You are on page 1of 7

Identifikasi pasien

Nama : Ade Kurniawan


Usia : 10 tahun / 5 Maret 2000
Agama : Islam
Alamat: Baturaja
BB/TB : 24 kg/132 cm
MRS :
KU : Demam > 10 hari

Anamnesis
(Alloanamnesis dengan ibu penderita, 12 Mei 2010)
Keluhan utama : demam lama >10 hari

Riwayat perjalanan penyakit :

Sejak 10 hari sebelum MRS penderita mengalami demam (+), naik turun lebih panas
pada malam hari dan sedikit menurun pada siang hari. Penderita mengeluh mual muntah
(+), isi apa yang dimakan, frekuensi  2x/minggu, lidah terasa pahit, nyeri saat menelan,
batuk dan pilek (-), BAB dan BAK biasa.
Penderita berobat ke perawat, disuntik dan diberi 3 macam obat namun demam tidak
turun. Pasien berobat ke spesialis anak lalu dirujuk ke RSUD dr.Ibnu Sutowo.

Riwayat penyakit dahulu :


-

Riwayat penyakit dalam keluarga :


-

Riwayat keluarga :
Tn.N/60 th Ny.Y/54 th

35 th 30 th 25 th 23 th 20 th 10 th

Riwayat sosial ekonomi :


Penderita anak ke 6 dari 6 bersaudara. Ayah penderita bekerja sebagai petani dan ibunya
ibu rumah tangga.
Kesan : sosial ekonomi kurang

Riwayat kehamilan dan kelahiran :


Status paritas : G6P6A0
Masa kehamilan : cukup bulan
Partus : spontan
Ditolong : bidan
Berat badan lahir : 3400 kg
Keadaan saat lahir : langsung menangis, KPSW (-), ketuban hijau (-)

Riwayat makan :
ASI : 0-16 bulan
PASI/nasi lembek : 7 bulan-12 bulan
Nasi : >12 bulan-sekarang

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :


Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 12 bulan
Bicara : 12 bulan
Berjalan : 16 bulan

Riwayat imunisasi

BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi

Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.

Etiologi

Salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak
berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik,
terdiri dari kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagela), dan antigen Vi. Dalam serum
penderita terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.

Epidemiologi

Di Indonesia terdapat dalam keadaan endemik. Penderita anak yang ditemukan


biasanya berumur di atas satu tahun. Sebagian besar penderita yang dirawat berumur di
atas 5 tahun.

Patogenesis
Infeksi Salmonella typhosa Basil diserap usus halus

Melalui pembuluh limfe masuk ke peredaran


darah sampai ke organ-organ

Hepatomegali
Basil berkembang dalam hati dan limfa Splenomegali

Bakterimia

Menyebar ke seluruh tubuh terutama


ke dalam kelenjar limfoid usu halus

Timbul tukak berbentuk lonjong


pada mukosa di atas plak Peyeri

Tukak dapat mengakibatkan


perdarahan dan perforasi usus

Petunjuk diagnosa

1. Gambaran klinis
a. Demam lebih dari 7 hari
b. Gangguan GIT : anoreksia, konstipasi/diare, rhagaden, typhoid tongue,
meteorismus, bau napas tak sedap
c. Hepatomegali
d. Splenomegali
e. Bradikardi relatif
f. Kesadaran menurun
2. Laboratorium
a. Leukopeni
b. Trombisitopenia
c. Aneosinofilia
d. Anemia
e. Limfositosis relatif
3. Serologis
Titer O antigen > 1/160 atau meningkat 4 kali dalam interval 1 minggu
4. Mikrobiologis
Salmonella Typhi (+) pada biakan darah, urine, dan feses.
5. Diagnosis
a. Klinis Demam Tifoid
Apabila ditemukan gejala klinis :
 Panas lebih dari 7 hari
 Gangguan GIT : typhoid tongue, rhagaden, anoreksia, konstipasi, diare
 Hepatomegali
b. Demam Tifoid
Demam tifoid klinis + Salmonella typhi (+) pada biakan darah, urine, atau feses
dan/atau pemeriksaan serologis didapatkan titer O Ag > 1/160 atau meningkat
lebih 4 kali dalam interval 1 minggu. Gejala klinis lain kesadaran menurun, bau
napas tidak sedap, splenomegali, meteorismus, bradikardi relatif, kesadaran
berubah. Laboratorium : leukopenia, trombositopenia, aneosinofilia, anemia,
limfositosis relatif. Gejala klinik dan laboratorium di atas dapat menyokong
diagnosis.
c. Demam Tifoid Berat
Demam tifoid + keadaan : lebih dari minggu kedua sakit, toksik, dehidrasi,
delirium jelas, hepatomegali (& splenomegali), leukopeni < 2000/ul,
aneosinofilia, SGOT/SGPT meningkat.
d. Ensefalopati Tifoid
Demam tifoid atau demam tifoid klinis disertai satu atau lebih gejala :
 Kejang
 Kesadaran menurun : soporous sampai koma
 Kesadaran berubah / kontak psikik tidak ada

Komplikasi :
Dapat terjadi pada :
1. Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal, yaitu :
a. Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan
tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
b. Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan
terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya
dapat ditemukan bila terdapat udara di rongga peritoneum, yaitu pekak hati
menghilang dan terdapat udara di antara hati dan diafragma pada foto Rontgen
abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.
c. Peritonitis. Biasanya disertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi
usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang (defense musculair) dan nyeri pada tekanan.
2. Komplikasi di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakterimia) yaitu meningitis,
kolesistitis, ensefalopati, dan lain-lain. Terjadi karena infeksi sekunder, yaitu
bronkopneumonia.
Dehidrasi dan asidosis dapat timbul akibat masukan makanan yang kurang dan
perspirasi akibat suhu tubuh yang tinggi.

Diagnosis Banding
Bila terdapat demam yang lebih dari 1 minggu sedangkan penyakit yang dapat
menerangkan penyebab demam tersebut belum jelas, perlulah dipertimbangan pula selain
tifus abdominalis, penyakit-penyakitnya sebagai beritkut : paratifoid A, B, dan C,
influenza, malaria, tuberkulosis, dengue, pneumonia lobaris, dan lain-lain.

You might also like