Professional Documents
Culture Documents
2. Eliyah, M.Pd
Disusun oleh
Kelompok 1
1. Alfian
2. Della Wita N
3. Dina S
4. Dwi Ratna W
5. Monica L
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas limpahan rahmat dan karunian-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ilmu gizi dasar.
Laporan ini bertujuan agar mahasiswa–mahasiswi memahami tentang ilmu gizi dasar.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan hasil
pengamatan ini.Oleh karena itu penyusun membuka pintu lebar-lebar untuk kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga laporan hasil pengamatan ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya
mahasiswa–mahasiswi politeknik kesehatan tasikmalaya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latarbelakang.............................................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
Gizi masyarakat
A. Gizi dan fungsinya
b. Memperoleh energy
e. Mineral, terdiri dari zat kapur, zat besi, zat flour, natrium, dan chlour, kalium
dan iodium. Fungsi mineral sebagai bagian dari zat yang aktif dalam
metabolism.
B. Penyakit-penyakit gizi
2. Kegemukan (obesitas)
Karena konsumsi zat besi pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari
kebutuhan tubuh. Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah.
Membesarkan buah hati memang merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua. Siapa sih yang
tidak bahagia melihat buah hatinya berkembang pesat dalam masa pertumbuhan? Tentunya tidak
hanya secara fisik, tapi juga secara kecerdasan.
Perkembangan anak memang sedikit banyak tergantung dari apa yang Anda lakukan
untuknya sebagai orang tua. Segala aktivitas si kecil, mulai dari berpikir, belajar dan bermain,
tentunya tidak hanya didukung oleh Anda, tapi juga melalui apa yang dikonsumsinya. Gizi
optimal mutlak diperlukan untuk mendorong perkembangan si kecil jadi maksimal, terutama
otak.
Mungkin Anda sendiri sudah tahu kemutlakan gizi optimal yang diperlukan, tapi apa-apa
saja yang dibutuhkan oleh buah hati, mungkin Anda sendiri belum tahu dengan jelas. Sebenarnya
ada 3 kandungan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan si kecil, yaitu
protein, lemak dan vitamin (termasuk mineral). Untuk lebih rincinya, Anda bisa runut satu
persatu.
PROTEIN Zat ini sangat perlu untuk sumber energi, membangun otot rangka, mengganti
sel tubuh yang rusak akibat penyakit, membentuk hormon, enzim dan pertahanan tubuh. Untuk
mendapatkan protein tidak susah kok. Mulai dari telur, susu, daging, ikan , tempe, tahu sampai
kacang-kacangan. Protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan anak, dan lebih baik dari
protein nabati (dari tumbuhan) karena berkomposisi lebih lengkap.
LEMAK Usia 0-5 tahun adalah saat emas pertumbuhan dan perkembangan otak yang
tidak akan terjadi 2 kali dalam hidup. Unsur lemak terdiri dari DHA (asam dokoseheksaenoat),
asam arakhidonat (asam lemak omega 6) atau yang lebih dikenal sebagai AA. Dua asam tersebut
akan mendukung perkembangan dan ketajaman indera penglihatan bayi. Asam lemak tak jenuh
dapat diperoleh dari ikan laut dalam. Jangan ragu-ragu memberi buah hati Anda dagingnya
ataupun dalam bentuk minyak ikan. Lupakan untuk memberinya susu tanpa lemak alias susu
skim.
Pada dasarnya, pertumbuhan anak di seluruh dunia berawal sama. Namun awal yang
sama ini dapat berakhir beda karena adanya gangguan pada pertumbuhan. Inilah yang dialami
oleh anak Indonesia. Setelah mengenal makanan pendamping ASI, anak Indonesia sulit untuk
mengimbangi pertumbuhan anak di negara lain.
Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu
diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan
hanya 39 ribu anak. “Lost generation bukan hanya isapan jempol. Dalam 20 tahun mendatang
Indonesia dapat menjadi bangsa yang tidak cerdas karena mengabaikan gizi usia dini,” kata
pakar gizi dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS di Jakarta (11/8).
Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT
2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan.
Menurut Prof. Ali, lebih jauh kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin
usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.
Ketika lahir, berat otak hanya 350 gram. Dalam setahun, berat otak menjadi 1000 gram
dan terus bertambah menjadi sekitar 1200 gram ketika anak berusia 2 tahun. “Perlu perhatian
lebih dalam tumbuh kembang di usia batita, karena kurang gizi yang terjadi bersifat irreversible
(tidak dapat pulih),” jelas Prof. Ali.
Senada dengan Prof. Ali, Dr. dr. H. Tb. Rachmat Sentika, SpA, MARS dari Komisi
Perlindungan Anak Indonesia mengungkapkan, gizi buruk dapat mengakibatkan otak anak tidak
berkembang optimal. Hal ini bersifat permanen dan tidak dapat dipulihkan. Hasilnya, mutu SDM
yang rendah sehingga menjadi beban di masyarakat.
