You are on page 1of 11

c     

  
              
 
Jawabnya adalah tergantung dari tujuan kita, yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian.
               
      
Ya, bisa. Kalau dilihat dari peta diatas, itu merupakan penelitian observasional deskriptif jenis
case report.
      
  
     
Satu variabel saja bisa juga bagus. Contohnya     RKM (Kalau ngak salah
singkatannya riset kesehatan masyarakat¦.
Almarhumah Bu Nanis, teman saya dari dinkes propinsi jogja, mendapatkan nilai memuaskan
untuk tesisnya yang ³hanya´ membahas secara kualitatif sebuah investigasi KLB. Seandainya
kita bisa menunjukkan orisinalitas, why not? Itu luar biasa..
½     
Jenis    ini biasanya digunakan dalam menganalisis para migran (Cina, India,
Jepang¦. Misalnya di Amerika Serikat, Kanker hidung dan kerongkongan (Ca Nasopharynx¦
ditemukan memiliki faktor keturunan (Jepang dan Cina¦. So, yang penting dapat memberikan
sebuah wawasan baru..
       
Di kedokteran, tradisinya para dokter belajar dari kasus. Jadi, awalnya case report saja sudah
dianggap hebat. Hanya saja, setelah dikumpulkan, harus dianalisis secara deskriptif, kemudian
disimpulkan. Ini cara yang kuno, tapi sampai saat ini belum dibuang.
         
Kita lebih sering menggunakan case control untuk mendapatkan asosiasi hubungan. Tapi
terkadang tidak bisa karena keterbatasan jumlah kasus. Sebenarnya semua bisa saja sih. Namun,
pertimbangkan juga apakah cukup efisien? Misalnya, masak penelitian yang mahal dan lama kok
hanya untuk commoc cold hehehe. Karena sesungguhnya semua penelitian membutuhkan 3
faktor penting:       

           


Ya, memang banyak penelitian ekologi dan korelasi yang dikritik karena walaupun
menghasilkan faktor risiko, namun unit analisisnya bukan individu melainkan kolektif/agregat.
Pernah ada penelitian ekologis (tesis teman¦ yang dapat A juga lho. Unit analisisnya adalah desa-
desa, yaitu antara desa yang memiliki vegetasi jagung dengan desa yang memiliki vegetasi padi.
Tapi yang di desa yang bervegatasi padi, toh ada juga yang punya jagung, dan nyatanya juga
terkena (penyakit?¦. Here¶s is the critic. Seandainya hasil penelitiannya berarti, saya pikir gak
ada salahnya kok.
Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh sosiolog Emile Durkheim yang meneliti
agregat etnik di Perancis (Katolik, Yahudi, Protestan¦. Bunuh diri ditemukan terdapat terutama
pada Yahudi dan Protestan. Dalam analisisnya, itu disebabkan karena kehidupan Yahudi dan
Protestan adalah kehidupan ³struggle´ sedangkan pada katolik adalah kehidupan komunitas.
Kalau   ?
Pada penelitian cross sectional, analoginya adalah kita sedang memotret. !" 
   . Batasan waktu sesaat bukan berarti sekian detik lho, tapi dalam periode waktu
tertentu. Jadi, bisa orang yang sama yang diwawancarai jam 7 dan jam 3, atau di lab sekarang
dan nanti. Inilah yang didapat.
Prinsipnya adalah kita mengambil informasi pada keadaan yang tidak memperhitungkan sesuatu
mengandung faktor/penyebab karena lebih dulu daripada yang lain. Misalnya nih:
- Berapakah indeks massa tubuh Anda sekarang? (Tidak diperhitungkan bila sebulan yang lalu
indeks Anda tidak normal¦
- Apakah Anda memakai baju biru? (Tidak perduli apakah memakai baju birunya karena habis
dicukur atau sebaliknya¦. Baru kemudian annti dalam analisis kita bisa menemukan apakah ada
hubungan antara dicukur dengan memakai baju biru.
Contoh lagi, ada seorang dokter di jerman meneliti hubungan antara campak dengan kebutaan
anak, mana yang lebih dulu? Untuk lebih kuat menggambarkan hubungan, kemudian dilakukan
penelitian case control. Tapi tetap harus mencari asosiasi!!!
Jadi, jika kita lihat dalam peta diatas, kelompok yang dibawah (analitik¦ bisa dianalisis
sesederhana di atas (deskriptif¦. Akan tetapi, kelompok yang di atas (deskriptif¦ tidak bisa
dianalisis dengan yang di bawah.
Pada cross sectional, ketika kita menemukan hubungan,  cuma itu saja. Tidak bisa kita
mengatakan adanya faktor (misalnya warna baju disesuaikan dengan panjang rambut¦.

