You are on page 1of 22

POROS

Poros adalah bagian yang berputar ataupun tidak, yang meneruskan putaran. Peranan
utamanya adalah meneruskan daya. Pada poros tersebut ditempatkan penerus daya a.l. roda
gigi, puli, rantai, flywheel, engkol, cam, sprocket, bantalan. Beban yang bekerja pada poros
terdiri dari berbagai bentuk a.l. bending, torsi, beban kejut, beban aksial, normal maupun
gunting.

Menurut pembebanannya poros dikelompokkan sebagai berikut :


- Poros transmisi Poros jenis ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket
rantai, dll.
- Spindel. Spindel adalah poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, di mana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi poros
ini adalah deformasinya kecil, bentuk dan ukurannya harus teliti.
- Gandar. Poros seperti ini dipasang di antara roda kereta barang, di mana tidak mendapat
beban puntir. Poros seperti ini hanya mendapat beban lentur

Tegangan pada poros


Tegangan yang terjadi pada poros a.l. :
1. Tegangan geser yang disebabkan penerusan torsi
2. Tegangan lentur/bengkok (bending) (tarik atau kompresi) yang disebabkan gaya yang
bekerja pada komponen mesin seperti roda gigi dls. Juga yang disebabkan berat poros
sendiri.
3. Kombinasi dari torsi dan lentur
Tegangan maksimum yang diijinkan pada poros transmisi
Material yang digunakan untuk poros biasanya adalah baja biasa. Jika diperlukan kekuatan
yang tinggi baja campuran.
Tegangan kerja maksimum yang diijinkan untuk tarik maupun kompresi biasanya adalah :
- 1.200 kg/cm2 untuk poros tanpa memperhitungkan alur pasak
- 840 kg/cm2 untuk poros dengan alur pasak
Untuk poros yang dibeli dengan spesifikasi fisik yang diketahui, tegangan yang diijinkan
daqpat diambil 60 % dari tegangan elastis batas tertapi tidak lebih dari 36 % kekuatan
batasnya.
Tegangan geser maksimum yang diijinkan biasanya diambil sebesar :
- 560 kg/cm2 untuk poros tanpa memperhitungkan alur pasak
- 420 kg/cm2 untuk poros dengan alur pasak
Untuk poros yang dibeli dengan spesifikasi fisik yang diketahui, tegangan geser yang
diijinkan dapat diambil 30 % dari tegangan elastis batas tertapi tidak lebih dari 18 %
kekuatan batasnya.
Rancangan poros
Poros dapat dirancang berdasarkan :
1. Kekuatan, dan
2. Kekakuan dan kekerasan

Dalam merancang poros berdasarkan kekuatannya hal berikut dipertimbangkan :


- Poros hanya mengalami momen puntir atau torsi
- Poros hanya mengalami momen lentur
- Poros mengalami momen puntir dan lentur bersamaan, dan
- Poros mengalami momen puntir dan lentur bersamaan ditambah gaya aksial

Poros hanya mengalami momen puntir atau torsi


Jika poros hanya mengalami momen puntir atau torsi maka diameter poros dapat dihitung
menggunakan persamaan torsi :
T/J = fs/r
dengan : T = momen puntir/torsi pada poros, kg/cm2
J = Momen inersia polar pada penampang dari sumbu yang berputar, cm4
fs= Tegangan geser torsi, kg/cm2
r = jarak dari sumbu netral ke bagian terluar, cm
= d/2; dengan d = diameter poros
- Untuk poros yang bulat : J =π/32 x d4
dengan demikian diperoleh : T = π/16 fs d3
fs = 16 T/( π d3)
d = 3 16T/( π x fs )
- Untuk poros yang berlubang : J =π/32 x (do4- di4)
dengan : do dan di adalah diameter luar dan dalam dari poros; r = do/2; k =di/d0
dengan demikian diperoleh : T = π/16 fs do3 (1 – k4)
fs = 16 T/( π do3 (1 – k4))
do = 3 16T/( π x fsx(1-k4 ))
Momen puntir T diperoleh dari :
Daya : P = 2 π.N.T/4500 atau
T = 4500.P/2 π.N
dengan : T = momen puntir; kg-m
N = putaran; rpm
Dalam unit S.I. daya : P = 2 π.N.T/60
dengan : P = daya; Watt.
T = momen puntir; N-m
N = putaran; rpm

