Professional Documents
Culture Documents
Warna merupakan nama umum untuk semua penginderaan yang berasal dari aktivitas retina
mata. Jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata menanggapi, salah satunya memberi
sinyal warna. Cahaya adalah energi radiasi dengan rentang panjang gelombang sekitar 400-800
nm. Menurut definisi ini, warna (seperti baurasa dan tekstur) tidak dapat dipelajari tanpa sistem
penginderaan manusia. Warna yang diterima jika mata memandang objekyang disinari berkaitan
dengan tiga faktor berikut:
- sumber sinar,
- ciri kimia dan fisika objek, dan
- sifat-sifat kepekaan spektrum mata.
Untuk menilai sifat objek, kita harus menstandarkan kedua faktor yang lain. Untungnya, ciri
mata manusia yang berdeda-beda untuk melihat warna agak seragam dan tidka begitu sukar
untuk mengganti mata dengan suatu alat pengindera atau fotosel yang dapat merekam hasil yang
taat asas. Ada beberapa sistem penggolongan warna yang paling penting adalah sistem CIE
(Commission International de l’Enclairage – Komisi Pencahayaan Internasional). Sistem lain
yang dipakai untuk memaparkan warna makanan ialah sistem Hunter dan Munsell.
SISTEM CIE
Sistem CIE merupakan sistem trikom; dasarnya adalah kenyataan bahwa setiap warna dapat
disamakan dengan campuran tiga warna primer. Ketiga warna primer atau dalam bahasa Inggris
disebut primaries, adalah merah, hijau dan biru. Setiap warna yang mungkin dapat dinyatakan
sebagai titik dalam segtiga. Segitiga dalam gambar 1 di bawah ini menunjukkan bagaimana
warna dapat dinyatakan sebagai perbandingan dari ketiga warna primer.
Jika nilai warna merah, hijau dan biru jenis inar tertentu dinyatakan dengan a, b dan c, maka
nisbah atau perbandingan masing-masing sinar terhadap sinar keseluruhan dinyatakan berturut-
turut dengan , , .
Jumlah nisbi (perbandingan) ketiga warna primer yang diperlukan untuk menyamai warna
tertentu dierbut nilai trimulus warna. Warna primer CIE hanya bayangan, karena tidak ada warna
primer sesungguhnya yang dapat digabung untuk menyamai rona spektrum yang sangat jenuh.
Warna akromatik ialah putih, hitam dan abu-abu. Hitam dan abu-abu hanya berbeda dengan
putih dalam pemantulan sinar jatuh. Lembayung adalah warna kromatik nonspektrum. Semua
warna lain kromatik, misalnya coklat adalah kuning yang penerangan dan kejenuhannya rendah.
Coklat mempunyai panjang gelombang dominan dalam rentang kuning atau jingga.
SISTEM MUNSELL
Dalam sistem Munsell, semua warna dispesifikasi memakai tiga ciri rona, nilai dan kroma. Skala
rona didasarkan pada sepuluh rona yang tersebar ada keliling lingkaran rona. Ada lima rona :
merah, kuning, hijau, biru dan lembayung, rona ini diberi kode R, Y, G, B dan P. Ada juga lima
rona antara, YR, GY, BG, PB dan RP. Skala nilai adalah skala keterangan atau kecerahan mulai
dari 0 (hitam) sampai 10 (putih). Kroma merupakan ukuran perbedaan suatu warna jika
dibandingkan dengan abu-abu yang sama kecerahannya. Hal ini merupakan ukuran kemurnian.
SISTEM HUNTER
Pengukuran warna sistem CIE didasarkan pada penginderaan warna oleh mata manusia. Ini
mengakui bahwa mata mengandung tiga reseptor yang peka terhadap cahaya – reseptor merah,
hijau dan biru. Ada suatu masalah pada sistem ini ialah bahwa nilai X, Y dan Z tidak ada
kaitannya dengan warna yang diserap, msekipun warna itu terdefinisikan secara lengkap. Untuk
mengatasi masalah ini diajukan sistem warna lain. Satu dari sistem tersebut, dipakai secara luas
untuk kolorimetri makanan ialah sistem L, a, b Hunter.
Apa yang disebut skala warna-seragam, warna-lawan didasarkan pada teori warna-lawan melalui
penginderaan warna. Dalam teori ini. Kita menganggap bahwa ada tahap pengalihan sinyal-
antara antara reseptor cahaya dalam retina dan saraf optik yang menghantar sinyal warna ke otak.
Dalam mekanisme pengalihan ini tanggapan merah dibandingkan dengan hijau dan
menghasilkan dimensi warna merah ke hijau. Tanggapan hijau dibandingkan dengan biru
menghasilkan dimensi warna kuning ke biru. Dimensi warna ketiga adalah kecerahan, yang
sifatnya tidak linier. Sistem ini dinyayakan dengan ruang warna yang ditunjukkan dalam gambar
3 di bawah ini.
Ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu:
a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan misalnya klorofil berwarna hijau,
karoten berwarna jingga dan mioglobin menyebabkan waran merah pada daging.
b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna coklat, misalnya
warna coklat pada kembang gula karamel atau roti yang dibakar.
c. Warna gelap yang timbul karena aanya reaksi Malliard, yaitu antara gugus amino protein
dengan gugus karbonil gua pereduksi; misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna
gelap
d. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam, atau coklat
gelap (browning). Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam atau enzim; misalnya warna
gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong.
e. Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik.
PIGMEN
Jenis pigmen Jumlah senyawa Warna Sumber Keterlarutan dalam Kestabilan
Antosianin 120 Jingga, merah, biru Tanaman Air Peka terhadap perubahan pH, panas
Flavonoid 600 Tidak berwarna, kuning Umumnya Air Tahan panas
Leukoantosianin 20 Tidak berwarna Tanaman Air Tahan panas
Tanin 20 Tidak berwarna, kuning Tanaman Air Tahan panas
Betalin 70 Kuning, merah Tanaman Air Peka terhadap panas
Kuinon 200 Kuning sampai hitam Tanaman, bakteri, alga Air Tahan panas
Xanton 20 Kuning Tanaman Air Tahan panas
Karotenoid 300 Tidak berwarna, merah Tanaman Lemak Tahan panas
Klorofil 25 Hijau, coklat Tanaman Lemak,
Air Peka terhadap panas
Pigmen heme 6 Merah, coklat Hewan Air Peka terhadap panas
Sumber : Clydesdale and Francis (1976)
Sejak jaman dahulu pigmen banyak dipergunakan sebagai pewarna alami bahan makanan. Daun
suji telah lama dipergunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan. Selain daun suji, kunyit
juga sering dipergunakan sebagai bahan pewarna alami (pigmen).
