Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu ilmu keIslaman, Ilmu kalam sangat lah penting
untuk di ketahui oleh seorang muslim yang mana pembahasan dalam ilmu
1
http://www.almanhaj.or.id/content/1985/slash/0, hlm. 1
B. Permasalahan
1. Aliran Khawarij
2. Aliran Murji’ah
3. Aliran Qadariyah
4. Aliran Jabariyah
5. Aliran Mu’tazilah
6. Ahlussunah Wal- Jamaah
7. Aliran Syiah
8. Aliran Salafiyah
BAB II
2
Mufdil Tuhri dkk, Aliaran-Aliran dalam Ilmu Kalam, 3 Agustus 2009, 5:02 am, hal. 2
A. Aliran Khawarij.
Belum puas dengan rupa-rupa sepak terjang itu, kaum fanatik ini
lantas mengangkat senjata meletuskan perang pemberontakan di Nahrawan,
yang untungnya berhasil ditumpas. Syahristani mencatat bahwasanya dalam
Khawarij, paling tidak ada lima sekte, yakni Azariqah (pengikut Abu Rasyid
Nafi ibnu Al-Azraq), Ibadhiyah (ditokohi oleh Abdullah bin Ibadh), Najdat
Azariyah (dipimpin Najdad ibnu Amir), Ajaridah (dibawah komando Abdul
Karim bin Ajrad), dan Sufaruz Ziadiyah.
Dan siapa yang telah mengakui ”tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul-Nya”, tetapi tidak melaksanakan kewajiban-
kewajiban agama yang pokok-pokok semisal shalat, puasa, zakat, sedekah,
berlaku adil, dan lain-lain, maka ia dianggap telah berdosa besar, dan kafir.
Artinya, harus dienyahkan.3
3
M. Natsir Arsyad, Seputar Sejarah dan Muamalah, Al-Bayan, Bandung, 1993, hlm. 61-
63
4
Drs. Abuddin Nata, M.A, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta 1995. Hal. 29
J
Drs. H. M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996. Hal.
XIV
5
Ibid
Latar belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu
merupakan penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-
Qur’an, tapi ditentukan oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak
Memutuskan hukum dengan al-quran adalah kafir. Dengan demikian,
orang yang melakukan tahkim dan merimanya adalah kafir.6
Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini
selanjutnya berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang
tokoh pelaku tahkim lainnya yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin
Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu mereka berusaha keras agar dapat
membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta sejarah, hanya Ali yang
berhasil terbunuh ditangan mereka.
2. Tokoh-tokoh Khawarij
a. Sekte-sekte:
1) Al-Muhakkimah
2) Al-Azariqah
3) Al-Najdat
4) Al-baihasyiah
5) Al-Ajaridah
6) Al-Sa’Alibah
7) Al-Ibadiah
8) Al Sufriyah
b. Ajaran Pokok
7
Ibid, Hal. 104
8
Drs. Abuddin Nata, Op-cit, Hal. 30
B. Aliran Murji’ah
9
Drs. H. M. Yusran asmuni, Op-cit. Hal. 105.
10
1
DR. Abdul Rozak,M.Ag. dkk . Ilmu kalam, Bandung, CV. Pustaka setia, 2006. Hal. 51
Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau
terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan
dosa besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka
menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang
mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang
melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang
mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa
tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan
kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih
1
11
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 63-64
Pandangan mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata
arja-a yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi
pengharapan.
2. Ajaran-ajaran Murji’ah
1
12
Drs. Abuddin Nata, Op-cit , hlm. 33
1
13
Drs. H.M Yusran Asmuni, op-cit, Hal. 106
14
1
Ibid, Hal. 34
1
15
Ibid, Hal. 106
Tokoh murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali
bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits16, yang
berpendapat, bagaimanapun besarnya dosa seseorang, kemungkinan
mendapat ampunan dari tuhan masih ada. Sedangkan yang ekstrem antara
lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin Shafwan. Kelompok
ini berpendapat, sekalipun seseorang menyatakan dirinya musyrik, orang
itu tidak dihukum kafir.17
C. Aliran Qadariyah
Aliran teologi yang berpaham free will dan free act ini didirikan oleh
tiga tokoh terkemuka, yakni:
16
1
Drs. Abuddin Nata, Op-cit, Hal. 34
17
1
Drs. H.M Yusran Asmuni, op-cit, Hal. 108
1
18
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 65-66
19
1
Drs. Abuddin Nata, op-cit, hlm.