!         !       ½     


#  
³Pak gik ini orangnya tinggi, kulitnya hitam dan berkumis´ ini fakta/atau data? Ini fakta.
Kalau ³tempat pensil ini warnanya biru´ atau ³ gajah telinganya lebar´, ini fakta/atau data? Ini
fakta!!
Tapi kalau saya bertanya/wawancara, nama Anda siapa? Umur berapa? Jenis kelamin?, dll..
Apa yang saya lakukan? Ini adalah untuk tujuan tertentu, fakta-fakta tertentu dimasukkan ke
dalam record.
Jadi, pada data, ada tujuan dan pengumpulan dilakukan secara sistematis.
Di Belgia, dikumpulkan 15 ribu gajah (patung¦ sehingga dari badan gajah bisa digambar peta,
putri duyung, dll. Kalau saya mencatat gajah-gajah ini bagaimana, ini bisa dikatakan saya sedang
mengumpulkan data gajah.
To be continued....

Metode dan
Desain Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif: tidak menggunakan
statistik
± pengumpulan data
± Analisis
± Interpretasi
Biasanya berhubungan dengan masalah
sosial atau manusia
Bersifat interdisipliner fokus pada multimethod
Naturalistik dan interpretatif (dalam
pengumpulan data, paradigma, dan
interpretasi)Metode Kualitatif
Data bersifat deskriptif,
Pengumpulan data bersifat tidak terstruktur
Menggunakan teknik wawancara
mendalam, diskusi kelompok, observasi,
analisis dokumen, dan sebagainya
Tidak berhubungan dengan generalisasi
4
6/5/2010

Ciri dan ruang lingkup


Paradigma naturalistik
Pendekatan Y daripada Y
Penekanan pada proses
Idealis dan realis
Kontekstual dan holistik
5

Sampling dan seleksi informan


Sampling dan seleksi informan non probabilistik
dan focus pada 

Validitas data dan triangulasi YY atau
Y YY
dan penggunaan lebih dua
teknik
Teknik pengumpulan data cara natural spt
wawancara, mengamati, diskusi
Desain penelitian disesuaikan dg macam data
yg akan dicari, tp dapat berubah di tengah
penelitian
6
6/5/2010
4
Kegunaan Penelitian Kualitatif
Pengembangan pengetahuan dasar diskriptif
Menjelaskan temuan penelitian kuantitatif
Pengembangan instrumen penelitian,
mengevaluasi program
Pengembangan petunjuk praktis
Pembuatan teori
Mempengaruhi kebijakan (Martin dan McKneally,
1998).
7

Standar Desain Kualitatif


Studi kasus
Ethnografi
Narrative
Compressed design: Rapid ethnographic
assessment dan focused ethnographic
Penelitian aksi
8
6/5/2010
5
Studi kasus
Suatu populasi, proses, problem, konteks,
atau fenomena dimana parameter dan
outcomenya tidak jelas, tidak diketahui, atau
belum pernah dieksplorasi
Dilakukan pada suatu komunitas, populasi
target, atau unit studi yang lain
Contoh: biografi, sejarah lisan atau riwayat
klinis, studi inovasi organisasi, dinamika
organisasi, atau karakteristik dan interaksi
manusia dalam organisasi atau sekelompok
orang
9

Ethnography
Suatu populasi, proses, problem, konteks, atau
fenomena dimana parameter dan outcomenya
tidak jelas, tidak diketahui, atau belum pernah
dieksplorasi
Menggunakan open-ended in-depth interview dan
observasi, jika ada group discussion hrs informal
Perhatian pada penggunaan konsep budaya untuk
mengarahkan penelitian dan interpretasi data
Selalu memasukkan pertimbangan manusia dan
peristiwa dalam setting naturalnya
10
6/5/2010
6
Ethnography (lanjutan)
Mementingkan ³thick discription´
Contoh: Apa yang terjadi dgn suatu program
± Bagaimana perilaku manusianya
± Bagaimana mereka menjelaskan ttg dunianya
± Apa yang penting untuk mereka
± Mengapa mereka mengatakan dan melakukan apa
yang mereka lakukan
± Bagaimana gambaran konteks dan struktural
mempengaruhi perilaku, pikiran, dan hubungan
11

