Professional Documents
Culture Documents
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat. Sir Balford
Mackinder (1861-1947) guru besar geostrategi Universitas London teori yang
dikembangkannya tentang “geostrategic continental”, merupakan teori yang saat ini
digunakan oleh Negara-negara maju Maupin Negara-negara berkembang (Suradinata,
2005: 10).
Bagi bangsa Indonesia geostrategic diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUd 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka hal itu sebagai pegangan atau bahkan
doktrin dan hal ini lazim disebut sebagai suatu ketahanan nasional. Dalam pembukaan
UUd 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan Proklamasi.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berkembangnya geostrategi Indonesia sangat
terkait dengan hakikat terbentuknya bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai
macam etnis, suku, ras, golongan, agama bahkan terletak dalam teritorial yang terpisah
oleh pulau-pulau dan lautan. Selain itu hal itu terwujud karena adanya proses sejarah,
nasib serta tujuan untuk mencapai martabat kehidupan yang lebih baik. Dengan lain
perkataan menurut Notonegoro terbentuknya bangsa Indonesia karena proses persatuan
“monopluralis”. Oleh karena itu prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu
proses sejarah,sejak zaman prasejarah-sejarah, Sriwijaya, Majapahit, Sumpah pemuda
28 Otober 1928 dan samapai proklamasi 17 Agusuts 1945, dan kemudian membentuk
bangsa dan Negara Indonesia.
2. Kesatuan nasib, yaitu segenap unsur bangsa berada dalam suatu proses sejarah yang
sama dan mengalami nasib yang sama, yaitu dalam penderitaan penjajah dan
kebahagian bersama.
3. Kesatuan kebudayaan, yaitu beraneka ragam kebudayaan tukbuh dan berkembang
dan secara bersama-sama membentuk puncak-puncak kebudayaan nasional Indonesia.
4. Kesatuan wilayah, yaitu segenap unsur bangsa Indonesia berdiam di segenap wilayah
teritorial yang dalam wjud berbagai pulau, denga lautannya, namun merupakan satu
kesatuan wilayah tumpah darah Negara dan bangsa Indonesia.
5. Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita-cita, dan nilai-nilai
kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam dasar filosofi Negara Indonesia
Pancasila (Notonagoro, 1975 : 106).
B. Ketahanan Nasional
Negara Indonesia sebagai suatu Negara memiliki letak geografis yang sangat strategi
di Asia Tenggara. Oleh karena itu dikawasan Asia tenggara Indonesia memiliki posisi
yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era globalisasi dewasa ini
menjadi perhatian nanyak Negara didunia. Berdasarkan peranan dan posisi negara
Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan merupakan ajang perebutan
kepentingan kekuatan transnasional. Oleh karena itu sebagai suatu Negara, Indonesia
harus memperhatikan dan mengembangkan ketahanan nasional.
Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan, baik yang dating dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negra
serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005: 47)
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan ntuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasional
Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, maka
filsafat pancasila merupakan esensi dari “staats fundamentalnorm” atau pokok kaidah
Negara yang fundamental. Konsekuensinya Pancasila merupakan suatu pangkal tolak
derivasi dari seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia, termasuk hokum dasar
dan seluruh sistem hokum positif lainnya (Kaelan, 2004). Sementara itu dalam
hubungannya dengan ketahanan nasional, dalam konsepsi dan seluruh pelaksanaannya
harus memiliki landasan yuridis yang jelas. Atas dasar pengertian inilah maka landasan
konstitusional atau landasan yuridis ketahanan nasional Indonesia adalah UUD 1945,
yang bersumber pada dasar falsafah Pancasila.
a) Ideologi Dunia
1) Liberalisme
Pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadilah suatu revolusi
dalam bidang ilmu pengetahuan kemudian berkembang kearah revolusi teknologi
dan industri. Perubahan tersebut membawa pula perubahan orientasi kehidupan
masyarakat baik dalam bidang social, ekonomi, maupun politik.
Paham Liberalisme berkembang dari akar-akar rasioanlisme yaitu paham yang
mendasar pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialism yang
meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas
kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap Indra manusia), serta
individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai
tertinggi dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan Negara.
