You are on page 1of 7

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 29, No.

2, Desember 2001: 134 - 140

BATA LEMPUNG
BAHAN BANGUNAN DINDING ALTERNATIF

Vincentius Totok Noerwasito


Staf Pengajar Jurusan Arsitektur – Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya

ABSTRAK

“Bata lempung” adalah bahan bangunan dinding berupa blok terbuat dari tanah “lempung” dengan
kandungan 50–60% Clay, dicetak dengan pemadatan, pengeringan tanpa dibakar, dipergunakan setelah berumur
28 hari. Karena dicetak proses pembuatan tidak tergantung pada cuaca. Aplikasi ”bata lempung” adalah sebagai
dinding pemikul atau sebagai dinding pengisi, yang dapat diekspose pada dinding rumah murah, rumah mewah
atau pada kompleks perumahan real estate.
Hasil penelitian dari tanah yang berasal dari Pandaan – Jawa timur menghasilkan blok “bata lempung”
dengan kuat tekan 60 –70 kg/cm2 , tahan air .dan harga dibawah harga bata merah dipasaran jika diproduksi
dilokasi bangunan. “Bata lempung” adalah bahan bangunan yang ramah lingkungan,henat enrgi, tidak
meninggalkan banyak sisa blok, merupakan bahan bangunan struktural dan juga bahan bangunan seni.

Kata kunci: Bahan bangunan dinding, blok, Clay, Semen, pemadatan, pencetakan, pembakaran, ekspose,
natural, modul, kuat tekan, dinding pemikul, dinding pengisi, polusi, hemat energi, material
struktural, material seni.

ABSTRACT
“Bata lempung” is block of wall material, main basic material is sols contains 50-60% clay, pressed and
molded, without combusted, used after 28 days and production doesn’t depend climates. “Bata lempung” can
used as bearing wall or curtain wall, exposed and in low-cost housing, exclusive house and real estate.
Resultants of research “Bata lempung” used sols from Pandaan Jawa-Timur are resistance compression
60 –70 kg/cm2, waterproofing and cheaper than brick if produced in site of project. “Bata lemping” are
material saving energy, without pollution, efficient, structural and art material.

Keywords: Wall material, block, Clay, cement, press, mold, combust, expose, natural, module, resistance
compression, bearing wall, curtain wall, pollution, saving energy, structural material, art material.

LATAR BELAKANG bata merah pada umumnya adalah sulit didapat


pada waktu musim penghujan dan standard kuat
Kebutuhan akan rumah tinggal tiap tekan bata merah sangat bervariasi sekali, hal
tahunnya makin meningkat di kota-kota besar tersebut sangat tergantung pada daerah penghasil
Indonesia sejalan dengan pertambahan bata merah tersebut dan jenis bahan
penduduk, peningkatan tersebut diikuti oleh pembakarnya.
makin bertambahnya jenis bahan bangunan di “Bata lempung” merupakan bahan
Indonesia. bangunan alternatif untuk dinding bangunan,
Saat ini bahan bangunan dinding didominasi bahan bangunan ini belum ada di Indonesia,
oleh bata merah dan bataco, bila orang berbicara “bata lempung” berupa blok-blok seperti bata
tentang bahan bangunan dinding rumah secara merah, warnanya alami, proses pembuatannya
umum orang akan membicarakan bata merah tidak dibakar seperti pada bata merah, tetapi
yang diplester dan dicat, jarang orang berpikir dicetak, dipadatkan dan dikeringkan dengan
bahwa ada bahan bangunan lain yang diekspose. kondisi alam, sedangkan bahan dasar adalah
Hal tersebut terjadi karena bata merah begitu tanah sekitar, jenis bahan tambahan tergantung
mudah didapat dibandingkan dengan bahan pada kebutuhan. Karena proses pembuatan
bangunan lain, di masyarakat juga sudah seperti itu, menyebabkan “bata lempung” dapat
terbentuk kesan bahwa bahan bangunan dinding didisain sesuai dengan kebutuhan dan selera
jika bukan bata merah kurang pas. Kelemahan arsitek atau pemilik.

