You are on page 1of 30

Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Padi (Oryza sativa L) merupakan komoditi yang mempunyai peranan
penting bagi kehidupan rakyat Indonesia sehingga perlu dikembangkan
dengan usaha tani yang berwawasan agribisnis, mengingat potensi lahan dan
pasar yang cukup memadai. Padi (Oryza sativa L) termasuk salah satu
tanaman pangan semusim yang tergolong tanaman rumput-rumputan
(gramineae atau poaceae). Padi merupakan bahan makanan pokok untuk
manghasilkan beras atau nasi yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan
tubuh manusia terutama karbohidrat sebagai sumber energi karena beras
mangandung zat penguat seperti ; karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu
dan vitamin. Dan juga mengandung unsur-unsur mineral seperti ; kalsium,
magnesium, sodium dan fospor.
Kebutuhan akan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, sedangkan areal usaha tani
semakin berkurang karena pesatnya pembangunan. Untuk memenuhi
kebutuhan beras yang begitu tinggi maka pemerintah mengupayakan untuk
meningkatkan produksi tanaman pangan. Dalam upaya peningkatan produksi
tanaman pangan, perbenihan yang mempunyai peranan yang sangat strategis,
oleh karena ketersediaan dan penggunaan benih bersertifikat dari varietas
unggul yang memenuhi aspek kualitas dan kuantitas sangat berpengaruh
terhadap prodoktivitas, mutu hasil ekonomis produk agribisnis tanaman
pangan.
Bagi sebagian besar petani, varietas unggul tidak diragukan lagi
peranannya dalam meningkatkan produktivitas. Itu tercermin dari luas tanam
padi yang dewasa ini telah didominasi oleh varietas unggul baru.
Di antara komponen teknologi yang dihasilkan melalui penelitian,
varietas unggul memang lebih nyata sumbangannya terhadap peningkatan
produksi padi nasional. Akan tetapi, keunggulan suatu varietas dibatasi oleh

Teknologi Benih 1

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

berbagai faktor, termasuk penurunan ketahanannya terhadap hama dan


penyakit tertentu setelah dikembangkan dalam periode tertentu. Varietas IR64
yang semula tahan hama wereng coklat, misalnya, akhir-akhir ini telah
menurun ketahanannya. Kalau ditanam terus-menerus sepanjang tahun,
varietas yang dilepas pada tahun 1986 ini dikhawatirkan akan terserang oleh
hama yang merugikan itu. Oleh sebab itu, Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan melalui Balai Penelitian
Tanaman Padi (Balitpa) terus berupaya merakit varietas unggul baru dengan
sifat-sifat yang lebih baik.
Hingga saat ini Departemen Pertanian telah melepas lebih dari 175
varietas unggul padi yang sebagian besar dihasilkan oleh Puslitbang Tanaman
Pangan. Data survey pada MT 2002/03 di 12 propinsi penghasil padi
membuktikan sekitar 90% dari 9,2 juta ha lahan sawah telah ditanami varietas
unggul baru. Dari sekitar 80 varietas padi yang telah berkembang di petani,
IR64, Way Apoburu, Ciliwung, Memberamo, dan Ciherang lebih disukai,
masing-masing dengan luas tanam 4,20 juta ha, 0,80 juta ha, 0,62 juta ha,
0,43 juta ha, dan 0,41 juta ha. Di Jawa Barat, luas areal tanam varietas
Ciherang pada MT 2002/03 menduduki urutan kedua setelah IR64, masing-
masing 18% dan 33% dari total areal pertanaman padi di sentra produksi
nasional ini. Lain halnya di Kabupaten Purwakarta, Subang, dan Indramayu
Jawa Barat, varietas Ciherang menduduki posisi pertama dengan luas tanam
36-40%, sedangkan luas tanam IR64 hanya 14- 28% dari total areal
pertanaman padi di ketiga kabupaten tersebut.
Pada MT 2004, areal tanam varietas Ciherang terus meluas. Data
survei di 20 propinsi penghasil padi (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur) menunjukkan varietas Ciherang
telah menempati posisi kedua dengan luas tanam 16,7% dari total areal
pertanaman padi. Posisi pertama masih ditempati oleh IR64 dengan luas
tanam 33,2%.

Teknologi Benih 2

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Seiring banyaknya petani yang menanam padi varietas ciherang


tersebut maka kebutuhan benih varietas ciherang meningkat. Untuk itu,
pengetahuan mengenai produksi benih varietas ini sangat diperlukan
khususnya bagi mahasiswa bidang peminatan teknologi benih.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui teknik produksi benih padi varietas
ciherang sehingga diperoleh benih padi yang bersertifikat.
2. Mahasiswa mengetahui tahapan proses pelaksanaan Sertifikasi benih padi.
3. Mahasiswa mengetahui jenis padi yang banyak dibutuhkan petani/
masyarakat yaitu salah satunya benih padi varietas ciherang yang sudah
mulai menggeser dominasi benih padi varietas IR64.
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teknik produksi benih padi varietas
ciherang dilapangan.
5. Mahasiswa dapat memberi informasi tentang teknik produksi benih padi
varietas ciherang kepada petani/ masyarakat jika dibutuhkan.

Teknologi Benih 3

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Varietas


Nama Varietas : Ciherang
Kelompok : Padi Sawah
Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41--3-1
Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-
1//IR19661-131-3-1///IR64 ////IR64
Golongan : Cere
Umur Tanaman : 116-125 hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Tinggi Tanaman : 107-115 cm
Anakan Produktif : 14-17 batang
Warna Kaki : Hijau
Warna Batang : Hijau
Warna Daun Telinga : Putih
Warna Lidah Daun : -
Warna Daun : Hijau
Warna Muka Daun : Kasar pada sebelah bawah
Posisi Daun : Tegak
Daun Bendera : Tegak
Bentuk Gabah : Panjang ramping
Warna Gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Tekstur Nasi : Pulen
Kadar Amilosa : 23%

Teknologi Benih 4

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Bobot 1000 Butir : 27-28 g


Rata - Rata Produksi : 5 - 8,5 t/ha
Potensi Hasil : -Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
Ketahanan Terhadap : -Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB)
Hama strain III dan IV:
Ketahanan Terhadap : 2000
Penyakit
Anjuran : -Cocok ditanam pada musim hujan dan
kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m
dpl.
Pemulia : -
Peneliti : 5 - 8,5 t/ha

