You are on page 1of 17

TINJAUAN PUSTAKA

Krisis Energi

Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama dan

merupakan sumber devisa negara. Krisis BBM baru-baru ini menunjukkan

cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia terbatas jumlahnya. Fakta

menunjukkan konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan

ekonomi dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi fosil

menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi

yang disebut pengembangan energi hijau. Yang dimaksud dengan energi

terbarukan di sini adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat

diperbaharui. Bila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis. Di

Indonesia pemanfaatan energi terbarukan dapat digolongkan dalam tiga kategori,

yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti

biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua, energi yang sudah

dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin,

dan yang terakhir, energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada

tahap penelitian, misalnya energi pasang surut. Salah satu sumber energi alternatif

adalah energi biomassa yang berasal dari bahan organik dan sangat beragam

jenisnya. Sumber energi biomassa dapat berasal dari tanaman perkebunan atau

pertanian, hutan, peternakan atau bahkan sampah. Energi dari biomassa dapat

digunakan untuk menghasilkan panas, membuat bahan bakar dan membangkitkan

listrik. Teknologi pemanfaatan energi biomassa yang telah dikembangkan terdiri

dari pembakaran langsung dan konversi biomassa menjadi bahan bakar. Hasil

7 Universitas Sumatera Utara


8

konversi biomassa ini dapat berupa gas biomassa, bioetanol, biodiesel dan bahan

bakar cair (Sudaryanto, 2007).

Jika ditelaah lebih jauh, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil

setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yakni:

1. Menipisnya cadangan minyak bumi yang diketahui (bila tanpa temuan

sumur minyak baru)

2. Kenaikan/ketidakstabilan harga akibat laju permintaan terhadap minyak

lebih besar dibandingkan minyak yang diproduksi

3. Polusi yang mengakibatkan terjadinya gas rumah kaca (terutama CO2)

akibat pembakaran bahan bakar fosil (Salim, 2005).

Bioetanol merupakan alternatif penyedia energi yang merupakan senyawa

alkohol dan dapat diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan

mikroorganisme. Bahan baku pembuatan bioetanol dapat berupa ubi kayu, jagung,

ubi jalar, dan tebu. Semuanya merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang

sangat mudah ditemukan di Indonesia karena iklim dan keadaan tanah Indonesia

yang mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. Ubi kayu dinilai sebagai sumber

karbohidrat yang paling potensial untuk diolah menjadi bioetanol. Hal ini

dikarenakan ubi kayu memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, dapat

diatur waktu panennya serta dapat tumbuh di tempat yang kurang subur

(Karmawati, 2009).

Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)

Menurut tulisan Wargiono (2009), pada situs tentang dunia tumbuhan,

penamaan ubi kayu sekarang ini adalah Manihot esculenta Crantz dan bersinonim

dengan penamaan awalnya yaitu Manihot utilissima, sehingga dengan kata lain

Universitas Sumatera Utara


9

tidak ada perbedaan antara kedua nama tersebut karena dianggap satu jenis yaitu

ubi kayu.

Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenta) berasal dari Brazil, Amerika

Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol

dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk

Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberapa negara Afrika. Di

samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan

baku industri dan pakan ternak. Ubi kayu mengandung air sekitar 60%, pati 25-

35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan

sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum.

Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr. Ir. Tatang H

Soerawidjaja, dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong

merupakan salah satu sumber pati. Pati sendiri merupakan senyawa karbohidrat

kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang

lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp.

Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan

sebagai pengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula,

baru difermentasi menjadi etanol (Widianta dan Deva, 2008).

Tabel 1. Kandungan zat gizi Ubi kayu (per 100 g)


Komposisi Kadar
Kalori 146 kal
Protein 1,2 g
Lemak 0,3 g
Hidrat arang 34,7 g
Kalsium 33 mg
Fosfor 40 mg
Zat besi 0,7 mg
(Sumber : Rukmana, 2006)

Universitas Sumatera Utara


10

Tabel 2. Kandungan zat gizi buah ubi kayu (per 100 g)


Komposisi Kadar
Vitamin B1 0,06 mg
Vitamin C 30 mg
75% bagian buah dapat dimakan
(Sumber : Rukmana, 2006)

Tabel 3. Kandungan zat gizi daun ubi kayu (per 100 g)


Komposisi Kadar
Vitamin A 11.000 SI
Vitamin C 275 mg
Vitamin B1 0,12 mg
Kalsium 165 mg
Kalori 73 kal
Fosfor 54 mg
Protein 6,8 g
Lemak 1,2 g
Hidrat arang 13 g
Zat besi 2 mg
87% bagian daun dapat dimakan
(Sumber : Rukmana, 2006)

Sedangkan kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase,

glikosida dan kalsium oksalat. Secara taksonomi ubi kayu dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Upa famili : Crotonoideae

Bangsa : Manihoteae

Genus : Mannihot

Spesies : Manihot esculenta Crantz

(Rukmana, 2006).

