Professional Documents
Culture Documents
ORGANISASI, DEPARTEMENSI
1.PENGORGANISASIAN
Dalam kehidupan nyata, orang-orang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama, kegiatan yang dilakukan tersebut
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa
disebut dengan istilah “organisasi”. Organisasi dalam hal ini bisa
terdapat pada badan usaha, instansi pemerintah, lembaga
pendidikan, militer, kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan
olah raga.
TEORI-TEORI ORGANISASI
1. Teori birokrasi :
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam buku “The
Protestant Ethic and Spirit of Capitalism”.
Karakteristik birokrasi menurut Weber adalah :
- Pembagian kerja yang jelas
- Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
- Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
- Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
- Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban
posisi para pemegang jabatan
- Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
2. Teori Administrasi :
Teori ini dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan
Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori
administrasi yaitu :
- Pembagian kerja
- Wewenang dan tanggung jawab
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan pengarahan
- Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai scalar
- Aturan
- Keadilan
- Kelanggengan personalia
- Inisiatif
- Semangat korps
Teori fungsionalisme Fayol yaitu : perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan.
3. Manajemen ilmiah
Manajemen ilimiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “a
bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
b. Teori organisasi neoklasik
2. STRUKTUR ORGANISASI
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi
diolah. Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja,
standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi
yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output
akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan
mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan struktur perusahaan.
4. Besarnya satuan oraganisasi dan satuan kerja mempengaruhi
struktur organisasi.
1. Spesialisasi kegiatan
2. Koordinasi kegiatan
3. Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
Kebaikannya :
• Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada
pada satu tangan.
• Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan
berhubungan langsung dengan bawahan.
• Proses pengambilan keputusan cepat.
• Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang
rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan
malas.
• Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
• Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia
tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan
terancam kehancuran.
• Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
• Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
Kebaikannya :
• Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil,
serta apapun tujuan perusahaan
• Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan
pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli.
• Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat
ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
• Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat
pula.
• Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang
yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu
tangan.
• Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang
terperinci.
• Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya
disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
• Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi
tidak saling mengenal.
• Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf,
karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-
sendiri padahal kewenangannya berbeda.
• Kesatuan komando berkurang.
• Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan
adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional
4. Organisasi Panitia
Kebaikannya :
• Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam
pembahasan yang dalam dan terperinci.
• Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
• Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
• Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang
berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
• Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya
sama.
• Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan,
karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.
1. Organisasi Statis
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang
terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
2..Organisasi Dinamis
Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan
skema organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan
wewenang, tugas dan tanggung jawab.
3. Organisasi Formal
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan
secara rasional.
4.Organisasi Informal
Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi
akhirnya mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan
fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
DEPARTEMENTASI
(DEPARTEMENTATION)
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-
satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan
cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan
departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk
membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi
yang paling umum dan bentuk dasar departementasi. Organisasi
fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan
bentuk dasar departementalisasi. Gambar 6.1 menunjukkan
departementalisasi fungsional yang digunakan pda tingkatan
manajemen puncak dalam membagi empat fungsi utama bisnis-
produksi, pemasaran, keuangan dan personalia (kepegawaian).
Kebaikannya :
• Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama
• Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
• Memusatkan keahlian organisasi
• Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap
fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
• Menciptakan konflik antar fungsi
• Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
• Umpan balik yang lambat
• Memusatkan pada kepentingan tugasnya
• Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departementasi Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah,
langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang,
memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Organisasi
divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar
produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. Setiap
departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau
sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti bila
jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-
metoda pemasaran yang sangat
3. Departemensi Proyek
Kelebihan
• Manajer proyek (MP) mempunyai wewenang penuh untuk
mengelola proyek.
• Semua anggota tim proyek secara langsung bertanggungjawab
terhadap manajer proyek.
• Rantai komunikasi menjadi pendek, yakni antara manajer proyek
dengan eksekutif secara langsung.