Sejak ditemukannya zat pewarna sintetik penggunaan pigmen semakin menurun, meskipun tidak
menghilang sama sekali. Beberapa tahun ini timbul usaha-usaha untuk mendalami seluk-beluk
pigmen, khususnya untuk mengetahui perubahan-perubahan warna dari bahan makanan oleh
pengaruh berbagai perlakuan pengolahan dan pemasakan.
Beberapa pigmen penting dalam makanan yaitu yang tergolong dalam kelompok klorofil
karotenoid, antosianin, antoxantin, serta tanin.
1. Klorofil
Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama
dengan karoten dan xantofil. Terdapat 2 jenis klorofil yang berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan
klorofil b. Keduanya terdapat pada tanaman dengan perbandingan 3:1. kedua jenis klorofil
tersebut secara kimiawi sangat mirip.
Klorofil a termasuk dalam pigmen yang disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk didalamnya.
Pada prinsipnya molekul klorofil sangat besar dan terdiri dari 4 cincin pirol yang dihubungkan
satu dengan lainnya oleh gugus metena (-CH=) membentuk sebuah molekul yang pipih. Pada
karbon ke-7 terdapat residu propionat yang teresterifikasi dengan fitol dan rantai cabang ini
bersifat larut dalam lipid.
Klorofil a mengandung atom magnesium yang diikat oleh nitrogen dari dua cincin pirol dengan
ikatan kovalen serta oleh dua buah atom nitrogen dari dua cincin pirol lain melalui ikatan
koordinat kovalen; yaitu N dari pirol menyumbangkan pasangan elektronnya pada magnesium
(pada gambar dinyatakan dengan garis putus).
Perbedaan rumus bangun klorofil a dan b terletak pada atom C no. 3; metil pada klorofil a diganti
dengan aldehida pada klorofil b. Molekul klorofil sampai sekarang belum dapat disintesis. Pada
halikatnya klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga sulit untuk menjaga agar
molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang sangat menarik. Beberapa peneliti berpendapat
bahwa dalam peranannya kloroplasnya pecah dan klorofilnya keluar. Klorofil dalam daun yang
masih hidup berikatan dengan protein. Dalam proses pemanasan proteinnya terdenaturasi dan
klorofil dilepaskan.
Klorofil yang berwarna hijau dapat berubah menjadi hijau kecoklatan dan mungkin berubah
menjadi coklat akibat substitusi magnesium oleh hidrigen membentuk feofitin (klorofil yang
kehilangan magnesium). Reaksi tersebut berjalan cepat pada larutan yang bersifat asam.
Spectrum absorpsi pigmen porfirin ditandai dengan adanya pita (band) yang tajam pada panjang
gelombang kuning, merah dan daerah dekat infra merah, serta daerah violeet. Pita (band) tajam
khususnya berada pada daerah violet dan daerah dekat violet dan disebut soret band. Adanya pita
tersebut menandakan bahwa struktur porifinnya belum mengalami kerusakan.
Panjang gelombang maksimum untuk klorofil a dalam pelarut dietil eter adalah 661 nm,
sedangkan untuk feofitin a dalam dietil eter adalah 667 nm. Klorofil b dalam dietil eter 644 nm,,
dan feotin 655 nm.
Kerusakan klorofil dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :
Klorofil - fitol
Klorofilid
-Mg -Mg
Feofitin - fitol
Feoforbid
3. Karotenoid
Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah orange, serta
larut dalam minyak (lipid). Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan
klorofil (9,3%), terutama pada bagian permukaan atas daun dekat dengan dinding sel-sel
palisade.
Karena itu pada dedaunan hijau selain klorofil terdapat juga karotenoid. Karotenoid terdapat
dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat, cabe merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada
beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton
karotenoid diproduksi setiap tahun di alam.
Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten.
Karoten sendiri merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu α-, β-, dan γ- karoten.
Karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena (suatu
diena). Sedangkan turunannya yang mengandung oksigen disebur santofil.
CH2 = C – C = CH2
(isoprena)
CH3
Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan adalah β-karoten
(berbagai buah-buahan yang kuning dan merah), likopen (tomat), kapxantin (cabai merah), dan
biksin (annatis).
4. Karoten
Karoten dan likopan merupakan molakul yang simetrik, artinya separuh bagian kiri merupakan
bayangan cermin dari bagian kanannya. β-karoten dan likopen merupakan molekul yang serupa,
perbedaannya terletak pada cincin pada karbon ujung. Pada karoten cincinnya tertutup, sedang
pada likopen terbuka.
β-karoten banyak terkandung dalam wortel dan lada. Kadang-kadang bebas dan kadang-kadang
bercampur dengan α- dan γ-karoten. Tidak semua karoten benar-benar simetrik, misalnya α- dan
γ-karoten mempunyai cincin terminal yang tidak sama.
Karotenoid yang mengandung gugus hidroksil disebut xantofil. Salah satu pigmen yang termasuk
dalam xantofil adalah kriptoxantin yang mempunyai rumus mirip sekali dengan β-karoten.
Perbedaannya hanya bahwa kriptoxantin memiliki gugus hidroksil. Pigmen tersebut merupakan
pigmen utama pada jagung yang berwarna kuning, lada, pepaya, dan jeruk keprok.
5. Antosianin
Antosianin dan antoxantin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umunya larut
dalam air. Flavonoid mengandung 2 cincin benzena yang dihubungkan oleh 3 atom karbon.
Ketiga karbon tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin di antara
dua cincin benzena.
Warna pigmen antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan,
dan sayura-sayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester
dengan monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang-kadang pentosa). Sewaktu
pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula.
Pada pH rendah (asam) pigmen ini berwarna merah dan pada pH tinggi (basa) berubah menjadi
violet dan kemudian menjadi biru. Warna merah bung mawar dan biru pada bunga jagung terdiri
dari pigmen yang sama yaitu siannin. Perbedaannya adalah bila pada bunga mawar pigmennya
berupa garam asam, sedangkan pada bunga jagung berupa garam netral.
Konsentrasi pigmen juga sangat berperan dalam menentukan warna (hue). Pada konsentrasi yang
encer antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah, dan
konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tanin akan banyak mengubah warna antosianin.
Dalam pengolahan sayur-sayuran adanya antosianin dan keasaman larutan banyak menentukan
warna produk tersebut. Misalnya pada masakan bit atau kubis merah. Bila air pemasaknya
mempunyai pH 8 atau lebih (dengan penambahan soda) maka warna menjadi kelabu violet,
tetapi bila ditambahkan cuka warna akan menjadi warna terang kembali. Tetapi jarang makanan
mempunyai pH yang sangat tinggi.
