You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI HISTOLOGI HEWAN

PENGAMATAN ANATOMI EKSTERNAL DAN INTERNAL IKAN


NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh:

Angga Fatchulloh A.
105090100111009

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
PENGAMATAN ANATOMI EKSTERNAL DAN INTERNAL IKAN
NILA (Oreochromis niloticus)

Ariefudin, Angga F., Jurusan Biologi, Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya,
Malang.

ABSTRAK
Pisces merupakan Gnathostomata yang memiliki tubuh
yang ditutupi oleh sisik tulang dermal. Hewan ini
memiliki anggota gerak yang berpasangan berupa sirip,
kepala berhubungan langsung dengan tubuh dan pada
umumnya tidak mempunyai gerakan bebas, tidak
mempunyai dermal internal. Pisces berdasarkan
rangkanya dibagi menjadi 2 kelas yaitu Chondricthyes
dan Osteichcthyes. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui, mempelajari, dan memahami bentuk,
struktur, fungsi serta susunan alat tubuh pada Pisces.
Praktikum diawali dengan mengamati anatomi luar ikan.
Metode selanjutnya bagian dorsum ikan dipegang,
kemudian diseksi dengan digunting arah longitudinal
mulai dari anus sampai ventral aparatus opercularis.
Selanjutnya, seksi dilanjutkan ke arah dorsal mulai dari
ujung pangkal pemotongan longitudinal. Ikan yang telah
diseksi, difiksasi dengan jarum masing-masing pada
bagian dorsum, venter, dan cauda. Bagian dinding yang
dibuka dipegang dengan pinset, dan kemudian digambar
organ-organ yang diamati serta ditentukan fungsinya
masing-masing. Berikut bagian-bagian yang diamati :
Pneumatocyst, Cor, Branchia, Gonad, Ventriculus, Hepar,
Vesica fellea, Spleen, dan Ren. Ikan merupakan
organisme vertebrata yang hidup di air. Tubuh ikan
terdiri dari tiga bagian besar yaitu caput, truncus, dan
cauda. Bentuk, struktur, fungsi serta susunan alat pada
Oreochromis niloticus hampir sama dengan jenis pisces
lainnya, hanya ada beberapa perbedaan seperti bentuk
atau tipe cauda yang berbentuk homocercal, pinna terdiri
dari 5 jenis yaitu pinna pectolaris, pinna ventralis,
pinna dorsalis, pinna analis, dan pinna caudalis serta
squama yang berjenis ctenoid.

Kata kunci: Pisces, Oreochromis niloticus, eksternal,


internal

BAB I
Pendahuluan
1.1Latar belakang
Pisces merupakan Gnathostomata yang memiliki
tubuh yang ditutupi oleh sisik tulang dermal. Hewan
ini memiliki anggota gerak yang berpasangan berupa
sirip, kepala berhubungan langsung dengan tubuh
dan pada umumnya tidak mempunyai gerakan bebas,
tidak mempunyai dermal internal. Umumnya,
bernafas dengan insang, memiliki lima lengkung
insang, lidah jika ada letaknya pada dasar mulut,
tidak dapat bergerak bebas, tidak mempunyai
kantung allantoik dan hidup di air. Pisces berdasarkan
rangkanya dibagi menjadi 2 kelas yaitu Chondricthyes
dan Osteichcthyes (Anonymous, 2010). Pisces
memiliki ciri-ciri yang komplek, maka pentingnya
praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui,
mempelajari, dan memahami bentuk, srtuktur, fungsi
serta susunan alat tubuh pada Pisces.

1.2Permasalahan
Permasalahan yang akan menjadi bahasan pada
praktikum ini adalah Bagaimanakah bentuk, srtuktur,
fungsi serta susunan alat tubuh pada Pisces?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami
bentuk, srtuktur, fungsi serta susunan alat tubuh pada
Pisces.

1.4Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengenali istilah –
istilah anatomi yang sering digunakan.
2. Mahasiswa mampu mengenali spesies-
spesies pisces setelah mengamati secara
ekternal dan internal.

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pisces
Pisces hidup di air. Pisces disebut hewan
poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah
dingin), yaitu terpengaruh suhu di sekelilingnya.
Tubuh terbagi atas kepala dan badan; atau kepala,
badan, ekor. Kulit (cutis) terdiri atas dermis dan
epidermis, pada umumnya bersisik dan berlendir. Ada
4 sisik yaitu, sikloid, stenoid, plakoid, dan ganoid
(Raven et al, 2005).
Tubuh ikan terdiri dari tiga bagian besar yaitu
caput, truncus, dan cauda. Bentuk, struktur, fungsi
serta susunan alat pada Cyprinus carpio hampir sama
dengan jenis pisces lainnya, hanya ada beberapa
perbedaan seperti bentuk atau tipe cauda yang
berbentuk homocercal, pinna terdiri dari 5 jenis yaitu
pinna pectolaris,pinna abdomenalis, pinna dorslais,
pinna analis, dan pinna caudalis serta squama yang
berjenis cycloid ( Hickman et al, 2001).
Pada tiap sisi ikan, memanjang dari operculum di
belakang mata ke dasar ekor yang disebut lateral
line. Lateral line dikhususkan sebagai sistem organ
panca indera yang mendeteksi getaran dan arus air.
Hal ini membantu ikan untuk beradaptasi,
menghindari hambatan dalam air, dan untuk
menyelamatkan diri dari predator (Lytle dan Meyer,
2005)

