You are on page 1of 19

Ekonomi Kelembagaan, Lama dan Baru

Sejarah ekonomi kelembagaan saat ini relatif sederhana.


Thorstein Veblen pada akhir abad kesembilan belas memberikan
kritik pada asumsi dasar teori utilitas marginal. Model Veblen tentang
' Ekonomi Kelembagaan lama mulai memudar di pertengahan abad
kedua puluh. Ekonomi Kelembagaan Baru muncul pada akhir abad
dua puluh, sebagian besar disebabkan oleh pengaruh Ronald Coase
dan Oliver Williamson. Ekonomi Kelembagaan Baru bisa berhasil
dengan menerapkan metode utama analisis ekonomi kepada
lembaga-lembaga yang ada. Ada beberapa poin kesamaan antara
ekonomi Veblenian dan Hayekian. Akan tetapi Hayekians modern
cenderung untuk mendukung program penelitian Kelembagaan Baru.
Makalah ini mengambil pandangan yang berbeda tentang sejarah
ekonomi kelembagaan. Veblen melakukan sebuah program penelitian
Contrasting Institutional Analysis (Analisis perbandingan
kelembagaan), dimana beberapa ekonom pada lembaga yang
diperbandingkan secara mendasar sangatlah berbeda. Terlebih lagi,
ketika Veblen membandingkan teknokrasi dengan kapitalisme. FA
Hayek juga membandingkan antara teknokrasi dengan kapitalisme.
Keduanya Veblen dan Hayek menjelaskan lembaga dengan cara pikir
yang berbeda. Coase dengan arahan yang berbeda menganggap
Ekonomi Kelembagaan dengan memusatkan perhatian pada biaya
transaksi.
Berdasarkan pada biaya transaksi yang telah dinyatakan oleh
Coaseans memunculkan suatu program Analisis Perbandingan
Kelembagaan, dimana ekonom membandingkan beberapa lembaga
sesuai dengan atribut yang sama. Perpindahan program Veblen-
Hayek tidak diperlukan lagi karena program penelitian Veblen-Hayek
dan program penelitian Coasean sebenarnya saling melengkapi.
Bagian pertama dari makalah ini meneliti bahwa Veblen melihat
perbedaan antara proses mesin yang dijalankan oleh para engineer

1
dan proses komersial yang dijalankan oleh kapitalis. Bagian kedua
mengeksplorasi analisis perencanaan Hayek oleh para engineer.
Bagian tiga membahas pemindahan penelitian Veblen-Hayek oleh
ekonomi Coasean. Ekonomi Coasean mendukung pandangan dunia
yang sudah ada yaitu Panglossian, dimana alternatif beberapa
lembaga muncul nampak sama ketika titik di mana ada sedikit alasan
untuk saling menggantikan satu sama lain antar substitusi. Jika
dilakukan dengan benar, analisis Veblen-Hayek lebih banya
menjelaskan pada agenda kebijakan progresif. Kemajuan
Kelembagaan mengharuskan kita untuk melihat sedikit kesamaan
antara beberapa alternatif lembaga yang ada, dan berfokus hanya
pada ketidakmiripan yang membuat pilihan lembagaonal semakin
jelas. Dengan demikian program penelitian Veblen-Hayek
menghindari status quo bias teori Coasean - Panglossian. Bagian akhir
mempertimbangkan prospek untuk mempopulerkan program
penelitian Veblen-Hayek.

Veblen: Engineers versus Kapitalis


Thorstein Veblen sering dikenang karena kritiknya terhadap teori
utilitas marjinal.
Teori utilitas marjinal berasal dari gagasan yang tidak realistis
"manusia sebagai kalkulator yang cepat akan kesenangan dan nyeri
"(1898a Veblen p389). Secara khusus Veblen menargetkan sekolah
Austria dalam kritiknya terhadap teori utilitas marjinal. Namun
demikian kasus yang penganut Veblen dan Austria memiliki kritik
yang serupa dengan Neoklasik. Veblenians dan Hayekians melihat
lembaga dengan istilah evolusioner (Boettke 1989). Veblenians dan
Hayekians disamakan dengan kritik yang serupa: terlalu sibuk dengan
metodologi, isolasionisme intelektual, paranoia dalam berurusan
dengan ekonom lainnya, dan kecenderungan untuk membenarkan
ekstremisme sebagai purism (Samuels 1989). Selain itu, kedua
sekolah hadir sebagai reaksi terhadap "politik dan lingkungan sosial
dari negara asal-usul mereka "(Caldwell 1989).

