You are on page 1of 7

Sa Huynh

The budaya Huynh Sa (Vietnam: Van hoa Sa Huynh) adalah seorang


budaya di tengah dan selatan Vietnam yang berkembang antara 1000 SM
dan 200 M.. Arkeologi situs dari budaya telah ditemukan dari Delta
Mekong hanya selatan Tonkin daerah. Sa Huynh orang kemungkinan
besar pendahulu dari orang-orang Cham , pendiri kerajaan Champa . Situs
di Sa Huynh ditemukan pada tahun 1909. Sa Huynh situs yang kaya zat
besi bekerja artefak-lokal, ditandai oleh kapak , pedang , ujung
tombak , pisau dan sabit . Sebaliknya, perunggu artefak yang dominan
dalam budaya Anak Dong situs yang ditemukan di Vietnam utara dan
tempat lain di Asia Tenggara daratan.
The budaya Huynh Sa dikremasi orang dewasa dan dikuburkan mereka
dalam stoples tertutup dengan tutup, sebuah praktek yang unik untuk
budaya. Patah ritual persembahan biasanya disertai dengan penguburan
jar. Budaya ini juga ditandai oleh unik telinga ornamenmenampilkan hewan
berkepala dua . Hiasan yang biasanya terbuat dari batu giok ( nephrite ),
tetapi juga terbuat dari kaca . Bead ornamen juga sering ditemukan pada
penguburan Huynh Sa, paling sering dibuat dari kaca.
Budaya Sa Huynh menunjukkan bukti jaringan perdagangan yang luas. Sa
Huynh manik-manik yang terbuat dari kaca, akik , batu akik , olivin , zirkon ,
emas dan garnet , sebagian dari bahan tersebut tidak lokal untuk daerah,
dan kemungkinan besar diimpor . Han Dinasti-bergaya cermin
perunggu juga ditemukan di situs Sa Huynh . Sebaliknya, Sa Huynh
diproduksi ornamen telinga telah ditemukan di situs arkeologi di
Tengah Thailand , Taiwan (Pulau Anggrek ), dan Filipina ( Palawan ).

Baki Buah
Senjata Vas Tembikar Toples Penguburan
Perunggu Tembikar Tembikar

Definisi: Sa Huynh Budaya adalah nama yang


diberikan ke urnfield(penguburan jar) kultur di dataran pesisir Vietnam
tengah dan selatan. Budaya Tanggal kira-kira waktu yang sama sebagai
budaya Anak Dong (sekitar 1000 SM-200 M), tetapi dengan gayadekoratif 
khas kapak perunggu, belati, dan ornamen. Sa Huynh juga
merupakan nama dari situs tipe, terletak di sebelah selatan DaNang.

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa bangsa Vietnam memberi


sumbangan cukup besar bagi perkembangan kebudayaan bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah kebudayaan Sa Huynh, yang merupakan
kebudayaan pantai dan berkembang di akhir zaman logam, sekitar 600 SM
– 1 M. 

Seperti kita ketahui, zaman logam atau yang biasa disebut dengan zaman
perundagian, adalah sebuah masa perkembangan kebudayaan di mana
mulai dikenal penggunaan alat dari logam secara dominan. Sebelumnya,
kebudayaan prasejarah menggunakan batu sebagai alat dalam kehidupan
mereka. 

Zaman logam sendiri dibagi menjadi tiga periodisasi sesuai dengan


kemajuan teknologi di dalamnya, yakni: zaman tembaga, zaman perunggu,
dan zaman besi.

Penamaan itu merujuk pada jenis logam yang dieksplorasi pada masa
tersebut. Indonesia sendiri – dan Asia Tenggara secara umum – tidak
mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu
dan besi.  

Sa Huynh 

Sa Huynh adalah kampung pesisir di selatan Da Nang, diantara Thua


Thein dan delta sungai Dong Nai di provinsi Quang Nam, Vietnam, dan
memiliki keahlian tinggi dalam bidang kerajinan logam, terutama perunggu.

Kebudayaan Sa Huynh memiliki corak yang sangat mirip dengan


kebudayaan Dongson, yang selama ini kita kenal memiliki pengaruh kuat di
Asia Tenggara. 

Penduduk Sa Huynh menggunakan bahasa Cham. Cham sendiri adalah


kebudayaan yang memiliki corak khas dengan warna budaya India
Champa, dan merupakan kelompok masyarakat yang menggunakan
bahasa Austronesia. Bangsa Cham disinyalir memiliki hubungan
kebangsaan dengan dengan masyarakat asli kepulauan Indonesia.

