You are on page 1of 5

A.

Kurva Phillips
A.W Phillips seorang ekonom yang berasal dari London, melakukan pengmatan pada
kondisi perekonomian di Inggris terutama mengenai upah pekerja dan tingkat pengangguran
Inggris antara tahun. Berdasarkan pengamatan tersebut, Phillip menemukan kenyataan bahwa
perubahan tingkat upah akan berbanding terbalik dengan perubahan tingkat pengangguran.
Semakin tinggi upah maka pengangguran menjadi semakin rendah dan sebaliknya semakin
rendah upah, maka pengangguran juga semakin bertambah.

Gambar 1. Hubungan antara inflasi dan pengangguran pada kurva Phillip

Kurva Phillip bukanlah tradeoff yang sudah tetap. Saat tingkat inersia dari inflsai
berubah, kurva Phillip juga ikut berubah.. Edmund Phelps dan Milton Friedman kemudian
melakukan modifikasi pada teori kurva Phillip dan menemukan bahwa kurva Phillip pada
gambar 1 hanya menggambarkan situasi jangka pendek. Pada kondisi jangka panjang, terdapat
tingkat pengangguran minimum pada inflasi yang tetap. Hal ini disebut sebagai tingkat
pengangguran wajar terendah (lowest sustainable unemployment rate/LSUR), beberapa pakar
ekonomi menyebutnya sebagai tingkat pengangguran alami.
LSUR adalah suatu tingkat dimana naik truunnya harga dan inflasi upah ada pada titik
setimbang. Pada LSUR, inflasi stabil, tanpa adanya tendensi yang menunjukkan peningkatan
atau penurunan. LSUR merupakan tingkatan terendah yang dapat terjadi dalam jangka panjang
tanpa adanya kenaikan pada inflasi.
B. Pergeseran pada Kurva Phillip
Pergeseran kurva Phillip dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini

Gambar 2. Pergerakan tingkat pengangguran terhadap inflasi pada kurva Phillip

1. Periode 1 Pada periode pertama, pengangguran ada pada tingkat normal. Tidak
permintaan atau penawaran yang mencolok, Ddan kondisi ekonomi ada pada titik A pada
2. Periode 2 Penigkatan yang cepat pada output selama ekspansi ekonomi menurunkan
tingkat pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, firma cenderung untuk
merekrut pekerja lebih banyak lagi, memberikan peningkatan upah yang lebih besar dari
biasanya. . Saat output ingin melebihi potensinya, utilisasi kapasitas meningkat dan
penggelembunagn dana menigkat. Upah dan harga mulai naik.Dalam kurva Philip jangka
pendek, ekonomi bergerak naik menuju titik B
3. Periode 3 Dengan naiknya inflasi,maka perusahaan dan pekerja akan mengharapkan
inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang lebih tinggi tampak dalam keputusan upah
dan harga. Tingkat ekspektasi inflasi lalu meningkat. Tingkat ekspektasi inflasi tamapak
pada kerangka kurva Phillip saat kurva Phillip bergerak naik menuju titik C. Kurva
Phillip yang baru berada di atas kurva Phillip awal, menunjukkan tingkat ekspektasi
inflasi yang lebih tinggi.
4. Periode 4. Pada periode akhir, dengan melambatnya perekonomian, kontraksi pada
kegiatan ekonomi membawa output kembali ke potensinya semula, dan tingkat
pengangguran kembali ke tingkat wajar di titik D.

Perlu dicatat, karena tingkat ekspektasi atau inersia inflasi meningkat, tingkat inflasi pada
periode 4 menjadi lebih besar dari periode 1 meskipun tingkat penganggurannya sama.
Selanjutnya perubahan tersebut akan menghasilkan grafik, yang disebut “Phillips Curl” seperti
tampak pada gambar 3 yang menunjukkan plot dari inflasi dan pengangguran yang terjadi antara
tahun 1961-1996 di Amerika. Titik akan memutar searah jarum jam, dan beberapa kali maju dan
mundur

Gambar 3. Hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran di Amerika antara tahun 1961-1996

