You are on page 1of 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
SEKOLAH BAKAT UNTUK ANAK JALANAN

BIDANG KEGIATAN
PKM-GT

Diusulkan oleh:
Ketua Kelompok : Nova Rosmianti (0800141) angkatan 2008
Anggota Kelompok : Evi Setianingsih (0905876) angkatan 2009
Mauliddina Dwi S. (0907412) angkatan 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2010
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Sekolah Bakat untuk Anak Jalanan

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ()PKM-GT


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nova Rosmianti
b. NIM : 0800141
c. Jurusan : Pendidikan Manajemen Perkantoran
d. Universitas/ Institut/ Politeknik : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan No HP : Jl Sukasenang Rt. 31 Rw. 12
Kec. Sindangkasih Ciamis 46251
(085220292790)
f. Alamat Email : ri3_vasta@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Adman, S. Pd. M. Pd.
b. NIP : 197 041 220 011 210 02
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komplek Perumahan Daarul Halim
Jl. Daarul Fikri No. 23 Rt. 06/02
Cihanjuang 40559 Parongpong
Bandung/ 081 321 414 166

Bandung, Maret 2010

Menyetujui

Ketua Jurusan Pendidikan Manajemen Ketua Pelaksana


Perkantoran

i
Drs. Budi Santoso M. Si. Nova Rosmianti

NIP. 196 008 261 987 031 001 NIM. 0800141

Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pendamping,


Kemahasiswaan UPI,

Prof. Dr. H. A. Chaedar Alwasilah, M


A. NIP. 19530330 198002 1001
Adman, S. Pd, M. Pd

NIP. 197 041 220 011 210 02

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan
rencana dengan judul “Sekolah Bakat untuk Anak Jalanan”. Dalam karya tulis
ini penulis mencoba menganalisis prospek serta potensi dari anak jalanan sebagai
generasi penerus bangsa ditinjau dari aspek pendidikan, lingkungan, dan ekonomi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Adman, S. Pd., M. Pd, sebagai dosen pendamping yang telah menyempatkan
waktunya dan menyumbangkan pemikirannya sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan. Serta kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung
maupun tidak langsung, sehingga karya tulis ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk dijadikan acuan pada masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
umumnya bagi kita semua. Amien.

Bandung, Maret 2010

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………….... i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
RINGKASAN…………………………………………………………… iv
PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
Latar Belakang…………………………………………………… 1
Tujuan Penulisan………………………………………………… 2
Manfaat Penulisan……………………………………………….. 2
GAGASAN……………………………………………………………… 2
Fenomena Anak Jalanan....………………………………………. 2
Penanganan Anak Jalanan Dalam Mengembangkan Potensi yang
Dimilikinya………………………………………………………. 3
Prediksi Kondisi Penanganan Anak Jalanan Dalam
Mengembangkan Bakat yang Dimiliki………………………….. 4
Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Menangani Mewujudkan
dan Membangun Sekolah Bakat untuk Anak Jalanan………….. 5
Langkah-Langkah Strategis Dalam Mewujudkan Terciptanya
Sekolah Bakat untuk Anak Jalanan..……………………………. 6
KESIMPULAN…………………………………………………………. 6
Gagasan yang Diajukan…………………………………………. 6
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan……………………. 6
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh……………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iii
RINGKASAN