2.2 Insectio
Ikan nila (Oreochromis niloticus) diletakkan pada
papan bedah untuk diamati. Hasil pengamatan
kemudian digambar dan diberi keterangan gambar

2.3 Sectio
Untuk mengetahui organ dalam ikan dilakukan
seksi dengan hati-hati agar tidak merusak bagian-
bagiannya seperti pada saat memasukkan bagian
gunting yang tumpul pada rongga tubuh. Tidak boleh
menembus atau memotong tali yang menghubungkan
usus dengan organ lainnya. Seksi dilakukan mulai dari
anus ke bagian perut dan sebagian kepala. Agar
insang tampak, maka tulang di sekitar lengkung
insang dipotong Pindahkan dinding tubuh ikan yang
telah diseksi untuk mempermudah melihat organ
dalamnya (Whitman, 2004).

2.4 Anatomi Internal Pisces


2.4.1 Sistem Pencernaan
Alat pencernaan pada ikan dibedakan menjadi dua
yaitu: tractus digestivus (saluran pencernaan) dan
glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus
digestivus terdiri dari cavum oris yang tersusun atas
lingua dan kelenjar mukosa, pharynk, esophagus
(kerongkongan), ventriculus (perut besar/ lambung); dan
intestinum (usus). Sedangkan glandula digestoria terdiri
dari hepar (hati), vesica fellea (kantung empedu), dan
pankreas.

2.4.2 Sistem Urogenital


Sistem urogenitalnya terbagi menjadi dua yakni
organa genitalia, dan organa uropoetica. Organa
genitalia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni jantan
dan betina. Sedangkan organ uropoetica terbagi menjadi
dua, yakni mesonephros (ginjal) dan ductus
mesonephridicus (ureter).

2.4.3 Sistem Pernafasan


Sistem pernapasan pada ikan yaitu menggunakan
insang. Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh
operkulum yang dapat menyaring air yang masuk
melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat
dihindarkan. Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air
dengan cara menyaring air yang masuk melalui mulut
dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air
menggunakan insang dan juga menggunakan tulang atau
struktur aksesoris pernapasan (Pough,et al, 2005).

2.4.4 Sistem Peredaran Darah


Sistem Peredaran darah pada ikan terdiri atas cor
(jantung) dan vasa (pembuluh darah). Bagian – bagian
cor seperti sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus
anterious.

2.3.5 Sistem Rangka


Sistem rangka dibedakan menjadi eksoskeleton
dan endoskeleton. Eksoskeleton berupa sisik pada ikan.
Endoskeleton berupa columna vertebralis, dan vertebra
bagian cranial berupa corpus, neurapophysis, arcus
neuralis, spina neuralis, haemophysis, dan costa.
Sedangkan vertebrata bagian caudal terdiri atas kedua
arcus haemalis yang bersatu.
2.4.6 Sistem Otot
Sistem otot pada ikan tampak tersusun melingkar
membentuk seperti concentric. Coni musculi membentuk
myomer, yg dipisahkan myocommata dan terbagi
menjadi dua daerah oleh suatu septum.

2.4.7 Sistem Saraf


Sistem saraf pada ikan umumnya terdiri atas
sistem saraf pusat (sistema nervosum central) dan
sistem saraf tepi (systema nervosum periphericum) yang
terdiri atas nervi craniales dan nervi spinales.

2.5 Anatomi Eksternal Pisces


2.5.1 Caput
Bagian caput atau kepala terdapat tulang
operculum yang menutupi insang dan saluran besar.
Bagian kepala terdiri dari 2 lubang hidung, 2 mata besar ,
mulut dan gigi. Tulang operculum menutupi insang pada
setiap sisi kepala. Setiap operculum memiliki 4 insang.
Operkulum melekat di bagian dorsal kepala. Namun
terbuka pada bagian belakang (bagian lebih ventral)
(Lytle, 2005).

