You are on page 1of 22

No.

Judul Tahun
Terbit
Peran Kecerdasan Emosi Terhadap 2004
Penurunan Kecenderungan Agresivitas
Remaja
Kecenderungan Perilaku Agresi Pada 2004
Remaja Ditinjau dari Tipe Kepribadian
A dan B
Antara Sahabat dan Cinta 2005
Perbedaan Adult Attachment Antara 2003
Pria dan Wanita Dewasa Dini
Gambaran Keintiman Pada Pasangan 2006
Menikah di Usia Pernikahan Dua tahun
Pertama
Gambaran Self-Disclosure pada 2004
Mahasiswa yang Berpacaran
Tipe Cinta Pada Remaja ditinjau dari 2003
Perbedaan Gender
Kala Cinta Menggoda Mahasiswi 2003
Hubungan Antara Pusat Kendali dengan 2004
Harga Diri Pada Remaja
Hubungan antara Dukungan Sosial 2004
Keluarga dengan Self-Efficacy
RemajaAkhir
Perbedaan Dukungan Sosial dari 2004
Keluarga Inti antara Siswa Bermasalah
dan Siwa tidak Bermasalaah
Pengambilan Keputusan untuk 2006
Melakukan Hubungan Seksual Pranikah
Pada Remaja di Medan
Hubungan pengetahuan tentang 2004
Pendidikan Seksual dengan Sikap
Remaja terhadap Perilaku Seksual
Proses Pengambilan Keputusan 2006
Melakukan Aborsi Pada Remaja yang
Brpacaran
Gambaran Kecenderungan Perilaku 2004
dalam Pacaran Menurut Remaja
Dinamika Perilaku Diet Pada Wanita 2005
Gambaran Social Support  Pada 2004
Pecandu  Narkoba
Gambar Dukungan Sosial terhadap 2006
Konformitas (SK Pada Remaja yang
Merokok)
Hubungan Perilaku Merokok dengan 2004
Disonansi Kognitif pada Dokter
Dinamika Perilaku Berhenti Merokok 2004
Gambaran Stereotip Gender Perempuan 2006
Pada Remaja yang Memiliki Ibu
Bekerja
Learned Helplessness Pada Wanita 2007
yang Mengalami Kekerasan dalam
Rumah Tangga
Perbedaan Strategi Manajemen Konflik 2005
Gutu Ditinjau dari Jenis Kelamin
Pebedaan Kecenderungan Tingkah 2004
Laku Prososial Berdasarkan Tipe
Gender
Perbedaan Tingkat Kemampuan 2003
Penyesuaian Diri Terhadap Pekerjaan
Antara Perempuan dan Perempuan
Androgini
Proses Self-Disclosure Pada Wanita 2007
Korban Pemerkosaan di Tempat Kerja
Dinamika Reaksi Perasaan Kesepian 2004
Pada Wanita Bercerai (Studi Kualitatif)
Hubungan Antara Dukungan Sosial dari 2003
Istri dengan Konsep Diri Suami yang
Kehilangan Pekerjaan
Hubungan Interole Conflict dengan 2007
Komitmen Organisasi Pada Wanita
Bekerja
Konflik Interpersonal Ditinjau dari 2004
Peran Gender pada Waria
Pengungkapan Diri Pada Transeksual 2006
Tipe Prasangka Rohaniawan Terhadap 2006
Transeksual
Hubungan Dukungan Sosial dengan 2003
Motif Menghindar Sukses Pada Sarjana
Perempuan Batak Toba yang Bekerja
Gambaran Tipe Prasangka Mahasiswa 2004
etnis Pribumi Terhadap Etnis Tionghoa
Perbedaan Prasangka terhadap Etnis 2004
Tionghoa Pada Mahasiswa Etnis
Pribumi di USU dan STIE Universitas
Harapan
Perbedaan Harga Diri Mahasiswa Etnis 2004
Tionghoa di Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer
Mikroskil (STMIK MIKROSKIL)
dengan di USU
Tipe Prasangka Etnis Tionghoa 2007
Terhadap Etnis Pribumi di Kota Medan
Perbedaan Sikap Etnosentrik Pada 2003
Mahasiswa Etnis Tionghoa USU dan
STMIK Mikroskill
Dinamika Etnosentrisme Pada Pria 2006
Etnis TIonghoa yang Menjalani
Perkawinan Campur (Sebuah Studi
Fenomenologi)
Hubungan Harga Diri dan Motif 2003
Berprestasi Pada Mahasiswa Suku
Bangsa Batak Toba di PS Psikologi
fakultas Kedokteran USU
Perbedaan Asertifitas Antara 2004
Mahasiswa Bersuku Bangsa Batak
dengan Mahasiswa Bersuku Bangsa
Jawa di Kota Medan
Prasangka “Suku Anak dalam Makekal 2005
terhadap Orang Terang”
Gambaran BIG Five Personality pada 2007
Suku Batak Toba
Perbedaan Body Image antara Wanita 2006
Suku Jawa Tengah dan Suku Batak
Toba
Perbedaaan Asertiftas antara Mahasiswa 2004
Bersuku Bangsa Batak dengan
Mahasiswa Bersuku Jawa di Kota
Medan
Gambaran Stres Kerja pada Pekerja 2007
Sosial Suku Non Aceh di Aceh
Hubungan Antara Konsep Diri dengan 2006
Kecenderungan Perilaku Agresi Pada
Prajurit TNI AD
Cinta Wanita Tuna Susila yang Telah 2004
Menikah Terhadap Suaminya
Hidup Melajang? 2003
Gambaran Kecenderungan Ingratiation 2004
Pada Pegawai Negeri Sipil
Hubungan Antara Empati dengan 2004
Kecenderungan Prososial Pada Perawat
Proses Pembentukan Konsep Diri Body 2007
Piecher
Gambaran Komitmen Pengurus Partai 2004
Golkar Wilayah Sumatera Utara
Peran Dukungan Sosial Terhadap 2004
Tingkat Burnout Pada polisi Reserse di
Poltabes Medan
Kecenderungan Perilaku Menolong 2003
Altruisme Ditinjau dari Tingakt
Religiusitas
Gambaran Body Image Pada Model Di 2007
Kota Medan
Gambaran Kecenderungan Perilaku 2004
Prososial Pada Petugas Patroli Polisi
Kota Besar (Poltabes) Medan
Peranan Identifikasi Sosial dan 2004
Keyakinan Subjektif Terhadap Sistem
Sosial Pada Partisipasi Buruh Dalam
Aksi Buruh
Memahami Perjalanan Hidup “Anak 2004
Jalanan” Usia Remaja Berdasarkan
Teori Sosialisasi Kelompok
Hubungan Antara Locus of Control 2003
Internal dan Tendensi Perilaku
Menolong Pada Relawan
Pengaruh Tayangan Berita Kriminal 2007
Terhadap Kecenderungan Perilaku
Menolong
Pengaruh Erotika Media Massa 2004
Terhadap Perilaku Seksual Remaja Di
Medan
Pengaruh Menonton Anime Ecchi 2006
Terhadap Sikap Dewasa Dini Pada Film
Animasi