Aliran ini merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari
pada prinsip ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits
mereka tafsirkan berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu
bahwa logika itu tidak bisa menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu
hanya jalan pikiran yang menyerap hasil tangkapan panca indera yang
serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya logika dan akal pikiranlah
yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan sebaliknya.21
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298,
pokok-pokok ajaran qadariyah adalah :
20
2
Drs. H.M. Yusran Asmuni, op-cit, Hal. 109
21
2
Drs. H. Zainuddin, Ilmu Tauhid, PT Rineka Cipta, Jakarta,1992, Hal. 45
D. Aliran Jabariyah
Tokoh pendiri aliran ini ialah Al-Ja’du bin Dirham yang berasal dari
Khurasan, dibantu oleh Jaham bin Shafwan. (Versi lain menyebutkan bahwa
sebenarnya Ibnu Shafwan sendirilah pendiri aliran ini, sehingga kerap pula
disebut Jahamiyah). Tokoh terakhir ini ditawan, lantas dihabisi, dalam sebuah
pemberontakan politik menentang Bani Umayyah di Khurasan.
Nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.
Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti
menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan
perbuatan tersebutkepada Allah.24 Dan dalam bahasa inggris disebut
dengan fatalism atau predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa
perbuatan manusia di tentukan sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.
Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak
sebalum agama Islam datangke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab
23
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 66-67
24
Drs. Abuddin Nata, Op-cit, hlm. 39
Artinya: “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu”.
Sehingga, dalam realisasinya, orang yang termakan paham ini bisa menjadi
apatis dan beku hidupnya, tidak bisa berbuat apa-apa, selain berpangku
tangan, menunggu takdir Allah semata-mata dan berusahapun tidak. Karena
mereka telah berkeyakinan bahwa allah telah mentakdirkan segala sesuatu,
dan manusia tidak bisa mengusahakan sesuatu itu.
Disisi lain, aliran ini tetap berpendapat bahwa manusia tetap mendapat
pahala atau siksa karena perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya.
Paham bahwa perbuatan yang dilakukan manusia adalah sebenarnya
perbuatan tuhan tidak menafikan adanya pahala dan siksa.
Menurut paham ini manusia tidak hanya bagaikan wayang di gerakkan oleh
dalang, tetapi manusia dan Tuhan terdapat kerja sama dalam mewujudkan
suatu perbuatan, dan manusia tidak semata-mata di paksa dalam
melaksanakan perbuatannya.
E. Aliran Mu’tazilah
26
Ibid, hlm. 42
27
http://www.almanhaj.or.id/content/1985/slash/0, hlm. 8
1. Tauhid murni, Allah itu satu zat dan sifat-Nya, dan sifat-Nya itu
adalah zat-Nya sendiri.
2. Al-Wa’du dan Al-Wa’id, yakni janji bahagia bagi yang taat dan
janji ancaman bagi yang durhaka. Tuhan “tak berhak” melanggar janji-
Nya itu.
• Bahwa Al-Qur’an atau firman Allah itu baru dan merupakan makhluq
(diciptakan) serta tidak berifat qadim (langgeng) sebab adanya sesuatu
yang abadi di samping Tuhan, berarti menduakan Tuhan. Dan itu
terang syirik.
• Pengetahuan tentang baik dan buruk, juga tiada lain kecuali ia soal
akal. Dan tak ada yang diketahui salah atau benarnya sebelum akal
mencurahkan segenap pikiran mengenali perbedaannya.28
28
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 59-61
Aliran mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua
hijrah di kota basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun
sebenarnya, aliran ini telah muncul pada pertengahan abad pertama hijrah
yakni diisitilahkan pada para sahabat yang memisahkan diri atau besikap
netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada peristiwa meletusnya
perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari sejumlah
sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk
menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.