Dengan ion logam, antosianin membentk senyawa kompleks yang berwarna abu-abu violet.
Karena itu pada pengalengan bahan yang mengandung antosianin, kalengnya perlu mendapat
lapisan khusus.
6. Antoxantin
Antoxantin termasuk dalam pigmen flavonoid yang berwarna bening dan larut dalam air.
Antoxantin juga merupakan suatu glikosida dengan atu atau dua monosakarida (ramnosa dan
glukosa). Pemanasan dalam asam encer akan memecahnya menjadi flavon atau turunannya
flavonal, flavononal, atau isoflavon) dan monosakarida.
Antoxantin banyak terdapat dalam lendir daun yang kebanyakan tidak digunakan sebagai
makanan. Beberapa flavon yang dikenal adalah uersetin (kulit bawang, teh), hesperitin (jeruk dan
lemon), dan apigenin (dahlia kuning). Antosianin berbeda dengan pigmen kuning atau jingga
(karotenoid) karean sifatnya larut dalam air, sedangkan karotenoid larut dalam lipida.
7. Tanin
Tanin disebut juga asam tanat dan asam galotanat. Tanin dapat tidak berwarna sampai berwarna
kuning atau coklat. Asam tanat yang dapat dibeli dipasaran mempunyai BM 1.701 dan
kemungkinan besar terdiri dari 9 molekul asam galat dan sebuah molekul glukosa.
Istilah tanin yang dipergunakan pada kalangan ahli pangan ada 2, yaitu condensed tannin
merupakan dimer 4,8 atau 2,8 C-C atau ikatan dimer 3,3 dari senyawa katekin. Yang kedua
disebut hydrolized tannin, termasuk kedalamnya galotanin dan elogitanin. Senyawa-senyawa
tersebut biasanya digunakan untuk menyamak kulit dan masing-masing merupakan polimer asam
galat dan asam elagat (ellagic acid). Disamping itu ada tanin yang tidak dapat dimasukan ke
dalam salah satu kelompok tanin tersebut.
Beberapa ahli pangan berpendapat bahwa tanin terdiri dari katekin, leukoantosianin, dan asam
hidroksi yang masing-masing dapat menimbulkan warna bila bereaksi dengan ion logam.
Di dalam teh terdapat katekin dan epikatekin yang teresterifikasi dengan asam galat. Sedang
katekin dan leukoantosianin banyak terdapat pada jaringan tanaman apel, anggur, almond, dan
pear. Leukoantosianin dalam buah apel merupakan suatu dimer dari dua molekul 1-apikatekin.
Adanya tanin dalam bahan makanan dapat ikut menentukan cita rasa bahan makanan tersebut.
Rasa sepat bahan makanan biasanya disebabkan oleh tanin. Misalnya dalam bir, adanya tanin
kemungkinan besar berasal dari malt dan hop, dan menurut hasil analisis kandungan tanin dalam
bir sekitar 25-55 ppm.
Kandungan tanin dalam teh dapat dipergunakan sebagai pedoman mutu, karena tanin
memberikan kemantapan rasa. Rasa yang terlalu sepat tidak diinginkan lagi. Beberapa jenis
senyawa telah diisolasi dari teh-teh Indonesia yang meliputi epikatekol, kaekol galat, dan 5-
hidroksikatekol.
Kandungan tanin dalam anggur juga banyak menentukan mutu anggur itu. Biasanya tanin yang
ada dalam anggur berasal dari kulit dan biji buah anggur. Pada anggur jenis tertentu (chianti
wine) kadar tanin yang semakin tinggi semakin dikehendaki.
Leukoantosianin merupakan senyawa yang dapat memberikan rasa sepat yang dikehendaki. Pada
minuman apel cider leukoantisianin memberi rasa spesifik yang dikehendaki. Senyawa tersebut
juga penting peranannya dalam memberikan cita rasa pada olive, pisang, teh, anggur, dan coklat.
Berbeda dengan antosianin yang berwarna, leukoantosianin tidak berwarna. Karena bentuk
molekulnya yang kecil, leukoantosianin tidak mempu bereaksi dengan protein seperti asam tanat
dalam proses penyamakan kulit dan karenanya leukoantosianin dapat dikelompokan dalam
condensed tannins.
Karamelisasi
Merupakan reaksi pencoklatan nonenzimatis terutama pada gula. Bila suatu larutan sukrosa
diuapkan, maka konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya. Keadaaan ini akan
terus berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan telah tercapai dan
pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang
lebur. Titik lebur sukrosa adalah 160 oC.
Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus, sehingga suhunya melampaui titik
leburnya, misalnya pada suhu 170 oC, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa.
Gula karamel sering dipergunakans ebagai bahan pemberi citarasa makanan. Reaksi yang terjadi
bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah belum diketahui secara pasti, tetapi paling sedikit
melalui tahap-tahap seperti berikut: mula-mula seyiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah
molekul glukosa dan sebuah molekul fruktosan (fruktosa yang kehilangan satu molekuk air).
Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga
terjadilah glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan
dehidrasi diikuti dengan polimerisasi dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut.
Referensi lain menyebutkan bahwa karamelisasi sukrosa memerlukan suhu sekitar 200 o C. Pada
160 oC, sukrosa meleleh dan membetuk anhidrida glukoa dan anhidrida fruktosa (levulosan).
Pada suhu 200 OC, urutan reaksi terdiri atas 3 tahap yang terpisah waktunya tahapan-tahapan
reaksi tersbut sebagai berikut:
1. tahap pertama memerlukan pemanasan 35 menit dan kehilangan bobot 4,5 %, sesuai dengan
kehilangan satu molekul air per molekul sukrosa. Ini dapat berarti pembentukan senyawa seperti
isosakarosan yang memiliki susunan 1,3’;2,2’-dianhidro-α-D-glukopiranosil-β-D-glukopiranosil-
β-D-fruktofuranosa.
2. tahap selanjutnya terjadi setelah pemanasan mencapai 55 menit, kehilangan bobot menjadi 9
persen dan terbentuk pigmen yang disebut karamelan. Ini berdasarkan reaksi
2C12H22O11 – 4H2O → C24H36O18
Pigmen karamelan tersebut larut dalam air dan etanol dan rasanya pahit. Titik lelehnya 138 oC.