Narratives
Studi tentang riwayat individu/bbrp individu,
pengalaman karir, atau sejarah hidup (a Y )
Mempelajari pengalaman dengan wawancara dan
mengumpulkan dan menganalisa teks tertulis,
melalui buku-buku, artikel, permainan, transkrip, film,
dsb.
Fokus pada pengetahuan, kepercayaan dan praktek
Berdasarkan interpretasi, konsep, dan arti yg
diberikan oleh orang yang bercerita
Waktu dan tempat sangat berperan, karena dpt
berubah setiap saat
12
6/5/2010
7
Compressed/Rapid ethnographic
Rancangan ethnography yang sudah dimodifikasi
Karena masalah yang diteliti sudah difahami,
sehingga peneliti harus sudah tahu konteks
budaya, dan berbicara bahasa lokal
Fokus pada satu aspek budaya saja, misal
± simptom diare pada bayi, untuk meningkatkan
diagnosis dan pengobatan (bukan untuk penyakit
anak secara keseluruhan)
± Hambatan lingkungan dalam produksi padi ( bukan
hambatan pada produksi pertanian secara
keseluruhan)
Harus bekerjasama dengan ahli budaya tersebut
13

Compressed/Rapid
ethnographic
Pengumpulan data biasanya memakai
interview kelompok, in-depth, dan meminta
pertimbangan informan kunci, dan survey
singkat pada kelompok kecil
Biasanya digunakan untuk mengembangkan
intervensi yg dpt diterima secara budaya
Biasanya singkat antara bbrp hari s/d 6 minggu
Perlu menggunakan triangulasi
± Pertanyaan berulang, diskusi dan observasi
kepada orang dan kegiatan yg berbeda untuk
mencari informasi yg sama
14
6/5/2010
8
Penelitian aksi
Setiap penelitian yang dilakukan dengan maksud
untuk perubahan struktur dan lembaga suatu
masyarakat atau kelompok
Dengan demikian selalu menyertakan pendapat
masyarakat/kelompok yang diteliti
± Identifikasi masalah
± Melakukan penelitian bersama untuk mengetahui
permasalahan dg lebih baik
± Analisa, dan
± Mengambil tindakan untuk perbaikan
Sangat sesuai dengan paradigma kritis
15

Metode pengumpulan data:


wawancara mendalam
Tujuan informasi terperinci tentang
± Topik tertentu, riwayat hidup/penyakit,
pengetahuan dan keyakinan, deskripsi tentang
praktek-praktek tertentu
Target individu yg mewakili, ahli, informan
kunci
Prosedur wawancara semi dan atau
unstructured, scenario/vignette
Data content: Jawaban dan deskripsi tentang
suatu hal, respon terhadap skenario/dilema
16
6/5/2010
9
Contoh data in-depth interview
Tanya: Apa yg dikatakan dokter tentang penyakit
ibu?
Rita: Dokter bilang ini hanya rematik, tp menurutnya
masih tahap awal, tidak parah. Tapi saya kira dari
tidak parah akan menjadi parah. Saya tahu dari
pengalaman kakak saya, dari tidak parah awal
mulanya, kemudian menjadi parah. Yang tidak
parah saja saya sudah harus mengeratkan gigi
saya menahan sakit, bagaimana rasanya nanti
[kalau sudah parah]«?
17

Observasi
Tujuan:
± Merekam situasi spt apa adanya
± Merekam arti suatu peristiwa ketika dilakukan
observasi partisipasi
Target aktivitas, peristiwa, setting, perilaku
orang/kelompok, percakapan, interaksi
Prosedur catatan lapangan tertulis/tape,
video records, foto, peta, cheklist observasi
Data content Deskripsi ttg setting, perilaku,
kegiatan, pola interaksi, keyakinan, emosi,
dsb
Tidak bisa digunakan sendirian
18
6/5/2010
10
Contoh observasi: Puskesmas S, 10
Nop 1990, pukul 09.00 WIB
Seorang perawat dg seragam simbol satu partai politik
mengajukan pertanyaan dengan suara lantang,
³Suntik, ya?!´ kepada seorang perempuan lanjut usia.
Secara otomatis dia menunjuk pada gorden hijau yg
memisahkan ruangan menjadi dua. Si pasien
mengikuti instruksinya dengan tergesa-gesa,
menghilang di balik gorden dan membuka stagennya.
Ketika dia berhasil mengatasi kesulitan menaiki tempat
tidur besi yg cukup tinggi, pembantu perawat telah siap
menusukkan jarum suntik ke bagian atas pantatnya.
Kulit yg disuntik kemudian diusap dg segumpal kapas.
Si ibu kemudian turun dan berjalan ke ruang di
sampingnya untuk membayar. Seorng pasien laki-laki
telah menunggu gilirannya dengan celana yang sudah
sedikit terlepas «.(Sciortino, 1999)
19

Focus Group Discussion


Tujuan mendapat informasi ttg norma,
perilaku, sikap, domain budaya, inovasi, dan
isi istrumen
Target kelompok yg mengetahui atau masuk
dalam fenomena ttt atau kelompok subyek
penelitian
Prosedur diskusi dipandu oleh fasilitator (dg
pedoman wawancara atau skenario)
Data content verbatim/transkrip dari diskusi