2
Persamaan antara Veblen dan Hayek sangat menarik. Veblen
dan Hayek keduanya menulis tentang peranan engineer dalam
masyarakat. Veblen dan Hayek keduanya mengkritik rasionalisme
dalam ilmu-ilmu sosial. Veblen dan Hayek juga msenjadikan faktor
‘tindakan alam bawah sadar’ ke dalam teori mereka. Veblen
menekankan budaya kebiasaan. Hayek menekankan konsekuensi dan
aturan yang tidak disengaja yang ada pada perilaku. Kami dapat lebih
memahami kesamaan antara Veblen dan Hayek dengan menguji
kembali analisis mereka tentang ‘engineer’.
Veblen (1909p626) menyatakan lembaga sebagai “kebiasaan-
kebiasaan yang telah terpikirkan oleh orang pada umumnya”. Tujuan
program ‘Lembaga lama’ menurut Veblen ada pada proses
memahami ciri-ciri struktur antara lembaga industri dan keuangan.
(Hodgson 1998 p.172-173). Di sisi lain, apa yang diungkapkan Veblen
berlawanan dengan ‘profit’ pada proses keuangan kapitalisme
dengan ‘ilmu pengetahuan serta kecekatan mesin pada proses
teknologi.
Veblen (1899 p209) beranggapan bahwa pemimpin industri
sebagai anggota yang memiliki hubungan dengan industri sebagai
suatu “akuisisi, bukan produksi, eksploitasi, bukanlah pelayanan”.
Perusahaan keuangan mampu memperbaiki kekayaan konsumennya
melalui peningkatan produksi, tetapi malah mendapatkan kekayaan
“dengan cara memaksa peningkatan output”, menyebabkan
kemiskinan dan pengangguran (Veblen 1921 p 27). Harga monopoli
memperlambat produksi. Suatu seni sabotase keuangan yang
sempurna terutama pada cara kesepakatannya. Spesialisasi
pemimpin industri sama halnya dengan para ahli finansial
meletakkannya pada satu kata yaitu “ perilaku berfikir, logik, dan
fakta-fakta relevan teknologi” (Vebelen 1921 p26). Para kapitalis
awalnya sangat terbiasa dengan proses mesin, tetapi para ahli
finansial perusahaan modern mengendalikan seluruh industri tanpa
mampu memahami seni industri. Veblen memandang keuangan
sebagai suatu proses akuisisi yang sama dengan praktik-praktik

3
barbar di awal peradaban. Lembaga-lembaga keuangan berasal dari
perilaku berfikir akan orientasi profit, dengan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh ”gaya berfikir” para teknisi (engineers). Hal yang
berkaitan dengan perilaku berfikir akan uang dan bunga mendorong
adanya ”transaksi-transaksi keuangan termasuk di dalamnya adalah
undang-undang dan konvensi yang mengatur keamanan properti,
perjanjian kontrak, serta fasilitas transaksi keuangan” dalam rangka
memperoleh profit (ibid).
Perbedaan cara berfikir antara ahli keuangan dan teknik
mengarah pada kemajuan pesat pada perubahan kelembagaan.
Veblen menolak pandangan kaum Panglossian yang beranggapan
bahwa hasil terbaik tak terhindarkan. Ahli teknik bisa saja
menjalankan industri lebih baik dibandingkan para ahli keuangan,
akan tetapi ”hal ini tidaklah menjanjikan” bagi engineers untuk
memindahkan kapitalis sebagai pemimpin industri (Veblen 1921p84).
’Insting untuk membuat’ menyebabkan engineers menggunakan
teknologi modern pada proses mesin, tetapi tidak pada
kemampulabaan karyawannya. Orang keuangan tidak dapat
menjalankan industri tanpa engineers, tetapi engineer mampu
menjalankan industri ini tanpa campurtangan orang keuangan.
Sebelumnya, engineers secara alami merasa relatif tidak beruntung
bila dibandingkan dengan orang keuangan. Engineers memiliki
perilaku ”sangat patuh” terhadap besaran pendapatan mereka.
Sebagai bagian dari kelompok yang ’serakah’, orang keuangan
kapitalis melakukan segalanya namun patuh. Veblen membandingkan
orang keuangan dengan kaum feodal, pendeta, dan suku pedalaman,
yang memperoleh sesuatu lebih dari sekedar hanya menghasilkan
kekayaan. Lembaga keuangan sebagai bagian dari kelas modern
merupakan ”derivasi budaya predator kuno” (Veblen 1899p209).
Engineers sangat memungkinkan untuk patuh terhadap penggunaan
pengendalian industri, akan tetapi para kapitalis yang suka mencari
keuntungan membuat pengendalian industri mereka sendiri menjadi
lemah.

4
Penolakan Veblen terhadap konteks kelembagaan sangat
penting bagi analisisnya. Lebih dari sekedar berasumsi antara kedua
sistem agen yang ada, kita dapat menguji dua kelembagaan yang
berbeda dan berlawanan dengan mengasumsikan dua individu yang
berbeda. Perbandingan teori menitikberatkan pada kesimpulan
Panglossian sebab asumsi ini menggunakan agen representatif yang
sama dalam model aternatif-alternatif kelembagaan. Bagaimana
lembaga membedakannya berdasarkan pada perilaku berfikir yang
ada bila kita berasumsi bahwa kita optimis terhadap fungsi standar
yang sama? Para ekonom Virginia sering mendasarkan pada bukti
empris untuk sampai kepada kesimpulan kebijakan, sebagaimana
analisis teori mereka yang secara umum tak meyakinkan.
Perilaku berfikir yang ada sekarang ini membedakan betapa
dalam analisis kelembagaan terhadap konflik sosial. Veblen
menekankan pola pikir teknik dan proses mesin yang kemudian
diterapkan pada lingkungan bisnis kelembagaan perusahaan, dan
praktik-praktik berdasarkan dugaan orang adalah ’tamak ’telah
dianggap kuno (Veblen 1904). Adanya insting untuk ’membuat’ dalam
diri engineers menolak bahkan antipati terhadap usaha-usaha yang
tidak menyenangkan bagi buruh (Veblen 1898p190). Buruh merasa
tidak senang karena dianggap hina, sementara berlawanan dengan
rasa bangga-pencarian melalui kemahiran (ibid p 201). Usaha
perusahaan bergantung pada proses mesin untuk menghasilkan laba
nya, tetapi hal ini tentu saja ada campurtangan proses operasi.
Mindset ’tamak’ pada praktik-praktik keuangan modern layaknya
perang imperalis dan predator kuno memunculkan konflik lembaga
dengan lembaganya, sehingga inilah yang kemudian menumbuhkan
insting ’membuat’ (workmanship).
Inilah ide besar Veblen yang harus melihat mendalam
perbedaan antara pola fikir dan motivasi orang akan manfaat dan
madharat dari alternatif sistem dan lembaga yang ada. Alternatif
sistem juga memerlukan pemilihan mekanisme yang berbeda yang
mengarahkan orang yang berbeda pula pada posisi kewenangan dan