Sekolah bakat untuk anak jalanan ini didirikan dengan latar belakang
pendidikan bagi anak jalanan yang putus sekolah karena beberapa faktor seperti
kurang biaya, kejenuhan dalam belajar dan dilematis waktu antara bersekolah atau
mencari nafkah. Tujuan diadakannya sekolah bakat ini agar anak jalanan dapat
kembali bersekolah dan belajar mengembangkan bakat serta kemampuan yang
mereka miliki. Sekolah bakat ini adalah sekolah nonformal yang memiliki peran,
visi, dan misi, serta manfaat yang tidak hanya dirasakan untuk anak jalanan tetapi
juga bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sistem belajar yang digunakan di sini
adalah menggunakan metoda tematik, sehingga anak akan belajar secara
menyeluruh dan langsung mengerti. Parameter kelulusannya pun tidak akan
mengikuti standar pemerintah atau UAN, tapi dibagi menjadi dua level yang
masing-masing memiliki kriteria tertentu. Terdapat banyak keunggulan yang
dimiliki dalam sekolah nonformal ini, antara lain anak jalanan akan belajar dalam
kelompok yang memiliki kesamaan bakat agar lebih mudah berkembang dan
dapat dengan cepat mencapai tujuannya. Waktu dan tempat pun akan disesuaikan
dengan kondisi anak jalanan, sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam belajar
dan berbagai hal yang membuat anak tidak senang bersekolah. Kendala-kendala
yang mungkin terjadi pun telah dicari solusinya seperti masalah premanisme dan
perijinan orang tua. Sekolah ini juga akan menjalin hubungan kerja sama dengan
para donatur. Donatur bisa dari para aktifis yang peduli terhadap nasib anak
jalanan, masyarakat sekitar dan pemerintah setempat. Dalam sekolah bakat ini,
donatur bisa menjadi penyandang dana untuk pengadaan fasilitas, menjadi tenaga
pendidik ataupun menjadikan sekolah bakat ini dapat diakui oleh negara.
Adanya sekolah bakat ini diharapkan dapat membantu negara dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, memperbaiki perekonomian negara, menekan
angka kemiskinan dan kebodohan, serta mengurangi pengangguran. Semoga,
dengan adanya gagasan sekolah bakat ini dapat membuat para anak jalanan mau
kembali bersekolah dan mampu menarik para donatur agar bisa menempatkan
sumbangannya secara tepat dan manfaat.

iv
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah Negara dengan ribuan pulau dan jutaan penduduk


didalamnya. Banyak sekali pemandangan alam yang dapat dinikmati. Sumber
daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang sangat banyak. Keadaan ini
seharusnya sudah mendukung Indonesia untuk menjadi Negara maju. Akan tetapi,
dalam pengelolaan antara SDA dan SDM tidak seimbang. Ini diakibatkan oleh
ledakan penduduk yang tidak segera ditangani oleh pemerintah. Berbagai masalah
pun muncul terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang tidak merata
mengakibatkan kualitas SDM yang rendah, sehingga berdampak pula pada
pengelolaan SDA.
Ketidakmerataan pendidikan paling dirasakan oleh anak jalanan. Anak
jalanan merasa tidak memiliki hak untuk bersekolah layak, yang kemudian
memutuskan untuk kembali hidup di jalan. Ini membuat suatu masalah ketertiban
dan ketidaknyaman jalan. Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat
fenomena sosial diperkotaan yang sekarang menjadi nyata. Mereka perlu
mendapat perhatian yang sangat serius. Hakekatnya persoalan mereka bukanlah
kemiskinan belaka, melainkan juga eksploitasi, manipulasi, ketidak-konsistenan
terhadap cara-cara pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang
menaruh perhatian terhadap Anak Jalan. Kehadiran mereka seringkali dianggap
sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang
tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik
kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki,
keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang -orang yang ada di sekitar
lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih
arif dan bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar.
Untuk mengatasi masalah anak jalanan ini, para donator telah membuat
sekolah gratis untuk anak jalanan. Tetapi faktanya, anak jalanan semakin hari kian
bertambah karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Sekolah tersebut menyita waktu kerja mereka untuk mendapatkan
penghasilan
2. Tekanan dari guru yang possessive dan membebani pikiran anak
jalanan
3. Celaan dari teman-teman yang kelas socialnya yang lebih tinggi dari
dia
4. Kejenuhan yang berlebih karena keadaan mengajar yang monoton

Anak jalanan terbiasa dengan jalanan. Sehingga untuk membuat mereka


mau kembali bersekolah maka dibutuhkan proses, dalam artian bertahap dan
membuat mereka beradaptasi dengan lingkungan baru agar lambat laun dapat
meninggalkan kehidupan jalanan. Sekolah yang dibutuhkan pun tidak serumit
seperti sekolah formal. Waktunya fleksibel, sehingga anak-anak yang mencari
uang di jalanan pada waktu-waktu tertentu bisa mengenyam pendidikan di
sekolah.
2

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengajukan program sekolah


bakat untuk anak jalanan. Tujuannya agar anak jalanan dapat bersekolah sesuai
kemampuan dan minat yang dimiliki tanpa menyita waktu mereka di jalanan.

Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan gagasan tertulis ini diantaranya adalah :


1. Turut serta membantu pemerintah dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.
2. Memberikan gagasan atau ide dalam peningkatan kualitas SDM dengan
diadakannya sekolah bakat untuk anak jalanan.
3. Membuat sistem pendidikan khusus bagi anak jalanan agar mereka
mempunyai minat yang tinggi untuk bersekolah kembali.
4. Membantu meningkatkan ketertiban dan kenyamanan para pengguna jalan.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah:


1. Untuk peneliti, memberikan sebuah ide baru dalam pengembangan
kemampuan, minat dan bakat anak jalanan
2. Untuk anak jalanan dan masyarakat sekitarnya, memberikan kesempatan
anak jalanan untuk dapat bersekolah dan memahami arti penting suatu
pendidikan.
3. Bagi pemerintah, aktivis dan donator, diharapkan dapat membantu
memberikan dana dan menyukseskan program sekolah bakat untuk anak
jalanan.

GAGASAN

Fenomena Anak Jalanan

Meminta, Menyanyi, serta Memaksa, begitulah sikap yang sering tampak


terjadi pada anak kecil berpakaian kumal yang tak seharusnya berada di jalanan.
Inilah sekelumit tentang nasib anak Indonesia. Tragis dan memilukan melihat
banyak anak-anak harapan bangsa yang menghabiskan waktunya di jalanan dan 
bukan bermain di halaman  rumahnya. Sebuah tragedi zaman ini, Entah siapa
yang salah, yang jelas anak-anak tersebut tidak meminta dilahirkan untuk menjadi
pengemis.
Sejak krisis tahun 1998, kegiatan anak jalanan di indonesia semakin
meningkat, mulai di alun-alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta
api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall. Kini, sosok anak-anak di indonesia
tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Kondisi anak-anak yang
kian terpuruk sudah bisa diliihat dari tampilan fisiknya saja.
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan
phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan
3

melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan


hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya.
Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan
tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan
kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan
jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang dialami
oleh anak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena “gunung
es” dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam kehidupan
anak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan
bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam
perkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam situasi
kekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya, maka
pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk kepribadian
mereka.
Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka
juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang
memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk
mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak
manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-
benar mellupakan hak anak-anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup
sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk
merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar
kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya
kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif .
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek
perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang
berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang
dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya
melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih
sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin
dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar,
tak menarik.
Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi
anak yang baik. Khusus untuk anak jalanan pendidikan luar sekolah yang sesuai
adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam wadah
Sekolah Bakat.
Sekolah Bakat sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non
formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan
awal untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki.

