You are on page 1of 46

PENGELOLAAN DANA BANTUAN SOSIAL

KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN


HASIL PERTANIAN TAHUN 2011

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
2010
KATA PENGANTAR

Dalam tahun 2011, kebijakan alokasi anggaran belanja


pemerintah pusat, sebagai kelanjutan dan pengembangan dari
kebijakan tahun sebelumnya, diarahkan untuk merangsang kegiatan
ekonomi nasional dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi yang
inklusif, berkualitas dan berkelanjutan; memantapkan pengelolaan
keuangan negara yang prudent, transparan dan akuntabel; sesuai
dengan tema RKP tahun 2011, yaitu “Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi Pusat-
Daerah”.
Belanja bantuan sosial merupakan pengeluaran pemerintah dalam bentuk
uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan meningkaktan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat khususnya petani, yang sifatnya tidak terus-menerus dan selektif
serta mempunyai kejelasan penggunaannya. Bantuan yang dapat berupa uang atau barang
(in-cash transfers), dapat diberikan dengan syarat (conditional) atau tanpa syarat
(unconditional). Dalam implementasinya, belanja bantuan sosial dialokasikan melalui
kementerian negara/lembaga sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
Untuk memperlancar pelaksanaannya perlu menerbitkan Pedoman Pengelolaan
Dana Bantuan Sosial lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
sebagai pelengkap Pedoman Umum serta Pedoman Teknis Kegiatan Aspek Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian. Berbeda dengan Tahun Anggaran 2007, bahwa Pedoman
Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2011 ini menjelaskan bantuan sosial
dengan pola transfer uang serta pola transfer barang/jasa. Secara singkat pedoman ini
menjelaskan ruang lingkup kegiatan bantuan sosial, kriteria, pola transfer bantuan, tatacara
pencairan, pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawabannya.
Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2011 ini merupakan
acuan bagi semua pihak terkait dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, sehingga diharapkan para pelaksana di
lapangan dapat memanfaatkan anggaran secara berdaya guna dan berhasil guna serta
memperhatikan kaidah administrasi dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian akan
tecapai tertib administrasi dan terhindar dari kekeliruan. Daerah diberikan keleluasaan untuk
menjabarkan lebih lanjut ke dalam bentuk Juklak oleh tim teknis Provinsi dan Juknis yang
disusun oleh tim teknis Kabupaten/Kota sesuai dengan keragaman kondisi setempat.
Disadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna, sehingga diharapkan

i
adanya saran dan masukan dari berbagai pihak guna perbaikan serta penyempurnaannya.
Demikian kiranya Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial lingkup Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan
penuh tanggungjawab.

Jakarta, Desember 2010


Direktur Jenderal PPHP,

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc


NIP. 19520428 197803 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………… i
DAFTAR ISI ……………… iii
DAFTAR LAMPIRAN ……………… iv
I. PENDAHULUAN ……………… 1
A. Latar Belakang ……………… 1
B. Tujuan ……………… 3
C. Pengertian dan Istilah ……………… 3
II. RUANG LINGKUP DAN KRITERIA ……………… 6
A. Ruang Lingkup ……………… 6
B. Kriteria Kelompok Sasaran ……………… 7
III. POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL ……………… 8
A. Transfer Uang ……………… 8
B. Transfer Barang/Jasa ……………… 8

IV. PERSIAPAN ADMINISTRASI ……………… 10


A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) ……………… 10
B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan ……………… 10
Sosial
C. Pembuatan Rekening Kelompok ……………… 11
D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok ……………… 11
(RUKK)
E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah Kerjasama ……………… 11
V. MEKANISME TRANSFER DANA ……………… 12
A. Permohonan Pencairan Dana ……………… 12
B. Penerbitan SPP dan SPM ……………… 13
C. Penerbitan SP2D ……………… 13
D. Skema Pencairan Dana ……………… 13
VI. PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA ……………… 15
A. Penarikan Dana oleh Ketua Kelompok Sasaran ……………… 15
B. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana ……………… 15
C. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan ……………… 15
D. Serah Terima Hasil ……………… 16
VII. PEMBINAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ……………… 17
A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial ……………… 17
B. Pertanggungjawaban ……………… 17
VIII. PENUTUP ……………… 19
………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Contoh Surat Keputusan Kuasa Pengguna ………. 21
Anggaran tentang Penetapan Koordinator
Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial
Lampiran 2 : Contoh Surat Keputusan Kuasa Pengguna ………. 25
Anggaran tentang Penetapan Kelompok
Sasaran Bantuan Sosial
Lampiran 3 : Contoh Surat Usulan Pencairan Dana Bantuan ………. 29
Sosial
Lampiran 4 : Contoh Surat Perjanjian Kerjasama ………. 32
Lampiran 5 : Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil ………. 38
Pekerjaan
Lampiran 6 : Contoh Berita Acara Serah Terima ………. 40
Pengelolaan

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
APBN Tahun Anggaran 2011 merupakan tahun ketujuh dari pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengatur pola
penganggaran terpadu (unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget).
Secara bertahap implementasi anggaran terpadu berbasis kinerja dimaksud dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus didasarkan pada indikator kinerja,
sehingga program pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan
akuntabel.
Dalam kerangka pengembangan ekonomi nasional, peran sektor pertanian sangat
strategis dan memiliki kaitan kuat di hulu dan hilir. Namun demikian peran strategis
tersebut belum secara optimal mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta,
antara lain karena berbagai kendala permasalahan aktual yang berkaitan dengan
pemanfaatan peluang ekonomi yang dapat membawa perubahan dan dinamisasi
kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak saja memerlukan
pendekatan teknis seperti yang telah diterapkan selama ini, tetapi juga pendekatan sosial
budaya (socio-cultural) yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan pola
kerja.
Untuk mendukung proses perubahan tersebut, maka peran pemerintah yang dapat
dilakukan antara lain melalui:
1. Pembangunan/perbaikan infrastruktur pertanian, termasuk infrastruktur perbenihan,
riset dan sebagainya.
2. Penguatan usaha kelembagaan petani melalui penumbuhan dan penguatan kelompok
tani dan gabungan kelompok tani.
3. Perbaikan penyuluhan melalui penguatan lembaga penyuluhan dan tenaga penyuluh.
4. Fasilitasi pembiayaan pertanian melalui perluasan akses petani ke sistem
pembiayaan.
5. Penciptaan sistem pasar pertanian yang menguntungkan petani/peternak.
6. Pengembangan kapasitas pelaku agribisnis melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Peningkatan Pemantapan Ketahanan Pangan Masyarakat.

Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama di tingkat usahatani


yaitu keterbatasan modal petani, serta lemahnya organisasi usaha petani dan jejaring
kerjanya sehingga akses informasi menjadi terkendala. Kementerian Pertanian sudah

1
sejak lama merintis pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai kegiatan
pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan masyarakat pertanian
dilaksanakan melalui pendampingan kelompok sekaligus penyaluran Dana Bantuan
Sosial. Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial tersebut dilakukan dalam rangka pemantapan
kelembagaan kelompok sehingga menjadi lembaga mandiri yang dapat mengelola
sumberdaya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dan sosial dalam
pembangunan pertanian. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat merangsang
tumbuhnya kelompok usaha dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan
pertanian di perdesaan yang akan menjadi embrio tumbuhnya lembaga usaha petani yang
kokoh di kawasan pembangunan pertanian.
Menunjuk pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 104/PMK.02/2010 tentang
Petunjuk Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-
KL) Tahun Anggaran 2011 serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 91/PMK.06/2007
tentang Bagan Akun Standar, maka dimungkinkan adanya penyaluran suatu dana ke
masyarakat secara langsung guna membiayai program pembangunan. Pola yang
dimaksud adalah dengan memanfaatkan jenis belanja bantuan sosial yang didefinisikan
sebagai bantuan melalui transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
Sesuai dengan definisinya, penganggaran menggunakan mata anggaran keluaran
(MAK) Bantuan Sosial dapat direalisasikan melalui transfer dalam bentuk uang, barang
atau jasa tergantung pada kebijakan yang diambil. Dalam rangka pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, bantuan sosial yang dimaksud sebagian besar
diarahkan pada pola transfer uang melalui rekening kelompok sebagai pelaksana kegiatan
di lapangan. Namun terdapat beberapa kegiatan dimana pola bantuan sosial kebijakannya
dilaksanakan melalui transfer barang/jasa, dalam situasi bahwa komponen kegiatan yang
dimaksud memang benar-benar tidak dapat ditangani oleh petani/kelompok tani selaku
kelompok sasaran penerima bantuan.
Bantuan sosial melalui pola transfer uang dilaksanakan dengan mentransfer dana
bantuan sosial langsung kepada kelompok sasaran sehingga secara langsung dapat
dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan yang telah diprogramkan. Prasyarat yang
dibutuhkan antara lain melalui pembukaan rekening kelompok, penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK), mekanisme transfer melalui penerbitan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) serta Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) serta pemanfaatan dana bantuan sosial oleh kelompok sasaran.
Sedangkan bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa dilaksanakan melalui
mekanisme pengadaan barang/jasa sesuai dengan mengacu kepada Peraturan Presiden

2
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dilaksanakan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ataupun Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Barang/jasa yang sudah diadakan oleh KPA/PPK untuk selanjutnya disalurkan atau
diserahkan kepada kelompok sasaran selaku penerima bantuan sosial.

Penyaluran bantuan sosial baik melalui pola transfer uang maupun pola transfer
barang/jasa dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya pengawalan, pendampingan serta
pembinaan oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagai petugas lapangan.
Pengawalan, pendampingan dan bimbingan oleh petugas lapangan tersebut tidak terbatas
dari aspek teknis tetapi juga mencakup aspek adminstrasi dan pertanggungjawabannya.
Untuk itu penyusunan Buku Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial diharapkan dapat
sebagai petunjuk dan panduan bagi para petugas di lapangan dengan harapan akan dapat
meminimalisir kekeliruan serta kesalahan dalam pertanggungjawaban pengelolaan
anggaran.

B. Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial ini
adalah untuk :
1. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana dari mata anggaran keluaran (MAK)
Belanja Bantuan Sosial (Sub MAK Belanja Lembaga Sosial Lainnya).
2. Memberikan petunjuk bagi petugas di lapangan berkaitan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan meliputi penyiapan usulan kegiatan dan dokumen serta
blanko-blanko yang diperlukan.
3. Memberikan acuan dan panduan administrasi serta pertanggungjawaban keuangan
pada setiap tahap pekerjaan.
4. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi keuangan berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

C. Pengertian dan Istilah


Dalam buku pedoman ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian
menyangkut aspek teknis maupun aspek administrasi keuangan, oleh karena itu perlu
dijabarkan lebih lanjut berkaitan dengan istilah-istilah yang dimaksud.
1. Penanggungjawab Kegiatan Bantuan Sosial
Kepala Dinas yang membidangi Pertanian Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dan
bertanggungjawab untuk wilayah kerjanya masing-masing, untuk selanjutnya dalam
buku pedoman ini disebut dengan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Koordinator Lapangan/Tim Teknis

3
Petugas/staf teknis yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota dengan tugas
melakukan pengawalan dan memberikan arahan baik teknis maupun administrasi
kepada kelompok sasaran bantuan sosial.
3. Kelompok Sasaran Bantuan Sosial Masyarakat atau kelompok masyarakat termasuk
petani/kelompok tani penerima dana bantuan sosial yang terpilih melalui identifikasi
calon petani/calon lokasi (CP/CL).
4. Alat dan Mesin Pertanian
Bangunan dan alsintan di tingkat desa/tingkat usaha tani baik alsintan untuk
mendukung pembangunan pertanian baik subsektor tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan maupun peternakan.
5. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)
Merupakan rincian usulan kegiatan kelompok yang bersisi komponen bahan/material
atau konstruksi yang disusun melalui musyawarah kelompok yang nantinya dipakai
sebagai dasar pencairan dan pembelanjaan dana bantuan sosial.
6. Bantuan Sosial atau disingkat Bansos
Merupakan jenis mata anggaran keluaran (MAK) dalam bentuk transfer uang, barang
atau jasa yang diberikan langsung kepada masyarakat dan atau lembaga
kemasyarakatan non pemerintah guna melindungi dan mengantisipasi kemungkinan
terjadinya resiko sosial sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan
secara mandiri.
7. Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk pengeluaran atau belanja pemerintah pusat
yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, belanja
sosial dan dana cadangan umum.
8. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian
negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Pertanian / Gubernur / Bupati / Walikota.
9. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4)
Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian/
Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengujian SPP yang diterima dari
bendahara pengeluaran dan menerbitkan / menandatangani Surat Perintah
Membayar (SPM).
10. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna

4
Anggaran yang tugasnya membantu Kuasa Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan anggaran sesuai dengan unit kerjanya.
11. Bendahara
Orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menerima,
menyimpan, dan membayar / penyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara/daerah.
12. Bendahara Pengeluaran
Orang yang ditunjuk dengan Keputusan Menteri Pertanian/ Gubernur/Bupati/Walikota
untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara / lembaga /
satuan kerja perangkat daerah.
13. Pembukuan
Kegiatan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang.
14. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk
selanjutnya diteruskan kepada pejabat Penerbit Penguji dan Perintah Pembayaran
guna diterbitkan SPM berkenaan.
15. Surat Perintah Membayar (SPM)
Dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
16. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
Dokumen yang dikeluarkan oleh KPPN setelah melakukan pengujian terhadap SPM
yang diterima dari Satker.
17. Dana Tugas Pembantuan
Merupakan dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian anggaran kementerian
negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran
kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.
18. Dana Dekonsentrasi
Merupakan dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian anggaran
kementerian/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran
kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi.