Teknisi : -Tarjat T, Z. A. Simanullang,., E. Sumadi dan


Aan A. Daradjat
Dilepas Tahun : 2000

2.2. Syarat Tumbuh


Pada umumnya syarat tumbuh produksi benih padi varietas ciherang
hampir sama dengan syarat tumbuh untuk berbagai varietas lainnya.
Sehingga untuk persyaratan tumbuh benih varietas ini tidak begitu
dibedakan dengan varietas lainnya.
1. Iklim
Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang
berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi
dapat tumbuh baik di daerah beriklim panas yang lembap. Pengertian
iklim ini menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar
matahari, angin dan musim.
2. Curah hujan
Curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman padi rata-rata 200
mm/bulan atau lebih, dengan distribusi 4 bulan. Sedangakan curah
hujan per tahun sekitar 1500-2000 mm. curah hujan yang baik akan

Teknologi Benih 5

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang


diperlukan tanaman padi sawah dapat tercukupi.
3. Temperatur
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman,
suhu yang panas merupakan temperature yang sesuai bagi tanaman
padi. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu > 23 0C.
adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi yaitu
kehampaan pada biji.
4. Tinggi tempat
a. Daerah antara 0-650 meter dengan suhu antara 26,5 0C-22,5 0C
termasuk 96 % dari luas tanah di Jawa cocok untuk tanaman padi
b. Daerah antara 600-1500 meter dengan suhu antara 22,5 0C-18,7 0C
masih cocok untuk tanaman padi.
5. Sinar matahari
Tanaman padi memerlukan sinar matahari untuk melakukan
fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses
pemasakan bulir. Proses pembungaan dan kemasakan bulir berkaitan
erat dengan intensitas cahaya/ penyinaran dan keadaan awan.
6. Angin
Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap
pertumbuhan tanaman padi. Pengaruh positifnya, terutama pada proses
penyerbukan dan pembuahan. Tetapi angina juga berpengaruh negatif,
karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dapat
ditularkan oleh angin, dan apabila terjadi angin yang kencang pada saat
tanaman berbunga, bulir dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal
ini akan lebih terasa apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga
tanaman tumbuh terlalu tinggi.
7. Musim
Musim berhubungan erat dengan hujan yang berperan di dalam
penyediaan air, dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan
bulir sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim

Teknologi Benih 6

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

kemarau mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari pada musim hujan,
dengan catatan apabila pengairan baik.

2.3. Perencanaan Produksi Benih


1. Analisa Sejarah Lapangan / lahan
Dalam rangka menghasilkan benih bermutu dan bersertifikat dan
sesuai dengan persyaratan dalam sertifikasi benih, lahan yang akan
digunakan untuk produksi benih harus diketahui sejarahnya. Lahan
yang akan digunakan, harus bekas lahan yang dibera atau bekas
tanaman padi dengan varietas yang sama. Bekas tanaman padi dengan
varietas yang berbeda pun pada dasarnya diperbolehkan asalkan dapat
dibedakan berdasarkan kenampakan fisiknya. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari banyaknya campuran varietas lain (CVL) dalam
pertanaman produksi benih yang padi dengan varietas yang ditanam,
yang bisa mengakibatkan tidak lulus seleksi dalam dalam sertifikasi
(pemeriksaan lapangan untuk CVL) bila melebihi batas toleransi yang
telah ditentukan.
Lahan yang digunakan untuk produksi benih padi senantiasa
diperiksa sejarah lahannya, guna menjaga mutu benih padi yang
dihasilkan, dalam hal ini ditekankan pada kemurnian genetik benih padi
itu sendiri.

2. Menyusun Rencana Produksi Benih


Penyusun rencana produksi benih, mutlak harus dilakukan oleh
produsen atau penangkar benih. Hal ini dilakukan agar pencapaian hasil
sesuai target yang direncanakan. Dalam menyusun rencana produksi
benih, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Varietas yang akan ditanam yaitu varietas ciherang
2) Kelas benih yang dihasilkan yaitu kelas benih sebar
3) Luas areal penanaman
4) Rencana waktu penanaman dan pemanenan
5) Isolasi yang digunakan

Teknologi Benih 7

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

6) Benih sumber
7) Lokasi penanaman
8) Rencana anggaran biaya (RAB) untuk satu musim tanam, dsb.
Adapun RAB yang dicantumkan di atas, adalah untuk
memprediksikan jumlah kebutuhan dan besarnya pengeluaran serta
target profil yang akan dicapai. Perencanaan produksi dilakukan dengan
menyusun analisa usaha untuk satu musim tanam dengan menghitung
biaya tenaga kerja, sarana produksi, sewa lahan, pendapatan hingga
keuntungan.

3. Pengadaan Benih Sumber


Secara teknis, kebutuhan benih dalam luasan tertentu
menggunakan rumus sebagai berikut :
A E
Kebutuhan Benih = CD F
B 1000
Ket : A : Luasan lahan (m2)
B : Jarak tanam (m2)
C : Luas lahan efektif yang digunakan (%)
D : % Daya kecambah benih
E : Berat 1000 butir benih (gr)
F : Jumlah tanaman / rumpun / lubang tanam

4. Pengajuan Sertifikasi
Pengajuan permohonan sertifikasi dilakukan oleh produsen
benih kepada BPSBTPH setempat. Permohonan diajukan 10 hari
sebelum dilakukan penaburan benih untuk persemaian, dengan mengisi
formulir yang berisi tentang :
1) Nama dan alamat pemoham (penangkar / produsen)
2) Letak areal penanaman
3) Rencana penanaman (waktu)
4) Sejarah lapang
5) Isolasi yang akan dilakukan, dsb.