Universitas Sumatera Utara


11

Bioetanol

Bioetanol berasal dari dua kata yaitu ”bio” dan “etanol” yang berarti

sejenis alkohol yang merupakan bahan kimia yang terbuat dari bahan baku

tanaman yang mengandung pati, misalnya ubi kayu, ubi jalar, jagung dan sagu.

Etanol merupakan senyawa alkohol yang mempunyai dua atom karbon (C2H5OH).

Rumus kimia umumnya adalah CnH2n+1OH. Karena merupakan senyawa alkohol,

etanol memiliki beberapa sifat yaitu larutan yang tidak berwarna (jernih), berfase

cair pada temperatur kamar, mudah menguap, serta mudah terbakar. Etanol dapat

diperoleh melalui proses fermentasi biomassa. Oleh karena berbahan dasar

biomassa, maka selanjutnya lebih dikenal dengan bioetanol. Bioetanol ini dapat

dibuat dari ubi kayu, tetes tebu, atau jagung (Prihandana dan Hendarko, 2007).

Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol

bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah melalui proses

fermentasi dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari

karbon, hydrogen dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan senyawa

hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol

merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan

menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Secara garis

besar penggunaan etanol adalah : sebagai pelarut untuk zat organik maupun

anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus, asetaldehid, antiseptik

dan sebagai bahan baku pembuatan eter dan etil ester, Etanol juga untuk

campuran minuman dan dapat digunakan sebagai bahan bakar (gasohol).Proses

pembuatan etanol dalam industri terdiri dari dua cara, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


12

1. Cara non Fermentasi

Suatu proses pembuatan alkohol yang sama sekali tidak menggunakan enzim

atau jasad renik.

2. Cara fermentasi

Fermentasi merupakan proses metabolisme dimana terjadi perubahan kimia

dalam subtrat/bahan organik karena aktifitas enzim yang dihasilkan jasad renik

(Wahono, 2006).

Harga bioetanol sangat bervariasi tergantung dari kadarnya. Saat ini harga

bioetanol untuk kadar (grade) 0-20 % harga jualnya berkisar Rp. 2.500 per liter,

grade tersebut biasanya digunakan untuk campuran minuman dan parfum. Untuk

kadar 20-40 % harganya sekitar Rp. 3.500 liter, kadar 70-80 % Rp. 12.000

sementara kadar 90 % keatas (untuk bahan bakar kendaraan Rp. 15.000 per liter),

berarti Gross margin per liternya adalah sekitar Rp. 8. 000 (Siregar, 2009).

Tabel 4. Konversi biomasa menjadi bioetanol


Biomassa Jumlah Kandungan Jumlah hasil Biomassa : Bioetanol
biomassa gula (kg) bioetanol
(kg) (liter)
Ubi Kayu 1.000 250-300 166,6 6,5 : 1
Ubi Jalar 1.000 150-200 125 8:1
Jagung 1.000 600-700 400 2,5 : 1
Sagu 1.000 120-160 90 12 : 1
Tetes 1.000 500 250 4:1
(Sumber : BPPT, 2005)

Ada tiga faktor yang menyebabkan cerahnya prospek pengembangan

bioetanol, antara lain adalah kebutuhan energi yang tinggi dengan daya beli yang

kecil dari masyarakat, mudahnya mendapatkan bahan baku dengan harga yang

murah, dan ketersediaan lahan yang relatif memadai.

Universitas Sumatera Utara


13

Pembuatan bioetanol secara garis besar melalui tiga proses, yaitu :

1. persiapan bahan baku

2. fermentasi

3. pemurnian (destilasi)

Kebutuhan energi yang tinggi dengan daya beli masyarakat Indonesia yang rendah

dapat diatasi dengan penggunaan bioetanol (Trubus, 2007).

Karena proses pembuatan bioetanol meliputi fermentasi dan berbahan

dasar biomassa, maka bioetanol juga dapat diartikan sebagai cairan biokimia dari

proses fermentasi gula (sumber karbohidrat) dengan menggunakan bantuan

mikroorganisme (Lowenstein, 1985).

