Professional Documents
Culture Documents
Aktivitas belajar yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang baik , bersih
dan sehat dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan dengan belajar
yang dilakukan pada lingkungan yang tidak baik dan tidak sehat. Keadaan
lingkungan semacam ini akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.1 Tidak
menutup kemungkinan bangunan fisik sekolah yang rusak, kelas yang mempunyai
atap bocor, pentilasi yang tidak membuat sirkulasi udara segar bisa masuk, lantai
yang tidak nyaman untuk di injak, mampu membuat hati anak sebagai peserta
didik ,merasa kerasan dan betah melakasanakan belajar, disiang hari akan merasa
panasnya terik matahari, jika hujan tidak bisa menahan cucuran air dari genting
diatas kepala, gelisah dan gundah gulana perasaan mereka bisa mengalihkan
Situasi dan kondisi lingkungan fisik ruangan kelas sebagai bagian dari sekolah
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
yang baik mutlak dibutuhkan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik yang
baik pula. Begitu pentingnya peranan lingkungan sekolah untuk mewujudkan mutu
pendidikan yang sesuai dengan amanat Undang – Undang Dasar 1945 yaitu ikut
sarana akan mendorong terciptanya gairah belajar yang optimal diperoleh siswa.
menciptakan iklim yang baik seperti penataan lingkungan, penyediaan alat dan
sumber pembelajaran, dan hal-hal lain yang memungkinkan siswa betah dan merasa
senang belajar sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
menyenangkan warga belajar seperti siswa dan guru sehingga keduanya merasa
menjadi kewajiban bersama selaku warga masyarakat yang baik. Dalam aspek
kewajibannya kepada pihak sekolah, yang sudah diyakininya mampu dan dapat
menerima beban membina dan mendidik, sesuai dengan disiplin ilmu serta
pendidikan yang sudah terlanjur menerima kepercayaan dari orang tua sebagai
sosial. Siswa sebagai peserta didik akan banyak menerima perubahan setelah adanya
interaksi sosial dengan lingkungan pendidikan yang diarahkan oleh bimbingan guru
di sekolah. Dengan kata lain secara makro manusia akan berkembang sesuai dengan
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, tawuran antar siswa dan keterlibatan
gang-gang remaja yang sangat tidak menguntungkan bagi semua pihak. Namun
perlu disadari bahwa lingkungan sekolah tidak bisa serta merta merubah watak dan
kebiasaan yang kurang baik seorang siswa menjadi lebih baik dalam waktu yang
dan evaluasi.6 Al hasil untuk mencapai tujuan pendidikan itu butuh waktu yang
sangat panjang dan proses tertentu yang disusun dan diatur secara baik dan
maksimal.
Menurut Made Wena, secara umum ada beberapa variable yang mempengaruhi
peserta didik.
memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak
salah satu yang mempunyai pengaruh yang luas terhadap kecerdasan, sebagian dari
Tanggung jawab sekolah tidak hanya agar anak lulus dan mendapat ijazah,
tetapi sekolah harus mampu mengarahkan anak didiknya selain cerdas, memiliki
kepribadian anak (siswa) baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara
berprilaku. Sekolah berperan sebagi substitusi keluarga, dan guru sebagai sustitusi
orang tua.10
pola pikir dan pola sikap setiap siswa sebagai peserta didik di lingkungan sekolah
tersebut.
salah satu factor yang sanggup mempengaruhi perkembangan pola pikir dan sikap
anak atau siswa sebagai peserta didik, Aliran nativisme yang di prakarsai oleh
Secara singkat uraian diatas mengindikasikan bahwa faktor pendidikan apa saja
berkembang, namun perkembangan itu tidak akan terjadi manakala tidak ada factor
luar.12
yang sistemik dalam melaksanakan bimbingan pengajaran dan latihan kepada anak
(siswa) agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya secara optimal, baik
menyangkut aspek fisik, psikis (intelektual dan emosional), sos,ial, maupun moral
spiritual.13
12. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, Pustaka Bani Quraisy,
Bandung, 2004, 30.
didik.
pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian besar
kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada berbagai factor yang dapat
siswa, sekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan ini terkait dengan
yang mulia, serta sikap apresiatip terhadap ajaran atau hokum-hukum agama.15
ISLAM’
B. Permasalahan.
1. Identifikasi Masalah
yang menyenangkan diantara siswa sebagai sumber belajar dan guru sebagai
Guru dan Kepala Sekolah sebagai warga sekolah harus turut andil dalam upaya
siswa. Ketidak kreatifan guru bisa berdampak kepada kebekuan dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Pembatasan Masalah
tersebut, maka tidak mungkin semuanya dapat dikaji dalam penelitian ini, karena
keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan. Oleh karena itu penelitian ini akan di
batasi pada dua masalah pokok yaitu Lingkungan Sekolah dan Mutu Pendidikan
Agama Islam.
3. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Dawuan
para ahli, namun penelitian ini akan di fokuskan pada Kontribusi lingkungan
relevan, diantaranya:
Hana Lestari (2006), Kajian Perencanaan Mata Pelajaran Peduli Pada diri
kegiatan peduli diri dan lingkungan, pelaksanaan peduli diri dan lingkungan
ada di Indonesia.
Perguruan Tinggi, serta pendidikan formal, informal maupun non formal. Hal ini
Pendidikan Agama Islam yang ada di persada nusantara ini, khususnya bagi
menyenangkan.