5
BAB II
RUANG LINGKUP DAN KRITERIA

A. Ruang Lingkup
Buku pedoman ini disusun sebagai acuan pola bantuan sosial dalam lingkup
kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Kegiatan bantuan sosial tersebut
antara lain berkaitan dengan batasan serta ruang lingkup sebagai berikut :
a. Jenis dan macam kegiatan dengan pola bantuan sosial
Kegiatan yang dilaksanakan lingkup Kementerian Pertanian yang dananya ditampung
pada DIPA Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota pos belanja Bantuan Sosial pada DIPA
TA. 2011 adalah sebagai berikut:

1. Bantuan sosial dalam rangka Revitalisasi Penggilingan Padi


2. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Agroindustri Tepung Berbahan Baku
Lokal
3. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Agroindustri Hortikultura dan
Biofarmaka
4. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Agroindustri Hasil Perkebunan
(bokar, kelapa, minyak atsiri, mete, gambir, tebu dan gula aren)
5. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Mutu Kopi dan Kakao Fermentasi
6. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Agroindustri Hasil Peternakan (susu,
pakan ternak dan daging)
7. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Grading dan Packaging House
8. Bantuan sosial dalam rangka Optimalisasi Sub Terminal Agribisnis
9. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Pasar Tani
10. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Cold Storage
11. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Pengeringan dan Pergudangan
Jagung
12. Bantuan sosial dalam rangka Penguatan Modal Usaha Kelompok
13. Bantuan social dalam rangka Pengembangan Usaha dan Rantai
Pemasaran
14. Bantuan sosial dalam rangka Pengembangan Lembaga Mandiri Yang Mengakar
di Masyarakat (LM 3)

b. Pola transfer bantuan sosial


Bantuan sosial yang dimaksud dalam Pedoman ini adalah bantuan sosial
dengan transfer uang kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani. Sedangkan

6
untuk transfer dalam bentuk barang mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bantuan sosial dalam
lingkup kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dilaksanakan melalui pola
transfer uang ke rekening ketua kelompok sasaran dan pola transfer barang/jasa
kepada kelompok sasaran serta kombinasi antara pola transfer uang dan transfer
barang/jasa dengan mempertimbangkan aspek teknis di lapangan.

c. Tindak lanjut pemanfaatan bantuan sosial


Bantuan sosial dalam lingkup program pengolahan dan pemasaran hasil tidak
menggunakan pola perguliran mengingat bahwa bantuan tersebut sifatnya adalah
dalam rangka investasi.

B. Kriteria Kelompok Sasaran


Penerima bantuan sosial adalah masyarakat dan atau kelompok masyarakat/
petani yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota
berdasarkan kriteria sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Teknis masing-masing
kegiatan. Kelompok terpilih penerima bantuan sosial didapatkan melalui proses seleksi
(identifikasi CP/CL) dengan kriteria bahwa tujuan bantuan sosial tersebut dalam rangka
meningkatkan nilai tambah, daya saing produk pertanian. Oleh karena itu bantuan sosial
dalam lingkup pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ditujukan dalam
rangka investasi pada usaha-usaha produktif bidang pertanian guna peningkatan nilai
tambah, daya saing, penciptaan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan
kelompok/petani.
Tahapan identifikasi CP/CL sebagai langkah penetapan kelompok sasaran
menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan kegiatan pengelolaan dana
bantuan sosial serta keberhasilan kegiatan secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan
kecermatan dalam penetapan batasan dan kriteria menyangkut penetapan kelompok
sasaran ini. Dalam melaksanakan kegiatannya, kelompok sasaran bantuan sosial
dibimbing dan didampingi oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis agar tercapai output yang
diharapkan.

7
BAB III
POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL

Seperti telah diuraikan secara singkat menyangkut pola transfer bantuan sosial,
maka dalam hal kegiatan pengolahan dan pemasarn hasil pertanian terdapat 2 (dua) pola
transfer yaitu melalui transfer uang dan transfer barang/jasa.

A. Transfer Uang
Prinsip bantuan sosial melalui pola transfer uang pada dasarnya adalah penyampaian
bantuan berupa uang kepada kelompok sasaran. Bantuan uang tersebut untuk selanjutnya
dibelanjakan oleh kelompok sasaran sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok
(RUKK) yang telah mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pola
transfer uang ini dilaksanakan melalui tahapan administrasi sebagai berikut :
a. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL).
b. Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial.
c. Pembukaan rekening kelompok.
d. Penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok (RUKK).
e. Pembuatan dan penadatanganan naskah perjanjian kerjasama antara KPA/PPK
dengan Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial.
f. Permohonan pencairan dana bantuan sosial dari Ketua Kelompok Sasaran kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
g. Persetujuan pencairan dana bantuan sosial.
h. Pengurusan transfer dana ke rekening kelompok sasaran.
i. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok Penerima Bantuan
Sosial pada bank yang telah ditetapkan.
j. Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial.
k. Pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
l. Serah terima hasil pekerjaan fisik.
m. Pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan kegiatan.

B. Transfer Barang/Jasa
Bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa mempunyai sasaran akhir yang
sama dengan pola transfer uang yaitu memberikan bantuan langsung kepada kelompok
sasaran dalam rangka mengantisipasi adanya resiko sosial di masyarakat. Berbeda
dengan pola transfer uang, bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa dilaksanakan
dengan cara pengadaan barang/jasa terlebih dahulu oleh Kuasa Pengguna

8
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitemen (KPA/PPK) yang untuk selanjutnya
disalurkan/diserahkan kepada kelompok sasaran sebagai bantuan sosial. Jenis
barang/jasa yang disalurkan kepada kelompok sasaran tergantung pada kebutuhan di
lapangan serta program yang direncanakan.
Sedangkan mekanisme pengadaan barang/jasa dalam rangka bantuan sosial
adalah sesuai dengan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.Pengadaan yang dimaksud dapat melalui pola Penunjukan Langsung,
Pemilihan Langsung ataupun Pelelangan sesuai dengan nilai/pagu anggarannya serta
kriterianya.

Pola transfer barang/jasa dalam rangka bantuan sosial sedikit berbeda dengan
pola transfer uang. Tahapan administrasi yang harus ditempuh antara lain meliputi :
a. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL).
b. Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial.
c. Proses pengadaan paket bantuan sosial oleh KPA/PPK.
d. Penyaluran dan serah terima paket bantuan sosial kepada kelompok sasaran.
e. Pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok sasaran.
f. Pertanggungjawaban dan pelaporan kegiatan.

