You are on page 1of 9

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MENULIS
Menulis merupakan suatu proses penulisan yang melewati
beberapa tahap. Yaitu pra menulis, pengedrafan, perbaikan,
penyuntingan dan publikasiAkhadia,dkk (1994). Selanjutnya menurut
Temple ( dalam Santi A, 2005). menulis merupakan suatu proses berpikir
yang berkelanjutan, mencobakan dan mengulas kembali Pada
hakekatnya menulis dapat dibagi dalam tiga aspek:

1. Menulis sebagai proses berpikir.

Menulis sebagai suatu proses merupakan aktivitas yang bersifat aktif,


konstruktuif dan mempunyai penuangan makna. Pada saat menulis
siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, skemata yang dimilikinya secara tertulis. Dalam
proses tersebut diperlukan kemampuan untuk mengelola dan menata
secara kritis gagasan yang dituangkan, Papas ( dalam Santy A:2005)

2. Menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas.

Menulis sebagai proses berpikir diperleh melalui serangkaian aktivitas


menulis. Menurut Tompkins ( dalam Santy A: 2005). Menulis dimulai dengan
kegiatan pra menulis berupa pengamatan terhadap apa yang akan ditulis atau
didasarkan pada pengalaman. Apabila kegiatan menulis dikaitkan
dengan pembelajaran, siswa dapat memperoleh arahan dari guru untuk
mengetahui kemampuan menulisnya secara jelas. Selanjutnya, siswa dapat
meningkatkan kemampuan mereka secara bertahap dan berkesinambungan.

3. Menulis sebagai proses berpikir berkaitan erat dengan membaca.

Menulis terkait erat dengan membaca, kegiatan membaca dan menulis


merupakan kegiatan yang mempunyai hubungan yang saling
mendukung. Dilihat dari segi kegiatan sebelum menulis, siswa memperoleh
pengetahuan awal dan informasi berkaitan dengan topik yang digarap,
kegiatan membaca merupakan salah satu sarana untuk memperoleh informasi
dan pengetahuan. Dilihat dari segi kegiatan saat menulis, siswa
melakukan kegiatan berpikir untuk menuangkan ide atau gagasan secara
jelas dalam bahasa tulis. Dalam proses tersebut diperlukan kesungguhan
dalam mengelola, mengatur dan menata gagasan-gagasan yang telah
ditulis. Dilihat dari segi sesuah menulis, salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah siswa dapat membacakan tulisannya kepada orang lain dengan
memperhatikan ketepatan lafat, intinasi dan kelancaran dalam membaca.

B. PRINSIP PEMBELAJARAN MENULIS


Untuk mengarahkan pembelajaran menulis maka guru harus
menggunakan prinsip-prinsip sebagai pedoman pembelajaran. Dixon ( dalam
Santy, A: 2005) mengemukakakan beberapa prinsip mengenai pembelajaran
menulis antara lain:
1. siswa harus berdasar pada topik pribadi yang bermakna
2. sebelum menulis hendaknya diberi percakapan yaitu kegiatan
berbicara tentang pengalaman, pengetahuan dan kegemaran siswa dalam
kaitannya dengan topik.
3. Ketrampilan menulis diajarkan dalam konteks yang menyenangkan
sehingga siswa bergairah untuk menulis dan terhindar dari rasa
frustasi.
4. Segalai ide dan gagasan yang akan ditulis hendaknya merupakan sesuatu
yang dapat mereka tuangkan melalui tulisan sehingga ide-ide atau gagasan
tersebut dikomunikasikan kepada orang lain.
5. melakukan pengoreksian kesalahan dalam tatabahasa dan mekanik setelah
siswa sudah selesai dalam menulis.
6. dalam mengembangkan materi tulisan, siswa diberi tugas membaca bacaan
tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya ungkapan dan
memperlua isi tulisan
C. PENGERTIAN PUISI
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites,
yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata
poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan,
menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit
menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu
dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Simbolon:
2006).
Menurut Vicil C. Coulter, ( dalam Simbolon: 2006) kata poet berasal
dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik,
kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang
yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-
dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci,
yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat
menebak kebenaran yang tersembunyi (Simbolon: 2006). Ada beberapa
pengertian lai tentang puisi. William Wordsworth (dalam Simbolon:
2006) mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-
perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang
dikumpulkan kembali dalam kedamaian. Percy Byssche Shelly (Situmorang,
1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling
baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang. Puisi
merupakan sebuah ekspresi yang mampu membangkitkan perasaan,
merangsang imajinasi panca indera (Pradopo, 2002:7).

Puisi adalah sarana yang cukup efektif untuk menyampaikan


pesan kepada para pembacanya. Puisi menyampaikan pesan tersebut
dengan cara unik karena kepadatannya, ekspresif dengan berbagai gaya
bahasanya, namun sarat akan makna.