• Bila ada proyek yang sejenis berturut‐turut, organisasi ini bisa
memanfaatkan para ahli yang sama sekaligus melakukan kaderisasi
dalam penguasaan teknologi tertentu.
• Karena kewenangan terpusat, kemampuan untuk membuat
keputusan bisa cepat dilakukan.
• Adanya kesatuan komando.
• Bentuk ini cukup simpel sehingga mudah dilaksanakan.
• Adanya dukungan secara menyeluruh terhadap proyek.
Kelemahan
• Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus
dikerjakan, biasanya setiap proyek akan mengusahakan sendiri
sumberdaya, sehingga terjadi duplikasi usaha dan fasilitas.
• Struktur ini akan menambah biaya yang cukup mahal bagi
Organisasi induk, karena biasanya akan berdiri sendiri dengan staf
yang penuh.
• Sering kali manajer proyek menumpuk sumberdaya secara
berlebihan untuk mendapatkan dukungan teknis dan teknologi
sewaktu-waktu diperlukan.
• Bila proyek selesai akan terjadi masalah tentang bagaimana
nasib
pekerja proyek yang ada.
• Ketidakkonsistenan prosedur bisa sering terjadi dengan memakai
alas an “memenuhi permintaan klien”.
Memilih Bentuk Organisasi Proyek
• Frekuensi adanya y proyek baru : berapa sering suatu
perusahaan mendapat proyek dan sejauh mana perusahaan induk
tersebut terlibat dengan aktivitas
proyek.
• Berapa lama proyek berlangsung
• Ukuran proyek: tingkat pemakaian tenaga kerja, modal dan
sumberdaya
yang dibutuhkan.
• Kompleksitas hubungan : jumlah bidang fungsional yang terlibat
dalam proyek dan bagaimana hubungan ketergantungannya.
4. Departemensi Matriks.
Kelemahan :
• Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang
kontradiktif
• Memerlukan koordinasi vertical dan horizontal.
• Memerlukan lebih banyak keterampilan antar pribadi.
• Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki.
• Sangat mahal untuk diimplentasikan.
• Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah
perdebatan daripada kegiatan.
Matriks dan organisasi proyek murni cocok untuk proyek berskala
menengah dan besar, kompleksitas tinggi, beresiko tinggi, batasan
waktu ketat.
PETA ORGANISASI
Fungsi-fungsi pekerjaan para karyawan perlu dibagi-bagi antara mereka dan dikombinasi dengan
cara-cara yang logis. Para pekerja yang mempunyai fungsi-fungsi yang berkaitan satu sama lain,
biasanya berkecimpung dalam bidang kerja yang sama. Mereka pun merupakan sebuah unit
kerja. Efisiensi arus pekerjaan tergantung pada integrasi secara berhasil dari berbagai macam
unit didalam organisasi yang bersangkutan. Pembagian kerja dan kombinasi-kombinasi tugas-
tugas secara logis menyebabkan timbulnya struktur-struktur departemen logis dan struktur-
struktur subunit-subunit.
Sewaktu sebuah perusahaan mengalami pertumbuhan, maka jumlah unit-unit kerja dan subunit-
subunit bertamabah, dan lapisan-lapisan supervise ditambahkan. Para manajer dan para bawahan
makin dipisahkan dari hasil akhir kegiatan-kegiatan mereka. Maka, mereka memerlukan suatu
gambaran yang jelas tentang bagaimana aktifitas-aktifitas dapat disesuaikan dengan gambaran
besar. Hal itu tentang apa organisasi mereka dan apa yang dilakukan organisasi tersebut.
Disamping itu, dapat dikatakan bahwa apabila seseorang perlu menangani problem tertentu, peta
yang ada dapat menunjukan dimana orang tersebut dapat ditemukan. Akhirnya, dapat dikatakan
pula bahwa proses penyusunan peta organisasi memungkinkan para manajer melacak
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan keorganisasian. Misalnya, sumber konflik
potensial atau bidang-bidang dimana terdapat adanya duplikasi yang tidak perlu.