Angkatan 1999
NO JUDUL SKRIPSI
1.            Studi Deskriptif Tentang Orientasi Nilai
  Budaya Pada Pegawai Negeri Sipil
Hubungan Antara Locus Of Control
2.            Internal Dengan Kecenderungan Menolong
  Pada Pekerja Sosial Anak Jalanan
Hubungan Antara Religiusits Dengan
3.            Altruisme Pada Mahasiswa Universitas
  Sumatera Utara Beragama Islam
4.            Gambaran Perilaku Seksual Pada Remaja
  Yang Berpacaran Di Kota Medan
Perbedaan Kecenderungan Tingkah Laku
5.            Prososial Berdasarkan Orientasi Peran
  Jenis Kelamin
6.            Hubungan Dukungan Sosial Dengan Fear
  Of Success Pada Perempuan Batak Toba
Yang Bekerja di Medan
7.           
  Fenomena Jatuh Cinta Pada Mahasiswi
8.           
  Gambaran Tipe Cinta Pada Mahasiswa
9.            Gambaran Konflik Pada Narapidana
  Perempuan
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dari
Istri Dengan Konsep Diri Suami Yang
10.          Kehilangan Pekerjaan
Perbedaan Sikap Etnosentrik Pada
Mahasiswa Etnis Tionghoa Ditinjau Dari
11.          Komposisi Kelompok
Gambaran Adversity Quotient Mahasiswa
12.          Bekerja
Perbedaan Sikap Terhadap Hubungan
Seksual Pranikah Ditinjau Dari Tempat
13.          Tinggal Mahasiswa
Hubungan Stres Pada Remaja Dengan
Sikap Terhadap Pengguna Narkoba di
14.          Pesantren Darularafah

Angkatan 2000
NO JUDUL SKRIPSI
15.            Gambaran Perilaku Pacaran Pada Remaja
  di Kota Medan
16.            Peran Dukungan Sosial Terhadap Tingkat
  Burn Out Pada Polisi Anggota Satuan
Reserse Akariminal di Poltabes Medan
17.            Gambaran Tipe Prasangka Mahasiswa
  Etnis Pribumi Terhadap Etnis Tionghoa
di Kota Medan
18.            Perbedaan Prasangka Terhadap Etnik
  Tionghoa Pada Mahasiswa Etnik Pribumi
Universitas Sumatera Utara (USU) Dan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan
(STIE) Harapan
19.            Cinta Terhadap Suami Pada Wanita Tuna
  Susila Yang Telah Menikah
20.            Dinamika Psikososial Residivis Remaja
  Pria
21.            Perbedaan Harga Diri Mahasiswa Etnis
  Tionghoa di STMIK-MIKROSKIL Dan
di USU
22.            Hubungan Pengetahuan Tentang Seksual
  Dengan Sikap Remaja Terhadap Perilaku
Seks Pra-Nikah
23.            Gambaran Social Support Pecandu
  Narkoba
24.            Memahami Perjalanan Hidup Anak
  Jalanan Berdasarkan Teori Sosialisasi
Kelompok (Studi Kasus Terhadap Anak
Jalanan Berdasarkan Teori Klasifikasi
Children Of The Street)
25.            Perbedaan Harga Diri Mahasiswa Etnis
  Tionghoa Ditinjau Dari Penyelenggara
Perguruan Tinggi di Kota Medan
26.            Perbedaan Pola Penyesuaian Diri
  Terhadap Pensiun Antara Pria Yang
Memiliki Istri Bekerja dan Istri Tidak
Bekerja
27.            Gambaran Ingratiation Pada Pegawai
  Negeri Sipil Di Dirjen Anggaran
Departemen Keuangan Sumatera Utara
28.            Peranan Identitas Sosial Sebagai Anggota
  Serikat Pekerja Perkebunan Pada
Partisipasi Aksi Protes Karyawan PT.
Perkebunan Nusantara II Tj. Morawa

Angkatan 2001
NO JUDUL SKRIPSI
      Konflik Interpersonal pada Waria Ditinjau
dari Peran Gender
30.            Gambaran Kekerasan dalam Pacaran pada
Korban Perempuan
31.            Pengaruh Menonton ANIME ECCHI
Terhadap Sikap Pada Film Animasi
32.            Perbedaan Coping Stress pada Pria dan
Wanita dalam Pernikahan
33.            Perbedaan Dukungan Sosial Antara
Sahabat pada Persahabatan antara Pria-
Pria, Wanita-Wanita dan Pria-Wanita
34.            Hubungan Antara Kecerdasan Emosi
dengan Agresifitas pada Mahasiswa
Fakultas Teknik USU
35.            Perbedaan Asertivitas Siswa Bersuku
Bangsa Batak Toba Dan Jawa di
Universitas Sumatera Utara
36.            Hubungan antara Stress dan Perilaku
Merokok pada Remaja
37.            Dinamika Perilaku Merokok Pada Pria
Perokok Ringan
38.            Hubungan Antara Dukungan Sosial dari
Keluarga Inti dengan Kecerdasan
Emosional pada Remaja
39.            Gambaran Kecenderungan Aktivitas
Seksual Anak Jalanan Usia Remaja di Kota
Medan
40.            Pengaruh Konsep Diri Terhadap Burnout
41.            Coping Stress pada Penderita HIV Usia
Dewasa Awal yang Tergantung dalam
Support Group
42.            Perilaku Agresif pada Pemulung Anak-
Anak
43.            Proses Pengambilan Keputusan Melakukan
Aborsi Pada Remaja Yang Berpacaran
44.            Hubungan antara Self Efficacy dan Self
Esteem pada Mahasiswa USU
45.            Peran Sense of Humor terhadap Stres Kerja
pada Perempuan yang Bekerja