3. pemanasan lebih lama lagi menyebabkan terbentukny karamelen. Senyawa ini sesuai dengan
keilangan berat 14 persen, yang kira-kira 8 molekul air per 3 molekul sukrosa, sebagai berikut:
3C12H22O11 – 8H2O → C36H50O25
Karamelen hanya larut dalam air dan meleleh pada suhu 154 OC
4. apabila pemanasan dilanjutkan menyebabkan pembentukan pigmen sangat gelap yang hampir
tak larut dengan susunan molekul rata-rata C125H188O¬80. bahan ini disebut humin atau
karamelin.
Baurasa karamel yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula,
termasuk diasetil, asam asetat, aam format dan dua hasil urai yang diaporkan mempunyai
baurasa khas karamel oleh Jurch dan Tatum (1970), yaotu asetilformoin (4-hidroksi-2,3,5-
heksana-trion) dan 4-hidroksi-2,5-dimetil-3(2H)-furanon.
Reaksi Maillard
Reaksi ini merupakan reaksi pencoklatan nonenzimatis yang terjadi antara karbohidrat,
khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan
berwarna coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang menjadi pertanda penurunan
mutu. Warna coklat pada pembuatan sate atau pemanggangan daging adalah warna yang
dikehendaki, demikian juga halnya pada pengorengan ubi jalar dan singkong serta pencoklatan
dari berbagai roti. Gugus amina primer biasanya terdapat pada bahan awal sebagai asam amino.
Reaksi Malliard berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus asam amino
dari protein sehngga menghasilkan basa Schiff.
2. perubahan terjadi menurut reaksi Amadori sehingga menjadi amino ketosa.
3. dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk turunan-turunan furfuraldehida, misalnya dari
heksosa diperoleh hidroksimetil furfural.
4. proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil antara metil α-dikarbonil yang diikuti
penguraian menghasilkan reduktor-reduktor dan α-dikarboksil seperti metilglioksal, asetol dan
diasetil.
5. aldehida-aldehida aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi tanpa mengikutsertakan gugus amino (hal
ini disebut kondensasi aldol) atau dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna coklat
yang disebut melanoidin.
ZAT PEWARNA
Penggunaan zat pewarna di Indonesia cenderung disalahgunakan sehingga pemakaian zat
pewarna untuk sembarang bahan pangan. Misalnya bahan pewarna tekstil yang dipergunakan
untuk mewarnani bahan makanan. Hal ini jelsa sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya
residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut
disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakaat mengenai zat pewarna untuk makanan.
Penggunaan pewarna yang aman pada makanan telah diatur mela¬lui peraturan Menteri
Kesehatan yang mengatur mengenai pewarna yang dilarang digunakan dalam rnakanan, pewarna
yang diizinkan serta batas penggunaannya, termasuk penggunaan bahan pewarna alami. Tetapi
masih banyak produsen makanan, terutama pengusaha kecil, yang menggunakan bahan-bahan
pewarna yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan, misalnya pewarna untuk tekstil atau cat.
Hal ini disebabkan pewarna tekstil atau cat umumnya mempunyai warna lebih cerah, lebih stabil
selama penyimpanan, serta harganya lebih murah, dan produsen pangan belum mengetahui dan
menyadari bahaya dari pewarna-pewarna tersebut.
Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada makanan, terutama
makanau jajanan, adalah Metanil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning, dan Rhodamin
B yang berwarna merah. Bahan pewarna kuning dan merah tersebut sering digunakan dalam
pembuatan berbagai macam makanan seperti sirup, kue-kue, agar, tahu, pisang dan tahu goreng
dan lain-lain. Kedua pewarna ini telah dibuktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak
dapat terlihat langsung setelah mengkonsumsi, oleh karena itu dilarang digunakan di dalam
makanan walaupun dalam jumlah sedikit.
Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan pewarna sintetetis adalah dengan menggunakan
pewarna alami seperti ekstrak daun pandan atau daun suji, kunyit, dan ekstrak buah-buahan yang
pada umumnya lebih aman. Akan tetapi penggunaan bahan pewarn alami juga ada batasannya
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Berikut tabel zat pewarna makanan dan minuman yang diijinkan di Indonesia
Hingga saat ini aturan penggunaan zat pewarna di Indonesia diatur dalam SK menteri kesehatan
RI tanggal 22 Oktober 1973 No. 11332/A/SK/73, tetapi dalam peraturan tersebut belum
dicantumkan tentang dosis penggunaannya dan tidak ada sanksi bagi pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku.
Sejak tahun 1972, telah dibedakan certified color dan uncertified color, certified color
merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye dan lake, sedangkan uncertified color
adalah zat pewarna yang berasal dari bahan alami.
Berikut tabel klasifikasi certified color
1. Azo dye
FD & C Red no 2
FD & C Yellow no 5
FD & C Yellow no 6
FD & C Red nno 4
2. Triphenylmethane dye
FD & C Blue no 1
FD & C Green no 3
FD & C Violet no 1
3. Fluorescein
FD & C Red no 3
4. Sulfonated indigo
FD & C Blue no 2
Sumber : Furia (1981)
Zat pewarna yang termasuk dalam uncertified color ini adalah zat pewarna alami (ekstrak
pigmen dari tumbuh-tumbuhan) dan zat pewarna mineral, walaupun ada juga beberapa zat
pewarna seperti β-karoten dan kantaxantin yang sudah dibuat secara sintetik. Untuk
penggunaannya, zat pewarna ini bebas dari prosedur sertifikasi dan termasuk dalam daftar yang
telah tetap. Satu-satunya zat pewarna uncertified color yang penggunaannya masih bersifat
sementara adalah carbon black.
Berikut adalah tabel zat-zat pewarna yang termasuk uncertified color dan penggunaannya.
PIGMEN
Senyawa ini begitu masuk ke dalam tubuh diubah menjadi vitamin A yang banyak manfaatnya
bagi tubuh. Mulai untuk kesehatan mata, kulit dan kuku, pembuluh darah, sampai meningkatkan
daya tahan tubuh.
LIKOPEN merupakan pigmen yang membuat buah dan sayur berwarna merah, seperti pada
tomat. Senyawa ini terbukti memiliki sifat antioksidan dan antikanker, khususnya kanker
pankreas dan prostat. Penelitian menunjukkan mereka yang kadar likopen dalam darahnya
rendah berisiko terkena kanker pankreas hingga lima kali lipat. Sementara pada pria yang banyak
mengonsumsi tomat yang kaya likopen terbukti aman dari serangan kanker prostat.
KLOROFIL pemberi warna hijau pada buah dan sayur, tak terkecuali pada rumput laut dan
khlorela memiliki hampir semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
KURKUMIN pemberi warna kuning pada kunyit diketahui memiliki sifat antiradang.
Kehadirannya membuat kuman takut dan langsung kabur sehingga infeksi bisa dicegah ataupun
diatasi.