Salah satu fungsi alkohol adalah sebagai octane booster, artinya etanol

mampu menaikkan nilai oktan secara positif terhadap efisiensi bahan bakar.

Fungsi lain ialah oxigenating agent, yakni alcohol mengandung oksigen sehingga

menyempurnakan pembakaran bahan bakan dengan efek positif meminimalkan

pencemaran udara. Karena bioetanol ini dapat dicampur dengan bensin sebagai

bahan bakar, maka bioetanol juga dapat berfungsi sebagai penghemat bahan bakar

fosil (Timnas BBN, 2007).

Mengingat pemanfaatan etanol/bioetanol beraneka ragam, maka grade

etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk

bioetanol yang mempunyai grade etanol 96-99,5% volume dapat digunakan

sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Berlainan dengan

besarnya grade etanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk

kendaraan, harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga

Universitas Sumatera Utara


14

etanol yang dibutuhkan untuk campuran kendaraan bermotor harus mempunyai

grade sebesar 99,5-100% (Reksowardojo, 2006).

Etanol dapat dicampur dengan bensin dalam kuantitas yang bervariasi

untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bumi, dan juga untuk

mengurangi polusi udara. Bahan bakar tersebut dikenal di AS sebagai gasohol dan

di Brasil sebagai bensin tipe C. Dua campuran umum di AS adalah E10 dan E85

yang mengandung 10% dan 85% etanol. Sedangkan campuran yang umum di

Brasil adalah bensin tipe C dan jenis oktan tinggi, yang mengandung 20-25%

ethanol (Wargiono, 2006).

Proses Pembuatan Bioetanol

Proses pembuatan bioetanol secara garis besar meliputi persiapan bahan,

fermentasi, dan pemurnian (destilasi). Awalnya dipersiapkan bahan baku berupa

ubi kayu, kemudian ubi kayu tersebut di kupas dari kulitnya kemudian

dibersihkan. Setelah dibersihkan kemudian ubi kayu tersebut diparut dengan

menggunakan parutan hingga halus. Setelah di parut kemudian ubi kayu tersebut

di masak dengan penambahan air 1:4 serta di tambahkan enzym alfa-amilase dan

dimasak selama 30 menit dengan suhu 100ºC. Setelah itu larutan tersebut di

masak lagi dengan penambahan enzym gluko-amilase dan dengan

mempertahankan suhu sekitar 60-65ºC selama 45 menit. Setelah itu, larutan

tersebut dibiarkan dingin hingga suhu sekitar 25-30ºC agar dapat dicampurkan

ragi agar mempercepat proses fermentasi dari larutan tersebut. Setelah

dicampurkan dengan ragi,bahan tersebut dibaiarkan selama 4 hari agar alkohol

dari larutan ubi tersebut muncul. Setelah 4 hari didiamkan, maka larutan tersebut

disaring agar dapat didestilasikan cairannya, sementara endapannya dibuang.

Universitas Sumatera Utara


15

Kenapa hanya beer bioetanol saja yang dimasak pada drum pemasakan,

sedangkan endapannya di buang, karena apabila pada drum masakan, endapan

juga ikut di masak, maka akan membuat destilasi tidak sempurna dan

menimbulkan kerak serta kegosongan pada bagian bawah didalam drum masakan.

Sehingga setelah disaring,larutan tersebut sudah menjadi beer bioetanol dengan

kadar 7-9 % dan siap untuk didestilasikan selama 4 jam dengan suhu 85-95ºC,

yang pada akhirnya akan menghasilkan bioetanol dengan kadar 40%. Produksi

etanol dengan bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat,

dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.

Meliputi tahap pembersihan bahan, penggilingan, serta gelatinisasi. Tahap-tahap

ini dilakukan pada bahan berpati, sedangkan pada bahan yang mengandung

glukosa dapat langsung difermentasi. Selanjutnya fermentasi, dimaksudkan untuk

mengubah glukosa menjadi etanol. Pada umumnya hasil fermentasi adalah

bioetanol atau alkohol yang mempunyai kemurnian sekitar 7-9%. Agar dapat

mencapai kemurnian diatas 95%, maka alkohol hasil fermentasi ini harus melalui

proses destilasi bertingkat atau dengan beberapa kali pengulangan. Destilasi

dilakukan untuk memisahkan alkohol dengan air dengan memperhitungkan

perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali.