5
ketundukan. Penekanan pilihan rasional ini dalam aliran ekonomi
neoklassik sangat nyata tidak memperdulikan adanya pernyataan
Veblen diatas. Analisis kelembagaan Veblen hanya berlaku sampai
pertengahan abad 20-an, kemudian dilanjutkan oleh Friedrich Hayek.

Hayek: Kapitalis versus Engineers


Hayek dan Veblen keduanya memiliki pandangan yang
berlawanan mengenai kelembagaan, tetapi mereka sampai pada
kesimpulan kebijakan yang berbeda pula. Mengapa? Hayek, dan
orang-orang Austria pada umumnya, merubah membalik peran
kapitalis dan engineers dalam masyarakat. Orang Austria
memandang positif akan adanya persaingan dalam pasar uang. Para
pemilik dana mungkin tidak memahami kegiatan teknis secara detail
dari kegiatan produksi modern, tetapi mereka menerapkan teknologi
untuk meningkatkan permintaan konsumen, dan menarik modalnya
untuk permintaan konsumen yang mengalami penurunan. Fungsi
pasar uang sebagai markas sistem kapitalis yang mengatur
perencanaan -perencanaan pengembangan bidang ekonomi lain
yang berbeda ( Shcumpeter 1912 p 126 ). Orang – orang Austria
selanjutnya menyatakan bahwa wiraswastawan tidak pernah dapat
dikurangi ( seperti yang dipikirkan Veblen ), sebab kecenderungan
permintaan konsumen berubah searah dengan cara yang tidak dapat
dikurangi menjadi suatu model. Oleh karena itu orang – orang Austria
memandang pemilik uang sebagai perencana produksi yang rasional,
tidak ngawur.
Hayek dan Veblen melihat teknologi dalam sistem produksi
modern. Mengapa kemudian melihat engineer sebagai pihak yang
mengancam kemajuan? Hayek melihat peranan yang berbeda antara
engineer dan pemilik modal dalam perkembangan industri. Engineer
merencanakan proyek menggunakan fakta-fakta ilmiah yang
dipusatkan pada pemikiran yang sempit ( Hayek 1952 p 168) ,
perencanaan pemilik modal mensyaratkan pengetahuan akan
permintaan konsumen dimasa yang akan datang. Permintaan untuk

6
perencanaan negara atas kegiatan investasi menjadikan hal tersebut
sebagai “suatu dorongan utama frustrasinya para ahli” diantaranya
adalah para engineer ( Hayek 1944 p 62) Proyek – proyek
kepentingan publik sering diterapkan karena kebingungan antara hal
yang baik secara teknis dan keinginan masyarakat secara
keseluruhan. ( ibid p57). Dalam paham sosialis kita seharusnya
mengharapkan menemukan perkembangan industri-industri sebesar
harga perolehannya, tidak hanya membenarkan kepentingan
menambah produksi, dan tidak mengontrol ambisi para engineer
untuk menerapkan perkembangan terakhir tanpa
mempertimbangkan apakah hal tersebut ekonomis cocok dalam
situasi tersebut. ( Hayek 1935 p204). Masalah utama secara ekonomi
dalam hal ini adalah biaya kesempatan. Perubahan permintaan
konsumen menghendaki perluasan dan penyempitan dari lini
produksi, berdasarkan kondisi ekonomi lokal. Karena pengetahuan
ekonomi bersifat subyektif dan menyebar, kita membutuhkan harga
uang untuk menyatakan sifat pilihan- pilihan yang bersifat relatif,
berdasarkan keinginan konsumen untuk membayar.
Engineer harus memperhatikan harga sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Namun prinsip – prinsip
teknik tidak dapat menjelaskan mengapa harga mungkin melarang
proyek tertentu yang membuat berguna dalam istilah teknik, maupun
menjelaskan mengapa perubahan – perubahan harga mungkin
mengakhiri proyek utama setelah proyek itu telah dimulai. Secara
teknis proyek yang sempurna, dalam istilah teknik akan selalu
diinginkan dunia dengan modal yang berlebihan dan tingkat bunga
nol ( Hayek 1952 p172). Permintaan yang langka sehingga tingkat
bunga dan harga – harga lain mengarahkan proyek teknik jika hal
tersebut sesuai dengan pola investasi seluruh masyarakat yang
berhenti. Oleh karena itu Hayek mendesak ambisi engineer harus di
cek oleh sistem harga.
Veblen kurang optimis atas usulan sistem harga yang
disampaikan Heyek. Tetapi pandangan utama disni bahwa Hayek