Kurkumin juga memiliki sifat antioksidan yang cukup tangguh yang dapat melindungi kerusakan
sel otak. Akibatnya memori tetap baik, melindungi saluran cerna agar tetap bekerja sempurna,
dan menjaga paru dari kerusakan oksidatif.
ANTOSIANIN pemberi warna merah keunguan seperti yang terdapat pada anggur, terong, dan
bit ini sejak lama digunakan untuk mengobati penyakit. Mereka yang mengalami kesulitan
melihat pada malam hari, kerap diberi bahan pangan yang mengandung zat ini.
Dalam dunia kedokteran, antosianin kini terbukti mengandung flavonoid yang bersifat
antikanker, mampu mengelola kadar gula darah, dan mencegah penyakit jantung koroner.
Antosianin juga memiliki manfaat seperti aspirin yang mampu mencegah peradangan,
menaikkan daya tahan pembuluh kapiler, serta menurunkan tekanan darah, dan mampu
membantu penyerapan vitamin C
Warna bahan makanan dapat disebabkan oleh beberapa sumber, dan salah satu yang terpenting
disebabkan oleh pigmen yang ada dalam bahan nabati atau hewani secara alami. Scara umum
ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna, yaitu :
1. Pigmen yang secara alami terdapat dalam tanaman dan hewan, misalnya klorofil berwarna
hijau, karoten berwarna jingga atau kuning kemerahan pada wortel dan jagung, mioglobin
menyebabkan warna merah pada daging, likopen memberikan warna merah pada tomat dan
semangka, antosianin memberikan warna biru tua, jingga atau ungu pada bit dan buah kopi.
2. Reaksi karamelisasi yang terjadi apabila gula dipanaskan membentuk warna coklat, misalnya
warna coklat pada kembang gula karamel, atau roti yang dibakar.
3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara gugus amino protein,
dengan gugus karbonil gula pereduksi, misalnya sate dibakar.
4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna coklat gelap. Reaksi
oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta enzim; misalnya warna gelap permukaan apel
atau kentang yang dipotong.
5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat wrna sintetik, yang termasuk dalam
golongan bahan aditif makanan.
Pigmen-pigmen alam biasanya akan mengalami perubahan kimia, misalnya yang terjadi pada
pematangan buah-buahan atau “curing” daging. Pigmen juga sangat sensitif terhadap pengaruh
kimia dan fisik selama pengolahan. Terutama panas sangat berpengaruh terhadap pigmen bahan
pangan, pukulan mekanik dan penggilingan juga mempengaruhi perubahan warna bahan pangan.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar pigmen tanaman dan hewan terkumpul di dalam sel-sel
tenunan dan dalam pigment body, misalnya klorofil yang terdapat dalam kloroflast. Jika sel-sel
ini pecah karena penggilingan atau pukulan, maka pigmen akan keluar dan sebagian akan
teroksidasi karena kontak dengan udara.
Setiap pigmen mempunyai kestabilan yang berlainan terhadap berbagai kondisi pengolahan,
seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Sifat Pigmen Alami Jenis Pigmen Jumlah Senyawa Warna Sumber Dapat
Larut Dlm Kestabilan
Antosianin 120 Jingga, merah, biru tanaman air Peka pd perubahan pH, panas
Flavonoid 600 Tak berwarna, kuning tanaman air Tahan panas
Leukoantosianin 20 Tak berwarna tanaman air Tahan panas
Tanin 20 Tak berwarna, kuning tanaman air Tahan panas
Betalain 70 Kuning, merah tanaman air Peka Terhadap panas
Kuinon 200 Kuning smp hitam Tanaman bakteri, alga air Tahan panas
Xanton 20 Kuning tanaman air Tahan panas
Karotenoid 300 Tak berwarna, kuning, merah tanaman Lemak Tahan panas
Klorofil 25 Hijau, coklat tanaman Lemak
air Peka terhadap panas
Heme 6 Merah, coklat Hewan air Peka terhadap panas
Diposkan oleh John D. Balya di 02:31 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Latar Belakang
Kabupaten Jember merupakan kota pendidikan yang memiliki banyak instansi – instansi
pendidikan seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas,
dan perguruan tinggi. Banyak siswa maupun mahasiswa yang berasal dari luar Jember sehingga
mereka tinggal di kost atau pemondokan. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi
makanan di daerah Jember. Jumlah konsumen yang sangat tinggi dapat menjadi peluang bisnis,
khususnya di bidang pangan yang sangat potensial.
Variasi pangan di Jember pada umumnya berupa nasi putih,seperti nasi pecel,nasi goreng,nasi
rawon,dan lain – lain. Namun,perlu adanya suatu inovasi produk agar konsumen tidak jenuh
dalam memilih makanan. Selain itu, kebanyakan penjual makanan masih kurang memperhatikan
unsur kesehatan dan keamanan pangan bagi konsumen sehingga hal ini juga menjadi peluang
bisnis yang menjanjikan.
Variasi produk makanan yang dibuat berupa variasi olahan nasi putih menjadi nasi dengan
berbagai warna. Tambahan warna ini berasal dari pewarna alami dari tanaman yang zat
warnanya diekstrak sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan. Selain itu zat warna dari tanaman
mengandung zat pigmen dan mineral yang mengandung antioksidan yang memiliki fungsi untuk
menangkal radikal bebas bagi tubuh seperti polusi udara (asap), debu, dan zat – zat karsinogenik
penyebab kanker. Keunggulan lain dari produk ini adalah tidak ada penambahan zat – zat kimia
untuk pengawet, penguat rasa, dan pewarna kimia sehingga sangat sehat bagi konsumen.
Mudahnya mendapatkan bahan baku menjadi salah satu nilai tambah dalam pengembangan
usaha karena menunjang biaya produksi menjadi lebih kecil dan sedikitnya pesaing saat ini di
Jember dirasakan mampu memperluas bisnis olahan nasi ini menjadi lebih cepat. Adanya variasi
rasa dan penampilan yang disajikan dalam bisnis olahan nasi ini setidaknya memberikan
alternatif tersendiri kepada masyarakat yang telah bosan dengan sajian yang ada saat ini, selain
itu bisnis ini ditujukan pula ke kalangan muda pelajar dan mahasiswa yang untuk saat ini sangat
tertarik pada inovasi produk baru. Keunggulan dari usaha seperti ini adalah mampu memberikan
sajian variasi rasa bagi sehingga lingkupan konsumen menjadi cukup luas. Di Jember, inovasi
produk pada makanan dan minuman sangatlah lambat, berbeda dengan kota-kota besar di Jawa
Timur lainnya seperti Malang dan Surabaya. Masyarakat Jember sendiri sebenarnya merupakan
konsumen yang tinggi, hanya saja yang berbeda disini penentuan harga masih menjadi urutan
nomor satu dibanding pelayanan, rasa, inovasi produk dan kualitas, sedangkan di Malang dan
Surabaya persaingan suatu produk bukan lagi pada harga, namun pada inovasi produk yang
memberikan sesuatu yang baru dan unik kepada masyarakat, pelayanan yang memuaskan
pelanggan, serta rasa yang menarik konsumen terus kembali mengonsumsinya. Untuk itu,
menjadi tantangan tersendiri bagi pendiri usaha ini untuk menghasilkan suatu produk pangan
yang belum ada di Jember dengan sasaran pasar semua kalangan masyarakat luas dalam urusan
rasa, pelayanan, sanitasi, dan harga yang diberikan.