Dalam buku pedoman ini, uraian pada Bab IV, Bab V dan Bab VI akan
menjelaskan mekanisme dan tata urutan administrasi yang harus dilakukan berkaitan
dengan bantuan sosial melalui pola transfer uang. Sedangkan untuk bantuan sosial
melalui transfer barang/jasa penjelasannya secara rinci dijelaskan pada buku pedoman
pengadaan barang/jasa.

9
BAB IV
PERSIAPAN ADMINISTRASI

Pencapaian fisik kegiatan bantuan sosial melalui pola transfer uang sangat penting
diikuti dengan persiapan administrasi secara baik dan benar. Untuk itu tertib administrasi
termasuk didalamnya adalah mempersiapkan adminsitrasi penyaluran bantuan sosial
secara benar, antara lain meliputi kegiatan identifikasi CP/CL (calon petani/calon lokasi),
penetapan kelompok sasaran, pembuatan rekening kelompok, penyusunan rencana
usulan kegiatan kelompok serta pembuatan dan penandatanganan naskah perjanjian
kerjasama.

A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL)


Kegiatan persiapan yang sangat menentukan adalah berkaitan dengan identifikasi
calon petani dan calon lokasi (CP/CL). Keberhasilan pelaksanaan CP/CL sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian petugas lapangan dalam memilih petani serta
lokasi guna melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Kata kunci keberhasilan
penetapan CP/CL ini apabila petugas lapangan bekerja semata-mata dilandasi dengan
profesional dan obyektif. Sedangkan kriteria teknis pelaksanaan identifikasi CP/CL
seluruhnya disesuaikan dengan pedoman teknis masing-masing kegiatan.

B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial


Penetapan kelompok sasaran ditetapkan atas dasar hasil identifikasi CP/CL
sehingga kelompok sasaran penerima bantuan sosial adalah benar-benar merupakan
kelompok yang membutuhkan bantuan sesuai dengan persyaratan teknis sebagaimana
tertuang dalam Pedoman Teknis masing-masing kegiatan. Untuk legalitasnya maka
Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial ini ditetapkan melalui Keputusan Kepala
Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau bahkan
dapat dimungkinkan ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Khusus bantuan sosial dalam rangka
kegiatan padat karya, Ketua Kelompok Pelaksana Padat Karya adalah sebagai penerima
transfer dana sehingga tidak perlu menetapkan Ketua Kelompok lagi. Contoh Surat
Keputusan KPA tentang Penetapan Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial dan
Surat Keputusan KPA tentang Penetapan Kelompok Sasaran Bantuan Sosial
sebagaimana dalam lampiran 1 dan lampiran 2.

10
C. Pembuatan Rekening Kelompok
Rekening kelompok diperlukan untuk menerima transfer dana dalam rangka
kegiatan bantuan sosial ini. Rekening kelompok yang dimaksud merupakan rekening
bersama antara Ketua Kelompok dengan Kepala Dinas Provinsi/Kabupeten/ Kota selaku
KPA, dalam bentuk rekening tabungan pada Bank Pemerintah terdekat (Kantor
Cabang/Unit BRI atau Bank Pos). Pencairan dana yang masuk rekening, penarikannya
dipersyaratkan melalui bukti penarikan yang ditandatangani bersama oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan Ketua Kelompok Sasaran Bantuan Sosial.
Selesai pembukaan rekening, maka nomor rekening segera dilaporkan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pembuat Komiten (PPK).

D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)


Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) perlu disusun secara bersama-sama
melalui musyawarah anggota kelompok dengan bimbingan Koordinator Lapangan atau Tim
Teknis. Secara garis besar RUKK berisi tentang :
- Rincian jenis bahan/material atau jenis pekerjaan yang akan diadakan/ dibutuhkan
dalam rangka bantuan sosial.
- Satuan dan volume bahan/material atau jenis pekerjaan bantuan sosial.
- Harga satuan dan jumlah harga bahan/material atau pekerjaan komponen bantuan
sosial, dengan catatan bahwa harga yang dimaksud merupakan harga franko lokasi
sehingga perlu diperhitungkan biaya transport dan pengeluaran lainnya.
RUKK nantinya dipakai sebagai dasar usulan/permohonan pencairan dana
bantuan sosial kepada pemegang anggaran (PPK/KPA) yang untuk selanjutnya digunakan
sebagai dasar pembuatan naskah kerjasama pemanfaatan dana bantuan sosial antara
Ketua Kelompok Sasaran dengan Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran
(PPK/KPA). Contoh rincian RUKK sebagaimana dalam lampiran 3.

E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama


Kelompok sasaran penerima bantuan sosial perlu diikat dalam bentuk naskah
perjanjian kerjasama pemanfaatan dana dan pelaksanaan kegiatan. Perjanjian kerjasama
merupakan ikatan hukum yang memayungi penggunaan dan pemanfaatan dana
pemerintah oleh masyarakat atau kelompok masyarakat. Perjanjian kerjasama yang
dimaksud adalah antara Ketua Kelompok Penerima Bantuan Sosial dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) serta diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA.
Contoh naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan dana bantuan sosial sebagaimana
dalam lampiran 4.

11
BAB V
MEKANISME TRANSFER DANA

Hal yang paling pokok berkaitan dengan bantuan sosial melalui transfer dana/uang
adalah menyangkut mekanisme transfer sehingga dana/uang yang dibutuhkan dalam
rangka bantuan sosial dapat diterima segera oleh kelompok sebagai pelaksana bantuan
sosial. Mekanisme transfer ini menjelaskan tentang permohonan pencairan sampai
dengan proses transfer ke rekening ketua kelompok penerima bantuan sosial.

A. Permohonan Pencairan Dana


Permohonan pencairan dana bantuan sosial diajukan oleh Ketua kelompok
sasaran penerima bantuan kepada pemegang anggaran (PPK/KPA) melalui tahapan
sebagai berikut :

1. Ketua Kelompok Sasaran penerima bantuan sosial membuat surat Usulan/


Permohonan Pencairan Dana dilampiri dengan Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok (RUKK) untuk diajukan kepada pemegang anggaran (KPA/PPK)
melalui Koordinator Lapangan/Tim Teknis. Berkas surat permohonan pencairan
dana setidaknya mencantumkan secara jelas meliputi :
- Nama Kelompok Sasaran.
- Nama Ketua Kelompok dan Susunan Anggota Kelompok.
- Nomor rekening kelompok.
- Nama Bank (BRI Cabang/Unit atau Bank Pos).
- Jumlah dana bantuan sosial yang akan ditransfer dan kuitansi yang telah
ditandatangani oleh Ketua Kelompok.
- Keterangan lainnya berkaitan dengan mekanisme penggunaan dana dan
operasional kegiatan di lapangan.
2. Surat permohonan beserta RUKK oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis
dilakukan penelitian serta penelaahan lebih lanjut menyangkut kebenaran dan
keabsahannya.
3. Setelah dilakukan penelitian/penelaahan, surat permohonan beserta RUKK untuk
selanjutnya diteruskan kepada PPK guna mendapatkan koreksi dan persetujuan.
4. Surat permohonan beserta RUKK yang sudah dikoreksi oleh PPK untuk
selanjutnya diajukan ke KPA sebagai dasar untuk proses selanjutnya. Contoh
surat usulan/permohonan pencairan dana bantuan sosial kepada Kuasa