Teknologi Benih 8

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Kemudian formulir diserahkan kepada BPSBTPH dengan


melampirkan bukti pembelian atau lainnya yang menyatakan sumber
benih, peta lapangan dan label dari benih yang akan di tanam.
 Syarat-syarat sertifikasi :
1) Varietas
Varietas yang yang akan diproduksi telah dilepas oleh mentri
pertanian.
2) Sumber benih
Berasal dari kelas benih yang lebih tinggi tingkatnya.
3) Areal sertifikasi
Tidak boleh ditanam varietas yang hamper sama dengan
pertanaman yang sebelumnya.
4) Pemeriksaan lapangan dan alat processing
Lapangan harus diseleksi dan peralatan harus bersih.
5) Pengujian laboraturium
Kelompok benih harus homogen.
6) Label
Dipasang setelah proses sertifikasi selesai.
(Sumber : BPSBTPH, 2006)

 Prosedur Sertifikasi Oleh BPSBTPH


1) Permohonan sertifikasi oleh penangkar benih
Diajukan 10 hari sebelum tabur serta dilampiri bukti sumber
benih dan peta areal.
2) Permohonan pemeriksaan lapangan dan pengambilan contoh
benih
Produsen mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan dan
pengambilan sampel benih.
3) Pemeriksaan lapangan
Dilaksanakan oleh pengawas benih pada saat sebelum tanam,
fase berbunga dan fase masak.
4) Pengambilan contoh benih

Teknologi Benih 9

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Dilaksanakan oleh pengawas benih untuk pengujian di


laboraturium
5) Pengujian contoh benih.
Pengujian yang dilaksanakan : analisis kemurnian, campuran
varietas lain (CVL), penetapan kadar air dan uji daya
kecambah..
6) Pelabelan
Dilakukan oleh produsen dengan supervisi / bimbingan dari
pengawas benih.
7) Administrasi
Pencatatan oleh badan pengawas benih.
(sumber : BPSBTPH, 2006)
Untuk mendapatkan label, benih harus melalui proses
pengawasan dan pengujian yang ketat dari sebelum tanam sampai
pengolahan.
(Lita Sutopo, 1998)
Pengujian sertifikasi harus dilakukan oleh setiap produsen benih
berdasarkan Undang-Undang No.12 tahun 1992 dan PP 44 tahun 1995
agar pengguna benih (petani) tidak dirugikan jika benih terjamin mutu
dan keasliannya.

Teknologi Benih 10

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

BAB III
PRODUKSI BENIH

3.1. Penyiapan Lahan


1. Pengolahan Tanah
Pada dasarnya pengolahan tanah untuk produksi benih, tidak berbeda
dengan pengolahan tanah untuk produksi konsumsi. Hanya saja pengolahan
tanah pada produksi benih lebih intensif. Pengolahan tanah untuk produksi
benih dibedakan atas tiga fase (1) penggenagan tanah sampai tahap jenuh
air, (2) pembajakan tanah untuk memecah bongkahan sekaligus membalikan
tanah dan (3) penggaruan untuk menghancurkan tanah dan kemudian
dilakukan pelumpuran dengan air. Volume air yang dibutuhkan untuk tiga
fase pengolahan tanah mencapai sepertiga dari kebutuhan air selama
pertumbuhan tanaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Lahan yang akan digunakan untuk pertanaman harus diperiksa sejarah
lapangan terlebih dahulu. Hal ini dimaksud untuk menghindari
kemungkinan terjadanya pencampuran antara benih varietas ciherang
dengan tanaman/ varietas lain.
b. Tidak memilih jenis tanah, asal tersedia struktur Lumpur dengan
kedalamn 15-30 cm. guna mendapatkan struktur yang baik perlu
dilakukan:
 Merendam areal yang akan dikerjakan 3-4 hari
 Membajak ke 1
 Penggenangan dengan air selama 2-3 hari
 Pembajakan ke 2
 Penggenangan dengan air selama 2-3 hari
 Penggaruan ke 1
 Penggenangan selama 2-3 hari
c. Mengaru ke-2 dan meratakan permukaan tanah agar dapat menahan
air dengan baik dan merata hingga tanah siap tanam

Teknologi Benih 11

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

3.2. Penggunaan Benih Sumber


Benih sumber merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
tingkat kemurnian varietas dan produktifitas tanaman. Untuk memproduksi
benih bermutu dengan vigor awal tinggi perlu dibuat perencanaan yang baik,
yaitu dengan cara :
1. Benih sumber yang digunakan adalah benih sumber bermutu
2. Menanam pada saat atau musim yang tepat di lokasi yang tepat
dengan kriteria : tanah subur, irigasi tersedia, dan bukan daerah
ondemik hama dan penyakit
3. Melakukan panen pada saat yang tepat, terhindar dari deraan cuaca
atau deteriorasi prapanen
4. Menghindari tanam pada off season ( musim hujan ), karena deraan
hujan selama periode pasca matang fisiologis sampai panen akan
merusak mutu benih
Untuk memproduksi benih Sebar (BR) benih sumbernya adalah Benih
Pokok (BP) adalah 25 kg/ha.

3.3. Persemaian
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang baik,
sebab benih dipersemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah.
Oleh karena itu, persemaian harus benar-benar mendapa perhatian, agar
harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat persemaian adalah sebagai
berikut:
1. Benih disemaikan pada areal khusus, agar pertanaman terindar dari
CVL. Persemaian dipersiapkan 20-30 hari sebelum tanam.
2. Buat persemaian seluas 300-500 m2 untuk pertanaman seluas 1 ha (5%
areal tanam), dengan lebar bedengan 110 cm, tinggi 15-20 cm,
panjang disesuaikan dengan keperluan, jarak antara bedengan 20-30
cm, kira-kira 5 cm tepi kiri-kanan bedengan jangan ditabur benih.
3. Pupuk persemaian dengan 10 gr urea dan 10 gr TSP per m2 pada
waktu membuat bedengan persemaian

Teknologi Benih 12

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

4. Sebelum benih tabur, terlebih dahulu diuji daya tumbuhnya, setelah


itu benih diinkubasi selama 36-48 jam untuk mematahkan masa
dormansi. Taburkan 20-25 gr benih untuk setiap m2 persemaian.
5. Lima hari setelah tabur persemaian diairi setinggi 1 cm selama 2 hari
seterusnya 5 cm.
6. Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 21-25 hari.