Berdasarkan latar belakang timbulnya liberalisme yang merupakan sintesis dari
beberapa faham filsafat antara lain materialisme, rasionalisme, empirisme dan
individualisme maka penerapan ideologi tersebut dalam Negara senantiasa
didasari oleh aliran –aliran serta paham-paham tersebut secara keseluruhan.
Dalam masalah ini terdapat dua sudut pandang yang berbeda yang sering
digunakan dalam memahami pengertian dan eksistensi masyarakat sipil.
Pertama, perspektif yang melihat posisi Negara sebagai yang mengungguli
masyarakat sipil. Perspektif ini sering digunakan sebagai dasar pijak untuk
menjelaskan keadaan politik dalam suatu Negara yang menerapkan system
otoritarianisme.
Kedua, perspektif yang melihat adanya otonomi dari masyarakat sipil di luar
Negara dan yang harus diperjuangkan dalam rangka mengimbangi kekuasaan
Negara.
Menurut Henningsen bahwa masyarakat sipil pada dasarnya identik dengan ruang
public dalam masyarakat modern yang berfungsi dengan baik. Dalam suatu
Negara yang telah mencapai perkembangan demokrasi yang matang, domein
Negara dengan masyarakat sipil itu tidak lagi relevan untuk dipermasalahkan dan
dipertentangkan secara kontradiktif, karena masyarakat sipil adalah Negara itu
sendiri dan Negara adalah sebenarnya merupakan organisasi kemasyarakatan
yang dibangun oleh masyarakat sipil itu sendiri.
Komunisme
Berdasarkan prinsip-prinsip ideologi komunisme maka komunisme berpaham
atheis, tidak mengakui adanya tuhan bahkan anti tuhan, sehingga hal ini tidak sesuai
dengan pandangan hidup dan dasar filsafat bangsa Indonesia yang Ber-ketuhanan
Yang Maha Esa. Selain itu dalam operasionalisanya komunisme senantiasa
menciptakan konflik dan untuk mencapai tujuan senantiasa menghalalkan segala cara.
Kekuatan social, budaya, politik, dan keagamaan yang merupakan unsure vital bagi
bangsa Indonesia sangat rentan untuk dikembangkan kearah tingkat konflik, dan hal
ini sangat jelas kita lihat pada reformasi dewasa ini isu demokrasi, kebebasan dan
HAM dimanfaatkan demi tujuan politik, sehingga berkembanglah konflik diberbagai
daerah baik konflik horizontal maupun vertical, seperti Kalimantan yaitu sambas
Kalimantan barat, Sampit, poso, Ambon, dan lain sebagainya.
Idelogi komunisme pada hakikatnya bercorak particular yaitu suatu ideology yang
hanya membela dan diperuntukkan suatu golongan tertentu, yaitu golongan proletar
(Mahendra, 1999). Dalam kaitannya dengan sifat dan lingkup pengembangannya
maka ideology komunisme bersifat kosmopolitisme yaitu mengembangkan
hegemoninya keseluruh dunia. Marx menyerukan kepada seluruh kaum buruh
diseluruh dunia untuk bersatu memerangi kaum kapitalisme dan agama.
2) Ideologi Keagamaan
Ideologi keagamaan pada hakikatnya memliki perspektif dan tujuan yang
berbeda dengan ideologi liberalisme dan komunisme. Senernya sangatlah sulit
untuk menentukan tipologi ideology keagamaan karena, sangat banyak dan
beraneka ragam wujud, gerak dan tujuan dari ideologi tersebut. Namun secara
keseluruhan terdapat suatu ciri bahwa ideologi keagamaan senantiasa
mendasarkan pemikiran, cita-cita serta moralnya pada suatu ajaran agama
tertentu.
Gerakan-gerakan politik yang mendasarkan pada suatu ideologi keagamaan
lazimnya sebagai suatu reaksi atas ketidakadilan, penindasan, serta pemaksaan
terhadap suatu bangsa, entis maupun kelompok yang mendasarkan suatu agama.