12
Pengguna Anggaran (KPA) sebagaimana dalam lampiran 3.

B. Penerbitan SPP dan SPM


Mekanisme pembuatan/penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) mengikuti aturan yang berlaku sebagaimana
tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-
57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rincian mekanisme penerbitan
SPP dan SPM melalui prosedur sebagai berikut :
1. Apabila surat permohonan beserta RUKK yang diajukan telah dianggap lengkap
dan benar, maka KPA memerintahkan Bendahara untuk mempersiapkan SPP.
2. Setelah SPP ditandatangani oleh KPA untuk selanjutnya diteruskan ke Pejabat
Penguji dan Perintah Pembayaran (P4).
3. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4), berkas SPP diteliti atas
kelengkapan data serta dokumen pendukungnya dan untuk selanjutnya sebagai
dasar penerbitan SPM.
4. SPM untuk selanjutnya diteruskan ke KPPN guna penerbitan SP2D.

C. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)


Tata urutan dan mekanisme penerbitan SP2D oleh KPPN dilaksanakan melalui
prosedur sebagai berikut :
1. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4), SPM diajukan ke KPPN
dimana petugas loket penerimaan berkas SPM di KPPN memeriksa kelengkapan
berkas, mengisi check list, mencatat dalam Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM
dan meneruskan check list serta kelengkapan berkas SPM ke Seksi
Perbendaharaan untuk proses lebih lanjut dalam rangka penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D).
2. SP2D digunakan sebagai dasar transfer dana bantuan sosial ke dalam rekening
Ketua Kelompok Sasaran penerima bantuan sosial.

D. Skema Pencairan Dana


Skema dan tata urutan pencairan dana bantuan sosial melalui mekanisme transfer
uang digambarkan pada halaman berikut :

13
Gambar I.
Keterangan skema :
1. Ketua Kelompok Sasaran Bantuan Sosial mengajukan Surat Permohonan
Pencairan Dana dilampiri Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) kepada
pemegang anggaran (PPK/KPA) melalui Koordinator Lapangan/Tim Teknis.
2. Surat permohonan beserta RUKK oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis
dilakukan penelitian/penalaahan lebih lanjut sebelum diteruskan ke PPK.
3. Oleh PPK, konsep surat dan RUKK dipelajari dan ditelaah menyangkut kebenaran
dan keabsahannya.
4. Surat permohonan dan RUKK untuk selanjutnya diajukan ke Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) yaitu Kepala Dinas Kabupaten/Kota sebagai dasar
pembuatan/penerbitan SPP.
5. SPP yang diterbitkan oleh KPA selanjutnya diajukan ke Pejabat Penguji dan
Perintah Pembayaran (P4) sebagai dasar penerbitan SPM.
6. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran, SPM diajukan ke KPPN guna
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
7. SP2D tersebut sebagai dasar transfer dana kepada Ketua Kelompok Sasaran
penerima bantuan sosial.

14
BAB VI
PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA

A. Penarikan Dana oleh Ketua Kelompok Sasaran


Tata urutan penarikan dana bantuan sosial pada bank yang ditunjuk dilakukan
sebagai berikut :
1. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial pada bank yang telah ditunjuk hanya
dapat dilakukan oleh Ketua Kelompok Sasaran setelah bukti penarikan
ditandatangani bersama dengan KPA.
2. Proses penarikan/pencairan dana bantuan sosial dapat dilakukan secara bertahap
ataupun sekaligus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
3. Menyangkut jumlah dana yang ditarik/dicairkan, selain atas dasar kebutuhannya
maka Ketua Kelompok Sasaran perlu mempertimbangkan aspek efisiensi dan
aspek keamanan.

B. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana


Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dana bantuan sosial yang
telah ditarik/dicairkan, agar sesegera mungkin dibelanjakan sesuai dengan
peruntukannya.
2. Pemanfaatan dana pada dasarnya merupakan pembelanjaan dana bantuan sosial
oleh Ketua Kelompok atau petugas yang ditunjuk sesuai dengan RUKK dengan
prinsip transparan, efisien dan efektif.
3. Pembelanjaan dana bantuan sosial mutlak harus dilengkapi dengan bukti
pengeluaran berupa kuitansi/bon pembelanjaan.
4. Kuitansi/bon pembelanjaan untuk selanjutnya dicatat/dibukukan dan bukti-bukti
tersebut diarsipkan dengan baik dan digunakan untuk keperluan
pertanggungjawaban.

C. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan


Realisasi pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan dalam bantuan sosial
merupakan tahapan yang paling pokok dari proses penyaluran dana kepada kelompok
sasaran. Hal terpenting untuk diperhatikan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan fisik di
lapangan antara lain :
1. Acuan teknis pelaksanaan fisik bantuan sosial adalah Pedoman Teknis masing-

15
masing kegiatan.
2. RUKK adalah acuan pembelanjaan dan penggunaan dana bantuan sosial yang
dilaksanakan oleh Kelompok Sasaran penerima bantuan.
3. Adanya perubahan pelaksanaan fisik di lapangan (pekerjaan tambah kurang)
sangat dimungkinkan terutama menyangkut realisasi RUKK dan dapat
dilaksanakan dengan syarat dilaporkan serta mendapatkan persetujuan dari
pemegang anggaran (KPA/PPK).

D. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Pelaksanaan bantuan sosial dianggap selesai apabila pekerjaan lapangan telah


seluruhnya dikerjakan sesuai dengan Pedoman Teknis yang dilaksanakan menggunakan
acuan RUKK. Batas akhir pelaksanaan keseluruhannya tetap berpedoman pada disiplin
penganggaran yaitu paling lambat diselesaikan pada 31 Desember pada akhir tahun
anggaran. Ketentuan umum bentuk pertanggungjawaban fisik dituangkan dalam bentuk
Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dan contoh Berita Acara sebagimana dalam
lampiran 5.

16
BAB VII
PEMBINAAN DAN PERTANGUNGJAWABAN

Pembinaan dan pelaporan dalam rangka pelaksanaan bantuan sosial menjadi hal
penting mengingat bahwa bantuan sosial utamanya adalah proses transfer dan/uang
ataupun barang/jasa kepada kelompok sasaran. Pembinaan khususnya diarahkan pada
aspek administratip maupun aspek pelaksanaan teknis di lapangan mengingat bahwa dana
yang digunakan merupakan dana pemerintah yang mutlak harus ada
pertanggungjawabannya. Dalam hal ini peran Koordinator Lapangan/Tim Teknis sangat
dibutuhkan dan bertindak melakukan pengawalan serta pendampingan terhadap kelompok
sasaran, mulai dari persiapan sampai dengan operasional pelaksanaan serta
pertanggungjawaban bantuan sosial.