Proses destilasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemurni bioetanol

yang disebut dengan destilator (Indartono dan Setyo, 2005).

Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi perubahan-

perubahan atau reaksi-reksi kimia dengan pertolongan jasad renik penyebab

fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat makanan yang sesuai dengan

pertumbuhannya. Akibat terjadinya fermentasi sebagian atau seluruhnya akan

Universitas Sumatera Utara


16

berubah menjadi alkohol setelah beberapa waktu lamanya. Pati yang terkandung

dalam garut dapat diubah menjadi alkohol, melalui proses biologi dan kimia

(biokimia).

Fermentasi oleh yeast, misalnya dapat menghasilkan etil alkohol (etanol)

dan CO2 melalui reaksi sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi:

1. Keasaman (pH)

2. Mikroba

3. Suhu

Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan. Pada suhu

10-30°C terbentuk alkohol lebih banyak karena ragi bekerja optimal pada suhu

itu

4. Waktu

Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi

pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, sekali setiap 20 menit

5. Makanan (nutrisi)

Semua mikroorganisme memerlukan nutrient yang menyediakan: Energi

biasanya diperoleh dari subtansi yang mengandung karbon. Nitrogen, Salah

satu contoh sumber nitrogen yang dapat digunakan adalah urea. Mineral,

Universitas Sumatera Utara


17

mineral yang dipergunakan mikroorganisme salah satunya adalah asam

phospat yang dapat diambil dari pupuk TSP (Suhendar, 2007).

Dalam pembuatan bioetanol diperlukan tahapan fermentasi, dimana

sebelum di fermentasikan pati diubah menjadi glukosa alias karbohidrat yang

lebih sederhana. Untuk mengurai pati, diperlukan bantuan enzim alfa-amilase.

Pati kemudian diurai oleh enzim beta-amilase menjadi glukosa. Setelah itu,

glukosa difermentasi dengan ragi dan ditambahkan NPK dan Urea agar menjadi

etanol (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Proses destilasi adalah proses pemurnian alkohol. Alkohol memiliki titik

didih 78ºC sementara air 100ºC. Karena itu apabila dipanaskan alkohol akan lebih

dulu menguap daripada air. Pada hasil fermentasi yang mengandung alkohol 10

%, proses destilasi sederhana pada suhu 79-82ºC akan menghasilkan alkohol

kadar 40-45 %. Alkohol 40% ini apabila di destilasi lagi akan menghasilkan

kadar 60-70%. Jadi untuk menaikkan kadar alkohol sampai 95% keatas

diperlukan destilasi berulang-ulang. Intinya adalah cairan yang mengandung

alkohol apabila dipanaskan akan menghasilkan uap yang mengandung alkohol

lebih kaya dari pada saat masih berbentuk cair yang diakibatkan perbedaan titik

didih. Dengan prinsip ini, apabila kita bisa membuat cairan yang mengandung

alkohol menguap, lalu mencair, lalu menguap lagi, dan lalu mencair lagi,

demikian berulang-ulang dalam satu kali rangkaian proses dalam satu alat, maka

sama saja alkohol yang dihasilkan telah mengalami rangkaian destilasi yang

berulang. Ini artinya kita dapat merangkum beberapa kali proses destilasi dalam

satu proses yang jauh lebih efisien dan menghasilkan alkohol yang lebih murni.

Universitas Sumatera Utara


18

Adapun rangkaian peralatan proses dalam pengolahan bioetanol adalah sebagai

berikut:

• Peralatan penggilingan

• Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi

• External Heat Exchanger

• Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)

• Tangki Penampung Bubur

• Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor

• Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol

• Boiler, termasuk system feed water dan softener

• Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting

(Winarno dan Donny, 2006).

Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini

kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik

didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit

operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori

bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik

didihnya. Bahan yang akan didestilasikan pada drum pemasakan tidak boleh

penuh, melainkan harus menyediakan sedikitnya 10% ruang kosong dari kapasitas

penuh drum pemasakan pada drum pemasakan (Kister, 1992).

Universitas Sumatera Utara


19

Destilator adalah alat yang digunakan dalam proses produksi bioetanol.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alat ini bekerja berdasarkan perbedaan

titik didih (air dan etanol).

Macam-Macam Destilasi :

1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan

berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana,

hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih

baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan

titik didih yang berdekatan.

3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih

komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan

senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan

menggunakan tekanan tinggi.

4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan

cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu

atau batu bata.

