You are on page 1of 10

Pengertian / Definisi Relokasi Industri Negara Maju dan Negara Berkembang

serta Dampak / Efek

Relokasi Industri adalah perpindahan atau pemindahan lokasi industri dari negara maju ke negara
berkembang dengan alasan menekan upah buruh, tekanan politis atau hukum di negara maju,
syarat pendirian industri di negara maju, dan lain sebagainya.

Negara maju yang biasanya melakukan relokasi industri adalah seperti amerika serikat / usa,
jerman, jepang, prancis, korea, dan sebagainya. Negara yang menerima relokasi industri adalah
cina, india, indonesia, thailand, vietnam, malaysia, meksiko, dan lain-lain.

- Dampak dan efek relokasi industri pada negara maju yang melakukan pemindahan atau relokasi
industri :

A. Dampak negatif
1. Industri kecil yang berhubungan dengan industri yang dipindahkan akan terkena dampak yang
merugikan sehingga menjadi lambat berkembang.
2. Lapangan pekerjaan semakin berkurang karena adanya pemindahan lokasi pabrik tanpa
disertai pemindahan pekerja / buruh / pegawai / karyawan.
3. Pendapatan negara maju tersebut akan berkurang.

B. Dampak positif
1. Lokasi / tempat pemasaran untuk memasarkan produk baik barang dan jasa akan semakin
meluas.
2. Usaha bisnis yang malakukan relokasi industri akan semakin luas dan maju.
3. Membayar upah buruh yang lebih murah daripada di negara asal.

- Dampak dan efek relokasi industri pada negara berkembang yang menerima relokasi industri :

A. Dampak Positif
1. Lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja akan bertambah
2. Mendapatkan modal segar baru secara langsung
3. pendapatan negara dari pajak dan pendapatan perkapita penduduk dari upah atau gaji
bertambah
4. Pengalihan atau alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang.

B. Dampak negatif
1. Menimbulkan persaingan yang mungkin akan mematikan industri yang sama di dalam negeri.
2. Masuknya budaya baru yang mungkin bertentangan dengan budaya lokal.
3. Sebagian besar keuntungan yang diperoleh bisnis asing tersebut akan lari ke luar negeri.
merupakan media pembelajaran PKn dan informasi seputar dunia pendidikan

Blog ini

Di-link Dari Sini

Daftar Link

Blog ini

 
 
 

Di-link Dari
Sini

Daftar Link

Kamis, 20 Mei 2010

Bentuk Negara dan Kenegaraan

Bentuk Negara :
Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia, dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu Negara Kesatuan dan Negara Serikat.
Negara Kesatuan.

Adalah negara yang kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan ada ditangan pemerintah pusat
atau negara yang pemerintah pusatnya memegang/mengendalikan kedaulatan sepenuhnya baik
kedalam maupun keluar. Negara kesatuan memiliki ciri–ciri yaitu hanya ada satu UUD, satu kepala
negara, satu kabinet, satu parlemen.

Negara kesatuan ada 2 (dua) macam :

1. Negara kesatuan sistem Sentralisasi.


2. Negara kesatuan sistem Desentralisasi.

Negara Kesatuan Sistem Sentralisasi :


Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah hanya tinggal melaksanakan saja semua kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah
pusat. Contoh : Jerman pada masa Hitler.

Kebaikan/kelebihan negara kesatuan sistem sentralisasi :

1. Adanya keseragaman (uniform) peraturan di seluruh wilayah negara.


2. Adanya kesederhanaan hukum.
3. Semua pendapatan negara baik yang diperoleh daerah maupun pusat dapat digunakan oleh
pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh wilayah.

Kelemahan/Keburukan negara kesatuan sistem sentralisasi :

1. Pekerjaan pemerintah pusat menumpuk, sehingga banyak persoalan yang tidak dapat
diselesaikan dengan segera.
2. Peraturan yang dibuat pemerintah pusat belum tentu semuanya sesuai bagi daerah karena
setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda–beda.
3. Keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
4. Demokrasi tidak berkembang ke daerah–daerah karena rakyat daerah tidak diberi kesempatan
memikirkan dan memajukan daerahnya sendiri.

Negara Kesatuan sistem Desentralisasi :


Adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya tidak diurus sepenuhnya oleh pemerintah
pusat, melainkan sebagian urusan pemerintahannya didelegasikan atau diberikan kepada daerah–
daerah untuk menjadi urusan rumah tangga daerah masing–masing. Dalam negara kesatuan sistem
desentralisasi daerah berstatus sebagai daerah otonom. Contoh Indonesia berdasarkan ketentuan pasal
18 UUD 1945 menganut sistem desentralisasi.