Visi
Menjadikan usaha olahan pangan terkemuka yang enak, menarik, sehat, dan aman dengan
pelayanan yang higienis
Misi
1. Menciptakan variasi produk pangan yang sehat dan nikmat dengan harga terjangkau
2. Menciptakan bisnis yang memperhatikan sanitasi, keamanan pangan, dan ramah lingkungan
dengan konsep zero waste
3. Menciptakan lapangan pekerjaan
Tujuan
Mengembangkan potensi keilmuan di bidang pangan sekaligus memperkenalkan produk inovasi
olahan baru dari beras dan meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha
Analisis Usaha
Jenis produk unggulan yang dihasilkan dari kewirausahaan ini adalah nasi dengan variasi yang
berbeda,disebut produk dengan “Nasi Pelangi (Rainbow Rice)”. Bila pada umumnya di Jember
hanya terdapat nasi pecel dan nasi goreng maka produk ini akan menambah variasi konsumsi
masyarakat Jember dan sekitarnya. Beras digunakan sebagai bahan dasar (bahan pokok)
sedangkan bahan tambahannya berupa kunyit, bayam, wortel, dan ketela ungu untuk variasi
warnanya.
Keunggulan produk ini antara lain memberikan inovasi baru dan menambah variasi konsumsi
makanan yang sehat sehingga dihasilkan nilai tambah pada produk. Produk – produk yang
selama ini terdapat di Jember masih banyak yang kurang higienis karena penjual tidak
memerhatikan sanitasi dari produk dan lingkungannya. Produk ini juga memiliki manfaat antara
lain selain dapat mengenyangkan, rasanya enak, dan tampilannya menarik, namun juga
menyehatkan karena selain bahan pewarnanya menggunakan pewarna alami dari
tanaman,terdapat pula khasiat berupa antioksidan yang mampu melindungi sel –sel tubuh dari
radikal bebas seperti polusi asap, debu, dan zat –zat karsinogenik. Selain itu, sedikitnya pesaing
menjadi langkah awal yang mudah dalam pengembangan produk ini. Memulai bisnis yang
mudah dengan investasi rendah menjadikan salah satu daya tarik dalam pengembangan produk
olahan dari beras ini. Bisnis ini bukan bisnis musiman karena bahan baku dan bahan tambahan
merupakan bahan-bahan yang mudah didapat kapanpun dan tersedia melimpah di daerah Jember
khususnya.
Untuk menarik selara konsumen, strategi yang dipakai yaitu penampilan nasi pelangi yang dibuat
semenarik mungkin agar menimbulkan rasa penasaran dan ketertarikan konsumen untuk
membeli produk tersebut. Produk ini juga memiliki rasa yang dapat memikat selera konsumen
dengan cara menyesuaikan dengan keinginan konsumen pada daerah tempat produk dipasarkan.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas.
Produk nasi pelangi ini sangat berpotensi karena produk ini belum populer untuk wilayah jember
dan sekitarnya sehingga memiliki peluang yang besar untuk pemasaran produk ini di wilayah
jember dan sekitarnya. Untuk menghadapi persaingan pasar ke depannya, strategi yang akan
dipakai yaitu meningkatkan kualitas dan rasa dari produk ini untuk dapat menarik konsumen
lebih banyak. Selain itu, agar konsumen tidak merasa bosan maka bisnis ini akan terus berinovasi
mengembangkan varietas rasa dan penampilan.
Penempatan lokasi usaha untuk awalnya adalah menyewa tempat-tempat strategis di daerah
sekitar kampus, misalnya menyewa stand depan indomaret/alfamart, sehingga diharapkan
dengan letak yang strategis tersebut dapat memenuhi target penjualan setiap bulannya. Untuk
langkah selanjutnya, diharapkan mampu memiliki tempat usaha sendiri guna mengembangkan
produk usaha lebih besar lagi.
Analisis Pasar
Sebagian besar konsumen di Jember merupakan konsumen beras yang kemudian diolah menjadi
nasi sebagai makanan pokok. Kalangan mahasiswa yang sebagian besar tinggal di kost atau
pemondokan biasanya jarang yang memasak sehingga untuk makan mereka membeli di warung
atau di rumah makan. Untuk produk nasi yang banyak dikonsumsi adalah nasi goreng dan nasi
pecel di warung – warung kaki lima yang secara umum tidak memerhatikan masalah sanitasi dari
produk yang dijual dan lingkungannya. Hal ini disebabkan para penjual tersebut tidak
mengetahui tata cara yang baik dan benar dalam menciptakan sanitasi pada produk mereka,
selain itu produk tersebut juga tidak memiliki nilai gizi yang cukup bahkan mengandung zat-zat
kimia berbahaya seperti pewarna makanan kimia,MSG (Monosodium Glutamat),dan zat
tambahan pangan lain yang sangat merugikan kesehatan. Dengan kemampuan produsen di
bidang pangan baik dari segi pengolahan,sanitasi,dan keamanan pangan maka akan sangat
menambah daya tarik bagi konsumen.