3.4. Isolasi
Isolasi pada produksi benih dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya persarian silang dengan tanaman varietas lain. Isolasi
dibedakan menjadi
1. Isolasi Jarak
Antara tanaman untuk benih dengan tanaman untuk konsumsi atau
benih dengan varietas berbeda diisolasi dengan jalur kosong atau
tanaman lain selebar 3 meter.
2. Isolasi Waktu
Minimal 30 hari, perbedaan tanggal dari 2 varietas yang berbeda
dan letaknya berdampingan harus diatur sedemikian rupa sehingga saat
berbunga tidak dalam waktu yang bersamaan.
Pemilihan penggunaan isolasi tergantung kondisi lapangan.

3.5. Penanaman
1. Pemilihan bibit
Bibit yang baik dan sehat mempunyai sifat-sifat :
- Pertumbuhan dan tinggi tanaman seragam
- Pelepah daun pendek
- Bebas dari hama dan penyakit
- Bibit mempunyai banyak akar dan lebih lebat
2. Jarak Tanam
Untuk memproduksi benih cukup menggunakan jarak tanam 20 x
20 cm, 25 x 25 cm atau sesuai anjuran Dinas Pertanian Tanaman Pangan
setempat.

Teknologi Benih 13

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

3. Jumlah bibit
Jumlah bibit perumpun untuk menghasilkan benih sebar dapat
menggunakan tiga batang bibit per rumpun.

3.6. Pemeliharaan
1. Penyulaman
Beberapa hari setelah tanam (4-5) hari kemungkinan terdapat
rumpun yang mati dan perlu disulam dengan menggunakan sisa bibit
dan dipilih yang baik.
2. Penyiangan
Sawah disiangi supaya bersih dari semua tumbuhan pengganggu
pada saat-saat tumbuhan pengganggu sangat bersaing dengan tanaman
padi yaitu kira-kira umur 21 dan 45 hari setelah tanam.
3. Pengairan
Pemberian air disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat umur
tanaman. Pemberian air jangan terlalu dalam baik fase vegetatif maupun
generatif. Pengairan terhadap tanaman dilakukan secara teratur sebagai
berikut :
1) Pada awal fase pertumbuhan , pengairan perlu dilakukan sedikit
demi sedikit sampai ketinggian air 7-10 cm dengan tujuan agar
suhu tanah tidak naik, yang bisa mengakibatkan tanaman menjadi
layu.
2) Pada fase pertumbuhan anakan (15-30 hst) sawah digenangi terus
menerus 3-5 cm. Apabila tinggi air > 5 cm akan menghambat
perkembangan anakan. Sebaliknya apabila kekurangan air pada
umur tersebut akan mengurangi jumlah anakan. Sebaliknya apabila
kekurangan air pada umur tersebut akan mengurangi jumlah
anakan. Kondisi ini disebut fase krisis I.
3) Setelah itu sawah dikeringkan selama 3 hari dan dibiarkan macak-
macak.dalam kondisi seperti ini dilakukan pemupukan N kedua.

Teknologi Benih 14

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

4) Memasuki fase pembentukan bulir / primordia (30-50 hst) sawah


diairi lagi sampai setinggi 5-10 cm selama 14 hari. Kekurangan air
pada fase ini akan mengakibatkan kehampaan.
5) Pada umur 50 hst sawah dikeringkan lagi sampai macak-macak
selama 5 hari. Pada kegiatan ini dilakukan pemupukan N ketiga.
6) Pada umur 55 hari dilakukan penggenangan lagi sampai air setinggi
10 cm secara terus-menerus sehingga berbunga serempak. Puncak
kebutuhan air terjadi pada saat pembungaan, saat ini juga disebut
fase krisis II.
7) Setelah fase pembungaan, air perlu dikurangi dan dikeringkan agar
akar dapat bernafas dan berkembang dengan baik, suhu tanah
meningkat sehingga aktivitas organisme pun meningkat dan busuk
agar bisa dihindari.
8) Pada 7-10 hari sebelum panen, sawah dikeringkan agar masaknya
dapat serempak dan untuk menghindari roboh.
Saat-saat pengeringan tersebut dimaksudkan untuk :
& Memberikan kesempatan pada akar untuk memperoleh tata
udara yang baik sehingga perkembangan akar juga baik serta
dapat menjamin pertumbuhan yang baik
& Menaikkan suhu tanah sehingga dapat merangsang kegiatan
mikroorganisme dalam merubah bahan organk
& Mengurangi jumlah anakan yang kurang produktif
& Membatasi perpanjangan ruas sehingga tidak mudah roboh
& Menyeragamkan pembungaan dan pemasakan sehingga
tanaman dapat dipanen secara bersamaan

3.7. Pemupukan
Takaran pupuk dan cara pemupukan perlu diketahui sebelum
diterapkan di suatu wilayah rekomendasi (recommendation domain). Pada
setiap wilayah rekomendasi dapat diterapkan sistem usaha tani preskripsi
(prescription farming), yaitu mengenai ciri dan permasalahan lahan terlebih
dahulu, baru kemudian menentukan kebutuhan pupuk optimum.

Teknologi Benih 15

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Dosis per ha = Urea 300 kg, TSP 15 kg atau dapat juga berpedoman
pada rekomendasi daerah setempat. Cara :
1. 1/3 Urea dan semua TSP diberikan pada waktu tanam
2. 1/3 Urea diberikan pada umur 4 minggu setelah tanam
3. 1/3 Urea diberikan pada umur 7 minggu setelah tanam

3.8. Seleksi / Roguing


Selama pertanaman di lapangan dilakukan minimal 3 (tiga) kali
seleksi untuk membuang CVL yang dilakukan pada saat : fase vegetatif,
fase berbung dan fase masak. Seleksi dimaksudkan untuk membuang
tanaman-tanaman yang tidak diinginkan baik berupa tipe simpang (off type),
varietas lain, maupun rerumputan yang berbahaya bagi benih, sehingga
kemurnian benih yang akan dihasilkan dapat terjamin. Pelaksanaan seleksi
di lapangan mendapat bimbingan BPSB/LSB TPH setempat.