5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi,

motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih

rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam

prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi

(Van Winkel, 1967).

Universitas Sumatera Utara


20

Ketika bahan dipanaskan, etanol akan terlebih dahulu menguap daripada

air karena etanol mempunyai titik didih yang lebih kecil (780C), sedangkan air

mempunyai titik didih mencapai 100 0C. Destilator ini terdiri atas tiga bagian

utama yaitu tempat bahan, pipa aliran uap, dan pipa keluaran. Ilustrasinya seperti

berikut ini :

Gambar 1. Ilustrasi bagan alir destilator

keterangan:

1. tempat bahan

2. pipa aliran uap

3. pipa keluaran

Ketika dipanaskan, etanol akan menghasilkan uap yang kemudian akan melewati

pipa aliran. Hal ini dimaksudkan agar suhu etanol kembali menurun (mengembun)

sehingga kembali pada fase cair dan selanjutnya akan mengalir menuju pipa

keluaran untuk ditampung. Dengan beberapa kali pengulangan akan diperoleh

etanol berkadar 95%-95,5%. Etanol dengan kadar ini sudah dapat digunakan oleh

berbagai industri alkohol. Alat yang paling sering digunakan untuk melihat kadar

ini adalah hidrometer alkohol. Penggunaan alkohol meter sangat sederhana,

pertama masukkan bioetanol ke dalam gelas ukur atau tabung atau botol yang

tingginya lebih panjang dari panjang alkohol meter. Kemudian masukkan batang

alkohol meter ke dalam gelas ukur. Alkohol meter akan tenggelam dan batas

Universitas Sumatera Utara


21

cairannya akan menunjukkan berapa kandungan alkohol di dalam larutan tersebut

(Tjahjono dan Yudiarto, 2007).

Kondensor

Setelah dipanaskan, etanol yang menguap akan melalui pipa aliran uap.

Agar uap kembali mencair, maka temperaturnya harus diturunkan. Penambahan

kondensor dimaksudkan untuk mempercepat penurunan suhu agar proses

pengembunan berlangsung lebih cepat (Suyamto dan Wargiono, 2006).

Kekuatan Bahan Dasar Pembuatan Alat

Brass alloy merupakan paduan dari tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang juga

mengandung unsur logam lainnya. Brass alloy Cu-Zn atau kuningan mempunyai

resistansi korosi yang baik dan kekuatan tarik yang tinggi. Kuningan banyak

mengandung butir dan fasa yang sama dengan berbagai mikrostruktur. Aplikasi

kuningan banyak digunakan pada radiator mobil, pembuatan paku, rantai, skrup,

dan lain-lain. Keunggulan alumunium adalah :

- mampu dibentuk dengan baik

- massa jenisnya rendah

- penghantar panas dan listrik yang baik

- mempunyai warna yang menarik

- tahan karat

- sukar dilas (Surdia, 2000).

Aluminium pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada

tahun 1825 dan didapat dari biji bauksit yang merupakan unsur kimia. Lambang

aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium bersifat tahan terhadap

Universitas Sumatera Utara


22

korosif. Selain itu aluminium mempunyai nomor atom 13 dengan titik didih 2519

°C dan titik leleh 660,32 °C. Aluminium merupakan logam yang paling berlimpah

di dunia saat ini. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik dan kuat.

Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi

lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan

bermacam-macam penampang. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel

bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan

pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup

botol susu dan lain-lain. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil

dan compact disks (Alexandeer, 1985).

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.

Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik karena tembaga sering

digunakan sebagai pengantar cairan dengan suhu tinggi. Selain itu unsur ini

memiliki tingkat korosi yang lambat sekali (Baumer, 1992).

Analisis Ekonomi Alat

Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan

tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat secara

layak untuk berkelanjutan dengan pembiayaan sendiri (self financing), dan

selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini,

keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan produksi berada di

sebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian. Sebaliknya,

bila berada di sebelah kanan titik impas maka usaha akan memperoleh

keuntungan. Analisis titik impas ini juga digunakan untuk:

Universitas Sumatera Utara


23

1. menghitung biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha

2. merencanakan pengembangan pemasaran dalam rangka menetapkan

tambahan investasi untuk peraltan produksi

3. tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekivalensi (kesamaan)

dari dua alternatif usulan investasi.

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang

dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka akan semakin banyak

bahan yang digunakan. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung

pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan (Waldiyono, 2008).

Universitas Sumatera Utara

You might also like