D. UNSUR-UNSUR PEMBANGUN PUISI


Bahasa dalam karya sastra (puisi) bukanlah bahasa sehari-
hari. Itu karena bahasa dalam karya sastra ada pada tataran secondary
modelling system atau sistem bahasa yang ke dua. Karenanya, arti kata dalam
puisi bukan arti kata yang mutlak atau absolut, melainkan bersifat
universal. Menurut Rifaterre (1978:2), puisi merupakan representasi dari
realitas kehidupan, atau merupakan tiruan (mimesis).
Puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Ketidaklangsungan
ini dikarenakan adanya displacing (penggantian arti), distorting
(penyimpangan), dan creating of meaning (penciptaan arti). Puisi
memiliki beberapa unsur, antara lain bunyi, diksi, bahasa kiasan, citraan,
sarana retorika, bentuk visual, dan makna

E. PENULISAN PUISI
Puisi merupakan karya kreatif, yakni karya yang lahir dari kreativitas
penulisnya. Menulis puisi dengan demikian adalah persoalan kreativitas, yang
lekat dengan kemampuan individu untuk memunculkan nilai baru dalam hal-
hal yang diciptakannya. Meskipun demikian, kreativitas itu bukanlah suatu hal
yang memiliki nilai mati. Kreativitas bisa digali dan ditumbuhkan.
Tahap proses kreatif ada empat, yakni (1) persiapan, (2) inkubasi, (3)
iluminasi, dan (4) verifikasi. Tahap persiapan adalah tahap mencari bahan-
bahan atau sumber tulisan. Ini bisa dilakukan dengan pengayaan
materi, mencari momen-momen puitik yang bisa menyentuh perasaan. Ide
atau bahan penulisan bisa didapat dan digali dari mana saja.
Kemunculannya bisa dilakukan dengan mengasah sensitivitas,
pengalaman, imajinasi, dan bisa diperkaya dengan kegiatan membaca,
mengamati, atau mencari momen-momen puitik. Upaya-upaya
pengayaan bahasa perlu dilakukan, misalnya dengan pengayaan
penguasaan kosakata, pengayaan bacaan-bacaan, terutama puisi, pengayaan
dalam membentuk kata atau frase, dst.
Ketika semua bahan telah terkumpul, tahap berikutnya adalah
melakukan inkubasi atau pengendapan. Pada tahapan ini, semua materi yang
telah dikumpulkan diendapkan dalam rangka memantapkan calon
tulisan sambil melakukan proses penyusunan. Saat semua bahan dirasa siap
untuk dilahirkan dalam bentuk tulisan, masuklah tahap iluminasi atau
tahap perwujudan. Pada saat ini, semua ide yang telah diorganisir dilahirkan
dalam bentuk tulisan.
Setelah selesai menuliskan semua ide yang ingin disampaikan, penulis
perlu melakukan tahapan revisi. Jika ada hal yang kurang sesuai,
bisa dilakukan perbaikan-perbaikan. Revisi bisa dilakukan dengan cara
peer-review, atau meminta pendapat dari teman sejawat. Revisi adalah salah
satu cara untuk mencapai perbaikan naskah. Verifikasi adalah tahapan
untuk melakukan penilaian-penilaian apakah suatu karya layak untuk
diterbitkan.
Rodman Phillbrick (dalam Simbolon: 2006) memberikan beberapa
poin penting terkait dengan penulisan puisi. Perencanaan adalah tahap awal
yang penting. Setiap penulis puisi harus mengalokasikan waktunya untuk
menulis puisi, kurang lebih 5-10 menit. Hal yang perlu dilakukan
adalah segera menulis. Menulis sebait puisi lebih baik daripada tidak sama
sekali. Semakin sering menulis puisi, maka semakin terbiasa pula dengan
puisi. Penulis puisi dapat memulai menulis sesuatu yang menarik perhatian.
Kedua, memastikan bahwa objek yang akan digambarkan
sangat penting untuk disampaikan. Penulis dapat menggunakan sudut pandang
orang ke tiga, misalnya, jika tidak ingin puisinya terlihat sebagai ”gambaran
diri”.
Ketiga, relaksasi penting jika dalam proses menulis puisi tiba-tiba ide
menjadi macet. Nikmati situasi yang dekat dengan anda saat ini. Berbaring di
sofa, memejamkan mata, berjalan di taman, menyaksikan pepohonan
dan lingkungan terdekat adalah resep manjur untuk mengembalikan
ide yang sempat terhenti. Segera setelah ide itu kembali datang, anda bisa
melanjutkan menulis puisi kembali.
Keempat, berimajinasi dengan bebas. Imajinasi secara bebas
akan mengantarkan kita pada kekayaan materi penulisan puisi.
Imajinasi secara bebas juga akan membuat pengalaman jiwa semakin
beragam.
Kelima, gunakan metafor. Penulis bisa menggunakan kamus tesaurus
untuk membantu membuat pemerolehan kosakata dan bahasa menjadi
semakin kaya dalam pengucapan. Usahakan untuk menemukan kata yang
tepat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jangan mudah merasa
”puas” sampai merasa benar-benar memilih kata yang tepat sesuai dengan
niatan yang ingin diungkapkan.
Subagio Sastrowardoyo (dalam Simbolon: 1995) mengungkapkan
beberapa poin penting dalam penulisan puisi. Pertama, perhatian terhadap
kehidupan di luar dunia kita akan memperkaya dan membuat kita lebih
mengenal siapa diri kita. Kedua, puisi yang baik tidak menjadikan dirinya
sebagai curahan keluh-kesah atau sedu-sedan belaka, melainkan membuat
sedu-sedan atau keluh-kesah itu sebagai alasan bahwa hidup sungguh
berarti untuk dilanjutkan. Ketiga, pengamatan terhadap alam, manusia,
binatang, atau benda mati dan hidup lainnya akan membuat hidup kita
menjadi sadar akan kesemestaan. Keempat, cinta adalah tema yang paling
banyak digarap dalam puisi karena cintalah yang menggerakkan roda
kehidupan. Kelima, puisi yang baik adalah puisi yang dapat
menawarkan pengalaman batin kepada pembaca atau membuat
pembaca menangkap dan merasakan pengalaman batin itu.