3.9. Pemeriksaan Lapangan


Pemeriksaan lapangan suatu kegiatan untuk mengetahui mutu benih
dari suatu unit penangkaran dengan mengevaluasi kesesuaian sifat-sifat
morfologis tanaman terhadap deskripsi varietas dimaksud.
Oleh karena timbulnya faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
benih tidak serempak, maka pemeriksaan lapangan dilakukan minimal 4
kali, yaitu :
1. Pemerikasaan lapangan pendahuluan
Penangkar mengajukan pemberitahuan perbanyakan benih yang
disertai dengan permohonan pemeriksaan lapangan pendahuluan,
pemeriksaan ini dilakukan sebelum pengolahan tanah sampai dengan
sebelum tanam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan
pendahuluan :
a. Kebenaran nama dan alamat pemohon

Teknologi Benih 16

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

b. Kebenaran letak dan situasi areal (keadaan pengairan, hama /


penyakit dan lain-lain), yang akan digunakan sebagai areal
sertifikasi.
c. Sumber benih, sejarah lapangan dan isolasi. Tanaman-tanaman
yang tumbuh pada waktu pemeriksaan tersebut (voluntir) dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui jenis tanaman
musim sebelumnya pada areal tanah tersebut
d. Kebenaran batas areal sesuai dengan peta lapangan
e. Saran-saran untuk kelancaran proses sertifikasi

2. Pemeriksaan Lapangan Pertama


1. Dilakukan pada fase vegetatif yaitu :
1) Untuk pertanaman sistem pertanian, pemeriksaan dilakukan ±
30 hari setelah tanam
2) Untuk pertanaman sistem tebar langsung pemeriksaan
dilakukan ± 50 hari setelah sebar
2. Pemeriksaan ulang hanya dilakukan bila dianggap perlu dengan
ketentuan :
1) Fase vegetatif belum berakhir
2) Waktu ditentukan bersama oleh pengawas benih dan
penangkar benih
3) Paling lambat dilakukan satu minggu setelah pemeriksaan
lapangan pertama
4) Hanya diberikan kesempatan mengulang satu kali
3. Pemeriksaan Lapangan Kedua
a. Dilakukan pada fase berbunga yaitu pada waktu :
1) Malai sudah tersembul dari daun bendera, sekam mahkota
sudah terbuka dan benang sari tampak memutih
2) Pertanaman berbunga lebih dari 5 % pada saat malai
tersembul lebih dari 86% (± 30 hari sebelum saat panen)
b. Pemeriksaan ulangan hanya dilakukan bila dianggap perlu
dengan ketentuan :

Teknologi Benih 17

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

1) Belum menginjak fase masak


2) Waktunya ditentukan bersama oleh pengawas benih dan
penangkar benih
3) Paling lambat dilakukan ± 25 hari sebelum saat panen
4) Hanya diberikan kesempatan mengulang satu kali
4. Pemeriksaan Lapangan Ketiga
a. Dilakukan pada fase masak yaitu pada waktu :
1) 7 Hari Sebelum Panen (Paling Lambat)
2) Tanaman Sudah Mulai Menguning
3) Isi Gabah Sudah Keras, Tetapi Mudah Dipecah Dengan
Kuku
b. Tidak dilakukan pemeriksaan ulang

Pelaksanaan pemeriksaan lapangan pertama kedua dan ketiga :


1. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan persyaratan :
 bukti lulus pemeriksaan lapangan sebelumnya
 letak, luas dan tanggal tanam areal pertanaman yang akan
diperiksa
b. Membuat sket / peta areal dan penentuan blok
c. Menghitung jumlah contoh yang diperlukan menurut ketentuan
yang berlaku yakni :
 untuk luas areal pertanaman sampai dengan 2 ha, diperlukan
minimum 5 contoh
 selanjutnya untuk setiap penambahan areal sampai dengan 2
ha, jumlah contoh ditambah Satu
Y 8
 Rumus : X =
2
X : jumlah contoh yang diperlukan (dibulatkan keatas)
Y : luas areal pertanaman yang akan diperiksa

Teknologi Benih 18

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

 untuk letak areal contoh secara acak pada sket / petak areal
pertanaman yang jumlahnya sesuai dengan perhitungan
tersebut diatas
2. Pemeriksaan global
Mengelilingi pertanaman untuk memeriksa
a. Isolasi jarak
Isolasi jarak paling sedikit 3 m :
1) Antara dua areal sertifikasi yang sama varietasnya, tidak
diperlikan isolasi jarak
2) Antara satu areal sertifikasi dengan yang bukan sertifikasi
diisolasi dengan jalur kosong selebar 3 m, atau dapat
diisolasikan dengan jenis tanaman lain selebar 3 m, atau tanpa
isolasi tetapi selebar 3 m dari batas kedua areal tersebut pada
waktu panen dipisahkan dan tidak dimasukkan sertifikasi.
b. Isolasi waktu
Isolasi waktu 30 hari. Perbedaan tanggal tanam dari kedua
varietas yang berbeda dan bloknya berdampingan, diatur
sedemikian rupa sehingga saat berbunga berbeda minimum 30 hari.
3. Pengambilan contoh pendahuluan
Tujuannya untuk mengetahui populasi tanaman persatuan luas
2
(m ), yang selanjutnya dipergunakan untuk menentukan luas satu areal
contoh yang akan diperiksa. Pada dasarnya yang populasinya tidak
dapat dihitung secara langsung (misalnya sebar langsung) perlu
dilakukan pengambilan contoh pendahuluan. Caranya adalah :
a. Menghitung jumlah anakan / malai yang terdapat pada areal
contoh pendahuluan seluas 1 m2
b. Mengambil minimum 5 contoh pendahuluan secara acak dalam
satu areal / blok tersebut
c. Menghitung rata-rata anakan / malai dalam 1 m2 berdasarkan
angka-angka yang diperoleh pada poin a dan b, misalkan angka
tersebut X

