You are on page 1of 8

PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS MENJADI ASBES

Oleh

IQBAL KHOIR

J3H107019

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya
sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut
sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang
dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya
berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang
padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat
pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam hal ini pengelolaan sampah dirasakan tidak
memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan
dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang
menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai
masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota
besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata
sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki
penduduk sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak
cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam
timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya
seperti pencemaran lingkungan seperti air, udara, tanah, dan menimbulkan sumber
penyakit. Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh
sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir
(TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan sebagai
barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan
efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah
tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Sampah merupakan sumber daya alam
yang sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu
perlu melalui proses daur ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang
sangat penting sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan berbagai kebutuhan manusia.

Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.Lingkungan
menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme
patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan
hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran
penyakit. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur,
sungai maupun air tanah. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat
saluran pembuangan air sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir. Pengumpulan
sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari
pemukiman. Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan
terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah sampah untuk
dimanfaatkan menjadi produk yang berguna baik itu rumah tangga maupun bangunan.

Tujuan Karya Ilmiah

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan pengelolaan sampah yang baik sebagai
proses daur ulang. Banyak sampah yang dapat di proses untuk daur ulang salah satunya
sampah kertas. Sampah kertas dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan campuran bahan
bangunan yang berkualitas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk asbes rumah.

Manfaat Karya Ilmiah

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dibidang teknik pengolahan
sampah kertas untuk salah satu campuran bahan bangunan rumah yang dapat di
manfaatkan oleh masyarakat. Bahan bangunan yang dihasilkan berupa asbes rumah.
Dalam hal ini sampah kertas sangat bermanfaat dalam usaha besar dan menengah sebagai
suatu bidang bisnis untuk mendapatkan uang.

Metode Karya Ilmiah

Metode yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah proses pembuatan bubur kertas
menjadi asbes dengan cara mencampurkan berbagai bahan perekat seperti semen dan
tepung kanji. Pembuatan ini berlangsung dengan bantuan sinar matahari sebagai tempat
pengeringan bahan asbes yang sudah jadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sampah

Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang
dari aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran
manusia. Sampah dapat berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan
istilah sampah yang dalam keadaan basah dan sampah yang dalam keadaan kering. Pada
hakikatnya sampah sangat jijik dihadapan masyarakat, oleh karena hanya sebagian
masyarakat yang dapat atau mampu mengolah sampah baik itu sebagai pupuk tanaman,
mainan anak, kerajinan tangan dan sebagian besar pelengkap dari bahan bangunan
rumah.

Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih
ada maka sampah akan selalu di produksi. Produksi sampah sebanding dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin
banyak jumlah sampah yang akan di produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika
kita dapat mengolahnya dengan baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah
tidaklah sulit, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan
pisahkan antara sampah organik dan anorganik. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
sistem pengelolaan sampah di wilayah perkotaan misalnya karakteristik sampah,
kepadatan dan penyebaran penduduk, karakteristik fisik dari lingkungan, rencana dan tata
ruang perkotaan. Pengolahan sampah untuk menjadi bahan-bahan yang berguna akan
memberikan keuntungan ekonomi. Selain meningkatkan efisiensi produksi dan
keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, dapat mengurangi biaya pengangkutan
sampah ke TPA, dapat menghemat energi, mengurangi jumlah penganguran, mengurangi
angka kemiskinan, membuka lapangan kerja, dapat mempersempit lahan TPA serta
lingkungan menjadi asri dengan berkurang jumlah sampah.

1. Klasifikasi Sampah

1. Sampah Berdasarkan Sumbernya

1.1. Sampah rumah tangga

Sampah ini berasal dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik itu sampah yang
dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang.

1.2. Sampah komersial

Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan,
tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, dan pendidikan.

1.3. Sampah bangunan


Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran
suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.

1.4. Sampah fasilitas umum

Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat
rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas
pembungkus, plastik, rokok, dan debu.