Angkatan 2002
NO JUDUL SKRIPSI
46.      Antara Persahabatan dan Cinta Romantis
47.      Perbedaan Tipe Ketidaksetian yang Memicu
Terjadinya Cemburu Ditinjau dari Jenis
Kelamin
48.      Gambaran Proses Pengambilan Keputusan
Berhenti Menggunakan Narkoba
49.      Perbedaan Perilaku Menyontek Ditinjau
dari Locus of Control
50.      Gambaran Stereotip Gender Terhadap
Perempuan pada Remaja Ditinjau Dari
Status Pekerjaan Ibu dan Jenis Kelamin
51.      Perbedaan Konflik Peran Ganda Suami
Ditinjau dari Motivasi Kerja, Kebutuhan
Ekonomi dan Aktualisasi Diri pada Istri
52.      Perbedaan Perilaku Seksual pada Remaja
Ditinjau dari Pola Komunikasi antara
Orangtua dan Anak Mengenai Masalah
Seksual
53.      Tahapan Pengambilan Keputusan untuk
Melakukan Hubungan Seksual pada Remaja
54.      Perbedaan Bentuk Perilaku Menolong
Ditinjau dari Tipe Peran Gender
55.      Fenomena Kekerasan Seksual Korban
Trafficking
56.      Prasangka Orang Rimba (Suku Anak
Dalam) Terhadap Orang Terang

Angkatan 2003
NO JUDUL SKRIPSI
57.      Hubungan Kecerdasan Emosi dan Perilaku
Seksual Pranikah Pada Remaja Yang
Berpacaran
58.      Tipe Prasangka Rohaniawan Terhadap
Transeksual
59.      Kecenderungan Perilaku Juvenile
Delinquency Pada Remaja dari Keluarga
Single Parent
60.      Perbedaan Kecerdasan Emosi Pada Remaja
Yang Menyukai Musik Jazz Dan Musik
Rock
61.      Pertimbangan-pertimbangan Self Disclosure
Pada Wanita Korban Perkosaan
62.      Gambaran Kepribadian Suku Bangsa Batak
Toba di Pematang Siantar
63.      Dinamika Harga Diri Pada Pemakai Body
Piercing
64.      Ideal – Typical Career Path Of  Male
Femaling Pada Waria
65.      Perbedaan Body Image Antara Wanita Suku
Batak Toba dengan Jawa Tengah
66.      Dinamika Etnosentrisme Pada Pria Etnis
Tionghoa Yang Menjalani Perkawinan
Campur
67.      Gambaran Kecenderungan Perilaku
Prososial Perawat Ditinjau Dari Tipe
Kepribadian
68.      Sikap Terhadap Penerapan Hukuman
Cambuk Pada Masyarakat Aceh
69.      Stres Pada Ibu Suku Batak Toba Yang
Memiliki Anak Laki-Laki Retardasi Mental
Ringan 

Angkatan 2004

NO
JUDUL SKRIPSI
Dinamika Proses Terjadinya Learned
Helplessness Pada Perempuan Yang
70.     
Mengalami Kekerasan Dalam Rumah
Tangga
Proses Pengambilan Keputusan Pembuatan
71.      Mini Video Pornografi pada Remaja yang
Berpacaran
72.      Gambaran Body Image Pada Model
Pengaruh Tayangan Berita Kriminal
73.      Terhadap Kecenderungan Perilaku
Menolong
Gambaran Tipe Prasangka Etnis Tionghoa
74.     
Terhadap Etnis Pribumi di Kota Medan.
Hubungan Antara Coping Stress Dengan
75.      Tipe Kepribadian Big Five Personality Pada
Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan

 
Angkatan 2005
NO JUDUL SKRIPSI
Konflik Kehidupan Seorang Clubber (Studi
76.       Kasus pada Seorang Clubber)

Komunitas waria adalah minoritas dalam masyarakat, berasal dari kata wanita pria (shemale)
karena pria tapi seperti wanita, merasa jiwa yang berada dalam tubuhnya adalah wanita, bahkan
keseluruhan apa yang ada ditempatkan selayaknya seorang wanita. Berdandan, berpikir,
perasaan, dan perilaku layaknya perempuan, yang membedakan adalah jenis alat kelamin yang
dimiliki. Alat kelamin merupakan identitas ketika lahir, berbeda tapi fungsi tetap sama, untuk
buang air kecil. Kehidupan dijalani seperti orang normal, kebutuhan biologis, aktifitas, dan
bergaul dengan sesama atau orang bukan dari kelompoknya karena juga bagian masyarakat.

Kini sudah mulai mengakui walaupun kadang masih dianggap tidak normal dan obyek ejekan
lucu untuk ditonton bila berlebihan mengekpose diri dan terkesan aneh. Tidak sedikit pula dari
kaum waria terlahir sentuhan keindahan masyarakat yang tanpa ragu mengakuinya.

Waria di Indonesia lekat dengan citranya sebagai PSK (Penjaja Seks Komersial), tidak semua,
namun label selalu menyertai. Bagi yang berpendidikan dan berketrampilan tentulah dapat
bekerja layak, tapi bagi yang tidak tentulah sangat sulit, satu-satunya hal termudah menjadi PSK,
takkan diterima kerja di manapun.

Mereka punya sensitifitas tinggi, sehingga terkesan menutup diri, rendah diri, dan membatasi
pergaulan masyarakat bahkan keluarga sendiri yang tidak bisa menerima apa adanya. Namun,
mereka anggap angin lalu dan menjadi seorang waria adalah karunia dan kehendakNya, tidak ada
seorangpun yang mampu menolak dan melawanNya.

“Aku diciptakan sebagai laki-laki, tapi aku merasa eksistensi kehadiranku adalah perempuan.
Orang-orang memanggilku banci atau bencong atau waria. Aku tak pernah protes pada Tuhan,
aku hanya geram atas ketidakadilan dan klaim nista yang selalu ditimpakan masyarakat
kepadaku“.