Teknologi Benih 19

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

d. Menentukan luas minimum setiap satu areal contoh yang akan


2000
diperiksa dengan rumus : misalnya dibulatkan keatas
Xm
Bagi pertanaman dengan sistem tandur tidak perlu diambil
contoh pendahuluan. Populasi tanaman setiap areal contoh pemeriksaan
adalah 400 rumpun.
4. Penentuan penyebaran contoh dilapangan
a. Mengambil jumlah contoh sesuai dengan hasil perhitungan pada
1.c
b. Letak masing-masing contoh sesuai dengan 1.d dan diberi tanda-
tanda yang jelas untuk memudahkan pemeriksaan
c. Luas masing-masing areal contoh sesuai dengan 3.d
5. Pemeriksaan lapangan tiap areal contoh :
a. Memeriksa dengan teliti
 semua individu tanaman yang terdapat pada areal contoh
 menghitung semua anakan / malai yang diserang hama /
penyakit yang dapat ditularkan melalui benih sesuai dengan
peraturan yang berlaku
b. Faktor-faktor yang diperiksa adalah :
 fase vegetatif : tipe pertumbuhan, kehalusan daun, warna helai
daun, warna lidah daun, warna telinga daun, warna leher daun,
warna daun, lebar dan warna pangkal daun.
 fase berbunga : bentuk / tipe malai, leher malai, bentuk gabah,
bulu pada ujung gabah, warna ujung gabah, warna gabah dan
sudut daun bendera.
 fase masak : bentuk / tipe malai, leher malai, bentuk gabah,
bulu pada ujung gabah, warna ujung gabah, warna gabah dan
sudut daun bendera.
6. Cara menghitung persentase campuran varietas lain (CVL) dan tipe
simpang :
a. Menghitug jumlah CVL dan tipe simpang dari hasil pemeriksaan
seluruh areal contoh pemeriksaan

Teknologi Benih 20

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

b. Kemudian dinyatakan dengan persen dengan cara :


1) untuk pertanaman dengan sistem tebar langsung :

 CVL dan tipe simapang (ba tan g ) 1


x x100%
 CVL contoh pemeriksaan 2000

2) untuk pertanaman dengan sistem tandur jajar :

 CVL dan tipe simapang (rumpun) 1


x x100%
 CVL contoh pemeriksaan 400

Hasil pemeriksaan lapangan dimasukkan kedalam formulir yang


sudah disediakan oleh BPSB untuk setiap lapangan untuk kemudian
dikirim kepada penangkar benih yang bersangkutan, selambat-lambatnya
satu minggu setelah pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
(Sumber : Ditjen Pertanian Pangan; Direktorat Bina Produksi Tanaman
Pangan, 1984)

3.10. Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama dan penyakit merupakan faktor penghambat yang menentukan
berhasil tidaknya usaha pertanian. Pengendalian hama dan penyakit
bertujuan untuk mengamankan produksi dan membatasi kehilangan hasil.
Disamping berpengaruh terhadap produksi, hama dan penyakit
berpengaruh pula terhadap mutu benih yang akan dihasilkan. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan seefektif mungkin supaya tidak terdapat
tanaman yang tumbuhnya kurang baik dan tidak seragam. Adapun dosis
pestisida yang digunakan serta waktu pemberian dan caranya disesuaikan
dengan rekomendasi yang berlaku. Berikut beberapa contoh hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman padi.
A. Tikus
Pada prinsipnya, pengendalian tikus dilakukan secara dini,
intensif dan terus menerus pengolahan tanah sampai fase panen
dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang ada.
Pelaksanaannya harus dilakukan secara terkoordinasi dan bersama-
sama dalam skala yang luas. Kombinasi sistem perangkap bubu

Teknologi Benih 21

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

dengan tanaman perangkap yang ditanam 3-4 minggu lebih awal dari
tanaman sekelilingnya efektif mengendalikan tikus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian tikus pada
masing-masing fase :
a. Masa pratanam atau pengolahan tanam
 Pemantauan dini populasi tikus di sekitar tanggul irigasi,
pinggiran saluran atau anak sungai, jalan raya, pematang
sawah dan batas kampung
 Sanitasi habitat tikus di tanggul irigasi, pematang, jalan raya,
sawah, pinggiran saluran dan tempat lainnya.
 Perburuan tikus sambil melakukan sanitasi dibantu anjing, jala,
emposan belerang dan cara lainnya.
b. Masa persemaian
 Gropyokkan massal atau berburu tikus pada berbagai habitat
dengan cara menggali lubang, memompa lubang dengan
lumpur atau air, emposan belerang, perangkap jala.
 Pemagaran persemaian dengan plastik. Sebaiknya persemaian
dikelompokkan pada suatu hamparan untuk memudahkan
pengamanan.
 Pada daerah endemik, penangkapan tikus menggunakan
perangkap bubu.
 Penyiapan tanaman perangkap. Tanaman perangkap ditanam di
sekeliling areal, 3 minggu lebih awal dari tanaman pokok. Cara
ini dapat dikombinasikan dengan pemasangan perangkap bubu.
c. Fase vegetatif
 Penggunaan umpan rodentisida antikoagulan dan emposan
belerang
 Untuk menjaga adanya migrasi tikus dari daerah sekitar sawah
bera, perkampungan, saluran irigasi, dilakukan pemasangan
perangkap bubu linier (PBL), terdiri dari pemagaran plastik
setinggi 50 cm sepanjang minimal 100 m ditegakkan ajir,
bambu, dilengkapi perangkap bubu setiap jarak 20 m. PBL

Teknologi Benih 22

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

dipasang di perbatasan habitat tikus selama 3-5 hari atau dapat


dipindahkan ke lokasi lain yang memerlukan.
 Sanitasi lingkungan pada habitat tikus
 Pengumpanan kedua dengan rodentisida
d. Fase primordia berbunga, pematangan bulir dan panen
 Pengemposan lubang aktif tikus dengan belerang
 Pemasangan PBL dengan arah lubang perangkap bubu
berselang hingga dapat menangkap tikus dari dua arah,
terutama di areal pertanaman yang terserang tikus sukup berat.