Penanganan Anak Jalanan Dalam Mengembangkan Potensi yang


Dimilikinya
4

Ketidakmerataan pendidikan di Indonesia telah menimbulkan kerugian


bagi banyak pihak, khususnya anak jalanan. Menghadapi hal tersebut, sebenarnya
pemerintah telah mengambil inisiatif untuk mengadakan program BOS (Bantuan
Operasional Sekolah), yaitu bantuan biaya dari pemerintah yang diberikan kepada
sekolah-sekolah untuk membantu meringankan biaya pendidikan, sehingga warga
yang kurang mampu pun masih tetap bisa bersekolah. BOS tersebut dikhususkan
bagi sekolah tingkat dasar dan menengah karena di dalam undang-undang
tercantum wajib belajar 9 tahun. Artinya setiap anak wajib mengenyam
pendidikan minimal hingga tingkat SMP. Adanya BOS tersebut sebenarnya cukup
membantu bagi warga yang tidak mampu untuk tetap bisa bersekolah. Namun,
pada kenyataannya masih banyak yang tidak bisa bersekolah. Sebab BOS di sini
hanya membantu meringankan biaya pendidikan, sedangkan masalah buku,
seragam dan yang lainnya tetap saja biaya yang harus ditanggung sendiri.
Faktor penyebab anak jalanan tidak bersekolah tentunya tidak semata-mata
hanya karena biaya, tetapi juga dari factor lingkungan yang kurang bisa
beradaptasi dan sistem pembelajaran yang bisa mengikuti.
Selain pemerintah, sebenarnya banyak aktivis yang tergerak hatinya untuk
mendirikan suatu lembaga guna menyelamatkan pendidikan anak jalanan. Sebab,
menurut mereka anak jalanan adalah generasi penerus bangsa yang kedepan akan
memimpin negara kita, sehingga harus diberikan pendidikan yang layak. Salah
satu lembaga yang didirikan guna menaungi anak jalanan, yaitu PLK (Pendidikan
Layanan Khusus). PLK ini merupakan salah satau program yang diadakan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas.
PLK merupakan sekolah informal. Mata pelajarannya disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah setempat. PLK juga menaungi dan membantu anak-anak yang
akan mengikuti ujian nasional tingkat SD – SMA. Metode pembelajaran yang
mesti anak jalanan ikuti, yaitu 20-25% mata pelajarn formal, selebihnya mereka
memperoleh pelatihan keterampilan hidup (life skill) yang kini sudah ada
pedomannya. Pelatihan keterampilannya pun disesuaikan dengan bakat dan minat
yang dimiliki oleh masing-masing anak jalanan, sehingga efek kedepannya pun
akan bagus.
Adanya program PLK ini diharapkan agar kedepannya tidak ada alasan
lagi bagi anak jalanan untuk tidak bersekolah karena program ini tidak serumit
seperti sekolah formal. Waktunya yang fleksibel sehingga anak jalanan masih
tetap bisa mengais rejeki di jalanan dan pada waktu-waktu tertentu juga bisa
mengenyam pendidikan di sekolah PLK.
Sebenarnya program PLK dan lembaga-lembaga sejenisnya memiliki
tujuan yang sama, yaitu dengan adanya pendidikan yang diterapkan pada anak
jalanan diharapkan mampu merubah pola pikir dan tingkah laku mereka menjadi
lebih maju dan sedikit demi sedikit mulai bisa meninggalkan jalanan dan berpikir
masa depan, baik masa depan dirinya, bangsa maupun negara.

Prediksi Kondisi Penanganan Anak Jalanan Dalam Mengembangkan Bakat


yang Dimiliki
5

Sekolah bakat pada dasarnya mengambil dasar pembelajaran dari PLK


(Pendidikan Layanan Khusus). Perbedaan sekolah bakat terletak pada system
pembelajarannya yang 100% nonformal dan dilakukan dengan system tematik.
Sekolah bakat ini 100% nonformal, yang berarti dalam pembelajaran tidak
akan ada mata pelajaran IPA, IPS, matematika ataupun yang lainnya seperti yang
dalam disekolah formal ataupun informal. Mata pelajaran formal umumnya
membuat anak jalanan merasa jenuh karena dituntut untuk harus membaca,
menghapal, dan mengerjakan tugas yang menurut mereka hal tersebut menyita
waktunya. Keadaan jenuh disekolah itulah yang membuat mereka lebih tertarik
untuk kembali ke jalanan. Oleh karena itu, sekolah bakat ini didirikan khusus
untuk mengembalikan minat sekolah anak jalanan dan meningkatkan
keterampilan yang dimiliki serta disukai, sehingga mereka dapat belajar dengan
senang hati dan enjoy, bukan terpaksa belajar hal yang mereka tidak suka.
Sistem pembelajaran yang akan digunakan adalah system tematik, yaitu
sistem dengan mengembangkan suatu tema. Contohnya, dalam suatu kelas gitar,
pengajar memberikan tema “gitar” maka yang diajarkan pada anak tidak hanya
keterampilan bermain gitar tetapi juga memberikan pengertian tentang gitar,
bagian-bagian gitar, bahan dasar pembuatan gitar, cara pembuatan gitar dan hal
lainnya yang menyangkut tentang gitar. Sistem tematik ini cocok diterapkan
dalam sekolah bakat agar seorang anak mampu meningkatkan kemampuannya
tidak hanya dalam satu hal. Seperti contoh kelas gitar tadi, diharapkan setelah
lulus dari sekolah bakat ini, seorang anak tidak hanya bisa bermain gitar dengan
baik tetapi juga mampu membuat gitar yang nantinya bisa menjadi suatu barang
yang memiliki nilai ekonomi. Kelebihan system tematik ini, yaitu secara tidak
langsung membut anak jalanan mendapatkan banyak pengetahuan seperti yang
didapatkan dalam pelajaran sekolah-sekolah formal. Hanya saja dalam sekolah
bakat ini dikemas lebih menarik, sehingga anak lebih senang mempelajarinya.
Dalam hal waktu dan tempat, sekolah bakat ini disesuaikan dengan
keinginan anak jalanan. Waktu yang digunakan fleksibel artinya bisa kapan saja
sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh anak jalanan agar mereka tidak merasa
dikekang kebebasannya dan masih bisa mengais rezeki seperti biasanya. Tempat
yang digunakan adalah ruang terbuka, dengan tujuan agar dapat lebih bersatu dan
menghargai alam. Selain itu, disesuaikan dengan kehidupan anak jalanan yang
terbiasa hidup bebas di jalan sehingga tidak membuat tegang dalam belajar.