Kaum waria memiliki wadah perkumpulan seperti di Jakarta FKW (Forum Komunikasi Waria)
dan YSS (Yayasan Srikandi Sejati), di Malang IWAMA (Ikatan Waria Kota Malang), dan di
Semarang yayasan TIARA BANGSA, PHBK (Persatuan Hidup Baru Dalam Kasih), dan
PERWARIS (Persatuan Waria Kota Semarang). Tujuannya memberi kekuatan spirit dan
emosional, bekal religi yang kuat untuk menerima diri apa adanya, berlapang dada, perlindungan
hak asasi dan keadilan, pengakuan, penerimaan masyarakat, memupuk persaudaraan, penyuluhan
HIV/AIDS, maupun arisan.

Mencoba eksis dan membaur sebagaimana mestinya tanpa mengubah sesuatu pun dalam diri,
hidup dalam persatuan yang kuat, apapun profesinya. Keberadaan komunitas waria haruslah
sebagai sebuah penerimaan tanpa mempersoalkan bagaimana stikma dan seperti apa karena juga
manusia. laporanpenelitian.wordpress.com/2008/.../waria-juga-manusia selasa, 1 sept 5:32
STRATEGI COPING PENGGUNA NARKOTIKA DAN OBAT TERLARANG (selasa, 1 sept
5:36)

A. Judul Program

Strategi Coping Pengguna Narkotika dan Obat Terlarang di Kotamadya Surakarta

B. Latar Belakang

Di tengah perkembangan jaman yang semakin maju dan sarat dengan perubahan yang terjadi di
segala bidang menuntut manusia untuk selalu berfikir dan berprilaku selaras dengan
perkembangan tersebut. Seperti halnya yang terjadi di negara kita, Indonesia tercinta ini yag
berniat menyejajarkan diri dengan negara-negara berkembang lain. Untuk menyikapi itu maka
Indonesia mengalami era keterbukaan arus informasi dan teknologi yang masuk ke indonesi
tidak dapat terbendung lagi.
Perubahan yang terjadi di segala bidang seringkali menimbulkan masalah pada diri generasi
muda. Kenyataannya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak generasi muda yang mengalami
ketergantungan pada obat-obat terlarang atau Narkotika.hal ini merupakan penyebab
terjerumusnya mereka kedalam penyalahgunaan Narkotika obat-obatan serta zat-zat adiktif
lainnya. Menurut Harianto (1993), yang menjadi penyebab para remaja di Indonesia
menggunakan obat-obatan terlarang adalah karena sifat dari remaja yang ingin tau dan ingin
mencoba sesuatu yang belum ia ketahui, karena tekanan dari teman sebaya, pertentangan dengan
orang tua.
Generasai muda merupakan golongan yang rentang terhadap penyalah gunaan Narkotika dan
psikotropika, karena selain memiliki sifat dinamis, energik, selalu ingin tau dan ingin mencoba.
Dari berbagai media masa dapat diketahui bahwa mereka yang menggunakan narkoba adalah
berasal dari kalangan remaja, mahasiswa dan pelajar serta eksekutif muda seperti dalam
pemberitaan beberapa media massa bahwa jumlah pelajar yang terjerat Narkotika dan obat-
obatan terlarang semakin besar tiap tahun kebanyakan adalah pelajar SLTA dan SLTP, ini
dengan ditunjukkannya daftar hitam sekolah-sekolah yang terjangkiti Narkotika dan obat-obatan
terlarang serta berdasarkan survei di lapangan ditemukan fakta bahwa hampir 2000 siswa SLTP
dan SLTA Jakarta positif menggunakan Narkotika dan seper limanya adalah pengedar ( Gatra,
24 Februari 2006 ). Dan menyikapi masalah obat-obatan terlarang ini pemerintah berserta aparat
keamanan dan masyarakat secara tegas menyatakan perang terhadap para pengedar, pemakai dan
semuanya yang terlibat dalam peredaran obat-obatan terlarang ini. Dibentuknya BNN ( Badan
Narkotika Nasional ) dan unit Restik ( Reserse Narkotika ) di jajaran kepolisian dan gerakan
nasional anti Narkotika sebagai wujud nyata dari sikap tegas tersebut, dibentuknya lembaga-
lembaga tersebut untuk mengantisipasi serta memberantas peredaran Narkotika yang
menyebabkan dampak meningkatnya kriminalitas sebagai akibat dari pemakaian Narkotika, ini
terungkap dalam satu kasus kriminalitas dimana seorang adik tega membunuh kakaknya dengan
sebilah pedang hanya gara-gara kakak tidak mau dimintai uang saat adik sedang ketagihan,
keduanya warga kramat Jakarta ( Media Indonesia, 27 Mei 2006 ). Berbagai peristiwa diatas
sangat meprihatinkan kita semua. Bersamaan dengan hal ini maka berdirilah lembaga rehabilitasi
Narkotika yang bertujuan membina dan menyembuhkan para korban obat-obatan terlarang.
Dalam proses rehabilitasi Narkotika itu semua dikembaliakan kepada para korban Narkotika,
apakah memiliki keinginan untuk sembuh dan hidup normal kembali atau sebaliknya. Dalam hal
ini akan kelihatan adanya kemampuan individu dalam menghadapi masalah, tekanan dan
tantangan yang dihadapi yang oleh Lazarus (1976) disebut sebagai Coping behaviour yang
disebut juga strategi Coping.
Secara umum Coping diatikan sebagai tuntutan baik eksternal maupun internal yang timbul
akibat situasi yang mengancam. Strategi Coping tidak hanya meliputi bentuk-bentuk dorongan
dan cara-cara menghadapi masalah yang tidak realistis dan diluar kesadaran individu. Mulai dari
bentuk usaha dalam menghadapi masalah-masalah secara positif, patologis dan tidak evektif.
Meraka dapat menggunakan strategi mana yang dianggap paling sesuai dengan masalah yang
ada. Menurut Lazarus (1976) Coping dibedakan atas dua bentuk yaitu bentuk direck action dan
bentuk palliation. Direck action atau tingkah laku langsung adalah mengatasi masalah dengan
cara melakukan sesuatu untuk menghadapi masalah, sedang pallition adalah tingkah laku
pertahanan diri yang disebut defense mechanism atau bentuk defensif.

C. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengapa para pengguna Narkotika dan obat-obat terlarang melakukan strategi Coping ?
2. Bagaimana jenis-jenis masalah strategi Coping yang dilakukan oleh pengguna Narkotika dan
obat-obatan terlarang ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi Coping pada pengguna Narkotika dan obat
terlarang ?

