Professional Documents
Culture Documents
BAB III
SITOSKELET
Deskripsi
Pada bab ini akan dipelajari struktur dan fungsi sitoskelet.
Komponen penyusun sitoskelet terdiri dari mikrotubulus,
mikrofilamen dan filamen intermediet. Sitoskelet berperan dalam
pergerakan sel seperti sitokinesis, gerak amuboid serta kontraksi
pada sel otot.
Kompetensi dasar
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sitoskelet sebagai dasar dalam
pergerakan sel.
PENDAHULUAN
Sitoskelet atau rangka sel merupakan filamen-filamen non
spesifik yang umum terdapat pada semua sel membentuk jalinan
pada daerah sitoplasma. Sitoskelet terdiri dari mikrofilamen,
filamen intermediat dan mikrotubulus. Organel kecil ini dikenal
setelah digunakannya mikroskop elektron (Gambar 4.1)
MIKROTUBULUS
Struktur
Mikrotubulus memiliki bentuk silinder dengan diameter
luarnya ± 30 nm dan lumernya 1 14 nm dengan ketebalan
dindingnya 8 nm. Panjangnya bervariasi tergantung dari tipe sel
dan spesies, namun kadang-kadang dapat mencapai 1000 kali
tebalnya yaitu hingga 25 µm, namun tidak memiliki cabang.
Dinding dari mikrotubulus tersusun dari 9-14
protofilamen/protofibril yang identik (Gambar 4.2).
Fungsi
Actin-F berperan dalam pembentukan sitoskeleton dan
pergerakan selular. Dalam pembentukan sitoskeleton actin F antara
lain bertindak sebagai factor gelifikasi (perekat), menyebabkan
sitoplasma tetap dalam bentuk gel. Faktor gelasi. ABP (Actin
Binding Protein) dan Filamen memodifikasi viscoelastisitas dari
sitoplasma dengan menginduksi, melalui hubungan dengan berkas
actin, pembentukan suatu jaringan yang rigid. Dengan demikian
menyebabkan terbentuknya semacam skeleton dan sitoplasma
yang senantiasa dalam kondisi gel.
Dalam pergerakan sel, actin-F berperan secara aktif pada
mekanisme kontraksi oleh adanya 2 kofaktor yaitu:
- Tropomyosine (protein fibrilair yang terdapat di antara setiap
molekul actin)
- Troponine (protein globular melekat pada satu bagian
ekstremitas molekul tropomyosine)
Di samping itu dimungkinkan pula oleh adanya filamen
myosine yang tersusun dari molekul myosine yang mengandung 4
rantai polipeptida (2 panjang dan 2 pendek). Kedua rantai
polipeptida memintal satu dengan yang lain membentuk heliks.
a. Sitokenesis
Mikrotubulus bermula di dalam sitoplasma tanpa lokalisasi
yang pasti dan mengarah radial dari nukleus. Penampakannya
berupa filamen lurus atau kurva dan berakhir di permukaan sel.
Filamen ini menghilang oleh depolimerisasi apabila diberikan
pertakuan colchicinin, atau pendinginan. Selanjutnya dapat timbul
atau nampak kembali bila diberi perlakuan sebaliknya yaitu akan
nampak pada daerah sentrofer yakni daerah yang mengandung
sentriot. Sentrofer merupakan pusat organisasi mikrotubulus. Pada
sel yang memasuki fase mitosis mikrotubulus sitoplasma
menghilang dan diganti oleh benang-benang spindle dan aster.
b. Gerakan membran
Gerakan yang berlokalisasi pada membran nampak oleh
peran dari tilamen actin. Fenomena yang paling jelas adalah
tonjolan-tonjolan halus ini adalah mikrovilli yang terdiri dari sekitar
24-30 mikrofilamen. Mikrovilli ini secara teratur memanjang dan
RANGKUMAN
Sitoskelet atau rangka sel merupakan filamen-filamen non
spesifik yang umum terdapat pada semua sel membentuk jalinan
pada daerah sitoplasma. Sitoskelet terdiri dari mikrofilamen,
filamen intermediat dan mikrotubulus
Mikrotubulus memiliki bentuk silinder dengan diameter
luarnya ± 30 nm dan lumernya 1 14 nm dengan ketebalan
dindingnya 8 nm. Panjangnya bervariasi tergantung dari tipe sel
dan spesies, namun kadang-kadang dapat mencapai 1000 kali
tebalnya yaitu hingga 25 µm, namun tidak memiliki cabang.
Mikrofilamen ukurannya lebih pendek dari mikrotubulus yaitu
panjangnya 1-2 µm dan tebal 5-7 nm. Struktur dari mikrofilamen
berhubungan dengan fungsinya, tersusun dari protein actin.
LATIHAN
1. Jelaskan fungsi sitoskelet
2. Sebutkan macam-macam komponen penyusun sitoskelet
3. Jelaskan perbedaan antara mikrotubulus, mikrofilamen dan
filament intermediet.
4. Bagimanakah perbedaan pergerakan otot dan non otot
5. Jelaskan mekanisme kontraksi
SENARAI