Lima macam aspek pokok dari struktur keorganisasian
1. Pembagian kerja, masing-masing kotak mewakili seorang individu, atau subunit yang
bertanggung jawab tehadap bagian tertentu dari beban kerja organisasi yang bersangkutan.
2. Para manajer dan pihak bawahan, garis-garis pada peta organisasi menunjukan rantai komando
(siapa yang bertanggung jawab terhadap siapa-siapa bawahan dan siapa-siapa atasan).
3. Tipe pekerjaan yang sedang dilaksanakan, lebel-lebel atau deskripsi-deskrpsi untuk kotak-
kotak yang ada menunjukan tugas-tugas kerja organisasi tersebut yang berbeda-beda atau
bidang-bidang tanggung jawab.
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan, Seluruh peta menunjukkan berlandaskan-
berlandaskan apa, aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan dipisah-pisahkan (Misalkan,
berdasarkan landasan fungsional atau landasan regional).
5. Tingkat-tingkat manajemen, Sebuah peta menunjukan bukan saja manager-manager individual
dan pihak bawahan, tetapi pula disajikan olehnya seluruh hierarki manajemen. Semua orang
yang merupakan bawahan individu yang sama berada pada tingkat manajemen sama, terlepas
dari apakah mereka muncul atau tidak pada peta yang ada.
STRUKTUR ORGANISASIAN
Menurut James A.F. Stoner dan R. Edward Freeman, departemen suatu organisasi secara formal
dapat distruktur berdasrkan tiga macam cara, yakni distrukturkan dalam :
• Fungsi
• Produk/Pasar
• Bentuk Matriks
Organisasi-organisasi yang distruktur berdasrkan fungsi menyatukan dalam suatu departemen,
semua pihak yang terlibat pada aktivitas tertentu atau berbagai macam aktivitas yang berkaitan
satu sama lain. Sebagai contoh, dapat dikatakan bahwa sebuah organisasi yang dibagi
berdasarkan fungsi memiliki departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen
penjualan secara terpisah. Seorang menejer penjualan pada organisasi demikian diberi tanggung
jawab terhadap penjualan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan.
Organisasi yang distruktur berdasarkan produk produk atau pasar, yang sering pula dinamakan
orang organisasi berdasarkan devisi, menyatukan dalam semua unit kerja, semua pihak yang
terlibat dalam bidang produksi dan pemasaran sesuatu produk, atau kelompok produk yang
berkaitan satu sama lain. Ini disatukan pada wilayah geografis tertentu atau yang berhubungan
dengan tipe pelanggan tertentu. Sebagai contoh, dapat terlihat bahwa organisasi yang
bersangkutan mencakup devisi-devisi kimia, deterjen dan kosmetik yang terpisah. Masing-
masing pimpinan devisi bertanggung jawab terhadap produksi, pemasaran, dan aktivitas-aktivitas
penjualan seluruh unitnya.
Pada organisasi matriks, terdapat dua macan tipe desain secara simultan. Departemen-
departemen fungsi permanent, memiliki otoritas bagi performa, dan standar-standar professional
unit-unit mereka. Diciptakan pula tim-tim proyek sesuai kebutuhan untuk melaksanakan
program-program spesifik. Anggota-anggota tim tersebut diambil dari berbagai departemen
fungsional, Mereka bertanggung jawab terhadap seorang menejer proyek. Menejer proyek
bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap hasil pekerjaan tim tersebut.
Banyak perusahaan yang memproduksi pesawat-pesawat terbang, yang mengandalakan diri pada
pekerjaan kontrak, memanfaatkan metrics demikian. Ketiga macam tipe desain organisasi
memiliki keuntungan maupun kerugian.