Pihak-Pihak yang Dapat Membantu Menangani Mewujudkan dan


Membangun Sekolah Bakat untuk Anak Jalanan

Sekolah bakat yang kami gagas ini diharapkan dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Untuk itu, dibutuhkan pihak-pihak yang dapat membantu
terlaksananya program sekolah bakat tersebut. Pihak-pihak yang dipertimbangkan
dapat membantu terwujudnya program tersebut, yaitu pemerintah (Dinas
Pendidikan, gubernur, walikota dan jajaran pemerintah lainnya), Donatur, aktivis
dan masyarakat sekitar.
6

Pemerintah berperan untuk memberikan izin didirikannya sekolah bakat,


mengawasi dan berpartisipasi untuk mendukung terlaksananya sekolah ini melalui
sosialisasi kepada masyarakat umum.
Donatur memiliki beberapa peran yang utama, yaitu sebagi penyandang
dana untuk membantu keperluan logistic atau perlengkapan pembelajaran seperti
alat music, buku-buku bacaan dan masih banyak lagi. Selain itu, donator juga bisa
berperan sebagai tenaga pengajar sukarela yang memberikan beberapa ilmu
tentang keahlian yang dimilikinya, misalnya tentang entrepreneur, kewirausahaan
dan keterampilan-keterampilan lainnya.
Aktivis lebih berperan sebagai tenaga pengajar sukarela, yang tentunya
bekerja tanpa mendapat imbalan berupa upah.
Masyarakat sekitar, baik orang tua, ketua RT, lurah hingga camat, dapat
berpartisipasi mendukung diadakannya sekolah bakat ini.

Langkah-Langkah Strategis Dalam Mewujudkan Terciptanya Sekolah Bakat


untuk Anak Jalanan

1. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pendidikan


kemudian tujuan, visi dan misi, system pelajaran dan hal-hal penting lainnya
dari sekolah bakat ini kepada masyarakat.
2. Meminta ijin kepada ketua RT atau pemda setempat serta melakukan
negosiasi kepada para preman sekitar agar program sekolah bakat ini dapat
berjalan lancer.
3. Melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat,
instansi terkait, donator dan para aktivis yang memiliki tujuan yang sama
dengan sekolah bakat.
4. Menarik minat belajar anak jalanan dengan adanya pemberian suatu hadiah
kepada siswa terbaik.
5. Mengadakan program baca tulis kepada orang tua anak jalanan dan pelatihan
keterampilan dan kreatifitas. Tujuannya adalah agar orang tua anak jalanan
dapat berpartisipasi dan juga membebaskan negara dari buta huruf.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Untuk mengatasi masalah pendidikan anak jalanan, maka kita


mengajukan diadakannya sekolah bakat untuk anak jalanan.

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan


7

Ada Lima (5) teknik/langkah yang akan kami lakukan untuk


mengimplementasikan tujuan dari penulisan gagasan ini. Teknik tersebut antara
lain sebagai berikut:
1. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar;
2. Meminta ijin kepada ketua RT atau pemda setempat serta melakukan
negosiasi kepada para preman sekitar;
3. Melakukan kerja sama;
4. Menarik minat belajar anak jalanan;
5. Mengadakan program baca tulis kepada orang tua anak jalanan dan
pelatihan keterampilan dan kreatifitas.

Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh

Sekolah bakat ini akan memberikan dampak dan manfaat yang besar yang
dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek lingkungan
Menciptakan keadaan lalu lintas yang bebas anak jalanan sehingga terhindar
dari kemacetan, premanisme dan kriminalitas di sekitar lampu merah.
2. Aspek sosial
a. Membentuk suatu kelompok belajar, sehingga terjalin komunikasi
dan interaksi untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
b. Memberikan kesempatan anak jalanan untuk menciptakan dan
mempublikasikan karyanya kepada masyarakat umum.