134 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
BATA LEMPUNG BAHAN BANGUNAN DINDING ALTERNATIF (Vincentius Totok Noerwasito)

Pada proses pembuatan bata merah banyak beaya transportasinya relatif murah dan berakibat
terjadi kerusakan atau yang dibuang karena tidak pada murahnya harga bahan bangunan tersebut.
matang, pada “bata lempung” hal tersebut tidak Bahan dasar “bata lempung” adalah tanah
terjadi karena “bata lempung” dicetak dan yang banyak mengandung “lempung” dalam
dipadatkan, jadi kerusakan relatif kecil sekali, berarti tanah liat sedang “lempung” berasal dari
juga produksi “bata lempung” tidak tergantung bahasa Jawa atau “Clay” dalam bahasa Inggris.
pada cuaca, sebab tidak membutuhkan sinar Tanah liat banyak dijumpai dimana-mana
matahari langsung. “Bata lempung” disebut juga terutama pada daerah pegunungan, sehingga
“local material” karena bahan dasar “bata rasanya tidak sulit untuk membuat blok “bata
lempung” diperoleh dari daerah sekitar, dimana lempung”, tetapi jika kandungan Clay terlalu
harga bahan bangunan jenis ini lebih murah banyak blok sulit dicetak, persyaratan Clay
daripada bangunan “non local material” karena adalah 50 – 60%, jika lebih dari persyaratan
beaya transportasi yang relatif rendah. tersebut harus ditambahkan pasir atau tanah lain
Pada aplikasinya sebagai dinding bangunan yang banyak mengandung pasir.
“bata lempung” tidak perlu diplester karena Proses produksi “bata lempung” memerlu-
tekstur yang dimiliki sudah rata, halus dan alami, kan waktu lebih kurang 4 minggu hingga dapat
sangat berbeda dengan tekstur bataco yang dipergunakan sebagai bahan bangunan, hal yang
nampak kasar dan tidak alami. Dinding ekspose membedakan dengan bata merah adalah proses
perlu dilindungi dari pengaruh negatif dari iklim pencetakan blok dipadatkan dengan tekanan
tropis lembab yang ada di Indonesia, antara lain tertentu, demikian juga dengan proses penge-
adanya jamur, serangga, perambatan rayap, gaya ringannya “bata lempung” tidak perlu dibakar,
kapiler dari air tanah dan lain-lain. Hal tersebut tetapi hanya dikeringkan dengan cara alami,
menantang kreasi arsitek untuk menyelesaikan sedangkan pengeringan bata merah perlu dibakar
pengaruh iklim ini baik dengan cara penyelesaian dengan temperatur minimal 10000 C, untuk
konstruksi atau dengan disain arsitektur. Selain mendapatkan temperatur yang demikian besar
itu dinding bata lempung adalah dinding dan merata bagi industri kecil atau menengah