3. Menjadi kajian lebih lanjut bagi peneliti lain yang tertarik terhadap lingkungan
menyenangkan
E. Metodologi Penelitian
2. Sumber Data
sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.20 Sumber primer itu
berupa dokumen, naskah, arsip yang ada di SDN Dawuan Kec.Dawuan Kab.
Pendidikan Agama Islam. Buku Penerimaan Siswa Baru (PSB), data potensi
19 . Menurut F.N. Maxfild, dalam Moh. Nazir, menyebutkan bahwa study kasus
(case study) adalah penelitian tentang status subject penelitian yang
berkenaan dengan satu spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas,
Metode Penelitian, (Bogor Galolia Indonesia, 2005), cet, ke-6, hal.5.
karya ilmiah para pakar, atau pemerhati masalah pendidikan, baik dari dalam
a. Observasi
buku catatan lapangan. Hal ini dilakukan agar berbagai peristiwa yang
dan fakta yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
b. Wawancara
maupun nama informan. Kemudian sliep itu disusun secara sistematis untuk
yang digunakan penulis adalah alat perekam untuk merekam selam wawncra
21 . Masri Singa ribuan dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survai
(Jakarta: LP#ES, 1989), hal.10.
atau menguasai dengan baik terhadap masalah yang diteliti, (2). Memiliki
keterlibtan langsung dengan obyek penelitian, dan (3). Mudah ditemui oleh
penulis. Diantara informan yang dipilih, yaitu: Stap tata usaha, sebagai pihak
serta dewan gurunya), Komite sekolah, orang tua, dan siswa siswi, serta
c..Dokumentasi
teknik diatas, yakni observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis.
menata sistematis berdasarkan pada konsep teori tentang Pendidikan Islam dan
orang lain.
jika terkait dengan penelitian ini dan diharapkan hasilnya lebih kualitatif dan
komprehensif.
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. 24
Dalam tesis ini penulis membagi penelitian terdiri atas lima bab,
selanjutnya secara holistic tiap-tiap bab yang terdiri atas beberapa sub bab
keseluruhan tesis ini, yang meliputi; Latar belakang masalah yang meliputi
metodologi penelitian.
Bab ketiga: Mutu Pendidikan Agama Islam, pada bab ini dibahas tentang
H. Daftar Pustaka
Masri Singa ribuan dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survai (Jakarta:
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung,
2004, 34.
Tim penyusun kamus pusat bahsa, (Jakarta:2005), Kamus besar bahasa
Indonesia, (alih bahasa) Balai Pustaka, cet, ke-3 hal. 1080
ABSTRAK
Kesimpulan besar tesis ini menyatakan bahwa Lingkungan sekolah yang baik
akan sangat menunjang untuk meningkatkan mutu pendidikan yang baik pula.
Seperti yang disampaikan oleh Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan (2010), bahwa Lingkungan yang bersih dan baik akan
memberikan kepuasan yang baik dibandingkan dengan belajar di lingkungan tidak
baik dan tidak sehat, lingkungan semacam ini akan berpengaruh terhadap motivasi
belajar. Pada dasarnya lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran, sebagaimana yang disampaikan oleh C. George Boeree (2008) yang
menyebutkan bahwa lingkungan termasuk salah satu yang mempunyai pengaruh
yang luas terhadap kecerdasan. Tesis ini ditujukan untuk membuktikan ketidak
benaran Paham yang mengatakan bahwa factor lingkungan termasuk factor
pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak karena pembawaanlah
yang lebih berpengaruh (Aliran Nativisme).
Tesis ini ditulis untuk memperkuat pendapat masyarakat akademik yang
mempunyai pandangan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap perubahan
perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara
berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga dan guru sebagai substitusi
orang tua. Peneliti University of IIIinois at Urbana Champaign Janet Reis (2007,
April 24) menemukan bahwa sementara sifat-sifat pribadi dan interaksi teman
sebaya mempunyai pengaruh yang paling langsung terhadap prilaku agresif siswa
sekolah menengah, sekolah juga mempengaruhi agresi siswa. Kemudian Artikel
Perguruan Tinggi di Melbourn (World Class Education Ourstanding Succes Rater)
menyebutkan untuk pengembangan keseluruhan siswa, untuk mewujudkan
perubahan yang diinginkan dalam prilaku siswa dan membuat sekolah, sarana
pengembangan komunitas dan masyarakat, lingkungan hidup yang baik dan
kondusif memainkan peranan penting. Mohamad Soerjani pada tahun 2005,
Pendidikan Lingkungan (Environment Education) Sebagai Dasar Kearifan sikap
dan Prilaku Bagi Kelangsungan Kehidupan Menuju Pembangunan Berkelanjutan,
mendeskripsikan tentang pentingnya pendidikan lingkungan bagi setiap individu
yang harus dimulai dari jenjang pendidikan SD sampai ketingkat Perguruan Tinggi.
Tesis ini menunjukan bahwa lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap
perubahan prilaku, perkembangan sikap dan kecerdasan individu siswa dalam
meningkatkan hasil belajar. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam akan
berhasil secara optimal jika semua komponen lingkungan sekolah, kepala sekolah,
guru, siswa dan sarana prasarana serta masyarakat ikut serta mendukung terciptanya
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Sumber utama tesis ini adalah data-data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan seluruh komponen lingkungan sekolah, observasi untuk memperoleh temuan
yang berkaitan dengan tesis, studi dokumen dan pustaka yang relevan.