Ciri khas kebudayaan Sa Huynh yang membedakan dari kebudayaan Dong


Son maupun kebudayaan lain, adalah kubur tempayan. Yakni prosesi
penguburan dengan memasukkan jenazah ke dalam tempayan sebelum
menguburkannya ke dalam tanah.

Budaya inilah yang diyakini dibawa oleh orang Cham


ke KepulauanIndonesia, berdasarkan bukti-bukti arkeologis berupa
penemuan tempayan kubur di Laut Sulawesi yang memiliki kemiripan
dengan tempayan kubur di Sa Huiynh. 

Penemuan tempayan kubur di Laut Sulawesi mendukung teori jalur


perkembangan kebudayaan Vietnam masuk ke Indonesia. Selama ini,
kebudayaan Vietnam diyakini masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yakni
jalur barat, melewati pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan; dan jalur timur,
melalui Formosa, Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.

Jejak jalur barat bisa dilhat pada berbagai motif hias gerabah di kompleks
gerabah Buni, (Bekasi), maupun komplek gerabah Gilimanuk (Bali).
Sementara jejak jalur timur terlihat pada kompleks gerabah Kalumpang
(Sulawesi Selatan). 

Pengaruh kebudayaan Sa Huiynh bukan saja terlihat pada motif hias, tetapi
juga pada teknologi yang dipakai. Dari sana terlihat bahwa bangsa Sa
Huiynh telah mencapai tingkat pengetahuan dan teknologi yang cukup
tinggi dibandingkan bangsa-bangsa semasanya. Dan, hal yang sama
terlihat pula pada gerabah-gerabah yang ditemukan pada situs-situs
gerabah di Indonesia.
Tinjauan Museum Sa Huynh Budaya

Setelah petani lokal di sekitar Hoi An digali beberapa tembikar aneh,


arkeolog mengidentifikasi 53 situs di mana pre-orang Cham, disebut Huynh
Sa, mengubur mayat mereka dalam guci keramik. Tampilan dua kamar di
sini termasuk beberapa guci penguburan, ornamen manik-manik, tembikar
kapal, dan alat-alat besi dan senjata yang telah ditemukan.

Sa Huynh T ia Budaya adalah nama yang diberikan ke situs arkeologi


sejak 2.500 tahun yang lalu di sepanjang Tengah dan Utara Vietnam
Tengah dari Quang Binh ke Dong Nai, termasuk beberapa pulau (Ly Anak,
Con Dao, Tho Chu). Pada 1906, artefak pertama dari kebudayaan ini
ditemukan di-bukit pasir di Sa Huynh (Quang Nam). Pada tahun 1909,
informasi tentang budaya ini diungkapkan oleh Vinet sarjana Perancis pada
Buletin EcolÐ Française d'Extreme-Orient. 

Ceramic artikel Sa Huynh Budaya kaya dalam kategori dan pola hias,
termasuk kompor, vas, mangkuk,-buah nampan, lampu-sticks, dll Sebagian
besar kemudian keramik pendek, memiliki tubuh besar, bawah bulat, dan
besar mulut. Pola hias terutama garis-garis zigzag, belah ketupat, jejak
kerang,-kabel bekas, dot baris. Terutama, keramik sering slip merah atau
timah hitam.
Jewelry adalah artefak populer erat berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari masyarakat Huynh Sa. Dalam manufaktur perhiasan (kalung, gelang,
anting-anting), Huynh Sa kuno orang menunjukkan estetika tinggi dan
kreativitas, dengan berbagai bahan (batu permata, batu mulia semi, kaca,
batu akik). Anting-anting dengan tiga takik atau dua hewan-kepala adalah
salah satu perbedaan dari Huynh Sa Budaya. Ini dan rumit anting-anting
yang asli tidak hanya disukai oleh orang-orang Huynh Sa tetapi juga
bertukar ke daerah-daerah sekitarnya di Asia Tenggara.
Dia praktek untuk mengubur almarhum dalam stoples keramik sepanjang
tepi sungai atau bukit pasir pantai atau kanan dalam kawasan permukiman
sangat populer di kalangan masyarakat Huynh Sa. Sebagian besar
penguburan tabung berisi tidak tetap atau kerangka. Karena kehidupan
pesisir mereka, almarhum dikirim kembali ke laut.Menurut peneliti, ini
praktek pemakaman air masih ada di antara penghuni pesisir. Jar-
penguburan seringkali besar dalam ukuran, termasuk jenis utama berikut: 
- Berbentuk stoples Telur dengan cover 
- Globe berbentuk stoples dengan bahu carinated 
- Stoples silinder dengan kerucut terpotong mencakup 