Kebaikan negara kesatuan sistem desentralisasi :

1. Tugas pemerintah pusat menjadi ringan.


2. Daerah dapat mengatur daerahnya dengan sebaik–baiknya sesuai dengan kondisi dan situasi
masing–masing.
3. Demokrasi dapat berkembang ke daerah–daerah.
4. Peraturan yang dibuat pemerintah daerah akan sesuai dengan kondisi daerahnya.
5. Pembangunan di daerah akan berkembang.
6. Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap daerahnya akan meningkat.
Kelemahan negara kesatuan sistem desentralisasi :

1. Peraturan daerah di seluruh wilayah negara tidak seragam.


2. Timbulnya peraturan daerah yang bermacam–macam, sehingga sulit untuk dipelajari.

Negara Serikat.
Adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan pemerintah pusat (federal) yang
menyelenggarakan kedaulatan keluar, sedangkan kedaulatan kedalam tetap ada pada pemerintah
negara bagian.

Dalam negara serikat ada dua macam Pemerintahan yaitu :

1. Pemerintah Federal : Biasanya pemerintah federal mengurusi hal–hal yang berhubungan


dengan hubungan luar negeri, keuangan, pertahanan negara dan pengadilan.
2. Pemerintah negara bagian : Di dalam negara serikat, setiap negara bagian diperkenankan
memiliki Undang–Undang Dasar, Kepala negara, Parlemen dan Kabinet sendiri.

Contoh negara serikat : AS, Australia, Kanada, Swiss, Indonesia masa KRIS 1949.
Persamaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat :

1. Keduanya pemerintah pusatnya sama–sama memegang kedaulatan keluar.


2. Daerah–daerah bagiannya sama–sama mempunyai hak otonom.

Perbedaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat :


No Negara Kesatuan sistem Negara Serkiat
. Desentralisasi

1. Hak otonom daerahnya diperoleh Hak otonom negara bagiannya


dari pemerintah pusat. merupakan hak asli.

Daerah bagiannya berstatus Daerah bagiannya berstatus


daerah otonom. negara.
2.
Daerah otonom tidak memiliki Negara bagian memiliki
wewenang membuat undang– wewenang mem buat undang–
undang. undang.
3. Wewenang membuat UUD hanya
ada ditangan pemerintah pusat.
Wewenang membuat UUD ada
pada pemerintah federal dan
pemerintah negara bagian.
Kekuasaan pemerintah pusat
merupakan asli. Kekuasaan pemerintah federal
4. berasal dari masing–masing
negara bagian.

Kekuasaan mengatur rumah Negara bagian memiliki


tangga yang dimiliki daerah relatif kekuasaan mengatur rumah
terbatas. tangga daerahnya relatif luas.
5.

6.

Bentuk Kenegaraan :
Disamping bentuk negara tersebut di atas, dalam sejarah ketatanegaraan juga terdapat bentuk–bentuk
kenegaraan. Bentuk kenegaraan yang pernah ada antara lain :
1. Serikat Negara (Konfederasi).

Adalah perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar.
Pada umumnya Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam
bidang tertentu, misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan keamanan bersama.
Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hukum internasional, karena negara–negara
anggotanya secara masing–masing tetap mempertahankan kedudukan nya secara internasional. Contoh
konfederasi : Persekutuan Amerika Utara (1776 – 1787).

Konfederasi (Serikat Negara) dengan Negara Serikat mempunyai perbedaan yang prinsipil yaitu :

No Konfederasi Negara Serikat

1. Kedaulatan tetap dipegang oleh Kedaulatan ada pada negara


masing–masing negara anggota. federal.

Keputusan yang diambil konfe- Keputusan yang diambil pemerin


derasi tidak dapat langsung tah federal dapat langsung
2. mengikat kepada warga negara mengikat kepada warga negara
dari negara–negara anggota. dari negara–negara bagian.

Negara–negara anggota dapat me- Negara–negara bagian tidak


misahkan diri. boleh memisahkan diri dari
negara serikat.
3. Hubungan antar negara anggota Hubungan antar negara bagian
diatur melalui perjanjian. diatur dengan UUD

Tidak ada negara diatas negara. Terdapat negara dalam negara.

4.

5.

2. Koloni.

Adalah negara yang berada di bawah kekuasaan negara lain.


Contoh : Indonesia sebelum 17 Agustus 1945.

3. Trustee (Perwalian).
Adalah negara yang pemerintahannya berada di bawah pengawasan Dewan Perwalian PBB. Munculnya
Trustee merupakan hasil perjanjian San Francisco sesudah perang dunia II.
Menurut Piagam PBB, perwalian meliputi :

 Daerah–daerah mandat dahulu.


 Daerah–daerah yang dipisahkan dari negara–negara yang kalah dalam perang dunia II.
 Daerah–daerah yang secara sukarela menyerahkan urusan pemerintahannya kepada Dewan
Perwalian PBB.