B. Hama penggerek batang padi


Strategi pengendalian penggerek batang padi dapat ditempuh
melalui :
 Pengaturan waktu tanam varietas yang disesuaikan dengan
populasi serangga
 Pengendalian secara biolohis dengan melakukan pengumpilan
kelompok telur yang terparasit dan tidak menggunakan
insektisida pada awal pertanaman.
 Pengaplikasian insektisida dengan memperhatikan ambang
kendali, yaitu dua kelompok telur/m2
 Pengendalian mekanis dengan penangkapan secara massal
dengan perangkap feromon seks.
 Penanaman tanaman perangkap purun tikus (Eleocharis dulcis)
di sudut atau di samping areal tanam sebagai perangkap
kelompok telur. Dalam pengendalian ini digunakan insektisida
Furadan 3G 17 kg/ha untuk mematikan telur yang menetas.

C. Hama wereng coklat


Pengendalian wereng cokelat dapat dilakukan dengan
penanaman varietas unggul tahan wereng coklat dan aplikasi
insektisida dengan formula ambang kendali. Secara spesifik, cara
pengendalian wereng coklat adalah sebagai berikut :

Teknologi Benih 23

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

 Penanaman varietas tahan wereng coklat pada musim hujan,


yaitu : IR 64, IR 72, Membramo, Way Apo Buru, Maros, Digul
dan lain-lain
 Penanaman varietas tahan wereng coklat pada musim kemarau,
yaitu : IR 42,Cisadane, Muncul, Cisanggarung, Ciliwung dan
lain-lain
 Tidak menanam varietas lokal atau galur yang belum dilepas
 Pemantauan serangan wereng coklat di lapang. Dilaukan
seminggu sekali atau paling lambat 2 minggu sekali, dimulai
sejak tanamanberumur2 minggu setelah tanam dan 2 minggu
sebelum panen.penggunan insektisida formulasi ambang
kendali didasarkan pada populasi musuh alami. Insektisida
yang efektif untuk pengendalian wereng coklat dan wereng
pengung putih diantaranya adalah Regent 50 SC dosis 0,5 l/ha
dan Confidor 5 WP sebanyak 0,5 kg/ha.

D. Penyakit tungro
Dalam pengelolaan patogen penyakit tanaman, upaya untuk
menjadikan tanaman sehat lebih penting dibanding upaya
pengendalian. Terdapat kaitan antara hara dan ketahanan tanaman
terhadap patogen.
Upaya pengendalian penyakit tungro perlu dimulai sejak masa
pratanam sampai tanam. Proporsi populasi wereng hijau yang
mengandung virus dapat dijadikan suatu indikator dalam peramalan
perkembangan tungro pada suatu wilayah endemik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit
tungro berdasarkan fase tanam adalah :
a. Masa pratanam
 Eradikasi selektif terhadap tanaman inang pada jenis gulma
tertentu (Cyperus rotundus dan Monochoria vaginalis ), padi
liar dan singgang padi yang dapat berperan sebagai sumber
inokulum virus tungro di lapang. Eliminasi sumber inokulum

Teknologi Benih 24

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

secara dini akan mengurangi peluang terjadinya ledakan


penyakit tungro.
 Rencana tanam secara serempak, minimal pada areal seluas 50
ha. Penanaman serempak pada areal yang lebih luas dapat
menekan perkembangan penyakit
 Jika memungkinkan untuk mengatur waktu tanam, sebar benih
hendaknya dilakukan 2 bulan, sebelum puncak tangkapan
wereng hijau menggunakan lampu perangkap.
 Pergiliran varietas dan menggunakan varietas yang tahan
wereng hijau, misalnya IR 66 digilir dengan IR 72, IR 74 dan
IR 64.
 Sebar benih dilakukan setelah pembersihan lahan dari
singgang, gulma, teki dan eceng gondok.
 Aplikasi insektisida sistemik seperti Furadan 3G atau Confidor
5 WP di persemaian pada daerah pola tanam tidak serempak.
b. Masa tanam
 Pemantauan pada saat tanaman berumur 2 atau 3 minggu
setelah tanam
 Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh petani penanggung
jawab pengamatan hama dan penyakit dibimbing oleh PHP.
 Aplikasi insektisida dilakukan berdasarkan pengamatan.
Apabila pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam
ditemukan 5 gejala dari 10.000 rumpun tanaman atau pada saat
tanaman berumur 3 minggu setelah tanam ditemukan 2 gejala
dari 1000 rumpun, maka perlu aplikasi insektisida.
 Insektisida yang digunakan antara lain : Confidor 5 WP,
Gammon 25 WG, Furadan 3G, Mipcin 50 WP, Bassa 50 EC,
Trebon 95 EC dsb.

E. Blast leher
Blast leher merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi
yang perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian penyakit ini dapat

Teknologi Benih 25

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

menggunakan ekstak nabati sebagai fungisida, misalnya daun


cengkeh, bawang putih, daun kemangi, daun sirih, daun kecubung,
bengkuang, rimpang kencur, dan kayu manis. Penggunaan ekstak
nabati diyakini tidak akan merusak lingkungan.

3.11. Panen
Panen dapat dilakukan apabila kemasakannya telah mencapai 90 %.
Untuk menjaga kemurnian benih, semua peralatan pengolahan harus
diperiksa dan dibersihkan dahulu bebas dari sisa-sisa benih dan kotoran
lainnya dari pengolahan sebelumnya.
Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan panen
dan pasca panen antara lain :
 Saat panen yang tepat adalah pada periode masak optimum, yaitu 33-
36 hari setelah berbunga, atau bila 95% malai telah menguning dan
kadar air gabah 21-26 %.
 Panen dan pasca panen dilakukan secara hati-hati untuk menekan
tingkat kehilangan hasil hingga < 5 %.
 Gabah hasil panen dikkeringkan hingga mencapai kadar air 14 %.

3.12. Pasca Panen


Untuk menjaga kemurnian benih, semua peralatan pengolahan
harus diperiksa atau dibersihkan dahulu sehingga bebas dari sisa-sisa benih
atau kotoran lainnya dari pengolahan sebelumnya.
1. Perontokan
Perontokan dapat dilakukan secara tradisional atau secara
mekanis. Perontokan secara mekanis perlu hati-hati dengan mengatur
perputaran mesin agar tidak terjadi kerusakan fisik.
2. Pengeringan dan Pembersihan
a. Pengeringan secara alami
Pada pengeringan ini lapisan gabah jangan terlalu tebal ( 3-5 cm )
agar cepat kering. Untuk mendapatkan kering yang merata gabah
harus dibolik-balik.