Informasi Geografis
Populasi Yg tak ditentukan
Negara Vietnam
Propinsi Dong Thap
Jenis Kota
Lintang 14.66667
Garis bujur 109.06667
Latitude (DMS) 109 ° 4 '0'
Bujur (DMS) 14 ° 40 '0'

Pengaruh Budaya Vietnam bagi budaya bangsa Indonesia pada


Masyarakat Prasejarah Indonesia
Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa
perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kebudayaan
tersebut yaitu Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich,
Kebudayaan Sa Huynh, dan Kebudayaan India. Kebudayaan Dongson,
Kebudayaan Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa Huynh terdapat di daerah
Vietnam bagian Utara dan Selatan.
Masyarakat Dongson hidup di lembah Sungai Ma, Ca, dan Sungai Merah,
sedang masyarakat Sa Huynh hidup di Vietnam bagian Salatan. Ada pada
tahun 40.000 SM- 500 SM. Kebudayaan tersebut berasal dari zaman
Pleistosein akhir. Proses migrasi ke tiga kebudayaan tersebut berlangsung
antara 2000 SM-300 SM. Menyebabkan menyebarnya migrasi berbagai
jenis kebudayaan Megalithikum (batu besar), Mesolitikum (batu
madya),Neolithikum (batu halus), dan kebudayaan Perunggu. Terdapat 2
jalur penyebaran kebudayaan tersebut:
1.      Jalur barat, dengan peninggalan berupa kapak persegi
2.      Jalur Timur, dengan ciri khas peninggalan kebudayaan kapak
lonjong. Pada zaman perunggu, kapak lonjong ditemukan di Formosa,
Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.

BUDAYA SA HUYNH
·Kebudayaan Sa Huynh diperkirakan berlangsung tahun 600 SM-1 M.
·Pada dasarnya merupakan kebudayaan yang mirip dengan
Kebudayaan Dongson. Karena peralatan yang banyak dipakai dalam
kebudayaan Sa Huynh adalah dari kebudayaan Dong Son.
·Budaya Sa Huynh ditemukan di kawasan pantai Vietnam Tengah ke
Selatan sampai lembah sungai Mekong.
·Budaya Sa Huynh ada di Vietnam bagian Selatan didukung oleh suatu
kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang
diperkirakan berasal dari kepulauan Indonesia.
·Orang-orang Cham pernah mengembangkan peradaban yang
dipengaruhi oleh budaya India Champa tetapi akhirnya dikalahkan
oleh penduduk Vietnam sekarang yang hanya merupakan kelompok
minoritas hingga sekarang.
·Orang-orang Cham merupakan kelompok masyarakat yang
menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan
kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan
Indonesia.
·Kebudayaan Sa Huynh diketahui melalui penemuan kubur tempayan
(jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar). Penguburan
tersebut adalah adat kebiasan yang dibawa oleh orang-orang Cham
ke kepulauan Indonesia sebab penguburan dengan cara ini bukan
merupakan budaya Dong Son maupun budaya yang lain.
·Kebudayaan dalam bentuk tempayan kubur yang ditemukan di Sa
Huynh memiliki persamaan dengan tempayan kubur yang ditemukan
di Laut Sulawesi.
·Kebudayaan Sa Huynh yang ditemukan meliputi berbagai alat yang
bertangkai corong seperti sikap, tembilang, dan kapak. Namun ada
pula yang tidak bercorong seperti sabit, pisau bertangkai, kumparan
tenun, cincin, dan gelang berbentuk spiral.
·Teknologi pembutan peralatan besi yang diperkenalkan ke daerah Sa
Huynh berasal dari daerah Cina. Benda perunggu yang ditemukan di
daerah Sa Huynh berupa beberapa perhiasan, seperti gelang ,
lonceng, dan bejana-bejana kecil. Ditemukan pula manik-manik emas
yang langka dan kawat perak serta manik-manik kaca dari batu agate
bergaris dan berbagai manik-manik Carnelian (bundar, berbentuk
cerutu). Ditemukan alat-alat dari perunggu seperti bejana kecil, selain
itu terdapat gelang-gelang dan perhiasan-perhiasan
·Meskipun hubungan langsung dengan pusat-pusat pembuatan benda-
benda perunggu di daerah Dong Son sangat terbatas terbukti dengan
penemuan 7 buah nekara tipe Heger I di daerah Selatan Vietnam dari
130 nekara yang berhasil ditemukan hingga tahun 1990.
·Benda-benda perunggu yang tersebar ke wilayah Indonesia melalui 2
jalur, yaitu:
a.      Jalur darat : Muangthai dan Malaysia terus ke kepulauan
Indonesia
b.      Jalur laut : Menyeberang lautan dan terus tersebar di daerah
kepulauan Indonesia

You might also like