7
setuju dengan Veblen bahwa pandangan para engineer berbeda
secara radikal dari saudagar dan pedagang ( lihat Hayek 1944 p62).
Fakta bahwa tak satupun atau sedikit pemikiran dapat memegang
lebih dari sebuah pecahan pengetahuan atas kondisi ekonomi lokal
menetapkan batas perluasan yang sadar perencanaan produksi oleh
pengarang yang dapat mengembangkan koordinasi yang tidak
disadari dari perencanaan pemilik modal oleh harga pasar ( Hayek
1952 p178).
Hayek melihat perbedaan antara pemikiran engineer dan
pemilik modal sebagai turunan secara parsial dari kesulitan –
kesulitan yang keduanya merasa kebaikan – kebaikan sistem pasar.
Para engineer memerlukan mencek kembali ambisinya karena
ketidakcakapan merasakan kebaikan sistem pasar yang membawa
mereka kepada kondisi fanatik. Campur tangan yang ‘tidak nampak’
di pasar mengakibatkan para engineer memandang rendah
pentingnya kewirausahaan, akibatnya mereka cenderung percaya diri
berlebihan atas pentingnya profesi mereka. Selanjutnya para
engineer memandang pertimbangan keuangan sebagai hambatan
untuk mencapai efisiensi yang sesungguhnya. Seperti sebelum
pertimbangan “invisible hand” yang tergantung pada seluk beluk
pasar menjadi realistis.
Hayek dan Veblen juga berbeda pandangan berkaitan
pernyataan relatif dari pemilik modal. Hayek dan orang – orang
Austria mengkritik para wiraswasta atas ketakutannya dalam
mempertahankan institusi – institusi modalnya. Mises ( 1922 )
mengklaim bahwa para pengusaha takut dan kacau dalam
mempertahankan perusahaan pribadinya karena mereka tidak
memahami peran positif mereka di masyarakat. Hayek ( 1960 )
mengejek perdagangan dan ide keynes sebagai pandangan filsafat
yang sempit terhadap pengusaha, yang merusak pasar bebas.
Schumpeter ( 1942) berfikir bahwa faham kapitalis akan berakhir
karena kegagalan dari para kapitalis menawarkan pertahanan yang
cerdas terhadap kritik para intelektual. Hayek ( 1949) memperluas

8
analis Schumpeter tentang intelektual. Para intelektual
menyampaikan ide kepada para ahli ( ekonomi dan engineer )
tentang populasi umum. Sebab para intelektual bersifat
generalis/umum, mereka hanya memiliki pemahaman yang dangkal
tentang ide penyebaran / sosialisasi. Para intektual menilai kebaikan
dari ide baru tergantung pada bagaimana ide tersebut sesuai dengan
iklim yang berlaku saat pendapat tersebut disampaikan. Para
intektual telah menafsirkan keberhasilan penerapan prinsip- prinsp
ilmiah oleh engineer sebagai bukti bahwa masyarakat seharusnya
direncanakan searah dengan garis ilmiah ( Hayek 1949 ).
Kesenjangan karena pemahaman ilmu ekonomi yang lebih dalam
sebagai bagian dari sifat intelektual mencegah mereka dari
pandangan bahwa prinsip – prinsip ilmiah dari para engineer tidak
dapat diterapkan dalam perencanaan ekonomi.

Idealnya, intelektual menjembatani kesenjangan antara


kelompok-kelompok yang berbeda keahlian, yang memiliki pola pikir
berbeda. Hayek menyatakan bahwa sebagai intelektual praktisi
mendukung titik pandang teknokrat. Sementara pandangan
Kelembagaan Lama berkeberatan terhadap analisis intelektual
Hayek , hal ini merupakan masalah yang seharusnya sangat menarik
mereka. Jika keteraturan pola pikir dari kelompok yang berbeda
merupakan hal yang mendasar bagi suatu lembaga, maka proses
dimana gagasan dari kelompok-kelompok yang berbeda
disebarluaskan dan menyebabkan perubahan kelembagaan.
Kapitalis sering salah beranggapan mengenai kapitalisme
sebagai yang kaum intelektual. Kapitalis kaum yang berorientasi
pada profit, tetapi mereka mengejar laba untuk membuat mereka
fokus pada kondisi yang mereka hadapi dalam kesempitan sektor
ekonomi. Sistem harga bekerja untuk memberikan informasi