Tujuan Perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan rakyat daerah trustee dibidang politik,
ekonomi, sosial, pendidikan serta perkembangan hak asasi manusia menuju pemerintahan sendiri.
Contoh Daerah Perwalian :

 Tanzania menjadi perwalian PBB sejak tahun 1945 dan merdeka tahun 1962.
 Namibia menjadi perwalian PBB sejak tahun 1967 dan merdeka 1990.

4. Mandat.
Adalah negara bekas jajahan negara–negara yang kalah dalam Perang Dunia I, yang diletakkan dalam
pemerintahan mandat dari negara–negara yang menang perang di bawah pengawasan Dewan Mandat
Liga Bangsa–Bangsa.
Contoh : Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi Mandat Perancis.

5. Dominion.
Adalah negara–negara bekas jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat, yang tergabung dalam
ikatan The British Commonwealth of Nation atau Negara–negara Persemakmuran.
Contoh : Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Afrika Selatan dan Malaysia.

6. Uni.
Adalah gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai seorang raja.
Ada 2 (dua) macam uni :

1. Uni Personil : Uni yang terjadi apabila dua negara yang tergabung secara kebetulan mempunyai
kepala negara yang sama. Contoh : Uni Belanda – Luxemburg (1839 – 1890), Uni Inggris –
Skotlandia (1603 – 1707).
2. Uni Riil : Uni yang terjadi apabila negara–negara yang tergabung memiliki kelengkapan negara
yang sama untuk menyelenggarakan kepentingan bersama, yang dibentuk melalui perjanjian.

7. Protektorat.
Adalah negara yang berada dibawah perlindungan negara lain. Dalam protektorat masalah hubungan
luar negeri dan pertahanan keamanan diserahkan kepada negara pelindungnya berdasarkan perjanjian
bersama. Contoh : Monaco sebagai protektorat Perancis, Tibet sebagai protektorat China.

ASEAN ditubuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand di Bangkok semasa proses penandatanganan satu perjanjian yang dikenali sebagai
Deklarasi Bangkok. Menteri luar ketika itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos
(Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman
(Thailand).

Brunei menganggotai ASEAN pada 8 Januari 1984 iaitu seminggu selepas mencapai
kemerdekan. Hanya selepas 11 tahun kemudiannya ASEAN menerima ahli baru. Vietnam
menjadi anggota yang ketujuh pada 28 Julai 1995, Laos dan Myanmar menjadi ahli dua tahun
kemudianya, iaitu pada 23 Julai 1997. Walaupun Kemboja sudah menyertai ASEAN bersama-
sama Myanmar dan Laos, Kemboja terpaksa menarik diri disebabkan masalah politik dalam
negara tersebut. Namun, dua tahun kemudiannya Kemboja menyertai semula ASEAN pada 30
April 1999.

[sunting] Timor Leste

Negara baru Timor Leste, dahulunya dalam Indonesia, terpaksa berhempas pulas untuk
mendapat status pemerhati dalam ASEAN. Namun, banyak negara dalam ASEAN tidak
menyokong penglibatan Timor Leste pada akhir 1990-an atas rasa hormat kepada Indonesia.
Myanmar, terutamanya, menentang pemberian status pemerhati kepada Timor Leste kerana
sokongan Timor Leste terhadap perjuangan Aung San Suu Kyi.

Sejak kemerdekaan Timor Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu negara baru
ini. Timor Leste telah dijemput untuk hadir dalam beberapa mesyuarat ASEAN.
Walaubagaimanapun, Timor Leste masih dilantik sebagai negara pemerhati.

ASEAN dianggarkan merangkumi 500 juta orang dan merangkumi kawasan seluas 4.5 juta
kilometer per segi
Artikel Demokrasi
Apa hubungan antara demokrasi dan pembangunan? Pertanyaan ini mungkin sedikit klasik
dalam konteks Indonesia pasca-Soeharto; dan karena itu boleh jadi dianggap sebagian orang
sebagai berkonotasi masa silam. Ini tidak lain karena istilah 'pembangunan' (development)
hampir identik dengan pemerintahan Orde Baru. Dan, pembangunan dalam konteks Orde Baru
adalah pertumbuhan ekonomi (economic growth) dengan 'trickle-down effect'-nya melalui
stabilitas politik yang bertumpu pada pendekatan keamanan, untuk tidak menyebutnya represi
sosial-politik.

Agaknya karena itulah sejak Masa Reformasi dan demokrasi berlaku di negeri ini, istilah
'pembangunan' nyaris tidak lagi terdengar. Jika ada, itu hanya menjadi agenda dan program di
lingkungan pemerintah; cenderung tidak dalam publik luas. Sementara itu, di kalangan funding
agencies dan lembaga-lembaga keuangan asing lainnya yang bergerak di Indonesia, dalam dua
atau tiga tahun terakhir terjadi pergeseran program; daripada program yang bertumpu pada
penguatan demokrasi kepada pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, seperti pengurangan
kemiskinan, pengembangan kesehatan, pelatihan untuk lapangan kerja, dan seterusnya.