pemikul, tetapi dapat juga dipergunakan sebagai sangat sulit, sehingga banyak terjadi kerusakan
dinding pengisi yakni dengan mempergunakan dalam proses produksi, kerusakan tersebut
ketebalan dinding yang paling kecil. bahkan dapat mencapai hingga 50%. Karena
Sebagai bahan bangunan baru di Indonesia proses produksinya tidak tergantung pada
“bata lempung” dapat dipakai untuk bangunan pemerataan pembakaran blok “bata lempung”
rumah murah atau rumah mewah, hal tersebut tidak banyak mengalami kerusakan, kerusakan
tergantung pada penanganan dari blok “bata terjadi hanya pada tekstur permukaan blok.
lempung” itu sendiri. Jika untuk rumah murah Kuat tekan “bata lempung” tergantung pada
diperlukan proses produksi yang standard, jenis tanah liat (Clay) dan komposisi bahan
sedangkan untuk rumah mewah lebih ditekankan tambahan yang dicampurkan dan densitas dari
pada tambahan pada proses produksinya, tekstur, blok, dengan “mix disain” dan pemadatan
warna, bentuk blok dan ketelitian dari pengerjaan tertentu akan diperoleh kuat tekan sesuai yang
blok. diinginkan oleh para arsitek atau sipil, sebagai
contoh kuat tekan yang besar diperlukan oleh
para arsitek dan Sipil untuk blok “bata lempung”
MENGAPA MEMAKAI “BATA sebagai dinding pemikul pada bangunan
LEMPUNG”? bertingkat, sedangkan jika hanya dipergunakan
sebagai dinding pengisi kuat tekan blok “bata
Tidak semua daerah tanahnya dapat lempung” cukup kecil saja.
dipergunakan sebagai bahan dasar “bata merah”, “Bata lempung” mempunyai tekstur dan
karena bahan dasar bata merah memerlukan warna yang alami, hal tersebut tergantung juga
persyaratan tertentu dan ternyata persyaratan pada jenis tanah dan bahan tambahannya.
tanah tersebut sangat sulit ditemukan disemua Tampilan tersebut sangat menarik bila dipadukan
daerah, hal tersebut berakibat produksi bata dengan bahan lain yang alami sehingga mampu
merah hanya terdapat pada daerah-daerah menghasilkan suatu komposisi material yang
tertentu, sedangkan daerah yang jauh dari daerah alami. Demikian juga dengan bentuk blok yang
penghasil tersebut menerima kenyataan harus dapat didisain sesuai dengan selera pemilik atau
membayar beaya transport., sebaliknya daerah arsitek menjadikan “bata lempung” mudah
yang bahan dasarnya memenuhi persyaratan disesuaikan dengan rancangan arsitekturnya.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 135
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 29, No. 2, Desember 2001: 134 - 140