9
mengenai kondisi ekonomi global kepada para pengusaha. Fungsi
sosial dari sistem harga tidak selalu nampak. Kapitalis telah
menunjukkan pengetahuan tentang kondisi ekonomi lokal, dan
seringkali akan meremehkan pentingnya tindakan mereka sendiri
dalam sistem ekonomi global. Akibatnya, kapitalis sering gagal untuk
menghargai signifikansi sosial dari tindakan mereka.
Sementara Hayek melihat gerakan teknokratis yang secara teliti
merencanakan masyarakat yang rentan terhadap pengaruh 'idealis
fanatik dan berpola pikir tunggal', Veblen melihat potensi pemimpin
teknokrasi sebagai kepatuhan pada point di mana peluang mereka
untuk sukses patut dipertanyakan. Veblen melihat kapitalis sebagai
pemberani, tapi Hayek melihat mereka lemah (dalam masalah-
masalah politik) karena ketidakpahaman ekonomi. Hayek telah
membalikkan peran dan pola pikir para engineers/ ahli teknik dan
kapitalis. Veblen dan Hayek tiba pada kesimpulan yang bertentangan
dengan asumsi-asumsi yang berlawanan dan argumen mengenai pola
pikir dan fungsi ekonomi dari modal dan para engineers. Tapi
keduanya sampai kepada kesimpulan mereka, dengan
memperbandingkan beberapa alternatif lembaga.
Sementara seseorang bisa saja tidak setuju dengan argumen
Hayek yang spesifik itu, pandangan umum tentang pendekatan
Hayek tentang analisis kelembagaan sebenarnya sudahlah jelas.
Hayek dan rekan-rekannya para Austrian membedakan kapitalisme
keuangan dengan sistem lain. Industri tidak dapat direncanakan
secara rasional oleh politisi, birokrat, pekerja, atau engineers karena
investasi modal secara rasional menuntut akan adanya harga pasar.
Perencanaan produksi tanpa harga, terutama di pasar berjangka dan
pasar keuangan lainnya, akan gagal untuk memasukkan kelangkaan
nilai-nilai faktor produksi dalam perhitungan yang tepat. Hal tersebut
merupakan perbedaan penting antara sistem harga dan sistem yang
direncanakan.

Kebangkitan Ekonomi Kelembagaan Baru

10
Teori ekuilibrium menurut Debreu of Arrow dengan kebebasan
yang ada pada lembaga meninggalkan kekurangan serius pada
mainstream ilmu ekonomi pasca perang. Coase (1937) meletakkan
benih untuk gerakan yang akan muncul untuk menutup celah ini.
Coase tidak menutup pintu untuk Analisis Perbedaan
Kelembagaan. Alchian dan Demsetz (1972) menolak pendapat Coase
yang menganggap bahwa perusahaan sebagai pusat perencanaan.
Selanjutnya pengembangan Ilmu Ekonomi Kelembagaan Baru
semakin berfokus pada penerapan model institusi formal dari Neo
Klasik. Aplikasi universal model Neoklasik menuntun secara alami
untuk perbandingan lembaga alternatif yang diduga sebelumnya.
Selain itu, penggunaan Homo-Economicus sebagai representasi
perantara untuk menghindarkan dari pertimbangan pola pikir
alternatif sebagai daya dorong akan adanya perbedaan-perbedaan
dalam sistem kelembagaan alternatif.
Ekonomi Kelembagaan Baru telah membatasi nilai akademik
sebagai alat untuk membandingkan lembaga alternatif. Tetapi isu
kebijakan akan lebih baik dipahami melalui perbandingan lembaga
alternatif. Veblen dan Hayek mengidentifikasi sumber perbedaan
dalam lembaga-lembaga: perbedaan mindset, kebiasaan atau
pemikiran. Kebangkitan Ekonomi Kelembagaan Baru menjadi
pembahasan penting.

Kesalahan masa lalu, Prospek Masa Depan


Setiap program penelitian The Coasean dan Hayek Veblen
memberikan kontribusi signifikan pada pemahaman kelembagaan
kita. Program perbandingan intsitusi Veblen-Hayek mengharuskan
kitai menguji motivasi dasar di balik perilaku manusia secara hati-
hati. Pendekatan ekonomi maksimalisasi kesejahteraan diwakili oleh
pembatasan masalah optimisasi yang tidak menyediakan suatu
analisis yang penuh masalah jenis Veblen-Hayek. Program Veblen-
Hayek membawa lebih dari sekedar ekonomi konvensional saja.
Veblen mengambil pendekatan interdisipliner dalam analisis

11
kelembagaannya, seperti yang dilakukan Hayek. Veblen menekankan
kebiasaan, norma, dan psykologi (Hodgson 2007). Hayek juga
mempertimbangkan kebiasaan, atau aturan tentang perilaku, dan
batas-batas rasionalitas. Banyak kegiatan yang kita lakukan selama
ini diarahkan oleh aturan-aturan yang kita pun tidak mengerti secara
eksplisit: kita bisa saja menentang penggunaan aturan tata bahasa
tanpa pengetahuan eksplisit dari aturan-aturan ini (Hayek 1967 p
45). Kita tidak memahami secara keseluruhan alasan khusus
mengapa praktik tertentu itu bekerja, tapi kita mampu untuk
mengamati bagaimana praktik itu dilakukan. Secara khusus Hayek
menyatakan (1973 p 1) "man is as much a rule–following animal as
purpose seeking animal” - manusia kurang lebih sama mengikuti
aturan binatang dalam mencapai tujuannya. Veblen melihat tindakan
yang bertujuan sebagai panduan beberapa tingkat pengetahuan
(Vandenberg 2002 p223 ). Sekali lagi, pandangan Veblen dan Hayek
nampak berbeda, tapi berdasarkan analisis mereka dengan
asumsi berbeda yaitu pada pola pikir dan kemampuan manusia.
Persamaan antara Hayek dan Veblen pada pola pikir dan
kemampuan manusia (berlawanan dengan manusia secara alami)
berhubungan dengan masalah-masalah yang Veblen pandang bahwa
kenyataannya pemberi modal terlepas dari proses mesin. Investor
kapitalis hanya perlu mengamati
kemungkinan penggunaan teknologi untuk menyesuaikan modal
dengan ekspektasi pergeseran permintaan konsumen. Juga, kita tidak
perlu mengerti semua hal termasuk bagaimana sebuah institusi
meningkatkan kesejahteraan kita yang sebenarnya merupakan
manfaat dari institusi tersebut. Golongan sosial dapat muncul
sebagai akibat dari tindakan manusia, tetapi bukan rancangan
manusia (1967 Havek p97). Sistem pasar yang mungkin telah
dianggap sebagai penemuan terbaik pikiran manusia, sudah tidak
muncul secara spontan (Hayek 1945). Daripada dengan sengaja
merancang aturan sosial , kita telah mengadaptasi dan merevisi

