Professional Documents
Culture Documents
Soal 1. Misalkan ABC segitiga dengan ∠ ABC = ∠ ACB = 70° . Misalkan titik D pada
sisi BC sehingga AD garis tinggi, titik E pada sisi AB sehingga ∠ ACE = 10° , dan
titik F adalah perpotongan AD dan CE . Buktikan bahwa CF = BC .
A
Solusi : ( By Ronald Widjojo )
E
F
B C
D
Perhatikan bahwa segitiga ADC adalah segitiga siku-siku istimewa, maka kita tahu
bahwa CF = 2.DC .
Sekarang, karena ∠ ABC = ∠ ACB = 70° , maka segitiga ABC adalah segitiga sama kaki,
dan jelas bahwa garis tinggi AD membagi sisi BC menjadi 2 bagian sama besar.
Maka BC = 2.BD = 2.CD = CF
Soal 2. Untuk setiap bilangan asli n , b(n) menyatakan banyaknya faktor positif n dan
p (n) menyatakan hasil penjumlahan semua faktor positif n . Sebagai contoh, b(14) = 4
dan p (14) = 24 . Misalkan k sebuah bilangan asli yang lebih besar dari .
(a) Buktikan bahwa ada tak berhingga banyaknya bilangan asli n yang memenuhi
b( n) = k 2 − k + 1 .
(b) Buktikan bahwa ada berhingga banyaknya bilangan asli n yang memenuhi
p ( n) = k 2 − k + 1 .
(a). Untuk sembarang bilangan prima p dan bilangan asli m , pembagi-pembagi dari p m
banyaknya bilangan prima, maka ada tak hingga banyaknya n sehingga d (n) = n 2 − n + 1 .
(b). Untuk setiap bilangan bulat positif n ,1 dan n adalah pembagi dari n .
Jadi, k 2 − k + 1 = s( n) ≥ n + 1
n ≤ k2 − k
Buktikan bahwa ketiga ketaksamaan berikut berlaku: a + b > c, b + c > a, dan c + a > b .
WLOG c > a, b
ekuivalen dengan
Atau a + b > c
Sehingga ketiga pertidaksamaan berlaku, dan kita telah membuktikan apa yang diminta.
Soal 4. Suatu susunan 10 -angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dikatakan cantik jika
(i) saat dibaca dari kiri ke kanan, 0,1,2,3,4 membentuk barisan naik, sedangkan
5,6,7,8,9 membentuk barisan turun, dan
(ii) angka 0 tidak berada pada ujung kiri. Sebagai contoh, 9807123654 adalah
susunan cantik. Tentukan banyaknya susunan cantik.
Perhatikan bahwa angka 0 tak boleh diletakkan di depan, dan yang terdepan haruslah
angka 9.
Alasan :
1. Jika yang terdepan merupakan salah satu dari set {1,2,3,4}; maka barisan naik tak akan
terbentuk.
2. Jika yang terdepan merupakan salah satu dari set {5,6,7,8}; maka barisan turun juga
Alternatif 1 :
Maka kita tinggal menghitung cara pemilihan 4 tempat dari 9 tempat yang tersisa untuk
9
menempatkan bilangan dalam set {5,6,7,8} yaitu C = 126
4
Alternatif II
Kita menghitung cara pemilihan tempat dari tempat yang tersisa untuk menempatkan
9
bilangan dalam set {0,1,2,3,4} yaitu C = 126
5
Catatan : Kita tidak perlu mengalikan permutasi susunannya karena yang diminta adalah
susunan naik untuk set {0,1,2,3,4} dan susunan turun untuk set {5,6,7,8,9} yang hanya
lajur. Misalkan M menyatakan banyak maksimal benteng yang dapat diletakkan pada P
(a) Tentukan M .
(b) Ada berapa cara meletakkan M buah benteng pada pada P sehingga tidak ada dua
[Catatan: Dalam permainan catur, benteng adalah buah catur yang bergerak dan
Karena benteng bisa memakan benteng lain yang berada di lajur atau baris yang sama,
maka dalam setiap baris atau lajur maksimal ada satu benteng.