D. Tujuan Program
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pengguna Narkotika dan obat-obatan terlarang yang melakukan strategi
Coping.
2. Mengetahui jenis-jenis strategi Coping yang dilakukan oleh pengguna Narkotika dan obat-
obatan terlarang.
3. Mencari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi Coping tersebut.

E. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapakan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk strategi
Coping yang digunakan pengguna Narkotika dan obat-obat terlarang, beserta faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi strategi Coping tersebut. Memberikan informasi kepada lembaga
rehabilitasi Narkotika dan obat-obatan terlarang dalam meningkatkan kualitas dalam pembinaan.

F. Kegunaan Program
1. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga
rehabilitasi Narkotika dan obat-obatan terlarang dalam meningkatkan kualitas pembinaan
maupun kuantitasnya.
2. Untuk mencari titik temu antara ilmu pengetahuan yang bersifat teori dengan kenyataan yang
ada di lapangan.
3. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penyusun khususnya dan
masyarakat pada umumnya, yang berkaitan dengan obat-obatan terlarang.
G. Tinjuan Pustaka
A. Strategi Coping
1. Pengertian srategi coping
Menurut Roter (Anwar, 1993) bagaimana idividu menilai situasi yang dihadapi dipengaruhi oleh
karakteristik kepribadian. Selanjutnya dimisalkan bahwa individu dengan pusat pengendali
internal akan cenderung menghadapi situasi yang bersumber pada dirinya sendiri. Sebaliknya
individu dengan pusat pengendali ekternal akan cenderung menganggap bahwa setiap keadaan
yang dihadapi sebagai akibat dari luar dirinya. Semakin kabur informasi yang diterima mengenai
suatu hal, akan semakin jelas pengaruh karakteristik kepribadian terhadap penilaian individu
pada situasi yang dihadapi. Ada dua penilaian yang mendahului munculnya strategi individu
yaitu penilaian primer dan penilaian sekunder. Melalui penilaian primer, individu akan menilai
tingkat ancaman permasalahan terhadap dirinya. Dalam penilaian sekunder, individu akan
menilai potensi dirinya untuk menghadapi masalah yang dinilai mengancam dirinya. Selanjutnya
individu akan memunculkan suatu strategi tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut
Pestonjee (1992), coping memiliki tiga efek, yaitu secara psikis, sosial dan fisik, adapun secara
psikis, coping memberikan efek pada kekuatan psikis (perasaan tentang konsep diri dan
kehidupan), reaksi emosi, tingkat depresi atau kecemasan, atau keseimbangan antara perasaan
yang positif atau negatif. Sedangkan secara sosial coping memberikan pengaruh pada fungsi
seperti keberadaan di dalam lingkungan dan sosialisasi serta hubungan interpersonal, secara fisik
dampak coping tidak terlalu besar yaitu sekitar perkembangan dan kemajuan suatu penyakit.
Newman (1997), mengaitkan coping dengan tahap-tahap perkembangan. Mereka berpendapat
bahwa coping tidak hanya mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi ancaman, akan
tetapi coping dapat dimengerti sebagai tingkah laku yang mengikuti perkembangan dan
pertumbuhan individu. Disini ada pandangan bahwa tingkah laku coping sebagai usaha yang
aktif untuk menghadapi stress dan membuat solusi-solusi baru guna menghadapi tantangan dari
tiap-tiap tahap perkembangan dan konfrontasi antara individu dengan lingkungan yang dihadapi
sebagai komponen paling penting dalam coping.

2. Jenis-jenis strategi coping


Pada dasarnya strategi coping untuk mengatur stress dapat dimasukan dalam dua dimensi umum
yang terpisah satu sama lain, yaitu:
a. Maninfestasi coping. Maninfestasi coping dimana cara coping dapat dibagi menjadi strategi
kognitif dan behavioural. Teknik coping kognitif adalah percobaan intrapsikis untuk menghadapi
situasi stess dan konsekuensinya, sedangkan coping behavioural terjadi dari tindakan-tindakan
nyata untuk mengatasi stress.
b. Fokus coping. Fokus coping dapat dibadakan menurut sasaran dari strategi coping, yaitu
coping yang difokuskan pada problem dan coping yang difokuskan pada emosi. Coping yang
difokuskan pada problem terutama dilakukan untuk memodifikasi hubungan antar situasi dan
person, yang menimbulkan stress. Fokus emosi meliputi usaha untuk mengatur gangguan emosi
yang disebabkan oleh stressor. fungsi tingkah laku dibedakan menjadi dua yaitu coping tepusat
pada masalah (Problem Focused Coping/PFC) dan terpusat pada emosi (Emotion Focused
Coping/EFC).PFC adalah usaha untuk mengurangi stress yang dirasakannya dengan
mengahadapi masalah yang menimbulkannya secara langsung, sedangkan EFC adalah usaha
individu untuk mengurangi stress dengan cara mempertimbangkan masalah afeksinya (Folkman
dan Lazarus, 1985).
Lazarus dan Folkman (dalam Aldwin dan Revenson, 1987), mengemukakan bahwa coping
terdiri dari strategi yang bersifat kognitif dan behavioural. Strategi tersebut terbagi menjadi dua
bentuk, yaitu strategi yang digunakan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stress (problem
focused coping) dan strategi coping untuk mengatasi emosi negatif yang menyertainya (emotion
focused coping).
Menurut Billing dan Moos ( dalam Robiah, 1999), serta Pearlin dan Schooler (1978) strategi
coping yang termasuk dalam problem focused coping dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Information seeking (pencarian informasi) yang meliputi usaha untuk mendapatkan informasi
yang relevan dengan masalah yang ada serta orang lain yang dapat bertukar pikiran dan
membantu menyelesaikan masalah.
b. Problem solving (pemecahan masalah), yang meliputi usaha untuk memikirkan dan
mempertahankan alternatif penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan dengan atau
melakukan tindakan tertentu yang lebih tertuju pada cara-cara penyelesaian masalah langsung.
Aldwin dan Reveson (1987), mengemukakan tiga macam strategi coping yang termasuk dalam
problem focused coping yaitu:
a. Controlless (kahati-hatian), yaitu individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang
beberapa aternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan
pandangan orang lain tentang masalah yang dihadapinya, bersikap kehati-hatian sebelum
melakukan sesuatu.
b. Instrumental action (tindakan instrumental), yang meliputi tindakan individu yang ditujukan
untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun langkah-langkah apa yang akan
dilakukan.
c. Negotiation (negosiasi) yaitu usaha-usaha yang ditunjukkan kepada orang lain yang terlibat
atau menjadi penyebab masalah yang dihadapinya untuk ikut serta memikirkannya atau
menyelasaikan masalahnya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping


Setiap orang akan mereaksi situasi yang sama dalam bentuk yang berbeda-beda dan dengan
beberapa cara. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping antara lain:
a. Jenis kelamin.
b. Umur dan perkembangan.
c. Tingkat pendidikan.
d. Stress dan kecamasan.
e. Situasi.
f. Persepsi, Intelektual dan kesehatan.
g. Situasi sosial ekonomi
Handayani (2000), dalam sekripsi kesarjanaannya menambahkan pula faktor-faktor yang
berperan dalam strategi menghadapi masalah, antara lain:
a. Konflik dan stress.
b. Jenis pekerjaan.

B. Pengguna Narkotika Dan Obat Terlarang


1. Pengertian Pengguna Narkotika Dan Obat Terlarang
Yang dimaksud dengan pengguna Narkotika dan obat terlarang adalah pemakai narkoba secara
tetap dan bukan untuk tujuan pengobatan atau digunakan tanpa mengikuti aturan takaran yang
seharusnya (Yatim dalam Hawari, 1996). Menurut Joewono (1996), pengguna Narkotika dan
obat terlarng adalah individu yang menggunakan Narkotika dan obat terlarang dalam jumlah
berlebihan, secara berkala atau terus menerus berlangsung cukup lama sehingga dapat merugikan
kesehatan jasmani, mental dan kehidupan sosial.
Menurut Simanjuntak (1996) dalam mencari sebab timbulnya perbuatan jahat, sebab yang
tunggal atau unilateral pada dasarnya tidak ada, sebab-sebab itu beraneka ragam satu sama lain
berkaitan. Secara garis besar sebab yang menimbulkan perbuatan jahat individu terletak dalam
dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut Hawari (1996) pengguna Narkotika
dan obat terlarang adalah individu yang mengalami gangguan jiwa yaitu gangguan kepribadian,
kecemasan dan depresi, sedangkan penyalahgunaan Narkotika dan obat terlarang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari gangguan jiwa tersebut.

2. faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba


Faktor Intern
1. Personalitiy (kepribadian)
2. Intelegensi Quotient (IQ)
3. Kedudukan individu dalam keluarga
Faktor Extern
1. Lingkungan keluarga
2. Dishasmonisasi keluarga
3. Kurang pendidikan agama

3. Narkotika Dan Obat Terlarang


Narkotika dan obat terlarang yamg dilarang penyalahgunaannya oleh hukum dan pemerintah
karena merugikan kesahatan serta memicu tingginya angka kriminalitas, antara lain:
a. Ecstasy
b. Heroin dan Opiat
c. Kokain
d. Amfetamin dan stimulasi lainnya
e. Kannabis
f. LSD (Lysergic Acid Dietthllamide)
g. Hipnasedatif
h. Minor Traquilliser

4. Dampak Penyalahgunaan Obat Terlarang


Berbagai dampak atau akibat yang ditimbulkan sebagai akibat dari penyalahgunaan Narkotika
dan obat terlarang menurut Hawari (1996) antara lain:
a. ketergantungan fisik/jasmaniah (physical dependence) adalah suatu lama. keadaan yang
ditandai oleh gangguan jasmaniah yang hebat apabila pemberian suatu obat dihentikan, keadaan
ini timbul sebagai akibat hasil penyesuaian diri terhadap adanya obat dalam tubuh secara terus
menerus dalam jangka waktu yang cukup
b. Keutungan psikis/psikologis (psychological dependence) adalah suatu keadaan dimana suatu
obat menimbulkan perasaan puas dan nikmat sehingga mendorong seseorang untuk memakai
lagi secara terus menerus atau secara berkala sehingga diperoleh kesenangan/kepuasan.
Tanda-tanda umum orang yang menyalahgunakaan obat-obat terlarang antara lain:
a. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.
b. Sering membolos, menurunkan disiplin dan nilai-nilai pelajaran
c. Menjadi mudah tersinggung, suka marah-marah sering menguap dan mengantuk, malas, tidak
mempedulikan hygiene dan lain-lain
d. Suka mencuri yang dimulai dengan barang-barang kecil untuk membiayai obat-obat terlarang
e. Selalu memakai baju lengan panjang untuk menyembunyikan luka suntikan pada lengannya
dan suka memakai kaca mata hitam untuk menyembunyikan perubahan wajah/ekspresi atau
menghilangi/melindungi sinar tajam pada pupil matanya akibat penyalahgunaan obat-obat
terlarang.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah diskriftif kuallitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati
(Moleong, 1990:3)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (arikunto, 1988: 99). Objek
penelitian ini adalah pengguna Narkotika dan obat-obat terlarang yang berdomisili di Kotamadya
Surakarta dan sekitarnya.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kotamadya Surakarta, Propinsi Jawa Tengah.
4. Sumber Data Dan Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah mengambil sampel sebanyak empat orang, karena sudah
dianggap bahwa sampel sejumlah itu sudah mewakili komunitas pengguna Narkotika dan obat-
obatan terlarang. Sampel sejumlah empat orang dimana subjek penelitian adalah sebagai berikut:
a. Usia 20-25 tahun
b. Pria
c. Pendidikan minimal SMA
d. Berdomisili di Kotamadya Surakarta dan sekitarnya
5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara terstruktur, kuesioner,
dan observasi partisipan. Wawancara tersruktur adalah wawancara yang mengungkapkan
motivasi, maksud atau penjelasan dari responden (Moelong, 1989:153). Kuesioner adalah
metode pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan yang harus dijawab atau diisi oleh
responden dibawah pengawasan peneliti (Busono, 1988:74). Adapun observasi partisipan adalah
metode penelitian untuk mengumpulkan data yang dicirikan adanya interaksi sosial antara
peneliti dengan yang diteliti.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis isi (content
analysis) yaitu telaah sistematis atau catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data (Faisal,
1982:133).
7. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian informal. Metode
penyajian informal merupakan metode penyajian data berupa perumusan dengan kata-kata biasa
(Sudaryanto, 1993:145).
I. Jadwal Penelitian