Atas dasar kenyataan poltik dunia yang demikian ini maka muncullah
berbagai gerakan yang berbasis pada ideologi keagamaan,untuk melawan
ketidakadilan dan kesewenang-wenangan bangsa satu terhadap bangsa
lainnya.Misalnya di Belfas Inggris persoalan Irlandia Utara dan Selatan oleh
karena tekanan Inggris maka muncullah gerakan Tentara Republik Irlandia utara
yang berbasis pada ideology nasrani, sehingga kekerasan terjadi di Inggris. Di
Piliphina merasa kelompok muslim diperlakukan tidak adil atas kelompok lainnya
maka muncullah gerakan poltik yang berbasis ideology keagamaan yaitu gerakan
pembebasan rakyat Moro. Diindonesia sendiri karena ketidakpuasan politik maka
timbullah gerakan untuk mendirikan suatu Negara islam yaitu Darul Islam
dibawah Kartosuwiryo.
Pada era reformasi dan era globalisasi dewasa ini dunia dikuasi oleh
kekuatan sekutu dibawah komando Amerika. Berbagai praktek eksploitasi bangsa
diberbagai Negara terutama Negara yang sedang berkembang dewasa ini
dibawah tekanan internasional baik ekonomi, politik, maupun keamanan.
Jikalau kita membandingkan dua peristiwa didunia yaitu kasus Rakyat
palestina dan Negara Timur Tengah lainnya atas pendudukan dan penjajahan
Israel dan kasus Timor-timur yang melibatkan Negara Indonesia. Kita masih
ingat peristiwa penyerahan Timor-timur tahun 1998 yang lalu bagaimana bangsa
Indonesia menjadi bulan-bulanan Negara-negara sekutu dibawah Amerika.
Bangsa Indonesia yang dahulu disponsori Amerika untuk menarik Rakyat Timor-
timur untuk berintegrasi kedalam wilayah kekuasaan Negara Indonesia, sebab
muncul kekkhawatiran gerakan komunis Fretelin di timor-timur akan menguasai
dan Timor-timur dijadikan basis pangkalan uni Sovyet kala itu.
Sebaliknya bangsa Israel yang melakukan penjajahan diberbagai wilayah
dinegara Timur Tengah sejak tahun 1967 tidak pernah bias diselesaikan karena
kekuasaan hak veto oleh Negara-negara sekutu. Pelanggaran HAM berat telah
dilakukan diberbagai wilayah misalnya di Libanon, pembantaian terhadap rakyat
sipil di kamp pengungsian Sabra dan Satilla, pembantaian di hebron atas rakyat
sipil penyerangan dan pembantaian di wilayah rakyat Palestina, sampai saat ini
tidak pernah bisa diselesaikan Oleh PBB karena kekuatan sekutu.
Dalam kaitannya dengan konsep Negara juga banyak gerakan politik di
berbagai Negara termasuk di Indonesia, yang mendasarkan organisasinya atas
basis ideologi agama. Sebenarnya berkembanya ideologi keagamaan memiliki
aspek positif dan negatif. Aspek positif sebenarnya tidak ada satu agamapun
mengajarkan kekerasan, saling menyerang dan membuat kekacauan.
b) Ideologi Pancasila
Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kesepakatan filosofis dan
kesepakatan politis dari segenap elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara.
Dapat juga diistilahkan bahwa Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kontrak
sosial seluruh elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Kausa finalis atau
tujuan pokok dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara, sehingga
konsekuensinya seluruh aspek dalam penyelenggaraan Negara berasaskan system
nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Proses terjadinya pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi besar lainnya seperti
liberalisme, komunisme, sosialisme dan lain sebagainya. Pancasila digali dan
dikembangkan oleh para pendiri Negara dengan melalui pengamatan,pembahasan dan
konsensus yang cermat nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri disublimasikan menjadi suatu prinsip hidup
kebangsaan dan kenegaraan bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan proses kausalitas
perumusan dan pembahasan Pancasila tersebut maka sumber materi yang merupakan
nilai-nilai kultural dan religius, pada hakekatnya dari bangsa Indonesia sendiri.
Berdasarkan proses kausalitas sebagai suatu kausa materialis nilai Pancasila telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu pada awalnya Pancasila adalah
merupakan suatu pandangan hidup masyarakat, kemudian bangsa Indonesia yang
dijajah berjuang untuk mewujudkan jati dirinya dan terformulasi dalam suatu prinsip
nilai yang konsisten dan komprehensif yaitu nilai-nilai Pancasila, akhirnya atas dasar
proses kausalitas tersebut maka Pancasila telah diakui kebenarannya dan
kesesuaiannya dengan bangsa Indonesia sehingga akhirnya Pancasila ditentukan
sebagai dasar filsafat dan ideologi bangsa dan Negara Indonesia.