3. Aspek ekonomi
a. Meningkatkan perekonomian anak jalanan, sehingga setelah terlepas
dari sekolah bakat ini mereka mempunyai pekerjaan dan penghasilan
yang lebih layak dari karya yang telah dibuatnya.
b. Mengurangi tingkat pengangguran dan jumlah kemisikinan di
Indonesia.
c. Meningkatkan perekonomian bangsa.

4. Aspek politik
a. Mewujudkan cita-cita negara Indonesia, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam teks pembukaan
UUD 1945.
b. Menghapuskan monopoli pendidikan dan memeratakan pendidikan
anak bangsa.
8

DAFTAR PUSTAKA

Aam Komala. 2009. Data Base Anak Jalanan Binaan Rumah Singgah Dki Jakarta
Tahun 2007 / 2008.

http://yanrehsos.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=276

[4 Maret 2010]

Abidin, Zaenal (Ed.). 1980. Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta;


Depdikbud Proyek P3G.

Hamalik, Oemar, 1982, Media Pendidikan, Bandung : Alumni.

Rahmat Indra. 2007. Sekolah PLK untuk Anak Jalanan.


http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=Popular&topik=12&id=39.

[4 Maret 2010]

Wanda Listiani. Pendidikan Anak Jalanan.

http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=77575.

[4 Maret 2010]
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nova Rosmianti


NIM : 0800141
TTL : Ciamis, 20 Februari 1990
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Hobi : Traveling, Reading and Listening Music
Cita-cita : Menjadi Dosen dan berwirausaha
Email : ri3_vasta@yahoo.co.id
Motto Hidup : Flexible but Principle
Alamat Asal : Jl. Sukasenang No. 14 Rt. 31 Rw. 12 Kec. Sindangkasih
Kab. Ciamis 46251
Riwayat Pendidikan :
a. SD : SDN 1 Sukasenang (Lulus 2002)
b. SMP : SMPN 1 Cikoneng (Lulus 2005)
c. SMA : SMKN 1 Ciamis (Lulus 2008)
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan (2008)
Prestasi yang pernah diraih :
1. Juara Harapan 1 Lomba Kompetensi Siswa SMK se-Jawa Barat
2. Kualifikasi Mapres UPI Award 2009
3. Peserta Terbaik Kegiatan Pramuka
4. Juara 1 Lomba Kaligrafi Peringatan Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1429
5. Juara II Lomba Kaligrafi Peringatan Isro Mi’raj
6. Juara III Lomba Kaligrafi tingkat kecamatan
7. Juara I Team Bola Volly se-Kab. Ciamis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Evi Setianingsih


NIM : 0905876
TTL : Musirawas, 4 Oktober 1991
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Hobi : Membaca
Cita-cita : Menjadi Dosen dan berwirausaha
Email : vievelin_cute@yahoo.co.id
Motto Hidup : Hari ini harus Lebih Baik dari Hari Kemarin dan Esok
harus Lebih Baik dari Hari ini.
Alamat Asal : Asrama Yon Zipur 9 Rt. 05 Rw. 02 Cinambo, Bandung
40612
Riwayat Pendidikan :
a. SD : SDN 1 Andir Kidul (Lulus 2003)
b. SMP : SMPN 8 Bandung (Lulus 2006)
c. SMA : SMAN 1 Paliman (Lulus 2009)
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan (2009)

Prestasi yang pernah diraih :


1. Juara 1 Olimpiade Kimia tingkat SMA se-Kabupaten Cirebon
11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Mauliddina Dwi Susanti


NIM : 0907412
TTL : Purwakarta, 21 September 1991
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Hobi : Baca Buku, Jalan-Jalan
Cita-cita : Menjadi Menteri Pendidikan, Ketua Komnas
Perlindungan
Anak-anak
Email : faeris_luna@yahoo.com
Motto Hidup : Hari esok akan lebih baik dari hari sekarang
Alamat Asal : Jl Baing Marjuki No. 1 Rt. 07 Rw.02, Cipaisan,
Purwakarta 41113
Riwayat Pendidikan :
a. SD : SD Ahmad Yani IV Cipaisan (Lulus 2003)
b. SMP : SMP N 1 Purwakarta (Lulus 2006)
c. SMA : SMA N 1 Purwakarta (Lulus 2009)
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan (2009)

You might also like