Jenis kegiatan Tahun 2007/2008


Oktober November Desember Januari
Tahap persiapan
a. Studi Pustaka
b. Survei Awal
X

X
Tahap Penelitian
a. Penyedian Data
b. Klasifikasi Data
c. Analisis Data
X
X
X

Tahap Penyusunan
a. Penulisan Laporan
b. Penyerahan Laporan
X
X

J. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing

1. Nama :
2. NIP/NIS/NPP/NIK :
3. Status Dosen :
4. Tempat / Tgl. Lahir :
5. Jenis Kelamin :
6. Pangkat/ Golongan :
7. Jabatan Struktural :
8. Jabatan Akademik :
9. Pendidikan Tinggi :
10. Alamat :

K. Jurtifikasi Anggaran
a. Peralatan
No Nama Alat Satuan Volum Harga Sastuan Jumlah(Rp)
1. Sewa Kumputer dan Printer Minggu 2 300.000 300.000
2. Biaya Lstrik - - - 350.000
3. Flasdisk Buah 2 150.000 300.000
Total Anggaran 950.000
b. Makalah

No Uraian Satuan Volume Harga satuan Jumlah(Rp)


1. Pembuatan Proposal Eksemplar 5 100.000 500.000
2. Pengetikan Laporan Lembar 30 1500 45.000
3. Pneggandaan Laporan Eksemplar 5 70000 350.000
4. Penjilitan Laporan Eksemplar 5 30.000 150.000
Total Anggaran 1.045.000

c. Bahan Habis Pakai

No Nama Barang Satuan Volume Harga Satuan Jumlah(Rp)


1. Kartu Data Pak 2 80.000 160.000
2. Pembelian Buku Buah 4 100.000 400.000
3. Kertas HVS Rem 3 60.000 180.000
4. Tinta Print Buah 3 100.000 300.000
5. Film dan cuci cetak Rol 1 100.000 100.000
6. Vocer Pulsa Buah 4 200.000 800.000
Total Anggaran 1.940.000

d. Trasportasi

No Nama Barang Satuan Volume Harga Satuan Jumlah(Rp)


1 Trasportasi Lokal(Solo) Orang 3 600.000 1.800.000
Total Anggaran 1.800.000

Biaya Keseluruhan : Rp 5.735.000,00

Daftar Pustaka

Astuti, F. D.2001. Hubungan Antara Asertivitas dengan Prestasi Kerja Karyawan. Skipsi (Tidak
diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.
Darwin, F. W. 1990. Pemilihan Strategi Coping Berdasarkan tipe Kepribadian A dan B, Locus
Of Control Serta Tingkat Intensivitas Stess. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Darojat , Z . 1977 . Makalah . ecstasy dan Permasalahannya , Yogyakarta . Srawung ilmiah IKIP
Hlm. 1
Haryanto , 1993, Terapi Korban Penyalah Gunaan Narkotika dengan Pendekatan Agama (studi
kasus di pondok pesantren surabaya). Laporan Penelitian Fakultas Psikologi UGM . Yogyakarta.
Hawari , D . 1996. Al-Quran : Ilmu Kedokteran dan Kesehatan jiwa. Yogyakarta.
Istono , M . 1999. Hubungan Antara Tipe Kepribadian hardinass dan Kecenderungan
Menggunakan Program Focussed Coping Pada Wiraniaga. Skripsi (tidak di terbitkan).
Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Joewono ,s . 1976. Gangguan penggunaan Zat . Jakarta : Gramedia.
Kusumawardani , R . A .1998. Perbedaan Strategi Coping Dilihat Dari tingkat pendidikan dan
Peran Jenis kelamin. Skripsi. Surakarta : Fakultas Psikologi UMS
Lazarus , R, S . 1976. Pattern Of Adjusment. New York : MC Gronce Hill.
Lincoln , Y . S , And Egon, G.G.1985. Naturalistic Inquiry Beverly Hills : Sage Publication.
Mursidi,A . 1996. Makalah Ecstasy dan Permasalahannya. Yogyakarta : Srawing Ilmiah IKIP.
Moleong, L . J . 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja Rusda Karya.
Nasution , S . 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Pearlin , L , A , and Schooler,C.1987. The Structure Of Coping. Journal of Health and Social
Behaviour . 2, No.19. P : 2-21.
Pestonjee , DM. 1992. Stress and Coping (The indian experience). New Delhi : Sage Publication
India Pvt. Ltd.
Robi’ah , N . 1992. Hubungan Antara Lingkungan Pergaulan dan Penyesuaian Diri dengan
Strategi Coping pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan) Surakarta : Fakultas Psikologi UMS.
Simanjuntak ,B . 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja . Bandung : Alumni.
Sasmita , R . A.1983. Problema Kenakalan Anak-anak Remaja. Bandung : Armicio.
Zamindari , V . 1999. Hubungan Antara Efikasi diri dengan Focused Coping dalam Menghadapi
Masalah. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta : Fakultas psikologi UGM.
Widodo , E dan Mukhtar.2000. Kontruksi ke arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta : anyrous.
Gatra , Mayoritas Pemakai Narkoba Murid SLTP dan SLTA : 24 Februari 2006.
Media Indonesia , Tragedi Pembunuhan Gara-gara Narkoba : 21 Mei 2006.

HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PEMULIHAN RESIDEN


REHABILITASI NARKOBA

Oleh: Anggrahini Wisnu Wardhani

Universitas Gunadarma
Dibuat: 2005-11-27 , dengan 2 file(s).