ORGANISASI FUNGSIONAL
James A.F. Stoner dan R. Edward Freeman, sebuah organisasi fungsional merupakan sebuah
bentuk departemensasi. Setiap orang terlibat dalam sebuah kegiatan fungsional, seperti kegiatan
pemasaran atau keuangan, yang dikelompokkan ke dalam satu unit.
Organisasi fungsional merupakan bentuk departementasi yang paling mendasar serta yang paling
logis, yang menawarkan asortimen produk terbatas. Hal itu karena sumber-sumber daya
terspesialisasi dimanfaatkannya secara efisien.
Keuntungan lain dari sebuah struktur fungsional adalah membuat pekerjaan supervise menjadi
lebih mudah. Hal itu karena masing-masing manajer harus menjadi eksper dalam bidang sempit
keterampilan-keterampilan. Di samping itu, dapat dikatakan bahwa sebuah struktur yang
difungsionalisasi menyebabkan lebih mudah untuk memobilisasi keterampilan-keterampilan
terspesialisasi, dan membawanya ke bidang yang paling memerlukan.
Di dalam sebuah struktur organisasi tidak terlepas dari prinsip-prinsip organisasi. Salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization
of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1) Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2) Prinsip Skala Hirarkhi,
3) Prinsip Kesatuan Perintah,
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang,
5) Prinsip Pertanggungjawaban,
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7) Prinsip Rentang Pengendalian,
8) Prinsip Fungsional,
9) Prinsip Pemisahan,
10) Prinsip Keseimbangan,
11) Prinsip Fleksibilitas,
12) Prinsip Kepemimpinan.
Daftar Pustaka
- Prof. Dr. J. Winardi, S.E, Teori Organisasi dan Keorganisasian, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003.
- AM. Willms (1965), Organization of Canadian Government Administration, Ottawa.
- Yayat Hayati Djatmiko (2002), Perilaku Organisasi, Alfabeta- Bandung
- www.gaisol.com
STRUKTUR ORGANISASI
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarlisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
1. strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang
dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2. teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-
barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
3. anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun dan
cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi.
4. ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat
mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan
semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
Unsur-unsur struktur organisasi teriri dari: (1) Spesialisasi kegiatan; (2) Standardisasi
kegiatan; (3) Koordinasi kegiatan; (4) Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan; (5)
Ukuran satuan kerja.
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang
dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut:
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau matriks
Departementalisasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan
organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya:
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi.
Kelemahannya:
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana
tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini
dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan
usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran,
transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan
pengelompokkan penjualan, pelayanan.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci:
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian
tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas.
3. Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.
Kelemahan-kelemahan struktur divisional secara terperinci:
1. Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
2. Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.
Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid
design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi
lainnya. Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan
kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.
Kebaikan organisasi matriks. Berbagai kebaikan organisasi dapat diperinci:
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manager-manager fungsional
2. Membebaskan manajeman puncak untuk perencanaan.
3. Menstrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang
bermacam-macam dengan orientasi proyek.
Kelemahan-kelemahan organisasi matriks adalah:
1. Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki.
2. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
3. Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan antar pribadi.
4. Sangat mahal untuk diimplementasikan.
5. Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan
ORGANISASI INFORMAL
Organisasi informal memainkan peranan penting dalam dinamika perilaku organisasi.
Perbedaan pokok antara organisasi formal dan informal adalah:
1. Hubungan-hubungan antar pribadi
2. Kepemimpinan
3. Pengendalian perilaku
4. Ketergantungan
Fungsi-fungsi yang dilaksanakan, antara lain:
1. Menetapkan, memperkuat, dan meneruskan norma-norma dan nila-nilai sosial budaya penting
para anggota kelompok
2. Memberikan dukungan terhadap tujuan organisasi dan bantuan terhadap pelaksanaan tugas
manajer.
3. Menstimulasi komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan.
Memberikan kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidk dapat diberikan oleh organisasi
formal.