PROSES PEMBUATAN f. Kontrol.


“BATA LEMPUNG” Kontrol dilakukan pada dimensi blok, muai
susut, homogen warna campuran didalam
Berikut proses pembuatan dengan prosedur blok, ketahanan terhadap air dan kuat tekan
yang standard dan sederhana: blok.
a. Pemilihan bahan dasar.
Bahan dasar disekitar tempat pelaksanaan
bangunan dibersihkan dari kotoran dan akar- PENELITIAN BATA LEMPUNG
akar tumbuh-tumbuhan, tanah yang baik
Penulis melakukan penelitian “bata
digali dari kedalaman 0.5 – 1.5 m dan tanah
lempung” dengan mempergunakan bahan dasar
harus mengandung 50–60% Clay, bila
tanah dari daerah Pandaan Kabupaten Pasuruan,
persyaratan tersebut tidak memenuhi perlu
lokasi bahan dasar adalah berupa pegunungan
ditambahankan pasir atau tanah lain yang
yang akan dibangun suatu real estate. Tujuan
mengandung banyak Clay untuk yang
penelitian mendapatkan blok “bata lempung”
kekurangan atau mengandung pasir bila
yang dapat dipergunakan sebagai dinding
berlebihan Clay. Sebagai bahan tambahan
pemikul bangunan tetapi harganya relatif lebih
adalah semen atau kapur.
murah daripada harga bata merah dilapangan,
b. Pengayakan. adapun uraian hasil penelitian tersebut adalah
Untuk mempermudah menghilangkan bagian sebagai berikut:
tanah yang merugikan antara lain krikil, batu, • Bahan dasar tanah adalah tanah liat dengan
akar-akar tanaman, sampah dan lain-lain, kandungan 50–60% Clay, Silt 10- 20% dan
perlu dilakukan seleksi dengan ayakan. Tidak Sand 20-30%, tanah diambil dari kedalaman
hanya tanah saja yang diayak, bahan 50 –100 cm yang berupa bekas galian
tambahanpun perlu juga diayak, hal tersebut pondasi, kondisi tanah pada waktu digali
dilakukan untuk menghilangkan bagian yang sangat keras, tetapi hancur ketika tersentuh
mengeras yang dapat mengganggu proses air.
homogenisasi. • Bahan tambahan adalah semen dan beberapa
c. Homogenisasi bahan lain. Semen dipergunakan sebagai
Homogenisasi atau pengadukan dilakukan bahan yang menyebabkan blok menambah
untuk meratakan campuran agar proses resistence tekan dan tahan terhadap air.
perekatan bahan dapat merata. Terdapat 2 Komposisi bahan tambahan disesuaikan
proses dalam homogen yakni homogen kering dengan beaya produksi dibawah harga bata
dan homogen basah, homogen kering merah.
dilakukan dengan cara pengadukan selama • Pemadatan yang dilakukan dengan tenaga dan
beberapa menit tanpa dicampur dengan air, alat manual, dimensi blok 9 x 19 x 6 cm,
sedangkan homogen basah homogen yang dimensi disesuaikan dengan modul tebal
kering dicampur dengan air dan diaduk dinding pemikul sebesar 19 cm dan tinggi
hingga merata. kusen 210 cm.
• Kuat tekan yang diperoleh 60 –70 kg/cm2 dan
d. Pencetakan. sudah memenuhi syarat sebagai blok dinding
Pencetakan dilakukan dengan jalan memberi pemikul, sedangkan ketahanan terhadap gaya
tekanan sehingga komposisi menjadi padat. tekan vertikal diatas jarak tumpuan 15 cm
Ukuran kepadatan blok tidak ditentukan oleh adalah minimal 720 kg. Kedua hasil tersebut
besarnya gaya tekan pemadatan, tetapi lebih dihitung dengan “Essai Bressilien”.
ditentukan oleh densitas kepadatannya yang • Tekstur blok adalah rata, halus, mengkilap
diperoleh dari perbandingan antara berat blok dan agak sulit dicetak bila terlalu banyak air.
dengan volume yang direncanakan. Blok dapat dipaku dan sesuai untuk interior
e. Pemeliharaan. bangunan.
Setelah dicetak blok dilindungi selama • Warna agak terang sesuai dengan warna
beberapa hari dan dalam kondisi lembab, bahan dasarnya yang berwarna terang dan
setelah itu blok tetap dilindungi dari sinar sengaja dibuat tidak merata untuk
matahari langsung sampai kering. Blok dapat mendapatkan kesan lebih alami.
dipergunakan jika sudah berumur 28 hari.