Untuk pengerak dengan belt : Momen puntir T = (T1 – T2)R


Dengan : T1 dan T2 adalah tegangan pada sisi tegang dan sisi longgar dari belt
R = radius dari puli
Contoh : sebuah poros meneruskan daya sebesar 25 h.p. pada putaran 200 rpm. Poros
diasumsikan terbuat dari baja dengan tegangan geser yang diijinkan sebesar 420 kg/cm2.
Tentukan diameter poros dengan mengabaikan momen lentur pada poros.
Penyelesaian :
N = 200 rpm
P = 25 h.p.
fs = 420 kg/cm2
 T = 4500.P/2 π.N = 4500 x 25 /( 2 x π x 200) = 89,5 kg-m = 8950 kg-cm
d = diameter poros
T = π/16 fs d3  d = 3 16T/( π x fs) == 3 16x8950/( π x 420) =4,77 cm ≈ 5cm

Contoh : Hitung diameter poros meneruskan daya sebesar 25 h.p. pada putaran 200 rpm.
Poros diasumsikan terbuat dari baja dengan tegangan geser akhir sebesar 3600 kg/cm2. factor
keamanan sebesar 8. Tentukan diameter poros dengan mengabaikan momen lentur pada
poros. Jika poros berlubang dengan rasio diameter dalam dan luar adalah 0,5 ; tentukan
diameter poros tersebut.

Penyelesaian :
Poros massif :
N = 200 rpm
P = 25 h.p.
fs = 3600/8 kg/cm2 = 450 kg/cm2
 T = 4500.P/2 π.N = 4500 x 25 /( 2 x π x 200) = 89,5 kg-m = 8950 kg-cm
d = diameter poros
T = π/16 fs d3  d = 3 16T/( π x fs) = 3
16x8950/( π x 450) =4,66 cm ≈ 5cm

Poros berlubang :
do = 3 16T/( π x fsx(1-k4 )) = 3 16x8950/( π x450x(1-0,54 )) = 4,76 cm ≈ 5cm
di = 0,5 x 5 = 2,5 cm
Poros hanya mengalami momen lentur :
Jika poros hanya mengalami momen lentur maka tegangan maksimum (tarik atau tekan)
dihitung menggunakan persamaan lentur :
M/I = fb/y
dengan : M = momen lentur, kg/cm2
I = Momen inersia penampang bidang dari sumbu yang berputar, cm4
fb= Tegangan lentur, kg/cm2
y = jarak dari sumbu netral ke bagian terluar, cm
= d/2; dengan d = diameter poros

Untuk poros yang bulat : I =π/64 x d4


Dengan demikian diperoleh : M/( π/64xd4 ) = fb /(d/2)
M = π/32 x fb xd3 )
fb = 32M/( π d3 )
d = 3 32M/( π x fb )
Untuk poros yang berlubang : I =π/64 x (do4- di4)
dengan : do dan di adalah diameter luar dan dalam dari poros
y = do/2; k =di/d0

dengan demikian diperoleh : M = π/32 x fb x do3 (1 – k4)


fb = 32M/( π do3 (1 – k4))
do = 3 32M/( π x fb x (1-k4 ))

Contoh : Sepasang roda gerbong kereta api membawa beban sebesar 5 ton pada setiap roda,
yang bekerja 10 cm dari bagian luar roda. Lebar antar rel adalah 140 cm. hitunglah dameter
dari as di antara kedua roda. Tegangan tidak melebihi 1000 kg/cm2.
Penyelesaian :
Beban pada sumbu W = 5 ton = 5000 kg
Jarak beban dari roda L = 10 cm Lebar antar rel = 140 cm
Tegangan lentur yang diijinkan fb = 1000 kg/cm2
10 140 10
RC = RD = 5 t = 5000 kg
5t 5t Momen di A = 0
Momen di C = 5.000 x 10 = 50.000 kg-cm
A C D B Momen di D = 5.000 x 150 – 5.000 x 140 =
= 50.000 kg-cm
RC RD Momen di B = 0
Bidang momen : Dengan demikian momen lentur terbesar
Adalah 50.000 kg-cm
A C D B

d = 3 32M/( π x fb ) = 3 32 x 50000/(π x 1000) = 7,984 ≈ 8 cm


Poros mengalami kombinasi momen puntir dan momen lentur

Jika poros mengalami kombinasi momen puntir dan momen lentur, maka rancangan poros
harus diperhitungkan berdasarkan kedua momen tersebut secara bersamaan. Pada bagian ini
akan dibahas dua teori perhitungan.