1.1 Latar Belakang


Pendekatan psikologi lingkungan muncul sebagai protes
terhadap pendekatan yang hanya memperhatikan faktor-
faktor individual sebagai penyebab dari munculnya
masalah-masalah sosial. Selama tahun 1970-an dan awal
tahun 1980-an, kontekstualisme makin diperhatikan di
beberapa bidang penelitian psikologi. Para psikolog di
semua bidang pemusatan utama psikologi melihat
adanya kelemahan dari penelitian-penelitian yang tidak
memperhatikan konteks, dan menyerukan perlunya
penelitian perilaku yang lebih menggunakan pendekatan
yang holistik dan memakai dasar ekologis (Stokols,
1987 dalam Stokols & Altman, 1987).
Hines, Hungerford dan Tomera (1986) melakukan meta
analisis terhadap penelitian-penelitian yang berkenaan
dengan perilaku yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan, mendapatkan sejumlah variabel yang
berasosiasi dengan perilaku yang dimaksud, yaitu
pengetahuan tentang issues, pengetahuan tentang
strategi tindakan, locus of control, sikap, komitmen
verbal dan rasa tanggung jawab yang dimiliki
seseorang.
Menurut model tersebut intensi untuk bertindak
ditentukan oleh faktor-faktor internal pelaku. Di lain
pihak, perilaku yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan selain ditentukan oleh faktor-faktor internal,
juga tidak terlepas dari faktor situasional (faktor
eksternal). Perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya
tapi terbentuk melalui proses pembelajaran. Sebagai
contoh, untuk menyapu jalanan diperlukan keterampilan
menyapu dan pengetahuan tentang kebersihan.
Pengetahuan tentang masalah lingkungan dan
pengetahuan tentang berbagai tindakan yang tepat untuk
mengatasinya menjadi salah satu prasyarat bagi perilaku
bertanggungjawab.
Memiliki
pengetahuan
dan
kemampuan saja tidak cukup, perlu disertai hasrat atau
keinginan untuk mewujudkan perbuatan yang dimaksud.
Hasrat atau keinginan seseorang itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian, yaitu sikap,
locus of control dan rasa tanggung jawab.

teori

Setting-Perilaku (S-P). Menurut Barker (1987),


setting-perilaku (S-P) merupakan sistem sosial dalam
skala kecil yang komponen-komponennya mencakup
orang-orang dan objek benda-benda. Dalam batasan
waktu dan ruang, berbagai komponen dari sistem itu
berinteraksi secara teratur dengan cara tertentu untuk
melaksanakan suatu kegiatan.

Pola perilaku yang tampil secara teratur dalam batasan


ruang dan waktu dan yang menjadi penyebab
keberadaaan suatu kegiatan disebut sebagai program
setting.

Keberadaan sebuah S-P tergantung pada dinamika


internal setting, yaitu tatanan kejadian-kejadian dalam
setting yang membentuk program setting dan memenuhi
kebutuhan personal penghuninya. Tatanan tersebut
ditentukan oleh resources (sumber daya) yang terdapat
dalam setting, untuk selanjutnya dalam penulisan ini
disebut sebagai sumber daya setting dan faktor
kontekstual yang terkait disebut sebagai konteks setting.

Sumber daya setting mencakup orang-orang, benda-


benda, informasi, ruang, dan sumber cadangan dapat
berupa pekerja, peralatan, keuangan yang terdapat di
dalam S-P. Konteks setting meliputi keadaan sosial
ekonomi, keadaan geografik, jaringan hubungan dengan
institusi di luar setting dan kebijakan hukum, yang
secara keseluruhan mempengaruhi keberadaan setting.

Keberadaan S-P dibentuk melalui tahapan waktu. Oleh


karena itu kondisi fisik lingkungan bersih atau kotor
dapat dipandang sebagai kondisi keberadaan S-P yang
dicapai melalui proses/dinamika yang berlangsung
terus-menerus mengikuti tahapan waktu. Kegiatan-
kegiatan kebersihan di suatu wilayah dapat dipandang
sebagai
proses
yang
dinamis,
merefleksikan
pengorganisasian dan tindakan transaksi terus menerus
dari para penghuninya.
Menurut Wicker (1992), dinamika internal setting dapat
ditinjau sebagai proses pembentukan consensual
meanings. Consensual meaning yang dimaksud adalah
suatu kesepakatan pemahaman yang dibangun melalui
proses pemberian makna dan transaksi terus menerus
dalam kehidupan keseharian penghuni di wilayah
tersebut. Program kebersihan merupakan refleksi dari
adanya kesepakatan pemahaman tentang bagaimana
kegiatan harus dilakukan bersama. Pemahaman tentang

You might also like