Di kalangan mahasiswa,warung makan biasanya digunakan sebagai sarana untuk berkumpul
sehingga desain tempat sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pelanggan. Jika tempatnya
sudah nyaman maka kegiatan berkumpul akan semakin kondusif dan tanpa disadari setiap orang
mampu mengonsumsi hingga lebih dari satu porsi nasi dan minuman. Disajikannya nasi pelangi
dengan variasi warna yang berbeda dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang telah
bosan dengan alternatif pilihan yang ada, selain itu dengan banyaknya manfaat yang didapatkan
bagi kesehatan akan mampu menggugah rasa penasaran bagi yang melihatnya dan tertarik untuk
mencoba menikmatinya. Selain bentuk dan rasa yang berbeda dan unik dari pasaran yang ada
saat ini, pemilihan harga tetap menjadi salah satu patokan utama dalam mengembangkan usaha,
sehingga mampu menembus semua lapisan kalangan masyarakat untuk masalah harga. Di
kawasan Jember sendiri sebenarnya telah tersedia toko-toko makanan cepat saji (fast food)
seperti Pizza Hut dan KFC yang juga menyediakan berbagai olahan beras, tetapi harga yang
ditawarkan relatif tinggi dan hanya menjangkau kalangan menengah keatas. Untuk mahasiswa
maupun masyarakat yang sebagian besar memiliki keuangan yang standar, menikmati makanan
di tempat-tempat siap saji tersebut merupakan hal yang sulit, sehingga produk ini diharapkan
mampu memenuhi keinginan masyarakat maupun mahasiswa yang menginginkan sesuatu yang
berbeda dari makanan berupa nasi akan tetapi tidak menguras keuangan sehingga bisa terus
mengonsumsi produk ini tanpa takut akan masalah harga yang ditawarkan sebab produk ini
ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah tetapi dengan rasa dan kualitas kalangan atas.
Selain itu, sedikitnya pesaing di bidang yang sama untuk saat ini menjadikan usaha ini mampu
berkembang dan mendapat tempat diberbagai kalangan masyarakat. Tujuan usaha ini adalah
memberikan rasa yang unik,produk makanan sehat dan higienis, pelayanan yang ramah, dan
kepuasan serta keamanan pangan bagi pelanggan.
Distribusi
Media promosi yang dilakukan untuk mengenalkan usaha ini adalah dengan menggunakan
brosur yang disebarluaskan di kampus-kampus di lingkungan Jember. Namun yang lebih
ditekankan adalah promosi dari mulut ke mulut antarteman di kalangan mahasiswa. Selain
promosi seperti ini telah terbukti keefektifan dan kecepatan menyebarnya yang cukup luas,
pemberian gambaran tampilan makanan dan tempat jual menjadi salah satu daya pikat konsumen
sehingga pada saat kampus memasuki musim liburan dan lokasi sekitar kampus menjadi
cenderung sepi usaha ini tidak kehilangan pelanggannya, sebab sasaran produk tidak hanya
mahasiswa tetapi seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Jember.
Distribusi nasi pelangi akan dilakukan dengan pemasaran di jalan sekitar kampus UNEJ dan alun
– alun. Namun tidak lepas dari kebersihan dan keamanan dari makanan tetap dijaga sehingga
konsumen dapat mengkonsumsi nasi pelangi dengan rasa aman dan nyaman.
Analisis Keuangan
Pada produk yang akan kami produksi, diperlukan dana sebasar Rp. 2.033.750 dengan rincian
sebagai berikut :
No. Jenis Pengeluaran Per satuan Jumlah Pemakaian Total Harga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20. Kunyit
Wortel
Pandan
Bayam
Telo ungu
Garam
Santan
Sere
Jeruk nipis
LPG 13 kg
Bungkus kotak karton
Kertas minyak
Sendok bebek
Beras ketan
Beras
Peralatan yang digunakan
Gerobak
Sewa tempat
Lain - lain Rp 4.000/kg
Rp 5.000/kg
Rp 500/ikat
Rp 750/ikat
Rp 2.000/kg
Rp600/bungkus
Rp 4.000/biji
Rp 500/ikat
Rp 10.000/kg
Rp 1.3000
Rp 1.000/biji
Rp 100/lembar
Rp 3.000/lusin
Rp 10.000/kg
Rp 6500/kg
Rp 400.000
Rp1.000.000
Rp 250.000
Rp 300.000 ½ kg
½ kg
3 ikat
3 ikat
1 kg
1 bungkus
2 biji
5 iket
1 ons
50 kg
24 lembar
24 lembar
24 buah
0,4 kg
2 kg
-
-
-
- Rp 2.000
Rp 2.500
Rp 1.500
Rp 2.250
Rp 2.000
Rp 600
Rp 8.000
Rp 1.500
Rp 1.000
Rp 13.000
Rp 24.000
Rp 2400
Rp 6.000
Rp 4.000
Rp 13.000
Rp 400.000
Rp 1.000.000
Rp 250.000
Rp 300.000
Jumlah harga keseluruhan Rp 2.033.750
Sehingga modal yang diperlukan untuk memproduksi nasi pelangi tersebut sebesar Rp.
2.033.750. Tenaga kerja dan tempat yang digunakan untuk memproduksi nasi pelangi ini tanpa
mengeluakan biaya karena tenaga kerja yang berperan merupakan seluruh angota kelompok dan
tempat yang digunakan adalah milik sendiri sehingga dapat meminimalisir besarnya biaya yang
digunakan.
Biodata Anggota
Ketua
Nama lengkap : Dwi Fatma Wijayanti
Tempat, tanggal lahir : Bondowoso, 28 Mei 1991
NIM : 091710101061
Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian / Fakultas
Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Jember
Alamat di Asal : Jl. Brigjen Katamso no 32 Bondowoso
Alamat di Jember : Jl. Sumatra 134 Jember
No. Telp/Hp : 085236823280
Alamat email : marie_bluepaint@yahoo.com,
dfw_blueholic@yahoo.com
Pendidikan :
• SD Dabasah 1 Bondowoso
• SMPN 1 Bondowoso
• SMAN 2 Bondowoso
Anggota 1
Nama lengkap : Muhammad Balya Firjon Barlaman
Tempat, tanggal lahir : Jember,15 Juni 1990
NIM : 091710101057
Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian /
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jember
Alamat di Asal : Jl.Pahlawan 87 Mayang - Jember
Alamat di Jember : Jl.Pahlawan 87 Mayang - Jember
No. Telp/Hp : 085655884018
Alamat email : johnbalya@yahoo.com
Pendidikan :
SDN Mayang 01
SMPN 1 Jember
SMAN 1 Jember
Anggota 2
Nama lengkap : Yoga Sindi Pribadi
Tempat, tanggal lahir : Yoga
NIM : 091710101049
Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian / Fakultas
Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Jember
Alamat di Asal : Dsn. Jabon RT 02 RW 03 Kajartengguli,
Prambon - Sidoarjo
Alamat di Jember : Jl. Brantas XXV nomor 232B
No. Telp/Hp : 085645358374
Alamat email : yoga_kuraudo@yahoo.com
Pendidikan :
• SDN 2 Prambon
• SMPN 1 Prambon
• SMAN 1 Tarik
Anggota 3
Nama lengkap : Eka Novitasari
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 27 November 1990
NIM : 091710101032
Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian / Fakultas
Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Jember
Alamat di Asal : Bluru Permai B-5 Sidoarjo
Alamat di Jember : Jl. Baturaden II No. 008
No. Telp/Hp : 085746301633
Alamat email : eka_nophiee@yahoo.com
Pendidikan :
• SDN Pucang IV Sidoarjo
• SMPN 3 Sidoarjo
• SMA Hangtuah 2 Sidoarjo
Anggota 4
Nama lengkap : Bianca Shindy Permata Putri
Tempat, tanggal lahir : Bondowoso, 25 November 1990
NIM : 091710101057
Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian / Fakultas
Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Jember
Alamat di Asal : Jl. Raya Kalianyar Tamanan no 21 Bondowoso
Alamat di Jember : Jl. Batu Raden II no 008 Jember
No. Telp/Hp : 085236823280
Alamat email : The_death_of_garc@yahoo.co.id
Pendidikan :
• SDN : SDN Kutakulon 1 Bondowoso
• SMPN : SMPN 1 Bondowoso
• SMAN : SMAN 2 Bondowoso
Diposkan oleh John D. Balya di 02:14 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
1. Proses proyek
Proses proyek terletak antara kustomisasi tinggi, dengan volume rendah. Tahapan operasi - dan
proses pada masing-masing - adalah unik untuk masing-masing proyek, memunculkan salah satu
macam atau produk atau jasa dalam volume rendah yang dibuat berdasar pesanan konsumen.