12
peraturan-peraturan yang mengatur secara keseluruhan suatu
lembaga melalui pengalaman belajar (Hayek 1973 P45).
Sementara Veblenians dan Hayekians tidak setuju, apakah
pasar muncul secara spontan atau tidak, efisienkah, seperti
pembahasan yang difasilitasi oleh kesamaan pendekatan Veblen dan
Hayek. Jika kita bisa sepakat pada pendekatan umum akan
perbandingan beberapa lembaga berdasarkan pada perbedaan yang
ada , dan analisis tersebut harus memperhitungkan kebiasaan, atau
perilaku, batas kognitif dan faktor-faktor psikologis, maka kita dapat
melaksanakan pembahasan serius akan ciri-ciri tertentu dari faktor-
faktor yang telah dijelaskan sebelumnya.
Coaseans dan Hayekians sering dilihat sebagai sekutu
intelektual. Coase dan Hayek keduanya skeptis tentang peningkatan
peraturan negara pada perdagangan. Coaseans Modern cenderung
untuk menolak pendekatan evolusioner analisis ekonomi Hayek yang
mendukung teori keseimbangan (Kerber 2006, halaman 457). Jurang
perbedaan antara Hayekians dan Coaseans semakin dalam. Hayek
membedakan beberapa lembaga berdasarkan pada perbedaan
mendasar, tapi tujuan Coaseans secara eksplisit adalah pada
membandingkan beberapa lembaga. Ekonomi Kelembagaan Baru
dan Pilihan Publik menerapkan model yang sama antara lembaga
swasta dan lembaga publik. Pendekatan Perbandingan Coaseans
telah menyebabkan beberapa legitimasi, seringkali melalui
penggunaan game theory. Game theory telah menggunakan analisis
ekuilibrium sebagai bagian dari analisis ekonomi (Hodgson 2007,
halaman 328). Analisis Game Theory lebih unggul dibandingkan
dengan ekonomi Walrasian karena lebih memfokuskan perhatian
pada lembaga, konvensi, dan aturan. Tetapi model game theory
cenderung kurang menekankan pada hal yang mendasar yaitu
bagaimana lembaga membedakan sesuai dengan keragaman dalam
"kebiasaan pandangan umum manusia". Stanfield (2006, halaman
255) berpendapat bahwa program evolusioner ekonomi Veblenian
lebih unggul daripada ekonomi neoklasik karena "tampaknya harus

13
ditetapkan dengan penekanan pada / atau efisiensi dinamis, adaptif,
kompleksitas motivasi serta keterbatasan kognitif lembaganya, dan
luasnya konseptual yang diperlukan berkaitan dengan pemerintahan
". Stanfield memang benar, tetapi alasannya perlu dijelaskan lebih
lanjut.
Kita benar-benar dapat memahami makna lembaga hanya
dengan membandingkan kebiasaan berfikir yang ada. Ekonomi
Walrasian gagal untuk menjelaskan semua pertukaran yang ada
dalam konteks kelembagaan berdasarkan kebiasaan berpikir.
Program Coasean terlalu sedikit untuk memperbaiki cacat jenis ini.
Analisis tipe Coasean bertujuan menjelaskan lembaga – lembaga
yang ada, namun dalam hal model standar dunia yang dengan
‘lembaga pemerintahan’ yang seragam. Praktik Coasean
menerapkan model yang sama untuk semua sistem lembaga yang
cenderung menjadi lembaga alternatif dengan menghilangkan alasan
utama seperti yang Veblen dan Hayek juga lihat pada beragamnya
kelembagaan dan pembedaan berbagai pola pikir. Tetapi lembaga
sosial dan politik beragam antara budaya dan kebiasaan dikarenakan
adanya kebiasaan berfikir yang berbeda pada kelompok-kelompok
yang berbeda pula. Kami sadar sehingga tertanam kebiasaan
berbeda dalam norma-norma dan ini bukan hanya masalah
keragaman pilihan. Perbedaan dalam pola pikir menyiratkan
perbedaan pendapat pada cara terbaik untuk mencapai apapun untuk
menetapkan tujuan kesejahteraan tertentu. Program Veblen - Hayek
tambahan ini lebih meyakinkan karena mengkaji perbedaan
karakteristik sosial dan politik lembaga alternatif sebagai sarana akhir
menuju perbaikan kesejahteraan manusia pada umumnya. Program
Coasean meremehkan pentingnya subyek apresiasi sendiri. Apresiasi
penuh pada konteks kelembagaan mensyaratkan pengakuan bahwa
konteks tersebut ditentukan oleh beragamnya mindset dan persepsi
individu, dan begitu pula fokus keragaman Hayek dan Veblen.
Pendekatan institusi komparatif telah menyebabkan beberapa
sarjana untuk mengajukan beberapa lembaga alternatif sampai