Program gizi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1960-an melalui applied nutrition
program yang selanjutnya berkembang menjadi Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Konsep
Posyandu merupakan penanganan lengkap untuk mengintervensi kesehatan keluarga, termasuk
pengendalian kualitas gizi balita di Indonesia.
Saat ini ada 250 ribu Posyandu di Indonesia. Namun tidak lebih dari 50 persen yang
masih aktif. Hal ini berarti cakupan pengendalian kualitas gizi balita di Indonesia tidak lebih dari
50 persen. Dampaknya, probabilitas terjadinya gizi buruk sangat tinggi. Kualitas kader Posyandu
juga perlu ditingkatkan, terutama pengetahuan tentang gizi. “Secara kuantitas, jumlah Posyandu
sudah cukup, tetapi dari segi kualitas masih kurang,” ujar Prof. Ali.
Penyebab kualitas asupan gizi balita di Indonesia memprihatinkan adalah asupan gizi
yang kurang dan perubahan pola asuh keluarga yang tidak terpantau baik. Dr. Rachmat yang
juga pencetus konsep Posyandu menekankan agar dilakukan penimbangan seluruh balita
tanpa kecuali, kemudian tetapkan status gizinya dan dilaporkan secara berjenjang.
Bagi penderita gizi buruk atau di bawah garis merah (sesuai Kartu Menuju Sehat/KMS)
segera lakukan reelementasi dengan program makanan tambahan dan pemulihan di fasilitas
kesehatan terdekat. Gizi buruk yang sudah mendapat pemulihan dikembalikan ke masyarakat
melalui kader Posyandu, bidan desa, dan Puskesmas.
Susu Untuk Pertumbuhan
Salah satu penyebab masih banyaknya kasus kurang gizi dan gizi buruk karena anak
Indonesia selama ini sangat kurang minum susu, bahkan paling rendah dibanding negara-negara
Asia lain. Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO), masyarakat Indonesia mengonsumsi susu
rata-rata 9 liter setiap tahun per kapita. Tertinggal jauh dibanding Malaysia 25,4 liter; Singapura
32 liter; Filipina 11,3 liter; dan bahkan Vietnam 10,7 liter.
Menurut Prof. Ali, rendahnya konsumsi susu di Indonesia disebabkan banyak faktor,
diantaranya adalah pemahaman yang rendah tentang pentingnya susu bagi kesehatan. Susu
memiliki keunggulan yakni kandungan vitamin dan mineralnya lebih lengkap dan lebih mudah
diserap dengan sempurna oleh tubuh.
Peranan susu dapat dilihat dari proses turning over tulang. Pada usia muda, formasi
(pembentukan) tulang lebih besar daripada resorpsi (peluruhan) sehingga diperlukan asupan
kalsium yang tinggi. Absorpsi kalsium pada masa anak-anak sangat tinggi, yakni 75 persen jika
dibandingkan dewasa yang hanya sekitar 20-40 persen.
Kalsium diperlukan dalam pertumbuhan seorang anak. Angka kecukupan gizi (RDA)
kalsium adalah 800-1200 mg. Satu gelas susu dapat memenuhi 25% RDA protein pada batita dan
45% RDA kalsium.
Faktor ekonomi juga dapat menjadi alasan untuk berhenti minum susu. Harga kebutuhan
pokok yang meningkat saat ini memaksa masyarakat menetapkan skala prioritas dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Tidak jarang konsumsi susu untuk anak di bawah tiga tahun (batita)
terpaksa dikorbankan karena harga yang terlalu mahal bagi keluarga berpenghasilan rendah.
Menyadari bahwa konsumsi susu perlu ditingkatkan, pada 11 Agustus yang lalu, Nestle
Indonesia meluncurkan Dancow Batita, susu khusus batita yang mengandung nutrisi lengkap,
rasanya lezat, dan harganya terjangkau. Diharapkan Dancow Batita dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi di usia batita yang merupakan periode emas tumbuh kembang anak. Peluncuran yang
dilakukan oleh Presiden Direktur Nestle Indonesia, Peter Vogt, merupakan peluncuran pertama
di dunia.
Makanan mempunyai pengaruh pada perkembangan fisik maupun mental anak. Susunan
makanan seimbang yang baik untuk perkembangan fisik dan mental anak adalah yang
mengandung zat – zat gizi berikut.
Sebagai sumber energi terdiri dari dua jenis, yaitu karbohidrat kompleks (beras, jagung, roti,
makaroni, kentang, tepung beras, tepung maizena, tepung kacang hijau, havermut). Susu
merupakan sumber karbohidrat di samping sumber utama protein.