136 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
BATA LEMPUNG BAHAN BANGUNAN DINDING ALTERNATIF (Vincentius Totok Noerwasito)

• Test ketahanan terhadap air dengan diredam jenis blok sambungan sudut dan blok untuk
kedalam air selama 1 minggu, ternyata blok bagian ujung dinding, semua jenis tersebut
tidak mengalami kerusakan. Banyaknya air umumnya berlubang tempat memasang lajur
yang meresap dalam kondisi jenuh adalah besi, Jenis blok yang lain adalah
20% dari volume material. perbedaannya pada ukuran yakni jenis 1/2
blok dan 3/4 blok, kedua jenis ini diadakan
untuk mengurangi sampah atau sisa blok yang
KARAKTERISTIK “BATA LEMPUNG” tidak terpakai dilapangan pada saat
konstruksi. Semua jenis diatas dapat dibentuk
a. Kuat tekan dan densitas tergantung sekali pada cetakan blok.
“Bata lempung” mempunyai kuat tekan yang
dapat didisain, besar kuat tekan tersebut e. Tekstur
tergantung pada kandungan bahan dasar, Permukaan blok ”bata lempung” relatif halus
komposisi bahan tambahan dan densitas. Oleh dan licin, apalagi bila mempunyai densitas
karena itulah kuat tekan” bata lempung” dapat tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan
didisain sesuai dengan fungsinya sebagai blok “bata lempung” didisain dengan tekstur
dinding bangunan, untuk dinding pemikul yang tidak rata dan dengan pola tertentu, hal
dipersyaratkan minimal kuat tekan 50 kg/cm2 , tersebut dapat tercapai dengan disain pola
minimum densitas yang dipergunakan adalah cetakan.
1.7 g/cm3 , pengaruh densitas pada “bata
lempung” adalah pada kuat tekan dan f. Produksi
Produksi blok dapat dilakukan dengan alat
ketahanannya terhadap air. Densitas diperoleh
dari gaya tekan pemadatan terhadap cetak tenaga manual, mekanik dan hydraulik.
komposisi dalam cetakan, pada”bata Perbedaan pemakaian tenaga tersebut adalah
lempung” yang menjadi perhatian bukan tergantung pada banyaknya produksi yang
besar gaya tekan pemadatan melainkan ingin dihasilkan perharinya atau karena
densitas yang dimilikinya. karena pertimbangan manajemen dilapangan.
Untuk melayani kebutuhan blok yang relatif
b. Warna. sedikit lebih kurang 300 blok/hari diperlukan
Warna ”bata lempung” tergantung pada proses produksi dengan tenaga manual,
warna bahan dasar tanah dan juga jenis sedangkan untuk produksi 300-800 blok/hari
campuran bahan tambahan, pada tanah yang diperlukan alat cetak dengan tenaga mekanik,
banyak mengandung Laterite blok ”bata alat hydraulik diperlukan untuk produksi blok
lempung” berwarna gelap, sedang pada tanah 800 buah keatas perhari, kesemua diatas
yang berkapur berwarna agak terang. Dengan memerlukan analisa-analisa effisiensi pema-
kondisi tanah warna dari”bata lempung” kaian alat dan produksi yang diinginkan.
dapat didisain sesuai dengan keinginan dari
pemakai. g. Kelemahan.
Kerusakan dari “bata lempung” disebabkan
c. Dimensi oleh adanya air yang berlebihan, jamur, lumut
Dimensi dari “bata lempung” sangat dan air bergaram. Pencegahan dapat dengan
bervariasi sekali, hal ini disesuaikan dengan dilakukan dengan cara penyelesaian kon-
kebutuhan akan adanya modul bangunan, juga struksi, penambahan bahan kimia dan disain
pertimbangan lain adalah pada pemasangan arsitektural.
pada saat konstruksi, yakni dengan dimensi
h. Kebutuhan bahan dasar
yang besar waktu akan penyelesaian dinding
Untuk 1000 blok dengan dimensi blok 19 x 9
lebih cepat, tetapi disisi lain harus x 6 cm dari hasil penelitian dibutuhkan tanah
dipertimbangkan bahwa dengan dimensi besar sebanyak 2.8 m3 dimana tanah tersebut dapat
akan berakibat pada berat blok “bata diambilkan dari bekas tanah galian pondasi
lempung”, yang menyebabkan para pekerja atau Septic-tank.
cepat lelah karena beratnya blok.
d. Bentuk
Bentuk blok ”bata lempung“ umumnya APLIKASI “BATA LEMPUNG”
adalah balok. Blok yang dipergunakan “Bata lempung” mempunyai karakteristik
sebagai dinding pemikul mempunyai yang dapat didisain sesuai dengan kebutuhan,
beberapa jenis bentuk yakni: jenis blok biasa, karena kekhasan tersebut aplikasi”bata lempung”