2. Sampah berdasarkan jenisnya

2.1. Sampah organik (bersifat degradabel)

Sampah organik merupakan sampah yang dapat di urai oleh hewan mikro organisme.
Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman
yang pada umumnya dapat di urai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan
disekitarnya.

2.2. Sampah anorganik (non degradabel)

Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atau hewan
mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik, kaca, dan logam. Pada
umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan oleh masyarakat seperti
plastik dan logam.

C. Manfaat sampah

1. Sumber Pupuk Organik

Sampah dapat dijadikan sumber pupuk organik, yang dapat digunakan untuk segala
keperluan pertanian misalnya dengan pemupukan yang dilakukan terhadap tanaman dapat
menyuburkan tanaman tersebut.

1.
1. Sumber Humus

Sampah yang telah lama membusuk akan menjadi humus yang dapat menyuburkan tanah.

1.
1. Dapat di daur ulang

Sampah yang tidak berguna dapat di proses daur ulang menjadi barang yang berguna.
Misalnya sampah yang dapat di daur ulang ialah sampah plastik dan sampah kertas.
Barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknya dapat
dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur-ulang sampah
didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses produksi. Dalam proses
ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya.

1. Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat
digunakan dan dimamfaatkan. Pemilahan sampah dilakukan di TPA, karena ini akan
memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap. Oleh sebab itu, pemilahan harus
dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit,
pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Pemilahan berarti upaya
untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis atau
kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen
Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah
sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang
diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga
pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan,
sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan
bebas sampah.

Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi
kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah
organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah
untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat
sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah berbentuk kaca tentunya
memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA.
Sementara sampah-sampah elektronik (seperti kulkas, radio, TV), dan keramik. ditangani
secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur, misalnya
pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali.

Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model pemilahan


antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga memiliki tiga
keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (an-
organik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi untuk sisa-sisa tanaman/rumput.
Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga truk berbeda yang memiliki jadwal
berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil jenis sampah yang menjadi tugasnya.
Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada level rumah tangga saja, tapi terus
berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.

Nah, sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang
menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas melakukan
pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal
mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah
Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses sampah-sampah tersebut menjadi
barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat
dikurangi sebanyak mungkin.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut hasil yang telah diamati asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat
fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai
isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan
material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Jika ikatan
asbes dalam senyawanya lepas, maka serat asbes akan masuk ke udara dan bertahan
dalam waktu yang lama.

Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan
hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang
merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O,
Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam
menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya
terdiri dari molekul. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya
silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11 yang banyak digunakan dalam
industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena
sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk
beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.

Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah serat asbes yang
dipintal, digunakan untuk kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-
kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis
rem, ban mobil, bahan tekstil asbes. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat
penyambung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit
kawat listrik. Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas semen asbes untuk pelapis
tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik.Asbes untuk atap.
Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik.
Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan
tanur. Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas
krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan
industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin.
Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.

Dalam hal ini tahapan yang akan dilakukan terhadap pembuatan asbes sangat berpariasi
dilihat dari berbagai metode yang dilakukan. Adapun metode pembuatan daur ulang
sampah kertas ini dilakukan dengan cara manual, dimana pemprosesannya relatif berat.
Pembuatan asbes dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah kertas dengan berbagai
perekat yang dapat mendukung terbentuknya asbes yang bermutu. Hal ini di picu dengan
adanya suatu metode yang dilakukan, agar bahan dari kertas dalam pembuatan asbes
berkualitas dan tahan lama. Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, bahwa beberapa
sampah dapat dimamfaatkan sebagai daya guna dan ramah lingkungan. Dalam metode
yang diambil dalam pembuatan daur ulang sampah diambil hasil pembahasan pendaur
ulangan kertas bekas, dan Koran, hal ini dilihat dari segi ekonomisnya. Dalam tahapan
selanjutnya bahan yang telah diproses dengan tahapan pembuburan kertas. Pembuatan
dilakukan dengan menyiapkan bahan yang diperlukan seperti baskom, air, blender, pisau,
cetakan asbes, semen, tepung kanji dan pemanas.

Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah persiapan kertas bekas, Koran bekas dan
kertas lainnya yang akan di potong-potong dengan pisau. Pemotongan kertas ini
bertujuan agar kertas lebuh mudah di bubur. Setelah dilakkan pemotongan kertas, kertas
tersebut dimasukkan kedalam blender besar dengan mencampurkan bahan perekat kanji
dengan air. Pencampuran ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan
memasukkan potongan kertas. Setelah dilakukan pencampuran, mesin blender dinyalakan
agar potongan kertas tersebut menjadi bubur.

Setelah dilakukan proses pembuburan, sebelumnya telah disediakan bahan untuk


mencetak. Dengan mengangkat potongan bubur yang masih berada dalam blender .
Potongan bubur akan dimasukkan kedalam cetakan, kemudian didiamkan kurang lebih
sekitar 1(satu ) jam. Sewaktu cetakan bubur kertas didiamkan, selanjutnya potongan
bubur tersebut diangin-anginkan tujuannya agar tidak terjadi proses pengerasan yang
berakibat cetakan asbes kurang berkualitas(bermutu).

Tahapan selanjutnya harus lebih hati-hati, cetakan bubur kertas yang sudah diangin-
anginkan akan disusun atau dirapikan diatas tungku yang telah disediakan untuk segera
dibakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung kurang lebih satu hari satu malam.
Dalam proses pembakaran asbes yang telah jadi jangan ditinggal agar mutu asbes
terjamin, apabila ditinggal dapat merusak asbes kertas atau tidaknya berkulatisnya bahan
olahan tersebut. Setelah pembakaran tersebut selesai kayu bakar yang masih ada
dipisahkan dari tempat pembakaran, sebelumnya cetakan tersebut ditutup dengan batako,
sementara arang yang masih panas dari pembakaran tersebut didiamkan di area
pencetakan dengan tujuan cetakan bubur kertas tersebut stabil dan panas arang tersebut
habis. Cetakan yang sudah jadi terlebih dahulu dibersihkan, dan untuk memperoleh
cetakan yang beragam, cetakan diwarnai dengan cat tembok guna memperoleh daya tarik
pembelinya.

Daya tarik pembeli dilihat dari kualitas barang dan keras tidaknya barang asbes tersebut.
Dalam proses pemasaran asbes yang kurang bermutu dipisahkan dengan asbes yang
bermutu, tujuannya untuk membedakan harga. Dengan demikian konsumen dapat
memilih dengan bebas. Pemasaran dapat didukung dengan adanya alat transportasi yang
bisa dikirim dalam negeri dan luar negeri.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pemanfaatan sampah sebagai bahan yang dapat dimamfaatkan, salah
satunya bahan bangunan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa metode daur ulang
sampah kertas dapat meningkatkan pendapat ekonomi masyarakat. Penggunaan
pengolahan sampah menjadi asbes dapat meningkatkan dengan didukung teknologi yang
bermutu dan tepat guna dan kualitas bagi kelangsungan pengolahannya. Sampah bekas
dari kertas, dan koran dimanfaatkan menjadi barang berdaya guna sangat mendorong
masyarakat untuk mengembangkannya.

Saran

Berdasarkan karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan saran adalah pemanfaatan sampah sebagai bahan bangunan dengan
metode daur ulang sampah kertas dan sangat perlu diaplikasikan terhadap berbagai jenis
kertas dengan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini penulis menerima kritik, saran yang
mendukung demi terciptannya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat kompos. Cet.1. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Cet. 1. PT. Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah.


Cet.1. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.

Musnamar EI. 2006. Pembuatan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Cet.3. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Sumber artikel : http://wwwperikanan.blogspot.com/2009/05/pengolahan-sampah-kertas-


menjadi-asbes.html

You might also like