Protein
Merupakan gizi utama untuk tumbuh secara normal. Protein didapat dari sumber makanan
hewani, seperti susu, daging, ikan, ayam, keju, hati, dan telur. Juga bisa diperoleh dari sumber
protein nabati seperti tahu, tempe, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang-kacangan lain.
Sumber protein utama dalam makanan bayi adalah ASI dan susu.
Lemak
Merupakan sumber kalori yang penting dan menyediakan berbagai vitamin, seperti A,D,E,K. Air
susu ibu (ASI) merupakan bahan makanan dengan komposisi asam lemak terbaik di antara
bahan-bahan makanan yang lainnya, antara kain mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6
yang dibutuhkan untuk perkembangan kecerdasan anak.
Vitamin
Diperlukan untuk mempertahankan kesehatan dan tumbuh kembang yang optimal. Vitamin A
atau provitamin A banyak terdapat dalam susu, telur, ikan, tomat, wortel, labu kuning, bayam,
kangkung dan sayuran berdaun hijau lainnya. Vitamin D terdapat antara lain dalam susu, telur
dan minyak ikan. Vitamin E terdapat dalam serealia, minyak tumbuh-tumbuhan (minyak bunga
matahari, minyak jagung), dan minyak ikan. Sedangkan vitamin B kompleks terdapat dalam roti,
susu, daging, dan makanan hasil fregmentasi, seperti tempe. Vitamin C banyak terdapat dalam
sayuran berdaun hijau, buah jeruk, limau, tomat, dan buah-buahan lain. Kepada bayi tidak perlu
diberikan suplemen (tambahan) vitamin, kecuali kalau terjadi kelainan dan atas rekomendasi
dokter.
Mineral
Berguna untuk pertumbuhan, mempertahankan jaringan serta mengatur keseimbangan cairan
dalam tubuh. Dua jenis mineral yang perlu dipenuhi dengan baik kecukupannya adalah zat besi
dan kalsium. Sumber zat besi yang baik sekali adalah ASI, karena penyerapan zat besi adalah 5-
10 kali lebih baik dari makanan lainnya. Sumber zat besi yang lain adalah, daging, ikan, hati
ayam, serta dalam jumlah sedikit dari sayur-sayuran. Sedangkan sumber kalsium adalah ASI,
susu sapi, dan hasil produk yang dihasilkan dari susu.
Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita Indonesia.Berdasarkan
hasil sensus data gizi kurang pada tahun 2006 adalah 6,4%, sementara itu data gizi tahun 2007
yaitu 29,4%. Tahun 2008 terdapat gizi kurang 31,1%. Sedangkan dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti di Desa Manggung Sukorejo Musuk Boyolali, dari data bidan desa
terdapat 66 bayi yang berumur 6-12 bulan. Pada tahun 2008 dari 95 balita terdapat 16 balita gizi
kurang kategori Bawah Garis Merah, sedangkan data untuk awal bulan Januari-September 2009
terdapat kasus gizi kurang dengan kategori Bawah Garis Merah sebanyak 4 bayi dari 66 bayi.
Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
bayi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan bayi usia 6-12 bulan di
Desa Manggung Sokorejo Musuk Boyolali. Pengambilan sampel secara purposive yaitu
berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung sebesar 7,609 dengan nilai ttabel sebesar 2,026. Dengan demikian thitung
> ttabel (7,609 > 2,026) dan p value (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak artinya bahwa ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan pertumbuhan bayi berusia 6 – 12 bulan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 7,432 dengan nilai ttabel sebesar 2,026.
Dengan demikian thitung > ttabel (7,432 > 2,026) dan p value (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak
artinya bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan perkembangan
bayi berusia 6 – 12 bulan. Pengetahuan ibu yang baik diharapkan dapat meningkatkan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelainan dini dapat segera
dideteksi dan dicegah dari awal. Semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka akan semakin baik
pula tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Laju pertumbuhan
Pertumbuhan paling cepat terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan, berat
badan pada saat itu mencapai dua kali berat lahir, kemudian melambat sampai
berisia 12 bulan, untuk mencapai 3 kali berat lahir. Selanjutnya, antara usia 1-5
tahun, berat badan hanya meningkat menjadi dua kali lipat. Grafik pertumbuhan
standar berguna untuk memantau apakah pertumbuhan berlangsung dengan baik,
laju pertumbuhan terlalu cepat atau turun dibawah garis standar perlu diperhatikan
dan dijelaskan. Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI, dan ASI menjadi patokan
untuk angka kebutuhan gizi bagi kelompok usia ini maupun patokan bagi komposiisi
susu formula pengganti ASI.
Menyusui
komposisi ASIS menjamin bahwa ASI ini mudah dicerna dan diabsorpsi. ASI
mengandung factor perlindungan yang bersifat kritikal pada minggu-minggu
pertama kehidupan bayi ketika kekebalan tubuhnya belum berkembang.