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 137
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 29, No. 2, Desember 2001: 134 - 140

sangat fleksibel yang dapat disesuaikan dengan penghuni dapat bebas membongkar dinding
jenis bangunannya. Berikut aplikasinya pada: sesuai dengan keinginannya.
Pemakaian dinding pemikul untuk rumah
1. Jenis Bangunan murah mempunyai kelebihan yakni beaya
bangunan menjadi lebih murah karena tidak
• Rumah murah.
memerlukan kolom dan balok beton apalagi
Pada jenis bangunan ini keindahan keaslian
jika dinding bangunan diekspose.
dinding tidak dipersoalkan oleh penghuni,
Pada proses produksi untuk rumah murah
bahkan penghuni cenderung menutup dinding
blok “bata lempung” dibuat lebih murah
dengan plesteran yang dicat. Kesan alami dari
daripada bata merah, untuk itu diperlukan
tampilan “bata lempung” mungkin tidak
tanah yang berasal dari lokasi dan prosentase
merupakan unsur yang menarik, demikian
dari komposisi bahan tambahan tidak teralu
pula dengan konstruksinya penghuni
besar,
cenderung memperlakukan “bata lempung”
sama dengan konstruksi bata merah karena • Rumah mewah atau rumah exclusive
kebiasaan dengan bata merah yang pada Rumah mewah cenderung merupakan
umumnya berfungsi sebagai dinding pengisi karakter unik si penghuni yang sudah mapan,
saja, meskipun “bata lempung” mempunyai estetika, kreatif, novelty (kebaharuan),
karakteristik dan kuat tekan yang lebih besar invention (temuan) dan “keakuan penghuni”
daripada bata merah. merupakan hal yang utama. Untuk rumah
Untuk memudahkan pelaksanaan dilapangan pribadi ini karakteristik dari “bata lempung”
blok “bata lempung” mempunyai dimensi sangat tepat karena dapat didisain sesuai
yang bermacam-macam hal ini bertujuan dengan selera pemilik, masalah warna warni
untuk menghindari adanya sampah atau dinding, bentuk blok, tekstur, ukuran blok
buangan bahan yang berlebihan, sebagai sampai dengan konstruksi klasik dengan
contoh para pekerja sudah terlalu biasa bila bentuk busur dan kubahnya dapat dilakukan,
membutuhkan potongan atau setengah bata bahkan system “woodless construction” yakni
langsung memotong bata merah utuh, system konstruksi tanpa mempergunakan
sedangkan pada blok “bata lempung” hal kayu pada atapnya dapat direalisasikan.
tersebut tidak perlu dilakukan seperti itu Pada jenis rumah ini, arsitek dapat
mengingat “bata lempung” sudah disediakan menampilkan karakteristik “bata lempung”
potongan setengah dan tiga perempat blok secara optimal, terutama ekspose dinding
dan sudah terencana pada gambar disain. dengan permainan susunan blok dengan
Pelaksanaan “bata lempung” sebagai dinding ukuran yang berbeda-beda tetapi tetap
pemikul perlu kehati-hatian dari pekerja pada menyatu, demikian juga dengan warna-warni
saat konstruksi, kebiasaan konstruksi blok dapat ditampilkan pada dinding dengan
mempergunakan bata merah harus ditinggal- mempergunakan berbagai blok dengan bahan
kan, terutama pada pekerjaan sambungan dasar dari daerah yang berbeda warna
sudut dan ketepatan pengaturan antara blok. tanahnya.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan Disain interior dengan mempergunakan
pemakaian blok “bata lempung” sebagai potensi tekstur, warna, dapat dipaku dan
dinding pemikul adalah kebiasaan penghuni system konstruksi dinding pemikul “bata
rumah murah sering merubah dinding dengan lempung” betul-betul akan menambah
alasan perluasan ruangan, sehingga mereka suasana natural yang tidak dibuat-buat dalam
kadang-kadang tidak dapat membedakan ruangan.
dinding yang struktural dan yang bukan, hal Pemakaian “bata lempung” pada rumah
tersebut dapat berakibat fatal bila yang mewah, proses produksi memerlukan
dibongkar justru dinding yang struktural, kreativitas tersendiri, bahan dasar tanah perlu
bangunan dapat roboh, apalagi bila bangunan dilakukan seleksi terutama untuk pemakaian
tersebut bertingkat, untuk itu perlu dibedakan warna tertentu, tekstur dan ukuran blok yang
konstruksi dinding pemikul dan dinding exclusive menghendaki tersedianya cetakan
pengisi. Bila blok “bata lempung” yang khusus, sehingga pembuatan blok ini
dipergunakan sebagai dinding pengisi pada merupakan proses pembuatan benda
rumah murah tidak ada masalah karena dapat struktural bangunan sekaligus juga merupa-
dilakukan seperti konstruksi bata merah dan kan benda seni.

138 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
BATA LEMPUNG BAHAN BANGUNAN DINDING ALTERNATIF (Vincentius Totok Noerwasito)