Teknologi Benih 26

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

b. Pengeringan secara buatan


Pengeringan ini menggunakan mesin pengering (dryer). Perubahan
suhu tidak boleh terlalu cepat. Pengeringan gabah dengan kadar air
lebih 18% digunakan tempat maksimum 37,80C.
Kadar air untuk benih 11%. Gabah yang telah diproses dan
dikeringkan kemudian dibersihkan.
c. Pembersihan dilakukan dengan dua cara :
 Tradisional
Menggunakan niru/tampi, secara berulang-ulang agar
diperoleh gabah yang bersih dan bernas.
 Mekanis
Menggunakan mesin pembersih (cleaner), dilakukan dengan
hati-hati agar tidak terjadi kerusakan calon benih.
3. Penyimpanan
Benih dapat disimpan dalam silo, karung atau wadah lainnya
yang memenuhi syarat. Tempat penyimpanan (gudang) harus bersih,
ventilasi baik, kering, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Penumpukkan karung tidak boleh langsung mengenai lantai. Letak
karung dalam tumpukan harus diselang seling agar sirkulasi udara
cukup baik dan tidak mudah roboh.

3.13. Pengujian Benih


Pada tahap ini benih yang sudah dipanen dan diproses akan diuji di
laboratorium unutk menentukan apakah benih yang dihasilkan dapat
diedarkan dan diperjualbelikan. Kegiatan pada tahap ini meliputi :
Pengambilan contoh benih
Benih yang sudah dikeringkan dan dibersihkan dimasukkan ke
dalam karung atau wadah lainnya, lalu disimpan di dalam gudang benih.
Pengambilan contoh benih dilakukan secara acak agar mewakili seluruh
benih yang akan diuji. Untuk pengujian laboraturium diperlukan
maksimum 1 kg contoh benih 1 ton s/d 20 ton.

Teknologi Benih 27

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

Contoh benih ini dimasukkan ke dalam kantong kedap air dan


segera dikirim ke laboraturium disertai keterangan antara lain nama
varietas, tanggal panen, macam pengujian yang diminta dan nama serta
alamat si pengirim contoh benih.
Cara pengambilan contoh benih di gudang dalam karung.
Rumus : X = 5 + 10 % N

X : jumlah karung yang ditusuk dengan tirier untuk diambil


sample (maks 30 karung)
N : jumlah seluruh karung di dalam satu kelompok benih yang
akan diambil samplenya

3.14. Pelabelan dan Pengemasan


Pelabelan dilakukan oleh pihak penangkar atau produsen benih atas
sepengetahuan dari pengawas benih. Label ditunjukkan oleh penangkar
benih kepada BPSBTPH setempat sesuai dengan data yang tercantum
dalam label (tonase dan berat benih per kemasan) untuk dicek kebenaran
datanya. Setelah itu, petugas BPSBTPH setempat/pengawas benih akan
memberikan nomor seri dan dilegalisir, sebagai tanda bukti kelayakan
benih padi tersebut untuk diperjualbelikan.
Pengajuan pelabelan ulang diajukan kepada BPSBTPH setempat
apabila masa berlaku label telah habis, penangkar/pedaganag wajib
mengisi surat permohonan pelabelan ulang. Berdasarkan permohonan
tersebut pengawas benih melakukan pemeriksaan dokumen/label contoh
benih pada kelompok benih yang bersangkutan, kemudian pengawas benih
akan mengirim contoh benih yang diajukan ke laboratorium benih
BPSBTPH untuk dilakukan pengujian kembali. Apabila benih tersebut
masih layak atau masih lulus menurut standar laboratorium, maka atas
persetujuan pengawasan benih BPSBTPH benih tersebut dapat dipasarkan
kembali dengan diberi atau dicantumkan keterangan LU ( Label Ulang)
dengan warna label merah jambu. Kemasan benih diberi label yang ditulis

Teknologi Benih 28

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

dengan bahan yang aman yang tidak luntur, data mudah terbaca dengan isi
minimal sebagai berikut :
 SNI No…..
 Jenis/varietas.
 Kadar air.
 Benih murni.
 Daya berkecambah/daya tumbuh.
 Kotoran benih.
 Biji tanaman lain/biji gulma.
 Nama dan alamat perusahaan/produsen.
 Isi kemasan ...... kg.
 Nomor lot.
 Nomor seri label.
 Kelas benih ..................
 Masa berlaku label.

3.15. Pemasaran
Setelah membahas hal-hal yang berkaitan dengan produksi benih
sampai pengujian dan pengemasan benih, pada begian terakhir ini akan
dijelaskan bagaimana perlunya pemasaran dalam proses produksi benih.
Kegiatan pemasaran benih merupakan kegiatan yang sangat vital dalam
menentukan keberhasilan dalam memproduksi benih.
Dalam hal pemasaran produsen benih yang bermitra/ mengambil
benih sumber dari BPSBTPH atau perusahaan benih dalam hal pemasaran
tidak dilakukan. Karena benih yang telah di panen sampai tahap
penanganan pasca panen hasilnya akan diserahkan kepada sumber
pengirim benih.

Teknologi Benih 29

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Makalah Produksi Benih Padi Varietas Ciherang

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Benih padi varietas Ciherang memang saat ini merupakan varietas
yang diminati oleh sebagian besar petani. Sehingga ini merupakan suatu
peluang yang harus kita lihat. Untuk memenuhi kebuthan akan benih yang
diminati petani hendaknya benih yang dihasilkantersebut harus memenuhi
prosedur yang berlaku sehingga benih yang diahsilkan merupakan benih
yang benar-benar berkualitas dan bersertifikat.
Dalam proses produksi benih padi diperlukan perencanaan produksi
sebelum mulai memproduksi benih tersebut. Pada proses selanjutnya
melakukan pendaftaran ke BPSBTPH setempat sesuai prosedur yang
berlaku.
Kegiatan selanjutnya adalah mulai memproduksi benih sesuai dengan
prosedur yang telah ada sehingga hasilnya dapat memenuhi kriteria sebagai
benih sebar.

Teknologi Benih 30

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

You might also like