Berdasarkan konsep tersebut maka menurut Pancasila Negara pada hakekatnya
merupakan satu kesatuan integral dari unsur-unsur yang menyusunnya. Negara
mengatasi semua golongan, bagian-bagian yang membentuk Negara, Negara tidak
memihak pada suatu golongan tertentu betapapun golongan itu paling besar. Negara
dan bangsa adalah suatu unsur yang membentuk kesatuan tersebut.
2. Perekonomian Indonesia
Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa walaupun terdapat system
perekonomian besar seperti liberalism dan sosialisme komunis, namun dalam
kenyataannya kedua system tersebut tidak pernah diterapkan dalam satu Negara
secara murni, sehingga terjadi saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.
Sistem ekonomi sosialis komunis juga telah banyak menggunakan system yang
merupakan cirri ekonomi kapitalis seperti persaingan, pemilikan modal oleh individu
dengan demikian pula system kapitalis juga telah banyak memperhatikan pemerataan
dan lain sebagainya.
Sistem ini secara konstitusional telah dijamin dalam pasal 33 UUd 1945, yang
menyebutkan bahwa system perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang poduksi yang penting bagi Negara
dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Bumi dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya oleh rakyat.
Sistem ini menekankan bahwa suatu usaha bersama berarti bahwa setiap warga
Negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterahkan bangsa. Dalam pengertian ini
individupun memiliki kesempatan untuk melakukan suatu usaha, namun juga
pemerintahan Negara sebagai lembaga hidup bersama juga ikut serta dalam kegiatan
perekonomian demi kesejahteraan rakyat secara bersama. Maka perekonomian tidak
hanya dijalankan oleh pemerintah yang berupa kegiatan badan-badan usaha yang
miliki Negara, namun juga masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan
perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta dalam berbagai bidang.
Secara makro system perekonomian Indonesia dapat disebut system
perekonomian kerakyatan. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kebudayaan Nasional
Bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam etnis yang mendiami beribu-
ribu pulau, dan masing-masing memiliki kebudayaan sesuai dengan daerah
masing-masing. Oleh karena itu untuk merumuskan pengertian kebudayaan
Nasional tidak bisa dilepaskan dengan eksistensi kebudayaan daerah yang
merupakan unsure kebudayaan Nasional. Oleh karena itu kebudayaan nasional
adalah merupakan hasil interaksi kebudayaan-kebudayaan suku-suku bangsa yang
masing-masing memiliki kebudayaan daerah, yang kemudian diterima sebagai
nilai bersama dan sebagai suatu identitas bersama sebagai satu bangsa yaitu bangsa
Indonesia.
Jadi kebudayaan nasional Indonesia dalam pengertian ini merupakan suatu
totalitas dari keseluruhan akar-akar budaya daerah.
Kebudayaan dan Alam lingkungan
Perkembangan kebudayaan dalam suatu wilayah daerah tertentu senantiasa
sangat ditentukan oleh alam lingkungan dimana kebudayaan tersebut tumbuh dan
berkembang. Hal ini telah berlangsung sejak bertahun-tahun lamanya, namun
belum pernah dipikirkan bahwa interaksi manusia dalam mengembangkan
kebudayaan senantiasa tidak bisa dilepaskan dengan struktur alam lingkungan
dimana mereka hidup. Lazimnya kebudayaan lama meninggalkan nilai-nilai
kebudayaan yang meletakkan manusia dibawah kekuasaan alam lingkungannya.
Akibatnya bangsa Indonesia dikuasai oleh mitos, legenda bahkan takhyul sehingga
bangsa Indonesia ketinggalan dalam mengembangkan Iptek.
Hakikat Ancaman
Rumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi
pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat
ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam menjadi kurang efektif
dalam menghadapi bergai gejolak di dalam negeri, bahkan tidak mampu untuk
melakukan perang konvensional.
Dengan demikian pembangunan postur kekuatan hankam masa depan
perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan seimbang
antar unsure-unsur utama kekuatan pertahanan, yakni TNI AD, TNI AL, dan
TNI AU serta unsure utama keamanan, yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan Iptek
membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur, termasuk daya hancur
dan jarak jangkauan.