F. KARAKTERISTIK PUISI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR


Karakteristik Puisi untuk Anak Sekolah Dasar memiliki ciri
yang berbeda dengan puisi orang dewasa dalam bentuk, isi maupun nilai,
bentuk puisi anak sangat sederhana dilihat dari bunyi, tanda baca, penggunaan
huruf, gaya penampilannya lebih lugas, lebih langsung dan tanpa
dimanipulasi. Kesederhanaan isi ditandai dengan ruang lingkup
permasalahan atau tema puisi. Tema sebuah puisi harus harus ditentukan
karena tema dijadikan sebagai titik tolak untuk mengemukakan isi yang
meliputi perasaan, sikap, serta maksud dan tujuan penulisan, makna,
pesan, masalah yang disampaikan harus konkri serta didasari pada lingkungan
kehidupan atau keseharian anak.
G. PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
Berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan belajar mengajar
yang kurang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya, maka perlu
diadakan uji coba dengan pendekatan yang baru. Pendekatan itu menngacu
pada cara belajar siswa aktif, namun bukanlah cara belajar aktif tanpa isi,
tanpa pesan, tanpa rancangan, dan tanpa arah. Cara belajar siswa aktif yang
dipraktekan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan
memproseskan perolehan.
Pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu pendekatan
yang dilakukan untuk menunbuhkan potensi-potensi dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki pada diri
anak sesuai dengan taraf perkembanngan kemampuannya.
Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan
perolehan, anak akan mampu menemukan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut. Dengan demikian, ketrampilan-ketrampilan menjadi roda
penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai seluruh irama gerak atau
tindakan dalam proses belajar mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi
cara belajar aktif. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan proses
(Conny Semiawan, dkk. 1988:18).
Dalam pembelajaran bahasa pendekatan ini sangat cocok
untuk diterapkan seperti yang dikemukakan oleh Syafiie ( dalam
Puji, S: 2003) bahwa pendekatan ketrampilan proses dalam pemnelajaran
bahasa Indonesia dapat menciptakan situasi, kondisi, dan cara belajar yang
mengaktifkan siswa. Situasi ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dimana dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menggunakan ketrampilan dalam berbagai fungsi komunikasi. (Sudjana:
1996) Kemampuan-kemampun dan ketrampilan-ketrampilan dasar yang
dapat dimiliki siswa dengan menggunakan ketrampilan proses dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain :
 Mengobservasi atau mengamati
 Mengklasifikasi
 Mencari hubungan ruang dan waktu
 Membuat prediksi
 Merencanakan penelitian/ eksperimen
 Mengumpulkan dan menganalisis data
 Menginterprestasi atau menafsirkan data
 Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)
 Menerapkan (mengaplikasikan)
 Mengkomunikasikan.

H. KERANGKA BERPIKIR
Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas pada
umumnya ditentukan oleh peranan guru dan siswa sebagai individu-individu
yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran matematika yang optimal, hendaklah dipilih strategi
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik secara mental,
fisik dan sosial.
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan pendekatan ketrampilan proses untuk kegiatan menulis
puisi setiap siswa kelas III dengsn keterbatasan pemikiran dan
wawasannya diharapkan memberikan kontribusi dengan ide-ide mereka
pemikiran baru yang tercipta melalui ketrampilan yang terproses
dengan bimbingna guru sehingga terbentuk suatu lingkungan belajar yang
kondusif sedemikian rupa sehingga setiap individu dalam kelas dapat
berfungsi dan dipandang sebagai sumber informasi atau sebagai sumber
belajar. Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia yang
menggunakan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatan hasil
belajar menulisi puisi siswa.
I. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang dikemukakan di
atas maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas III SD N Kalirejo 03 Kecamatan Kalipare
Kabupaten Malang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
ketrampilan proses, maka hasil belajar menulis puisi siswa akan meningkat

You might also like