Pergeseran orientasi ini juga saya temukan pada lembaga yang sesungguhnya secara khusus
bergerak pada penguatan demokrasi. Ketika awal Desember lalu, saya sebagai anggota Board of
Director, International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) menghadiri
sidang tahunan lembaga ini di Stockholm, Swedia, tema programnya untuk 2008 adalah
Democracy and Development.

Kenapa tejadi pergeseran tersebut? Alasannya mungkin agak sederhana saja. Demokrasi tidak
bisa bertumbuh dan menguat, jika masih banyak rakyat yang miskin dan menganggur; jika
kebutuhan-kebutuhan dasar mereka untuk hidup tidak terpenuhi. Kemiskinan dan pengangguran
membuat masyarakat rentan terhadap berbagai bentuk manipulasi politik. Sebaliknya, demokrasi
hampir bisa dipastikan lebih kuat, jika kesejahteraan rakyat meningkat.

Pembangunan. Sudah hampir 10 tahun demokrasi berlangsung di negeri ini, dan pembangunan
apa saja yang berhasil dilaksanakan dalam kurun tersebut? Yang paling kelihatan agaknya adalah
pembangunan politik, khususnya pada tingkat kelembagaan; meski belum lagi menyentuh
pembangunan budaya politik. Budaya politik kita masih belum sepenuhnya sesuai dengan
kerangka demokrasi.

Pada bidang-bidang lain belum terlihat pembangunan yang terlalu signifikan. Pemerintah masih
berkutat dengan pekerjaan 'cuci piring'. Infrastruktur seperti jalan tol, misalnya, nyaris tidak
terbangun; yang sudah adapun hampir terabaikan. Indonesia tertinggal bertahun-tahun
dibandingkan banyak negara tetangga yang lebih belakangan mengembangkan infrastruktur
mereka. Di tengah euforia demokrasi yang belum juga menemukan equilibriumnya, memang
kini tidak mudah lagi bagi pemerintah pusat dan daerah membangun infrastruktur; demo
kelompok masyarakat antipembebasan tanah, atau harga lahan yang sudah menjadi berlipat-lipat
lebih mahal, membuat akselerasi program pembangunan tidak bisa diwujudkan.
Bagaimana dengan pembangunan ekonomi? Memang ada kemajuan dengan pertumbuhan
ekonomi 2007 lebih dari enam persen. Tetapi, jelas pembangunan ekonomi lebih daripada
sekadar statistik pertumbuhan. Ia sepatutnya juga terlihat dalam peningkatan riil kesejahteraan
rakyat. Pertumbuhan ekonomi penting pada tingkat makro; tapi pada saat yang sama kemiskinan,
kelaparan, dan pengangguran yang langsung dialami rakyatnya semestinya juga berkurang.

Maka, seharusnya demokrasi menjadi lebih bermakna bagi pembangunan; bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pertama-tama, mabuk demokrasi harus segera berhenti; dan
sudah saatnya memanfaatkan demokrasi itu untuk menggalang momentum pembangunan.
Demokrasi telah melahirkan pemerintahan pilihan rakyat. Dan pemerintahan itu seyogianya
berupaya sekeras-kerasnya untuk memenuhi hak-hak dasar warga dalam berbagai bidang
kehidupan secara lebih baik.

Pada pihak lain, masyarakat sepatutnya pula mendukung dan memberikan kesempatan bagi
pemerintah melakukan pembangunan; dan menghindari diri dari tindakan dan aksi yang
kontraproduktif bagi pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Demokrasi harus tidak
kehilangan maknanya. Demokrasi telah diperjuangkan dengan susah payah di negeri ini. Kini
waktunya mengisi demokrasi yang penuh dengan berbagai peluang itu melalui berbagai kegiatan
pembangunan. Untuk itu sudah saatnya parlemen dan parpol pada berbagai tingkatannya tidak
lagi hanya sibuk dengan pertarungan politik dan kekuasaan.

Sebaliknya, bersama pemerintah baik di tingkat nasional maupun daerah merumuskan agenda-
agenda pembangunan; dan pada saat yang sama lebih serius mendukung implementasi program-
program pembangunan tersebut. Dan, pemerintah sudah waktunya pula melaksanakan program-
program pembangunan secara lebih koheren dan komprehensif, agar dapat secara aktual berhasil
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tugas pkn
Nama ; nikeu
Kelas ; 8-H
SMPN 29 BANDUNG

DISUSUN OLEH : NIKEU

Smpn

You might also like