A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial


Pembinaan dan pengendalian dilaksanakan oleh petugas terkait, khususnya dari
jajaran Kementerian Pertanian dari Tingkat Pusat sampai ke Tingkat Kecamatan/Lapangan.
Pembinaan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-
masing. Pembinaan dan bimbingan yang paling penting adalah dilakukan oleh Koordinator
Lapangan/Tim Teknis sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan
petani/kelompok tani selaku penerima bantuan sosial baik dalam bentuk uang maupun
barang/jasa.
Pembinaan dan pengendalian yang dilaksanakan lebih cenderung merupakan
bentuk pengawalan dan pendampingan menyangkut aspek teknis dan aspek administrasi
sehingga bantuan sosial yang disalurkan dapat memberikan manfaat sesuai dengan
sasaran yang diharapkan. Pengawalan dan pendampingan teknis dimaksudkan untuk
tercapainya kualitas output dalam bentuk fisik pekerjaan, sedangkan pengawalan dan
pendampingan menyangkut aspek adminsitrasi agar dicapai tertib adminsitrasi keuangan
dan pertanggungjawaban.

B. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban baik fisik/teknis maupun adminsitrasi adalah merupakan
tahapan terakhir dalam rangka pelaksanaan bantuan sosial baik melalui pola transfer uang
maupun transfer barang/jasa. Secara umum ketentuan pertanggungjawaban yang benar
adalah tercapainya fisik/output kegiatan serta dipenuhinya ketentuan adminsitrasi keuangan.

Melalui pola transfer uang, pertanggungjawaban perlu disusun dalam bentuk tata urutan
arsip meliputi :
17
1. SK Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial.
2. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
3. Naskah Perjanjian Kerjasama antara KPA/PPK dengan Ketua Kelompok Sasaran
Penerima Bantuan Sosial.
4. Surat Permohonan Pencairan Dana Bantuan Sosial dari Ketua Kelompok Sasaran
kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
5. Bukti penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok dalam bentuk
copy buku tabungan.
6. Bukti pembelanjaan dana bantuan sosial dalam bentuk bon, kuitansi serta bukti sah
lainnya.
7. Bukti pelaksanaan pekerjaan fisik dalam bentuk dokumentasi dan foto-foto lengkap
(sebelum, sedang dan sesudah pekerjaan lapangan).
8. Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Fisik.

Dokumen pertanggungjawaban tersebut di atas dibuat dalam bendel/file, dokumen


asli diserahkan ke KPA/PPK melalui Koordinator Lapangan/Tim Teknis, sedangkan copy
dokumen disimpan oleh Ketua Kelompok.

Sedangkan pelaksanaan bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa, bentuk


pertanggungjawabannya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan pola transfer uang.
Bentuk pertanggungjawaban dengan pola transfer barang/jasa dikelompokkan menjadi 2
(dua) bagian yaitu :
a. Pertanggungjawaban yang berada di pada KPA/PPK, yaitu berupa administrasi
pengadaan sesuai mekanisme dan tata urutan pengadaan barang/jasa.
b. Pertanggungjawaban yang berada pada Ketua Kelompok Sasaran penerima bantuan
sosial antara lain meliputi :
1. Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Barang/Jasa yang menjadi paket
bantuan sosial antara KPA/PPK kepada Ketua Kelompok Sasaran (contoh
Berita Acara sebagaimana dalam Lampiran 6).
2. Bukti pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok sasaran.
3. Pelaporan kegiatan.

18
BAB VIII
PENUTUP

Sasaran utama kegiatan dari belanja bantuan sosial adalah dalam rangka
pemberdayaan petani/kelompok tani khususnya untuk mendukung program dan kegiatan
pengelolaan lahan dan air. Pola bantuan sosial kepada petani/kelompok tani dilaksanakan
dengan 2 (dua) pola yaitu melalui pola transfer uang/dana serta pola transfer barang/jasa.
Kedua pola ini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik kegiatan dan merupakan kebijakan
pusat yang pelaksanaannya diserahkan kepada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan aspek teknis maupun adminsitratif.
Khusus bantuan sosial dengan pola transfer dana/uang langsung ke rekening
kelompok selain cepat juga dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat
lebih luwes sesuai kebutuhan petani/kelompok tani selaku kelompok sasaran sehingga
memungkinkan adanya penyesuaian di lapangan. Dengan demikian kebutuhan riil
petani/kelompok tani dapat dipenuhi serta mereka akan merasa dilibatkan secara langsung
mulai dari proses perencanaan kegiatan sampai dengan tahap pelaksanaan.
Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa yang terpenting adalah
adanya identifikasi secara cermat menyangkut spesifikasi kebutuhan barang/jasa bagi
kelompok sasaran. Kesalahan identifikasi kebutuhan kelompok sasaran akan menjadi titik
awal permasalahan di lapangan, dimana bantuan barang/jasa dapat saja menjadi kurang
optimal untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan.
Baik melalui pola transfer uang maupun tranfer barang/jasa, maka untuk
mengoptimalkan bantuan sosial serta dalam rangka untuk mengatasi persoalan yang
muncul di lapangan, peran pengawalan dan pendampingan oleh Koordinator Lapangan/Tim
Teknis sangat diperlukan. Koordinator Lapangan/Tim Teknis diharapkan dapat menjadi
motivator dan fasilitator pelaksanaan bantuan sosial tersebut.
Dalam proses pembelanjaan, bantuan sosial dengan pola transfer uang sangat
dimungkinkan adanya efisiensi dimana terdapat kelebihan dana walaupun fisik
pembelanjaan secara keseluruhan telah dilaksanakan. Hal ini merupakan prestasi
petani/kelompok tani dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga sisa pembelanjaan dana
bantuan sosial dapat saja dimanfaatkan oleh kelompok untuk kepentingan yang bersifat
produktip. Pemanfaatan dana sisa ini serta hal-hal lain yang bersifat mendasar harus
diputuskan melalui musyawarah kelompok. Hasil musyawarah pemanfaatan sisa dana
bantuan sosial digunakan sebagai bahan revisi RUKK dan harus segera dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

19
Tahap terakhir kegiatan bantuan sosial adalah adanya pertanggungjawaban serta
tersusunnya pelaporan kegiatan. Khusus menyangkut pelaporan kegiatan, maka
Koordinator Lapangan/Tim Teknis mempunyai kewajiban untuk menyusunnya sebagai
pertanggungjawaban teknis yang untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota selaku KPA. Laporan ini untuk selanjutnya dikirimkan ke Direktur
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian melalui Kepala Dinas Propinsi.