(a). M = min{r , s}
r!
Jadi banyaknya cara adalah r (r − 1)(r − 2)...(r − s + 1) =
(r − s)!
- Jika s > r
Maka untuk baris pertama ada s cara. Pada baris kedua ada ( s − 1) cara, karena di setiap
lajur hanya boleh ada 1 benteng, sedangkan 1 lajur sudah terisi benteng di baris pertama.
Di lajur ketiga ada ( s − 2) cara,dst. Di baris ke r ada ( s − r + 1) cara.
s!
Jadi banyaknya cara adalah s ( s − 1)( s − 2)...( s − r + 1) =
( s − r )!
- Jika r = s
Maka untuk lajur pertama ada r cara. Pada lajur kedua ada (r − 1) cara, karena di setiap
baris hanya boleh ada 1 benteng, sedangkan 1 baris sudah terisi benteng di lajur pertama.
Di lajur ketiga ada (r − 2) cara,dst. Di lajur ke s ada (r − s + 1) = 1 cara.
r!
Jadi banyaknya cara adalah r ( r − 1)(r − 2)...(r − s + 1) = = r!= s!
(r − s )!
Soal 6. Tentukan semua tripel bilangan real ( x, y, z ) yang memenuhi ketiga persamaan
berikut sekaligus
x = y3 + y − 8
y = z3 + z − 8
z = x3 + x − 8
x = y3 + y − 8
( x − 2) = ( y − 2)( y 2 + 2 y + 4) + ( y − 2)
( x − 2) = ( y − 2)( y 2 + 2 y + 5)
Analog :
( y − 2) = ( z − 2)( z 2 + 2 z + 5)
( z − 2) = ( x − 2)( x 2 + 2 x + 5)
Kalikan ketiga persamaan berakibat :
Kasus 1, misalkan ( x − 2) = 0 , maka menyebabkan
y = 2, z = 2
( x 2 + 2 x + 5)( y 2 + 2 y + 5)( z 2 + 2 z + 5) = 1
lingkaran, maka
π
∠ ACB = ∠ BDA =
2
, sehingga
π
∠ CRA = ∠ AQD = − ∠ DAC .
2
lingkaran luar segitiga DRC. Analog, dapat ditunjukkan bahwa P merupakan pusat
π π
= 2 π − − ∠ PDQ − − ∠ RCP
2 2
= 2(∠ PDQ + ∠ RCP)
= 2∠ DAC
= ∠ DOC
= π − ∠ CPD
Sehingga kita dapatkan ∠ DPR + ∠ QPC + ∠ CPD = π , yang berarti P,Q,R segaris.
perpotongan dari CR dan DQ, yaitu titik B, merupakan titik tinggi dari segitiga AQR. Dari
Let A = k 2 + 2kn + m 2 = (k + n) 2 + (m 2 − n 2 )
- If m > n , then
a. m ≥ n + 1
m 2 − ( n + 1) 2
b. A > (k + n) 2 ⇒ A ≥ (k + (n + 1)) 2 ⇒ m 2 − (n + 1) 2 ≥ 2k ⇒ k ≤
2
- If m < n , then
a. m ≤ n − 1
(n − 1) 2 − m 2
b. A < (k + n) 2 ⇒ A ≤ (k + (n + 1)) 2 ⇒ 2k ≤ (n − 1) 2 − m 2 ⇒ k ≤
2
From both cases, k is bounded by some nonnegative number, so there exist only a finite
number of k which is nonnegative.
By our assumption, there exists infinitely many negative possible values for k. [1]
If k is a solution (so that A is a perfect square) then so does − 2n − k . (Trivial)
Let X be the largest nonnegative value of k so that A is a perfect square (such value
exists, i.e. k = 0) .
From [1], we can find a possible negative value of k which is less than − 2n − X , call it
B, so − 2n − B is one possible value for k, too. But, − 2n − B > − 2n − (− 2n − X ) = X
which contradicts the definition of X .
THEREFORE, m = n