C. Kurva Phillip Vertikal


Sebagian besar pakar makroekonomi beerpendapat bahwa kurva Phillips berbentuk
vertikal.Hal ini didasari pada teori tingkat pengangguran wajar, level pengangguran yang
konsisten dengan tingkat inflasi yang stabil adalah tingkat pengangguran wajar terendah. Pada
teori ini, kurva Phillip seharusnya digambarkan sebagai sebuah garis tegak lurus seperti
digambarkan pada gambar 2

D. Kebijakan Mengelola Inflasi


Negara menginginkan kondisi ideal, saat tingkat inflasi rendah dan tingkat pengangguran
pun rendah. Akan tetapi jika melihat kembali kurva Phillip, terlihat hubungan terbalik antara
kedua hal tersebut. Kurva Phililip menunjukkan, sebuah Negara dapat menurunkan tingkat
inersia inflasi dengan menurunkan output dan menaikkan pengangguran secara bertahap. Tapi,
dalam menentukan kebijakan anti-inflasi, yang ingin diketahui pembuat kebijakan adalah berapa
besar harga yang harus dibayar untuk menurunkan inflasi. Biaya untuk menurunkan inflasi
tersebut berbeda-beda tergantung Negara, tingkat inersia inflasinya, dan kebijakan yang
digunakan. Berbagai studi menyebutkan, untuk menurunkan 1 % inflasi maka harga yang harus
dibayar sebesar 140 hingga 400 juta dollar Amerika.
Melihat besarnya buaya yang dibutuhkan untuk menurunkan inflasi terebut. Banyak
orang kemudian berpikir untuk menurunkan tingkat pengangguran wajar terendah-nya (LSUR).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menurunkan tingkat pengangguran tersebut
antara lain :
1. Meningkatkan pelayanan pasar tenaga kerja
Pengangguran terjadi karena kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan yang
ada, entah dari jumlah lowongan atau spesifikasi yang dibutuhkan. Peningkatan
pelayanan, contohnya dengan komputerisasi, diharapkan dapat melancarkan aliran
informasi yang diinginkan.
2. Mengadakan program-program pelatihan
Salah satu alas an adanya pengangguran adalah tidak sesuainya calon tenaga kerja dengan
tawaran pekerjaan yang ada, dikarenakan si calon tidak memiliki kemampuan yang
dibuthukan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat diadakan pelatihan untuk membekali
calon tenaga kerja dengan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.
3. Menghilangkan halangan yang berasal dari pemerintah
Beberapa ahli ekonomi mengusulkan beberapa kebijakan yang mungkin dapat
menurunkan LSUR seperti menurunkan disinsentif kerja dalam hal kesehatan,
ketidakmampuan, dan program keamanan social; mereformasi sistem asuransi
pengangguran . Amerika pada tahun telah berusaha merestrukturisasi kesejahteraan.
Meskipun usaha ini tampaknya meningkatkan partisipasi buruh dengan pendapatan
rumah tangga keci, pengaruhnya ke LSUR belum jelas.
Kekurangan dari dua cara sebelumnya dalam mengatasi inflasi, karena biaya yang besar
dan sulitnya menurunkan tingkat pengangguran, mendorong orang untuk berpikir bahwa inflasi
mungkin tidak harus dihilangkan, hanya perlu dikelola dengan baik. Strategi yang digunakan
dalam hal ini adalah dengan “index”. Strategi sebenarnya adalah suatu mekanisme dimana upah,
harga dan kontrak secara terpisah atau bersama-sama dikompensasikan untuk perubahan harga
secara umum.
Pada akhirnya, para ahli kemudian mencari kebijakan anti inflasi yang berbiaya rendah.
Satu set kebijakan itu disebut dengan kebijakan pendapatan, yang terdiri atas :
1. Kontrol terhadap harga-upah
2. Kebijakan mengenai pendapatan berdasarkan pajak
3. Kebijakan mengenai pembagian profit
4. Penguatan strategi pemasaran

Referensi
Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. 1998.Economics sixteenth edition.Tata Mc.Graw-
Hill:New Delhi

You might also like