1. Teori tegangan geser maksimum / teori dari Guest.


Teori ini berlaku untuk material yang ductile seperti baja
2. Teori tegangan normal maksimum / teori Rankine
Teori ini berlaku untuk material yang britle seperti besi tuang
Menurut Teori tegangan geser maksimum, tegangan geser maksimum pada poros adalah :
fS (maks) = 1/2 fb2 + fs2

dengan mengsubstitusi besarnya tegangan lentur fb dan dan tegangan geser fs yang diperoleh
dari rumus sebelum ini, maka :
fS (maks) = 1/2 (32M/( π d3) )2 + (16 T/( π d3))2
= 16/ π d3 M2 + T2 3

atau π/16 x fS (maks) x d3 = M 2 + T2  d = 16/( π fS (maks)( M2 + T2)

Menurut Teori tegangan normal maksimum, tegangan normal maksimum pada poros adalah :
Fb (maks) = ½ fb ( ½ fb)2 + fs2
= ½ x (32M/( π d3 )) (32M/( π d3 ))2 + (16 T/( π d3))2
= 32/( π d3 )[ ½(M+ (M2 + T2 )] 3

atau π/32 x fb (maks) x d3 = ½ ( M + M2 + T2)  d = 16/( π fb (maks))x ½ ( M + M2+T2)


Dalam perhitungan diameter poros digunakan tegangan yang diijinkan, yaitu sebesar
tegangan maksimum dibagi dengan factor pengaman. Dengan demikian diperoleh :
fb = fb(maks)/faktor pengaman
fs = fs(maks)/faktor pengaman

Contoh : Sebuah poros yang solid mengalami momen lentur sebesar 30.000 kg-cm dan
momen puntir/torsi sebesar 100.000 kg-cm. Poros terbuat dari baja yang mempunayi
tegangan tarik batas sebesar 7.000 kg/cm2 dan tegangan geser batas sebesar 5.000 kg/cm2.
Faktor keamanan adalah 6. Tentukan diameter dari poros tersebut.

Penyelesaian :
M = 30.000 kg-cm
T = 100.000 kg-cm
Tegangan tarik yang diijinkan fb = 7.000/6 = 1.166,67 kg/cm2
tegangan geser yang diijinkan fs = 5.000/6 = 833,3 kg/cm2

Menurut teori tegangan tarik maksimum :


diameter poros d = 3 16/( π fS (maks)) x ( M2 + T2) = 3
16/( π 833,3) x (300002 + 1000002
= 8,86 cm

menurut teori tegangan normal maksimum :


diameter poros d = 3 16/(πfb(maks))x½(M+ M2+T2)= 3 16/(π1666,67)x½ (M+√(300002+1000002)
= 8,37 cm
Dari kedua hasil perhitungan tersebut diambil diameter yang terbesar yaitu 8, 86 ≈ 9 cm.

Contoh : Sebuah poros dengan roda gigi disangga oleh dua bantalan seperti pada gambar.
Diameter dari roda gigi adalah 12,5 cm yang meneruskan daya sebsar 5 hp pada putaran 120
rpm. Diasumsikan tegangan geser yang diijinkan adalah 420 kg/cm2. tentukan diameter dari
poros tersebut.
Roda gigi

poros

12,5 cm

10 cm 10 cm

Penyelesaian :
Droda gigi = 12,5 cm
Daya yang diteruskan P = 5 hp
Putaran poros N = 120 rpm
Tegangan geser yang diijinkan fs = 420 kg/cm2
Momen torsi yang diteruskan oleh poros T = 4500 P / (2πN) = 4500 x 5 /(2π x 120)
= 29,85 kg-m = 2985 kg-cm
Gaya tangensial pada roda gigi = 2T/D = 2 x 2985/12,5 = 477,5 kg
Momen lentur pada pada sumbu gigi M = 480 x 12,5/2 = 3.000 kg-cm
diameter poros d = 3 16/( π fS ) x ( M2 + T2)
3
= 16/(π x 4200 x (29852+30002) = 3,7 cm ≈ 4 cm