Keywords: SELF-EFFICACY selasa, 1 sept’09 5:39 digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id...gdl-grey


Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat
dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada
awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia
kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya
tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta 2000). Penggunaan berbagai
macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa ini
cukup meningkat terutama di kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat
sejenis yang semula dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama
sudah mulai disalahgunakan. Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang
mengkonsumsi obat-obatan ini. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang diakui banyak kalangan menjadi ancaman
yang berbahaya bagi bangsa Indonesia.
Sianipar (2004) mengatakan bahwa berdasarkan survey nasional
penyalahgunaan narkoba yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN) terhadap 13.710 responden yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA dan
mahasiswa pada tahun 2003 diperoleh data bahwa dalam setahun terakhir terdapat
3,9% responden yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian tersebut juga
menunjukan semakin dininya usia penyalahgunaan narkoba, dengan usia termuda
adalah 7 tahun. Ditambah pula oleh Sianipar bahwa jenis narkoba yang sering
digunakan adalah inhalan, sementara itu pada usia 8 tahun ada yang sudah
menggunakan ganja dan pada usia 10 tahun telah menggunakan narkoba dengan
jenis yang bervariasi, yaitu pil penenang, ganja dan morphin.
Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan
tersebut dapat bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan
karena adanya penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar
belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab
lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar
mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai
tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau
sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan.
Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika
seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan
dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka
akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri (Staf iqeq 1998).
Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah
karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba
dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan
pergaulan mereka (McInthosh 2002).
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat
merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat
dan seksama (Wartono, dkk 1999).
Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak
yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika
itu sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Budiarta 2000).
Pemakaian dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan yang tidak
sesuai aturan, dapat menimbulkan beberapa dampak negatif baik bagi pemakai itu
sendiri maupun bagi lingkungan di sekitar pemakai. Menurut Wartono, dkk
(1999), dampak yang ditimbulkan antara lain dapat berupa gangguan konsentrasi
dan penurunan daya ingat bagi pemakai, sedangkan dampak sosialnya dapat
menimbulkan kerusuhan di lingkungan keluarga yang menyebabkan hubungan
pemakai dengan orangtua menjadi renggang, serta menimbulkan perilaku yang
tidak diinginkan seperti pencurian atau penodongan.
Disamping itu, penggunaan narkotika yang terlalu banyak atau overdosis
akan dapat menyebabkan kematian karena dosis yang digunakan makin lama
makin bertambah banyak sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin
berkurang.
Dikarenakan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat
penggunaan narkoba secara bebas dan tidak sesuai aturan, maka diperlukan
perhatian khusus untuk menanggulangi masalah ini.
Banyak cara dilakukan untuk menanggulangi masalah ini baik secara
preventif maupun represif. Menurut Budiarta (2000), upaya preventif merupakan
pencegahan yang dilakukan agar seseorang jangan sampai terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan narkoba. Sedangkan upaya represif
artinya usaha penanggulangan dan pemulihan pengguna narkoba yang mengalami
ketergantungan. Budiarta menambahkan bahwa usaha-usaha represif dapat
dilakukan dengan mendirikan panti-panti rehabilitasi maupun Rumah Sakit
Ketergantungan Obat. Di dalam RSKO atau panti Rehabilitasi itulah nantinya
dilaksanakan program-program pemulihan bagi pengguna narkoba.
Menurut Wresniwiro (1999), rehabilitasi merupakan usaha untuk
menolong, merawat dan merehabilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang,
sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat
atau dapat bekerja serta belajar dengan layak.
Di dalam proses pemulihan, disamping faktor-faktor dari luar seperti
mengikuti program-program pemulihan di panti rehabilitasi, ada faktor lain yang
tampaknya juga penting, yaitu faktor dari dalam. Salah satu faktor yang berasal
dari dalam adalah adanya keinginan individu untuk berhenti menggunakan
narkoba serta memiliki keyakinan bahwa dirinya akan mampu melepaskan diri
dari pengaruh narkoba tersebut.
Kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa mereka telah kecanduan dapat
memakan banyak waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau bahkan
tahunan dan tergantung pada obat yang digunakan dan kemampuan para pecandu
untuk mengatasi kebiasaannya tersebut (McIntosh 2002).
Banyak orang yang mengalami masalah dengan obat-obatan tetap
terperosok dalam tahap perenungan untuk merubah kebiasaan mereka.
Perenungan tersebut tetap tidak berkembang karena mereka merasa tidak mampu
untuk lepas dari obat-obatan dan bahkan mereka tidak berusaha untuk berhenti
(Broad & Hall dalam Bandura 1995).
Oleh karena itu, adanya keyakinan dari dalam diri individu bahwa dirinya
mampu untuk melepaskan diri dari ketergantungan obat-obatan ini merupakan
faktor yang dianggap penting dalam proses pemulihan. Istilah keyakinan ini
disebut dengan self-efficacy.
Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menghadapi
situasi tertentu. Self-efficacy tersebut mempengaruhi persepsi, motivasi dan
tindakannya dalam berbagai cara (Zimbardo dan Gerrig 1999). Schwarzer (dalam
Zimbardo dan Gerrig 1999) mengatakan bahwa self-efficacy mempengaruhi
seberapa banyak usaha yang digunakan dan berapa lama seseorang dapat bertahan
dalam mengatasi situasi kehidupan yang sulit. Disamping itu Kaplan, dkk (1993)
menyebutkan self-efficacy ini sebagai sebuah konsep yang bermanfaat untuk
memahami dan memprediksi tingkah laku.
Menurut Bandura (dalam www.altavista.com/self-efficacy 2002),
seseorang yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan membangun lebih banyak
kemampuan-kemampuan melalui usaha-usaha mereka secara terus-menerus,
sedangkan self-efficacy yang rendah akan menghambat dan memperlambat
perkembangan dari kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan seseorang. Bandura
juga mengatakan bahwa individu dengan self-efficacy yang rendah cenderung
percaya bahwa segala sesuatu sangat sulit dibandingkan keadaan yang
sesungguhnya sedangkan orang yang memiliki perasaan self-efficacy yang kuat
akan mengembangkan perhatian dan usahanya terhadap tuntutan situasi dan
dipacu oleh adanya rintangan sehingga seseorang akan berusaha lebih keras.
Begitu pula halnya pada individu yang sedang menjalani rehabilitasi atau
biasa disebut dengan residen. Menurut penulis, tingginya self-efficacy yang
dimiliki oleh residen memungkinkan dirinya memiliki motivasi untuk melakukan
tindakan dan usaha untuk berhenti sehingga pemulihannya akan semakin cepat
dan nantinya akan berhasil, sebaliknya semakin rendah self-efficacy yang dimiliki
maka seseorang kurang memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya untuk
berubah dan orang tersebut enggan untuk berusaha melakukan tindakan-tindakan
untuk melepaskan diri dari pengaruh narkoba sehingga pemulihannya pun akan
terhambat dan semakin lama.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian
ini adalah apakah ada hubungan antara self-efficacy dengan pemulihan pada
pengguna narkoba?

You might also like