You are on page 1of 3

NAMA : PETRUS SIMATUPANG

NPM : E1J009094

Analisis Permintaan Kedelai Indonesia

Kedelai merupakan sumber protein nabati yang tinggi serta sumber lemak, vitamin dan
mineral yang sering dikonsumsi masyarakat dalam negeri. Angka konsumsi kedelai dalam negeri
cukup besar. Kebutuhan kedelai tahun 2002 mencapai 1,2 juta tonUntuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, Indonesia masih harus terus melakukan impor yang rata-rata sebesar 40% dari
kebutuhan kedelai nasional meningkat dari tahun ke tahun, produksi dalam negeri masih relatif
rendah dan memiliki kecenderungan terus menurun. Hal ini menyebabkan ketergantungan akan
kedelai impor terus berlangsung dan memiliki kecenderungan terus meningkat. Berdasarkan latar
belakang tersebut muncul beberapa permasalahan. Faktor apa saja yang mempengaruhi
permintaan kedelai impor dan kedelai domestik. Bagaimana hubungan permintaan kedelai
domestik dengan kedelai impor. Bagaimana kinerja produksi kedelai domestik dan permintaan
kedelai dari tahun ketahun.

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah mengidentifikasi variabel variabel yang
mempengaruhi permintaan kedelai impor dan kedelai domestik. Mengidentifikasi hubungan
permintaan kedelai domestik dengan kedelai impor. Mengetahui proyeksi kinerja produksi
kedelai domestik, impor dan permintaan kedelai dari tahun ketahun.
Hipotesis penelitian ini (1) Diduga permintaan kedelai domestik dan permintaan kedelai
impor dipengaruhi oleh harga kedelai domestik, harga kedelai impor, jumlah penduduk dan
pendapatan penduduk. (2) Diduga elastisitas harga kedelai domestik terhadap permintaan kedelai
domestik bernilai negatip. Elastisitas harga silang kedelai domestik terhadap permintaan kedelai
impor bernilai positif untuk barang substitusi. Elastisitas pendapatan penduduk terhadap
permintaan kedelai bernilai positif untuk barang normal. (3) Diduga kinerja produksi kedelai
domestik dan permintaan kedelai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data produksi
kedelai domestik, jumlah kedelai impor, harga kedelai domestik dan harga kedelai impor, kurs
tengah Dolar terhadap Rupiah, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk. Data tersebut
diambil dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan Food Organitation (FAO), Dalam menganalisis data
digunakan tiga metode analisis :
(1) Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dalam analisis statistik,
digunakan fungsi bentuk Regresi linear berganda yang menggunakan persamaan Y=a+
NAMA : PETRUS SIMATUPANG
NPM : E1J009094

bX+ bX+bX + bX + εi. Dimana; Y = Jumlah permintaan kedelai, X = Harga kedelai


domestik, X= Harga kedelai impor, X= Pendapatan penduduk, X= Jumlah penduduk, a=
Konstanta, b- b= Nilai koefesien, εi = Error term
(2) Untuk mengetahui keterkaitan permintaan kedelai impor dan kedelai domestik maka
digunakan model elastisitas permintaan yang meliputi:
a. Elastisitas harga barang itu sendiri
b. Elastisitas harga silang terhadap permintaan
c. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan
(3) Untuk memproyeksi kinerja produksi kedelai domestik, volume impor dan permintaan
kedelai dari tahun ke tahun maka digunakan analisa trend. Y = a + bx. Dimana; x = Periode
waktu, Y = Permintaan kedelai, a = Nilai Y apabila x = 0, b= Besarnya perubahan variabel
Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x.
Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan bahwa (1) Variabel yang mempengaruhi
permintaan kedelai domestik adalah variabel harga kedelai domestik (X1) sebesar 0,501
berarti bahwa setiap penambahan Rp.1,- per ton harga kedelai domestik akan meningkatkan
permintaan kedelai domestik sebesar 0,501 ton. Variabel harga kedelai impor (X2) sebesar
4.759,670, berarti bahwa setiap penambahan $ 1,- per ton harga kedelai impor akan
menyebabkan penurunan permintaan kedelai domestik sebesar 4759,670 ton. Variabel
pendapatan penduduk (X3) sebesar 0,665 berarti bahwa setiap penambahan pendapatan
penduduk sebesar Rp. 1,- perkapita pertahun maka permintaan kedelai domestik akan turun
sebesar 0,665 ton. Variabel jumlah penduduk (X4) sebesar 64,317 menyatakan bahwa
setiap penambahan jumlah penduduk sebanyak 1000 jiwa maka akan meningkatkan
permintaan kedelai domestik sebesar 64,317 ton. (2) Variabel yang mempengaruhi
permintaan kedelai impor adalah variabel harga kedelai impor (X2) sebesar 5.773,237
berarti bahwa setiap penambahan $ 1,- per ton harga kedelai impor akan menyebabkan
penambahan permintaan kedelai impor sebesar 5.773,237 ton . (3) Nilai elastisitas harga
kedelai domestik terhadap permintaan kedelai domestik adalah -0,880. Hal tersebut berarti
apabila harga kedelai domestik bertambah sebesar1% maka permintaan kedelai domestik
akan menurun sebesar 0,880% per tahun. Nilai elastisitas harga kedelai impor terhadap
permintaan kedelai domestik adalah 0,984. Hal tersebut berarti apabila harga kedelai impor
meningkat sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan naik sebesar 0,984% per
NAMA : PETRUS SIMATUPANG
NPM : E1J009094