20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 :
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN
selaku
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Nomor : .................................

TENTANG
PENETAPAN KOORDINATOR LAPANGAN/TIM TEKNIS BANTUAN SOSIAL
LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN
KABUPATEN/KOTA .........................
TAHUN ANGGARAN ........

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS ........... / KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan bantuan sosial


kegiatan ..................... dipandang perlu menunjuk
Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial di
lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan
Kabupaten/Kota ............. Tahun Anggaran .... dengan
keputusan Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan/
Peternakan selaku Kuasa Pengguna Anggaran;
2. bahwa para personil yang ditunjuk dalam keputusan ini
dipandang cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas
tersebut.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
No. 5, Tambahan Lembaran Negara No. 4355);
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;

21
4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto
Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4418);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/
OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/
Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;
8. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor
: PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Keputusan Bupati/Walikota ........ Nomor .............. tentang
Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran,
10. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran, Bendahara
Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam
Lingkungan Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan
Kabupeten/Kota ............ Tahun Anggaran .....;
11. Peraturan lainnya yang terkait.
Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/
Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ...........… Tahun
Anggaran .... Nomor …….. tanggal 31 Desember .......
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menunjuk Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial
di lingkup Dinas Pertanian / Perkebunan / Peternakan
Kabupeten/Kota ..................... meliputi :
1. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim
Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................

22
2. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim
Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................
3. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim
Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................
KEDUA : Bahwa Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU mempunyai tugas dan
tanggungjawab mengatur, mengkoordinasikan dan memberi
arahan teknis serta administratip dalam rangka pelaksanaan
Bantuan Sosial dalam wilayah kerjanya.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud
dalam diktum KEDUA bertanggungjawab dan wajib
menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Dinas ................
KEEMPAT : Bahwa segala biaya sebagai akibat pelaksanaan
kegiatan tersebut dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun
Anggaran ...............
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali
untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : .........................
Pada tanggal : .........................

KPA/PPK,

. …………………..
NIP ................

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth :


1. Direktur Jenderal PPHP;
2. Kepala Dinas …….. Propinsi …………
3. KPPN ….
4. Yang bersangkutan.

23
Keterangan :
• SK KPA ini dibuat apabila Koordinataor Lapangan/Tim Teknis belum ditetapkan
sebagimana pada kegiatan padat karya
• Nomenklatur Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan agar disesuaikan dengan
keadaan.

24
Lampiran 2 :

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN
selaku
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Nomor : .................................

TENTANG

PENETAPAN KELOMPOK SASARAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL


LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN
KABUPATEN/KOTA .........................
TAHUN ANGGARAN .......

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS ………… /KUASA PENGGUNA ANGGARAN


Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan bantuan
sosial kegiatan ..................... dipandang perlu menetapkan
Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di lingkup
Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan Kabupaten/Kota
............. Tahun Anggaran .......... dengan keputusan Kepala
Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran;
2. bahwa Kelompok Sasaran yang ditetapkan dalam
keputusan ini dipandang tepat dan mampu untuk
menerima/mengelola bantuan serta melaksanakan
kegiatannya;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
No. 5, Tambahan Lembaran Negara No. 4355);
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

25
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah;
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto
Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4418);
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/
OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/
Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;
9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor :
PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;
10. Keputusan Bupati ........ Nomor .............. tentang penetapan
Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas
Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran,
Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam
Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan
Kab/Kota .................. TA .......;
11. Ketentuan lainnya yang terkait.
Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/
Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ….. Tahun ......
Nomor …….. tanggal 31 Desember .......
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

26
KESATU : Menetapkan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di
lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan
Kabupaten/Kota .......... Tahun Anggaran ..... sebagaimana
tercantum pada lampiran keputusan ini.
KEDUA : Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk
membelanjakan dana yang dialokasikan sesuai dengan
peruntukan serta mempertanggungjawabkan atas
penggunaannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). *)
Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk
memanfaatkan paket bantuan sesuai dengan peruntukan serta
mempertanggungjawabkan atas pemanfaatannya kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). **)
KETIGA : Biaya yang diakibatkan atas kegiatan bantuan sosial ini
dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan Bidang Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran ...........
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan
perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya.

KEPALA DINAS/ KPA/PPK,

…………………..
NIP : ……………

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth :


1. Direktur Jenderal PPHP;
2. Kepala Dinas ……… Propinsi ………
3. Kepala KPKN …………
4. Yang bersangkutan.

Keterangan pada diktum Kedua :


*) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer uang.
**) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa.

27
Lampiran Surat Keputusan :
Nomor : …………………………..
Tanggal : …………………………..

Jenis Kegiatan/Bentuk Nama Kelompok/ Ketua


No. Lokasi
Bansos/Nilai/Volume Kelompok
I Dukuh/Dusun:....... Kegiatan : .............. Nama Kelompok .............
Desa :........ Bentuk Basos : .............. Nama Ketua ..............
Kecamatan :........ Nilai/Volume : .............
Kabupaten :.......
II Dukuh/Dusun:....... Kegiatan : .............. Nama Kelompok .............
Desa :........ Bentuk Basos : .............. Nama Ketua ..............
Kecamatan :........ Nilai/Volume : .............
Kabupaten :.......
III Dst Dst dst

Ditetapkan di : …………….....
pada tanggal : .….………. .....

KEPALA DINAS/
KPA/PPK,

…………………..
NIP : ……………

28
Lampiran 3 :

Contoh surat usulan/permohonan pencairan dana bantuan sosial :

Kepada Yth :
Pejabat Pembuat Komitmen .................................
Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kab/Kota ..........
di -
....................................

Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... tanggal ...................


tentang PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK …………………… DALAM
RANGKA KEGIATAN …………………, kami atas nama Kelompok Tani …………… dengan
ini mengajukan permohonan pencairan dana bantuan sosial sebesar Rp ……………….
(terbilang : …………………………… rupiah) sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok (RUKK) dengan rekapitulasi sebagaimana dalam lampiran surat ini.

Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagimana
diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani dan dana tersebut
mohon dapat ditransfer ke rekening kami Nomor : ………… pada Bank
……………

Atas persetujuannya, kami ucapkan terimakasih.

Mengetahui :
Koordinator Lapangan/Tim Teknis Ketua Kelompok Tani ……….

-------------------------------- --------------------------------------

29
Rincian Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)

A. Contoh RUKK Pengadaan Rice Milling Unit (RMU)

No. Rincian Alat Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Dana


1. Elevator ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
2. Cleaner (Pembersih) ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
3. Huller (Pemecah kulit) ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
4. Separator ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
5. Polisher ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
6. Grader ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
n. Dst.................. ............ unit Rp. .......... Rp. ..........
Total

30
KWITANSI TANDA TERIMA BANTUAN SOSIAL

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan


Kabupaten/Kota ..................................