Susu formula
Susu formula bayi yang dirancang untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi
bayi sampai dengan usia 4-6 bulan, dikontrol oleh pengaturan yang ketat, melalui
ketetapan EC dan peraturan pemerintah. Susu formula berasal dari susu sapi , dan
digolongkan sebagai:
Anak prasekolah
Antara usia 1 dan 5 tahun, anak beralih dari diet yang mengandalkan susu
untuk memenuhi sebagian mesar kebutuhan nutrient dan 50% kandungan
energinya berasal dari lemak, menuju diet yang sesuai dengan pedoman pola
makan sehat dan mencakup semua kelompok makanan.
Anak pada kelompok usia ini mungkin dirawat oleh orangtua, tetapi semakin
banyak anak yang dirawat difasilitas tempat penitipan anak ditempat ini anak
memperoleh makanan. Telah ad apedoman pengadaan makanan sehat untuk
kudapan dan makan siang pad ataman bermain dan tempat penipan anak. Prinsip
nutrisi yang perlu diperhatikan :
• Harus mencapai angka referesi gizi untuk kelompok usia yang bersangkutan.
• Hindari gula dari sumber selain susu, atau makanan berlemak dalam jumlah
berlebihan.
Laju pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia berlangsung dalam waktu
yang lama, mulai konsepsi sampai akhir masa remja. Selama masa kanak-kanak,
pertumbuhan rata-rata relative konstan, yaitu 2,5 kg dan 6 cm per tahun. Selama
pubertas, rata-rata:
Besarnya pertambahan ini adalah 40% dari berat badan dewasa yang akhirnya
dicpai.
Kebutuhan gizi
Menginjak usia remaja, kebutuhan gizi ini jauh lebih besar, seperti yang
tercermin dalam meningkatnya angka kecukupan gizi yang direkomendasikan, yang
harus dipenuhi dengan cara meningkatkan asupan dari semua kelompok makanan.
Makanan berlemak dan bergula dalam diet harus dibatasi, dan hanya boleh
dikonsumsi setelah kelompok laian tercukupi. Variasi makanan perlu diperhatikan
untuk mengurangi resiko terlewatkannya nutrian tertentu.
Makanan disekolah
Disekolah, makanan perlu disediakan untuk anak dengan tujuan:
Proses penuaan
Pada beberapa decade belakangan ini, telah diketahui bahwa perubahan
biologis yang berhubungan dengan penuaan terjadi pada usia yang lebih tua dari
pada generasi sebelumnya, sehingga usia kronologis dapat mendahului 10 tahun
didepan usia biologis.
• Interaksi social, hal ini mendorong orang untuk makan dan mempertahankan
minat mereka terhadap makanan.
Kebutuhan gizi
Kebutuhan energy mungkin lebih rendah, karena merurunnya laju metabolic
dan berkurangnya aktivitas fisik. Akan tetapi, energy yang dikeluarkan ketika
beraktivitas, termasuk berjalan mungkin lebih tinggi daripada dewasa muda.
Kebutuhan protein hamper sama atau sedikit lebih tinggi daripada dewasa
muda. Kebutuhan mineral dan vitamin mungkin juga meningkat, atau minimal sama
dengan dewasa muda karena berkurangnya efisiensi absorpsi dan metabolism.
Kesimpulan
Hal-hal yang perlu diketahui untuk mengelola konsumsi pangan didalam rumah
tangga, baik dari sudut rumah tangga, maupun dari seseorang tenaga ahli gizi
yang lebih ilmiah. Pengetahuan bahan makanan, terutama yang diperlukan ,
pengawasan dan engamanan bahan makanan, keracunan makanan juga termasuk
penyakit-penyakit defisiensi utama diindonesia perlu diketahui oleh yang bertugas
dala perbaikan kesehatan gizi. System keamanan pangan dan gizi serta system
informasi dan interfensi merupakan dua hal tambahan baru bagi ruang lingkup ilmu
dan upaya perbaikan gizi yang sangat berguna dalam mengelola kondisi pangan
masyarakat,.
Dari pola makan, menu seimbang sangat mempengaruhi tumbuh kembang
setiap manusia, mengetahui dan mampu menerapkan peranan zat-zat gizi dalam
kehidupan dan kesehatan tubuh sehingga dengan gizi optimal mutlak sangat
diperlukan untuk perkembangan dari usia dini sampai usia lanjut. Pola asuh
keluarga juga sangat penting untuk membantu kualitas asupan gizi.
Saran
Semoga masyarakat mengerti dan sadar akan pentingnya gizi untuk perkembangan
sejak usia dini. Kerja sama pemerintah dan tenaga ahli gizi untuk mendukung
program perbaikan gizi pada masyarakat.
Daftar pustaka
Barasy, Mary E. 2007. At A Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga Medical Series