14
mengalami kesulitan untuk melihat mengapa kita harus mendukung
satu atas yang lain. Stigler (1992), Becker (1958), Breton (1989) dan
Wittman (1995) menggunakan pendekatan komparatif dan sampai
pada kesimpulan Panglossian tentang lembaga. Ahli teori Chicago
meninjau sektor publik dan swasta sejauh mana inefisiensi menjadi
tak terbayangkan. Becker (1958, halaman 106-107) menegaskan
bahwa demokrasi dan pasar adalah sama, asalkan yang kita
asumsikan pada tingkat persaingan yang sama , dan juga bahwa
"semua pemilih memiliki preferensi yang sama ". Becker tiba pada
kesimpulan yang menakjubkan bahwa pasar dan demokrasi
menghasilkan hasil yang sama, asalkan anda memahami lembaga-
lembaga berfungsi dengan cara yang persis sama.
Stigler dan Wittman kemudian menguatkan argumen mereka
sampai pada kesimpulan bahwa lembaga haruslah efisien, karena
orang-orang yang rasional akan selalu memilih yang terbaik buat
lembaga. Orang yang rasional tidak akan mentolerir lembaga sub-
optimal baik dalam sektor publik maupun swasta. Lembaga
kehilangan sekali, arti mereka ketika kita menganggap keseragaman
pola pikir, seperti Chicago misalnya, melakukan secara efektif ketika
lembaga pemerintahannya merepresentasikan dengan fungsi
kegunaan yang sama. Becker dan Stigler (1977) mempertimbangkan
adanya perbedaan dalam mengembangkan human capital tetapi hal
ini bukanlah pilihan yang mendasar. Sejak Becker dan Stigler
mengabaikan interpretasi dan pandangan psikologi, kebiasaan
berpikir yang diwakili oleh fungsi kegunaan, sama sekali. Pembedaan
kebiasaan berfikir tidak akan ditemukan di Chicago Public Choice.
Ada perbedaan yang mendalam antara program penelitian
Chicago dan Veblen-Hayek, salah satunya adalah pada keseimbangan
versus proses. Kirzner (1960) mengkritik gagasan penghematan yang
diajukan oleh Robbins (1932). Jenis penghematan Robbins berfokus
pada pemilihan dari mulai dikenali dan pada akhirnya diberikan.
Gagasan Austria menguji tindakan manusia untuk memilih dari yang
dirasakan dan diinginkan berakhir sesaat. Setelah itu kami

15
memperbolehkan adanya perubahan di kedua persepsi seperti yang
kita inginkan, hal ini menjadi mungkin untuk menguji proses
pembelajaran sama halnya pada saat kita bersaing dengan waktu.
Jenis model Neoklasik atau Chicago tidak mengijinkan tindakan
manusia secara real time, karena tidak ada perubahan nyata di mana
cara dan tujuan secara jelas didefinisikan sebagai fungsi matematika
(O'Driscoll dan Rizzo 1985). Selanjutnya, pendekatan Chicago secara
ketat membatasi analisis kita tentang lembaga khususnya biaya
transaksi karena objektivitas dari semua biaya dan fungsi utilitas
pada model Chicago menganggap adanya keseragaman cara berfikir
yang tidak ada di dunia nyata. Oleh karena itu, kita hanya dapat
memahami lembaga yang nyata dalam waktu nyata dengan melihat
persaingan sebagai "sebuah prosedur untuk membentuk opini"
(Hayek 1948). Ada hubungan yang kuat antara masalah 'real time'
dan masalah 'berbeda pola pikir' . Ekuilibrium/Kesimbangan
mensyaratkan konsistensi perencanaan(Hayek 1937). Konsistensi
rencana datang dari keseragaman pendapat atau berubah secara
alami. Ekonomi chicago dibangun dengan menggunakan lembaga
pemerintahan yang seragam, yang keduanya umumnya memiliki
jenis yang sama dari fungsi utilitas dan persepsi yang sama antara
sarana ekonomi dan akhirnya bermanfaat. Penggunaan lembaga
pemerintahan oleh ekonom Chicago oleh karena itu trivializes waktu
(dalam hal belajar dan koreksi kesalahan), sementara juga
membangun kondisi dimana lembaga-lembaga cenderung ke arah
derajat kesamaan yang tinggi . Artinya, kecenderungan ekonom
Chicago untuk kedua mengabaikan proses dan conflate 'alternatif'
institusi, berasal dari sumber yang sama mereka menggunakan
homo-economicus sebagai agen perwakilan.
Pandangan tertentu dari Veblen dan Hayek mewakili dua
pandangan yang berbeda tentang kapitalisme industri modern.
Namun, mereka sampai pada pandangan melalui program penelitian
bersama. Veblen dan Hayek keduanya menguji kapitalisme industri
modern dengan cara memperlihatkan perbedaan institusi/lembaga