29
Drs. H. M. Yusran Asmuni. Op-cit, hlm. 114
30
Ibid, hlm. 115
31
Ibid, hlm. 117
3. Tokoh-tokoh Mu’tazilah
4) Al-Jubba’i31
30
31
Dalam soal yang bertalian dengan aspek teologis dari perbuatan atau
kehendak bebas manusia, pada masa awal-awal Islam kalangan Sunni terbagi
dua. Pertama, bahwa perbuatan manusiaadalah hasil kehendak Tuhan yang
tak bisa ditolak, perbuatan manusia sudah ditentukan, dan kehendak bebas
manusia tidak punya nilai dan makna. Kedua, bahwa manusia mandiri dalam
perbuatannya, dan itu tidak bergantung kepada kehendak Ilahi dan berada di
luar ketentuan qadar.
2. Tokoh
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al hasan al
Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi.
32
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 57-58
33
Ibid, hlm. 121
34
DR. Abdul Rozak, M.Ag. Dkk, Op-cit, hlm. 119
• Akal bisa mengetahui adanya Tuhan tapi tak dapat menentukan suatu
menjadi wajib, dan mengetahui tentang kewajiban terhadap Tuhan
diperoleh hanya lewat wahyu.
• Di dunia ini, baik atau buruk, tak dapat ada tanpa kehendak Tuhan.
Tiada sesuatu yang menjadi ada kecuali kalau Tuhan menghendaki.
• Manusia tak sanggup memperoleh sendiri apa yang baik bagi jiwanya,
atau menghindari apa yang merugikan, kecuali kehendak Allah.35
a. Pokok-pokok pemikirannya
35
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 65
36
Drs. H.M. Yusran Asmuni, Op-cit, Hal. 122
Pokok-pokok pemikirannya :
• Antrophomorphisme.38
G. Aliran Syiah
37
M. Natsir Arsyad, Op-cit, hlm. 64
38
Ibid, Hal. 128
Para pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah Abu Dzar al
Ghiffari, Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir.40
39
M. Natsir Arsyad, Op-cit,, hlm. 58-59
40
DR. Abdul Rozak, M.Ag. Dkk, Op-Cit, Hal. 89
41
Ibid, hlm. 90
42
Drs. H.M. Yusran Asmuni, Op- cit, hlm. 135
1. al Tauhid
Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa,
tunggal, tempat bergantung, segala makhluk, tidak beranak, tidak
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga
mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
2. al ‘adl
3. al Nubuwwah
4. al imamah
5. al ma’ad
H. Aliran Salafiyah
Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang
dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa
Rasul SAW, para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan
salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf.43
Istilah salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul
SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas
memahami al Qur’an dan hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan
maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat al-Qur’an sehingga tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT.44
Orang yang termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup
sebelum tahun 300 hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H
termasuk dalam kategori khalaf.
Tokoh terkenal ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya,
Ahmad, bin Muhammad bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri
dan tokoh mazhab Hambali. .
43
Ibid, Hal. 147
44
Ibid, Hal. 147
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa Islam telah hadir sebagai
pelopor lahirnya pemikiran-pemikiran yang hingga sekarang semuanya itu dapat
kita jumpai hampir di seluruh dunia. Hal ini juga dapat dijadikan alasan bahwa
Islam sebagi mana di jumpai dalam sejarah, bukanlah sesempit yang dipahami
pada umumnya, karena Islam dengan bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah
dapat berhubungan dengan pertumbuhan masyarakat luas.
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak, dkk, Ilmu kalam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2006
http://www.almanhaj.or.id/content/1985/slash/0
Nata, Abuddin, Ilmu kalam, Filsafat, dan tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1995
Taib Thahir Abdul Mu'in, Prof. K.H.M, Ilmu Kalam, Widjaja, Jakarta, Cet. III,
1975
MAKALAH
DI SUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
yang dengan rahmat, hidayah serta inayahNya yang telah dilimpahkan kepada
penulis sehingga makalah ini dapat di selesaikan, selanjutnya, Sholawat dan salam
penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
DALAM ILMU KALAM” ini disusun untuk melengkapi tugas dalam perkuliahan
kritikan yang sehat dari pembaca sekalian untuk lebih kesempurnaan makalah ini.
PENULIS