You are on page 1of 11

SISTEM HUKUM EROPA

KONTINENTAL
Secara umum sistem hukum Eropa
Kontinental dibagi menjadi dua:
Hukum publik : Dimana negara dianggap
sebagai subyek/ obyek hukum. Contoh:
Hukum privat : Dimana negara bertindak
sebagai wasit dalam persidangan/
persengketaan. Contoh:
Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu
sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai
ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi
(dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan
lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya.
Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara
yang menganut sistem hukum ini.
Common law system adalah SUATU sistem
hukum yang di gunakan di Inggris yang mana di
dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu
dimana hukum tidak dibatasi oleh undang-undang
tetapi hakim diberikan kebebasan untuk
melaksanakan undang-undang atau
mengabaikannya
SISTEM HUKUM ISLAM
Sistem Hukum (at-Tasyri`) di sini, aspek
yang mensinkronisasikan antara prilaku
hidup dengan ketentuan hukum yang
ditetapkan Allah swt.
Definisi ‘Syari`at’ ‘Syari`at’secara bahasa,
berarti : ‘jalan yang lurus’ atau ‘sumber
mata air’. Secara terminologi, artinya :
"Semua yang ditetapkan Allah atas
hambaNya berupa agama (dien) dari
berbagai hukum".
KARAKTERISTIK SYARIAT
1. Sumbernya Allah Swt.
Konsekuensinya :
- Hukum Syari`at bersih dari segala
bentuk kecurangan, kelemahan, dan
unsur-unsur kepentingan. Karena
legislatornya Allah swt. Berbeda dengan
Hukum Positif yang tak lepas dari faktor-
faktor di atas, karena legislatornya
manusia.
Sanksi Hukum Syari`at bersifat duniawi dan ukhrawi
Hukuman asli bagi suatu kejahatan bersifat ukhrawi yaitu
siksaan atas orang yang berdosa di hari Akhirat. Tetapi, karena
tuntutan keamanan dan ketenteraman masyarakat, syari`at
menetapkan hukuman duniawi, baik berbentuk hukuman
pidana, ataupun perdata. (Surat an-Nisa’ 13, 14, Al-Ma’idah
33, An-Nisa’ 10).
-Konsekuensinya, setiap muslim patuh dan tunduk pada hukum
secara sukarela, tanpa paksaan. Karena, sekalipun ia lepas dari
hukuman dunia, tapi ia tidak akan lepas dari hukuman akhirat.
-Kesadaran (Disiplin) Hukum yang Tinggi. Seseorang yang
sudah terlanjur berbuat kesalahan, tetapi karena kesadaran
hukum yang tinggi ia menyerah pada kekuasaan agar dihukum.
Contohnya, kasus Ma`iz yang meminta agar dirinya dijatuhi
hadd zina.
 
Berlaku Umum
Syari`at Islam berlaku umum untuk semua
orang di semua tempat. Firman Allah Swt :
"Katakanlah, wahai umat manusia,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk
kalian semuanya." (Al-A`raf 158), (Saba’ 28).
Konsekuensinya, hukum-hukum syari`at
berikut kaedahnya harus mampu mewujudkan
kemaslahatan seluruh umat manusia, kapan dan
di mana saja. Dan mampu mengantarkan
masyarakat ke derajat yang paling tinggi
(masyarakat ideal). Syari`at Islam memiliki
perangkat-perangkat untuk itu.
UNIVERSAL
Syari`at dapat dibagi atas 3 kelompok besar :
1. Hukum tentang `Aqidah.
2. Hukum tentang Akhlaq.
3. Hukum yang berkaitan dengan prilaku manusia (`Amaliyah atau
Fiqh).
 
Hukum `Amaliyah dapat dibagi dua :
1 `Ibadat (dimensi vertikal)
2 Mu`amalat (dimensi Horizontal), dapat dibagi atas :
-Hukum Keluarga (Family Law)
-Hukum Finansial dan Transaksi
-Peradilan
-Hukum tentang warganegara asing (Musta’min) dalam Negara Islam
-Hukum Antar Bangsa (International Law)
-Hukum Tata Negara
-Hukum tentang Sumber-sumber Pendapatan Negara
-Hukum Pidana.
TUJUAN HUKUM ISLAM
1. Hubungan antar sesama manusia didasarkan atas prinsip
‘KEADILAN’. Tidak membeda-bedakan antara kaya-miskin,
kuat-lemah, Arab-Ajam, putih-hitam, melainkan atas dasar
ketakwaan. (Al-Hadid 25)
2. Menjalin "PERSAUDARAAN", saling percaya, dan saling
pengertian di satu sisi, serta menghindari bibit-bibit permusuhan
dan pertikaian. Contohnya penentuan hak dan kewajiban, larangan
berlaku curang, zalim, dan penipuan dalam bisnis dan transaksi.
3. Memelihara 3 Pokok Kepentingan manusia : Primer (Pokok),
Sekunder (Penting) dan Tertier (Pelengkap).
4. Konsentrasi dalam menjalankan tugas manusia - ‘Ibadah,
Membangun Bumi, Wakil Allah di atas bumi, dan Menyeru
dunia untuk bergabung dalam missi Islam’ (`IBADAH,
`IMAROH, KHILAFAH, DAK`WAH).
SISTEM HUKUM ANGLO-SAXON
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada
yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang
kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem
hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru,
Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat
(walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini
bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain
negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem
hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria
yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun
juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah
terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena
sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi
hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.
SISTEM HUKUM ADAT/KEBIASAAN

You might also like