Pada proses produksi “bata lempung” untuk pembakaran pada proses produksinya atau
rumah mewah, pengaturan komposisi dari merusak lingkungan dengan mengambil kayu
bahan tambahan tidak terlalu dipersoalkan, dihutan sebagai bahan bakar, demikian pula
tetapi persoalan lebih kepada bagaimana terhadap sampah dilapangan “bata lempung”
membuat blok “bata lempung” menjadi relatif tidak banyak menghasilkan sisa blok
natural, bagus kualitasnya dan exclusive. karena sudah tersedianya potongan-potongan
• Kompleks perumahan real estate. blok yang moduler.
Site kompleks perumahan real estate sebelum • “Bata lempung” sangat “supel” dapat
dibangun biasanya masih berupa sawah atau mengadaptasi terhadap rancangan arsitektur
ladang, site tersebut nantinya akan diratakan yang sederhana atau rumit dan dapat
dengan urugan, hal yang menarik tanah asal diaplikasikan pada bangunan sederhana atau
tersebut sebetulnya merupakan bahan dasar mewah.
yang bagus untuk “bata lempung”. Bila real • “Bata lempung” banyak berperan aktif pada
estate ingin mempergunakannya sebagai bangunan sesuai dengan karakteristiknya
bahan bangunan, sebelum diurug seluruhnya yang dapat mengikuti kemauan penghuni atau
disisakan site seluas 10 - 20% sebagai sumber arsitek, dibandingkan dengan bata merah
bahan dasar. yang berperan apa adanya, disamping itu
Keuntungan pemakaian “bata lempung” pada harga “bata lempung” relatif lebih murah
real estate perumahan dengan memper- daripada bata merah karena merupakan bahan
gunakan bahan dasar sekitarnya adalah beaya bangunan lokal.
bahan bangunan menjadi lebih murah karena • Pada proses produksi “bata lempung” tidak
bahan dasar gratis, beaya transport yang banyak blok terbuang dengan alasan tidak
rendah dan dapat menentukan kwalitas blok dapat dipergunakan, karena pada proses
pada bagian-bagian tertentu, disamping itu produksi tidak ada yang mempergunakan
tempat pembuatan bahan bangunan masih energi pembakaran yang besar.
dapat dipergunakan untuk produksi bahan • “Bata lempung” tidak saja merupakan bahan
bangunan cadangan setelah bangunan bangunan yang “structural material” tetapi
semuanya diserahkan kepada pemiliknya. juga “art material”, hal tersebut merupakan
tantangan tersendiri bagi arsitek dalam
2. Disain Konstruksi Bangunan mengoptimalkan pemakaian “bata lempung”.
Karena bata lempung mempunyai karakter
yang berbeda dengan bata merah, disain
konstruksinya juga berbeda, berikut secara DAFTAR PUSTAKA
umum disain tersebut:
• Melebarkan sosoran untuk melindungi -----------, Learning from tradition, Basin, August
dinding dari air hujan yang berlebihan. No.12.,SKAT, Swiss, 1996.
• Pemasangan lajur besi pada tiap jarak 1 m
pada dinding dan pada sudut-sudut dinding Acetta, Construction en terre, Sciences des
untuk mengatasi gempa, karena dinding Materiaux INSA.LYON, France, 1989.
pemikul rawan gempa. Pemasangan lajur
Astrand Johny, Blockmaking machines for soil
tersebut pada bagian blok yang berlubang
yang dibuat khusus dan dipasang pada bagian blocks, Sadel–Arskitektur I, Lund –
pembesian dan sudut-sudut dinding. sweden,. 1086.
• Peninggian pondasi setinggi minimal 30 cm Doat, Hays, Houben, Construire en terre,
dari muka tanah, untuk menjauhkan dinding Gamma, Paris –France, 1985.
“bata lempung” bagian bawah dari air yang
tergenang atau pantulan air hujan.dari tanah. ESCAP-United Nations, Building Materil and
• Mengatur modul blok terhadap panjang Construction Technology for Low Cost
dinding agar tidak terjadi adanya sisa blok. Housing in Developping Country, building
technology series, Bangkok – Thailand,
1989.
KESIMPULAN
Herbert Mathissen, Earth as Construction
• “Bata lempung” tidak merusak lingkungan, Materials for development Work ,
tidak menghasilkan polusi udara akibat Misereor, Aachen-Germany, 1995.

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra 139
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 29, No. 2, Desember 2001: 134 - 140

Kenneth Sandin, Mortars for Masonry and


Rendering Choice and Application,
Building Issues, Lund Center for Habitat
Studies. Lund – Sweden, 1995.
Noerwasito Totok, Perencanaan Rumah Dengan
Bahan Bangunan Tanah, proceding
seminar hasil terbaru penelitian bahan,
PAU-GAMA, Yogyakarta, 1993.
Noerwasito Totok, Dinding Tanah Pada Rumah
Sederhana Dengan Kondisi Iklim Tropis
Lembab di Indonesia, Laporan penelitian,
Puslit-ITS, 1996.
Noerwasito Totok, Bata Tanah Liat Ijuk , Paten
Dirjen HaKI, Januari 2001, No. Pendaft.
P002001 00053.
Rigassi Vincent, Blocs de terre Comprime,
Manuel de production CRA-Terre – EAG,
Grenoble, France, 1995.
Stulz Roland and Kiran Mukerji, Appropriate
Building Materials, Third Revised Edition,
SKAT Publications, Switzerland, 1993.

LAMPIRAN

140 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

You might also like