
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
1. Buktikan persamaan 1.
2. Apakah yang dimaksud dengan interferensi dan difraksi!
3. Apakah yang dimaksud dengan pola difraksi dan bagaimana
terjadinya?
4. Lukiskan jalannya cahaya polikromatis yang dijatuhkan pada
kisi
5. Buat bagan data pengamatan.
41
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
O3
II. Alat
1. Spektrometer
2. Lampu Natrium atau Hg
3. Prisma
III. TEORI
Apabila suatu sinar dengan sudut tertentu melewati dua medium yang
berbeda, dengan n1 adalah indeks biar medium I dan n2 untuk medium II,
maka akan berlaku hubungan:
42
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
dengan i adalah sudut datang serta r merupakan sudut bias yang diukur
terhadap garis normal.
n1
i
r
n2
O O
O O
43
d
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
44
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
sin 12 ( Dm A)
n (4)
sin 12 A
2
3 1
D1
Dm
D3
3
2
1
V. Pertanyaan
1. Hitung sudut A, B, C!
2. Hitung sudut deviasi minimum!
3. Hitung n prisma dengan dua metode tersebut. Bandingkan
hasilnya!
4. Buatlah analisis dam berilah kesimpulan dari percobaan ini!
45
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
MODUL
O4
POLARIMETER
I. Tujuan
46
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
II. Alat
1. Polarimeter
2. Sumber cahaya Natrium
3. Gelas ukur 10 ml
4. Beaker glass 100 ml
5. Pipet dan batang pengaduk
6. Gula pasir
III. TEORI
Cahaya merupakan gelombang elektro magnet yang terdiri dari getaran medan
listrik dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua
medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Gelombang ini bergetar
kesegala arah sehingga disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui
suatu polarisator maka sinar yang diteruskan hanya yang memiliki arah rambat
yang sama.
47
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
Pemutaran bidang putar dari zat optis aktif dapat diamati dengan
menggunakan 2 polarisator silang. Sudut putar adalah sudut dimana
ditunjukan oleh analyser setelah sinar melewati larutan dan membentuk
gelap maksimum. Akurasi pembentukan gelap total oleh analisator sangat
terbatas, putaran kecil dari bidang polarisasi oleh larutan optis aktif lemah
tidak dapat dideteksi secara tepat.
Apabila bidang polarisasi tersebut berputar ke arah kiri (levo) dilihat dari
pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga
untuk peristiwa sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang
polarisasi () dapat dinyatakan sebagai :
T L C
D
(1)
putar jenis larutan optik aktif untuk sinar D Natrium pada temperatur T
Untuk larutan gula, sudut putar jenis pada temperatur 20oC adalah 20 =
D
A. Mencari T
D
48
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
V. Pertanyaan
49
M E K A N I K A , P A N A S & O P T I K
50