16
alternatif. Veblen dan Hayek sangat menyetujui sebagai sifat alami
rekayasa(engineering), tetapi tidak sependapat mengenai
lembaga/institusi komersial dari kapitalisme modern. Sementara
Veblen melihat kewirausahaan dan perdagangan sebagai parasit,
Hayek dan sekutu-sekutunya melihatnya sebagai produktif. Veblen
dan Hayek tiba di kesimpulan yang berbeda sehubungan dengan
asumsi mereka mengenai karakteristik mendasar perdagangan dan
kewirausahaan. Hal ini juga diperhatikan bahwa Hayek
mengembangkan lembaga yang muncul yang tidak hanya tergantung
pada pola pikir yang berbeda, tetapi pada pengetahuan yang tidak
jelas dan implisit terhadap perilaku. Kita memahami aturan-aturan
perilaku dengan pertama-tama mengamati tindakan-tindakan kita
yang terlihat, tetapi penegasan ini sendiri didasarkan pada pemikiran
baru, aturan yang harus diamati dan dijelaskan (Hayek 1967 P60-61).
Oleh karena itu selalu ada tingkat di mana aturan-aturan yang
mengatur pikiran dan tindakan kita yang tidak dapat dijelaskan atau
secara naluri. Model Neoklasik tidak dapat sepenuhnya menjelaskan
lembaga – lembaga yang ada dunia nyata.
Vandenberg (2002) mencatat bahwa Douglass North
menggabungkan elemen-elemen Ekonomi Kelembagaan Baru dan
Lama. North memberikan pilihan yang lebih realistis untuk lembaga-
bebas ekonomi Walrasian, dimana ideologi dan sosiologis merupakan
masalah faktor utama. North menekankan pada ideologi sesuai
dengan Veblen-Hayek terutama: kebiasaan berpikir. North telah
menekankan adanya perbedaan antara berbagai jenis sistem. North
(1991) membandingkan sistem paroki '' perdagangan lokal,
swasembada, dan jaringan sosial yang padat dengan sistem
kosmopolitan perdagangan jarak jauh yang melibatkan instansi rumit
dan masalah penegakan hukum. North menekankan lebih besar pada
biaya transaksi Coasean dan masalah agency dalam analisisnya. Tapi
North sebenarnya telah bergeser ke arah Ekonomi Kelembagaan Baru
Veblen dan Hayek dengan memasukkan ideologi ke dalam analisis
sistem-sistem alternatif lembaga yang berbeda.

17
Masa Depan Ekonomi Kelembagaan
Program penelitian Veblen-Hayek telah mengalami masa
pengabaian. Ada alasan kuat untuk mengakhiri pengabaian ini.
Analisis Coasean telah dilakukan untuk menitikberatkan pada
penelitian selanjutnya, sehingga menurut Veblen-Hayek: program
mungkin menawarkan kesempatan yang lebih baik. Pendekatan
sistem-sistem alternatif yang berbeda secara mendasar mereka harus
dikombinasikan dengan membandingkan pendekatan Coasean karena
penjelasan lebih lengkap mengenai lembaga mengharuskan kita
mempertimbangkan atribut signifikan lembaga. Mengabaikan ini,
sama saja menjadikannya masalah dari program penelitian Veblen-
Hayek, sementara oleh mainstream para ekonom adalah tidak
dibenarkan, dan harus dihentikan.
Tentu saja, mainstream beberapa ekonom memiliki sikap acuh
terhadap argumen Hayekian dan Veblenian mengenai kebijakan.
Veblenians kadang-kadang dianggap terlalu berlawanan terhadap
perdagangan bebas; Hayekians dianggap sebagai terlalu
bersemangat dalam pertahanan kami perusahaan yang bebas.
Keberatan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat. Jika argumen
Veblenian atau Hayekian spesifik tidak valid, argumen ini harus diuji
tetapi tidak kemudian sekadar diabaikan. Sebagian dari alasan sikap
acuh terhadap analisis jenis Hayek Veblen mungkin dikarenakan
metode Veblen-Hayek belumlah jelas. Gagasan umum bahwa kita
harus membandingkan dan membedakan beberapa lembaga satu hal
yang memiliki manfaat dalam validitas dan kesederhanaan.
Bagaimana orang bisa setuju atau tidak terhadap sesuatu yang
begitu mudah?
Mainstream ekonom menerima analisis lembaga Coasean.
Mainstream ekonom kurang antusias mengenai proposisi bahwa
ekonomi harus memperhatikan proses nyata lengkap, psikologi, dan
budaya. Argumen dari makalah ini mengindikasikan adanya
inkonsistensi di posisi utama. Penerimaan ekonomi Coasean

18
menunjukkan bahwa bagaimanapun lembaga-lembaga pemerintahan
adalah penting. Namun, analisis komparatif Coasean gagal untuk
memberikan penjelasan lengkap tentang lembaga. Kebutuhan untuk
membandingkan dan membedakan lembaga sesuai dengan nilai yang
dimiliki oleh program penelitian Veblen-Hayek, dan hal ini
menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan lembaga
pemerintahan yang representatif dengan fungsi kegunaan dan
perilaku yang baik. Minat baru dalam pendekatan ekonomi yang
berbeda dengan evolusi lembaga alternatif adalah penting baik bagi
kemajuan akademik dan advokasi dari agenda kebijakan reformis.

19

You might also like