tahun. Karena E adalah positif maka hubungan antara kedelai domestik dan kedelai impor
adalah subtitusi. Nilai elastisits pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai
domestik bernilai 2,684. Hal tersebut berarti apabila pendapatan penduduk meningkat
sebesar 1% maka permintaan kedelai domestik akan naik sebesar 2,684% (karena En>0)
maka kedelai domestik disebut barang normal. (4) Nilai elastisitas harga kedelai impor
terhadap permintaan kedelai impor adalah –2,446. Hal tersebut berarti apabila harga
kedelai impor meningkat sebesar1% maka permintaan kedelai impor akan turun sebesar
2,446%. Nilai elastisitas pendapatan penduduk terhadap permintaan kedelai impor bernilai
-3,611. Hal tersebut berarti apabila pendapatan penduduk naik sebesar 1% maka
permintaan kedelai domestik akan turun sebesar 3,611% (karena En<0 maka kedelai impor
disebut barang tuna nilai. (5) Trend produksi kedelai domestik pada tahun 1991-2002
memiliki nilai slope (kemiringan) negatif sebesar 46052,1 dan laju pertumbuhan tiap
tahunnya sebesar –0,033%. Trend permintaan kedelai domestik antara tahun 1991-2002
memiliki nilai slope negatif sebesar 44.829,2 dan laju pertumbuhannya sebesar -11%.
Trend permintaan kedelai impor pada tahun 1991-2002 memiliki slope (kemiringan) positif
sebesar 29945,42 dan laju pertumbuhan tiap tahunnya 0,035%.
Selama ini pemerintah banyak melakukan kebijakan proteksi di sektor komoditas pertanian,
seperti beras, gula dan kedelai, yang bertujuan untuk mencapai swasembada. Akan tetapi,
sebaiknya kebijakan tersebut juga perlu diikuti dengan program pemerintah yang jelas dan
terukur. Peluang untuk meningkatkan produktivitas kedelai sulit untuk dapat dicapai, tanpa
disertai penyediaan lahan khusus untuk upaya itu. Apabila petani tetap melakukan pola
tanam yang terus berganti, maka produktivitas sulit untuk bisa ditingkatkan. Dengan
demikian, harus dilakukan program perluasan lahan tanaman kedelai untuk swasembada
kedelai. Selain itu, juga perlu diadakan program budidaya bibit kedelai secara
berkesinambungan yang langsung bisa dimanfaatkan oleh para petani. Rencana pengenaan
tarif bea masuk (BM) kedelai sebesar 10-15 % akan meningkatkan harga jual kedelai yang
gilirannya akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, pengusaha
akan membagi adanya penambahan beban itu kepada konsumen dengan cara menaikkan
harga jual produknya di tingkat eceran oleh karena itu pemerintah hendaknya mencari
solusi terbaik sehingga harga kedelai impor bisa diproteksi tetapi juga tidak merugikan
konsumen.

You might also like