Contoh : Sebuah poros yang terbuat dari baja meneruskan daya sebesar 120 hp pada putaran
300 rpm dengan panjang 3 m. Pada poros tersebut terdapat dua buah puli dengan berat 150
kg yang ditempatkan masing-2 1 m dari setiap ujung poros. Dengan mengasumsikan
tegangan yang diijinkan sebesar 600 kg/cm2, hitung diameter poros!

Penyelesaian :
Besar momen torsi yang dibangkitkan :
Px 4.500
T= 2πN
120 x 4.500
= ----------------- = 286,4 kg-m = 28640 kgcm
2 π x 300

150 kg 150 kg

A B

RA RB

Oleh karena beban simentri letaknya maka RA = RB = 150 kg


Momen lentur yang bekerja = 150 x 100 = 15000 kgcm

Momen putar : Ts = √ T2 + M2
= √ 286402 + 150002 = 32.330 kgcm

Dari rumus sebelumnya : Ts = π/16 fs.d3


32.330 = π/16 600.d3  d3 = 32300/( π/16) = 274,4
d= 3
274 ,4 = 6,49 ≈ 6,5 cm
Contoh Sebuah poros digerakkan oleh sebuah motor listrik yang
ditempatkan vertikal di bawahnya. Puli yang terletak pada
poros mempunyai diameter 1,5 m dan mempunyai tegangan
5,4 dan 1,8 kN pada sisi tegang dan sisi kendornya. Kedua
tegangan ini diasumsikan vertikal. Jika puli ditempatkan
seperti pada gambar dengan jarak 400 mm
dari bantalan, hitunglah diameter poros. Asumsikan tegangan geser maksimum yang
diijinkan adalah 42 N/mm2.
Penyelesaian :
Jari2 puli R = ½ x 1,5 m = 750 mm
Tegangan pada sisi tegang = 5,4 kN = 5400 N
Tegangan pada sisi kendorn = 1,8 kN = 1800 N
Jarak beban dari bantalan L = 400 mm
Tegangan gunting maksimum yang diijinkan fs = 42 N/mm2
Torsi yang bekerja pada poros = (T1 - T2)R = (5400 - 1800)7500 = 2.700.000 N.mm
Dengan mengabaikan berat dari puli gaya vertikal pada puli = 5400 + 1800 = 7200 N
Dengan demikian momen lentur : M = W.L = 7200 x 400 = 2.880.000 N.mm
Momen puntir ekivalen : T = M2 + T2
= 2.880.0002+2.700.0002
= 3,95 x 106 N.mm
Diameter poros = d
Dari hubungan T = /16 x fs x d2  3,95 x 106 = /16 x 42 d2  d = 78,2 mm = 80 mm

Contoh :
Sebuah poros ditunjang oleh dua buah bantalan yang berjarak 1 m. Sebuah puli yang
berdiameter 600 mm ditempatkan 300 mm dari bantalan sebelah kiri. Puli ini
menggerakkan puli yang terletak dibawahnya. Kedua puli tersebut dihubungkan melalui
sabuk yang mempunyai tegangan maksimum sebesar 2,25 kN. Puli lain yang berdiameter
400 mm ditempatkan 200 mm sebelah kiri dari bantalan kanan digerakkan oleh motor listrik
melalui sabuk yang terletak horizontal di sebelah kanannya. Sudut kontak dari keua puli
adalah 1800 dengan koefisien gesek = 0,24. Tentukan diameter poros yang masif yang
mempunyai tegangan kerja yang diijinkan sebesar 63 N/mm2 dan tegangan gunting yang
dijinkan sebesar 42 N/mm2. asumsikan torsi pada semua puli adalah ekivalen.

Penyelesaian :
Diameter puli C dan D = 600 mm = 0,6 m
Jari2 dari puli tersebut = 0,3 m
Jarak puli C dari bantalan kiri 300 mm = 0,3 m.
Tegangan maksimum dari sabuk pada puli C = T1 = 2,25 kN = 2250 N
diameter

You might also like