Uang sebanyak : .....................................................................................................

Untuk membayar : Dana bantuan sosial bahan/material, sapronak atau konstruksi dalam
rangka kegiatan .................................... di Desa ............................. Kec. .........................
sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : .............................. tanggal
.....................

Terbilang : Rp .....................

Mengetahui : Yang menerima :


Koordinator Lapangan/Tim Teknis Ketua Kelompok Tani …………….

-------------------------------- ---------------------------------------

Lembar persetujuan pembayaran :

Setuju dibayar :
Kuasa Pengguna Anggaran ……… Bendahara

-------------------------------- ---------------------------------------

31
Lampiran 4 :

PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor : ……………

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ………………………………… DINAS


PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN KAB/KOTA …………….

Dengan :

KELOMPOK ………………………

Tentang :

PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK …………………… DALAM


RANGKA KEGIATAN ……………………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun …… kami yang


bertandatangan dibawah ini :

1. Nama : ………………………… Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen


..................... pada Dinas Pertanian/Perkebunan /Peternakan Kab/Kota .........................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran. Alamat :
………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ………………………… Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............. selaku


Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan
......................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani
............................. Alamat : ………………, untuk selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang


mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan

32
pemanfaatan dana bantuan sosial berupa .................. untuk mendukung kegiatan
.................. dengan ketentuan sebagi berikut :

PASAL 1
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor
72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4418);
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang
Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008;
9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-57/PB/2010
tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
10. Keputusan Bupati/Walokota ........ Nomor .............. tentang Penetapan Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan Perintah
Pembayaran, Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima Dalam
Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Tahun Anggaran ........;
11. Ketentuan lainnya yang terkait.

33
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah
setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk :
a. pengadaan alsintan
b. .............
c. dst
guna mendukung kegiatan ....................... sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok (RUKK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Keterangan : pilih salah satu a, b atau c dan dirinci dengan jelas menyangkut
volumenya/pekerjaannya.

PASAL 3
LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yaitu berada di Dusun
............ Desa/Kelurahan ............. Kecamatan ............... Kabupaten ....................

PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani


kontrak/perjanjian kerjasama yaitu tanggal ..................... sampai dengan tanggal
.....................
Keterangan : bahwa penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah 31 Desember Tahun
Anggaran
tersebut.
PASAL 5
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN

PIHAK KEDUA sanggup menyerahkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada
PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis
serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

PASAL 6
SUMBER DAN JUMLAH DANA

34
1. Sumber dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah berasal
dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas
Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ….. Tahun Anggaran ..........
Nomor ….. tanggal 31 Desember .........
2. Jumlah dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar
Rp ............. (terbilang : ......................................................................................
rupiah)

PASAL 7
PEMBAYARAN

Pembayaran dana bantuan sosial dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian
Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar
(SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ......................... dengan cara pembayaran
ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank .................. Nomor Rekening : .................

PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MEJEUR

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force mejeur adalah suatu
keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena
diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya :
a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor,
tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan.
b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh
Pemerintah.
c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang
didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang
berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeur PIHAK KEDUA wajib
melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak
kejadian/peristiwa tersebut.

35
PASAL 9
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial
sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara
sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan
surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK KEDUA
diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan sosial yang telah
digunakannya serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK
PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 10
PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA


sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara
musyawarah untuk memperoleh mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka
kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan
Negeri .............. sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 11
LAIN – LAIN

1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban
PIHAK PERTAMA.
2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu
dengan persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 12
PENUTUP

36
Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh
kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam
rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hokum yang sama untuk
digunakan sebagimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

-------------------------------- --------------------------
Ketua Kelompok Tani Pejabat Pembuat Komitmen
…………… ……………

Mengetahui
Kepala Dinas ............... /
Kuasa pengguna Anggaran

---------------------------------
NIP. .......................

37
Lampiran 5 :

PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN


…………………………………………………
Nomor : ……………………
Tanggal : ………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun ……… kami yang
bertandatangan dibawah ini :

Nama : ………………………………
Jabatan : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ..................
Alamat : ………………………… , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
atau yang Menerima Hasil Pekerjaan.
Nama : …………………………………
Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima
Bansos ............... untuk mendukung kegiatan .............................
Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA atau yang Menyerahkan Hasil Pekerjaan.

dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan


dengan baik berupa :

Jenis Pekerjaan : …………………


Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi
Jumlah Dana Bansos : Rp ..........................
Volume Pekerjaan : …………………
Desa / Kelurahan : …………………
Kecamatan : …………………
Kabupaten/Kota : …………………
Propinsi : …………………

Selanjutnya PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK


KESATU dan PIHAK KESATU menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA berupa
Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi melalui Dana Bantuan Sosial dengan
perincian sebagai berikut :

38
1. ……………………… , sebanyak ………………..
2. ……………………… , sebanyak ………………..
3. ……………………… , sebanyak ………………..
4. ……………………… , sebanyak ………………..
Keseluruhannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
…………………………………………… dan pekerjaan telah selesai dengan baik dan
lengkap.

Demikian Berita Acara Sertah Terima Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani
oleh kedua
belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Yang Menyerahkan, Yang Menerima,

_____________________ _____________________
Ketua Kelompok Korlap/Tim Teknis

Mengetahui
Kepala Dinas ............... /
Kuasa Pengguna Anggaran

---------------------------------
NIP. .......................

39
Lampiran 6 :

PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN


…………………………………………………

Nomor : ……………………
Tanggal : ………………………

Pada hari ini ……… tanggal …… bulan…… tahun ……… kami yang
bertandatangan dibawah ini :

Nama : ………………………………
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas ............. Kabupaten/Kota .............
Alamat : ………………………… , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
atau yang Menyerahkan Paket Bantuan Sosial.
Nama : …………………………………
Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima
Bansos ............... untuk mendukung kegiatan .............................
Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
atau yang Menerima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial.

dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah menyelesaiakn Paket


Bantuan Sosial dengan baik berupa :

Jenis Pekerjaan : …………………


Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi
(pilih salah satu dan dirinci secara lengkap)
Volume Pekerjaan : …………………
Lokasi berada di :
Desa / Kelurahan : …………………
Kecamatan : …………………
Kabupaten/Kota : …………………
Propinsi : …………………

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil pekerjaan untuk dilakukan


pengelolaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan
tersebut di atas dalam keadaan baik dan lengkap untuk dikelola dan dimanfaatkan sesuai
peruntukannya.
40
Demikian Berita Acara Sertah Terima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial
ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Yang Menerima, Yang Menyerahkan,

_____________________ _____________________
Ketua Kelompok Pejabat Pembuat Komitmen

Mengetahui
Kepala Dinas ............... /
Kuasa Pengguna Anggaran

---------------------------------
NIP. ......................

41

You might also like