Biasanya proyek proses ini makan waktu lama dengan skala besar. Produk-produknya tidak bisa
diproduksi sebelumnya karena kebutuhan yang spesifik dari konsumen berikutnya tidak
diketahui. Masing-masing pesanan ditangani sebagai satu unit tunggal, seringkali oleh tim
proyek. Perusahaan yang memilih proses proyek (atau proses unit) menjual sendiri atas dasar
kemampuan mereka, daripada untuk produk atau jasa spesifik. Contoh-contohnya adalah
perusahaan yang mengkhususkan diri pada peristiwa perencanaan, pelaksanaan kampanye
politik, meletakkan secara bersamaan program pelatihan, membangun rumah sakit baru,
memperkenalkan produk baru, membuat paket program komputer baru, menyediakan asuransi
kesehatan, menangani pengiriman surat khusus, membuat lemari yang sesuai pesanan, atau
membangun kapal.
2. Proses batch
Proses ini mempunyai volume sedang, namun banyak sekali ragamnya dalam produk atau jasa
bagi perusahaan agar mampu untuk menyediakan sumber daya untuk masing-masing. Selain itu
produk dan jasa menggunakan sumber daya bersama, dengan perusahaan yang memproduksi
batch dari satu produk dan selanjutnya berganti produksi ke berikutnya. Kadang kala produk atau
jasa pertama diproduksi kembali. Tidak ada tahapan baku dari operasi melalui fasilitas. Beberapa
komponen yang akan berjalan ke produk atau jasa akhir bisa diproduksi lebih dahulu, sekali pun
keluaran akhir dibuat berdasar pesanan. Proses proyek dan batch lebih terpusat pada proses,
dengan sumber daya dikelola selama proses. Contoh-contoh proses batch adalah penjadwalan
perjalanan udara untuk kelompok, membuat komponen-komponen yang sesuai dengan lini yang
terpasang, dan membuat peralatan modal.
3. Proses lini
Proses lini lebih terfokus pada produk, dengan sumber-sumber daya dikelola sepanjang produk
atau jasa. Volumenya tinggi, dan produk serta jasa dibakukan. Bahan dan konsumen lebih linier
dari satu operasi ke berikutnya berdasarkan suatu tahapan yang baku. Produksi dalam lot kecil,
seringkali dengan ukuran lot 1. Masing-masing operasi melakukan proses yang sama berkali-
kali, dengan keragaman yang kecil. Beberapa ragam produk bisa dibuat namun dikendalikan
secara hati-hati dengan menambahkan pilihan baku terhadap produk atau jasa utama. Produk-
produk yang dibuat ditahan sebagai inventaris sehingga barang-barang tersebut siap bila ada
konsumen yang memesan. Pemesanan produk tidak terkait secara langsung dengan pesanan
konsumen, sebagaimana pada proses proyek atau proses batch. Kadang kala disebut produksi
massa, seperti produksi mobil, alat-alat rumah tangga, dan mainan (untuk produk), serta fast food
restaurant dan cafetaria (untuk jasa).
4. Proses kontinyu
Suatu proses kontinyu adalah akhir yang ekstrem dari produksi yang dibakukan dalam volume
tinggi dengan aliran lini yang kaku. Biasanya satu bahan primer seperti bahan cair, gas, atau
bubuk, bergerak tanpa berhenti sepanjang fasilitas. Proses seringkali sangat padat modal dan
seringkali dioperasikan selama penggunaan maksimal untuk menghindari biaya menghidupi dan
mematikan mesin. Contoh-contohnya adalah penyulingan minyak bumi, pabrik kimia, pabrik
pembuatan bir, baja, dan makanan (misal pabrik pembuatan pasta dan mie). Perusahaan dengan
fasilitas demikian juga dipandang sebagai industri proses.
Diposkan oleh John D. Balya di 02:12 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google
Buzz
Safety Tips
• Never eat, drink, or smoke while applying pesticides or before cleaning up.
• After applying pesticides, remove your clothes and wash them; then thoroughly wash hands,
face, and body.
• Each time you use a pesticide, read the directions!
• Work outdoors with good light and ventilation when mixing or loading pesticides.
• Never mix or apply pesticides on windy days.
• If you splash or spill a pesticide while mixing or loading, stop immediately. Remove
contaminated clothing and wash thoroughly. Control, contain, then clean up the spill.
For more information on selection, planting, cultural practices, and environmental quality,
contact your local Virginia Cooperative Extension office. If you want to learn more about
horticulture through training and volunteer work, ask your Extension agent about becoming an
Extension Master Gardener. For monthly gardening information, subscribe to The Virginia
Gardener Newsletter by sending your name and address and a check for $5.00 made out to
"Treasurer, Virginia Tech" to The Virginia Gardener, Department of Horticulture (0349),
Virginia Tech, Blacksburg, VA 24061. Horticultural information is available on the Internet by
connecting with Virginia Cooperative Extension's website at http://www.ext.vt.edu.
The original development of this series was funded by ES-USDA Smith Lever 3(d) National
Water Quality Initiative Funds and the Virginia Department of Conservation and Recreation,
Division of Soil and Water Conservation.
This publication was revised by Joyce Latimer, Extension specialist, Horticulture. Virginia Tech
Pesticide Programs (www.vtpp.org) contributed to the content of this publication.
http://johnbalya.blogspot.com/