2.5.2 Truncus
Ikan nila atau O. niloticus L. betina memiliki satu
lubang urogenital, namun jantannya lubangnya terpisah
antara lubang genital dengan lubang urinnya. Siripnya
bersinar / mengkilap dan dilapisi membran yang licin.
Sirip tersebut berfungsi menjaga kestabilan ikan dan
mengatur pergerakannya. Pada setiap ikan,
operkulumnya timbul lateral line yang merupakan sistem
organ sensori khusus yang dapat mendeteksi getaran
dan arus dalam air yang terdapat disepanjang belakang
mata sampai ekor. Organ ini dapat membantu ikan
dalam menghindari predator dan melewati rintangan
dalam air (Lytle, 2005).

2.5.3 Cauda
Bagian ini merupakan perpanjangan dari anus ke
bagian posterior. Umumnya, bentuk ekor tidak simetris,
dengan bagian dorsal yang panjang dan cuping vebntral
kecil yang dipisahkan oleh takik. Bentuk ekornya
homocercal, memiliki rongga yang sama dan muncul
secara simetris (Kardong, 2002).
Kulit memproduksi sisik yang menutupi permukaan
tubhnya. Setiap sisik dibentuk dalam kantung epidermis.
Tumbuhnya terus-menerus selama ikan tersebut masih
hidup dan tidak mengalami regenerasi apabila
mengalami kerusakan atau hilang. Waktu
pertumbuhannya bergantung pada simpanan material
baru disekitar pinggir atau tepi insang, sehingga ilmuwan
dapat mengetahui umur ikan tersebut dari lingkaran atau
cincin pada sisik (Lytle, 2005)

BAB III
Metode Praktikum
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “PENGAMATAN ANATOMI EKSTERNAL
DAN INTERNAL IKAN NILA (Oreochromis niloticus)”
dilakukan pada hari Senin, 14 Maret 2011 pada pukul
12.05-16.05 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi
Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada praktikum ini
adalah gunting, jarum pentul, pinset, papan bedah,
dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus).

3.3 Insectio
Anatomi eksternal ikan nila (Oreochromis niloticus)
diamati, dicatat, dan digambar dari bagian caput
(kepala), truncus (tubuh), dan cauda (ekor).

Ikan nila
(Oreochromis
niloticus)
Diamati struktur anatomi
eksternal ikan

Digambar

Hasil
pengamatan
3.4 Sectio
Ikan nila
(Oreochromis
niloticus)
Dipegang pada bagian dorsum

Diseksi dengan gunting ke arah


longitudinal mulai dari
anus sampai ventral aparatus
opercularis

Diseksi lagi dilanjutkan ke arah dorsal


mulai dari ujung
pangkal pemotongan longitudinal

Difiksasi dengan menggunakan jarum


pentul masing-
masing pada bagian dorsum, venter,
dan cauda.

Bagian dinding yang dibuka dipegang


dengan pinset

, Organ-organnya diamati dan ditentukan


fungsinya masing-masing.
Organ-organnya : Pneumatocyst, Cor,
Branchia, Gonad,
Ventriculus, Hepar, Vesica fellea,
Spleen, dan Ren.
Digambar
Hasil
pengamatan
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisis Prosedur


Peralatan yang digunakan pada praktikum ini
adalah gunting, jarum pentul, pinset, papan bedah, dan
alat tulis. Bahan yang digunakan adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus).

4.1.1 Insectio
Ikan nila (Oreochromis niloticus) diletakkan pada
papan bedah untuk diamati. Hasil pengamatan kemudian
digambar dan diberi keterangan gambar

4.1.2 Sectio
Untuk mengetahui organ dalam ikan dilakukan
seksi dengan hati-hati agar tidak merusak bagian-
bagiannya seperti pada saat memasukkan bagian
gunting yang tumpul pada rongga tubuh. Tidak boleh
menembus atau memotong tali yang menghubungkan
usus dengan organ lainnya. Seksi dilakukan mulai dari
anus ke bagian perut dan sebagian kepala. Agar insang
tampak, maka tulang di sekitar lengkung insang dipotong
Pindahkan dinding tubuh ikan yang telah diseksi untuk
mempermudah melihat organ dalamnya (Whitman,
2004).

4.2 Analisis Hasil


4.2.1 Struktur anatomi eksternal ikan nila
Setelah dilaksanakannya praktikum, dapat
diketahui bahwa ikan terbagi menjadi 3 bagian, yakni
caput (kepala), truncus (tubuh) dan cauda (ekor). Pada
bagian caput, terdiri atas organon visus, nostril, rostrum,
cavum oris, dan apparatus operculum yang tersusun atas
os opercularis, os dorsal opercularis dan os
subopercularis. Dan bagian truncus terdiri dari pinna
pektoralis, pinna ventralis, squama, pinna dorsalis, linea
lateralis, anus dan pinna analis. Bagian cauda terdiri atas
pinna caudalis.

Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Eksternal Ikan Nila


(O.nilaticus L.)

Keterangan :
A.
B.
C
a. g.
b. h.
c. i.
d. j.
e. k.
f.

Gambar 4.2 Struktur eksternal ikan


(www.michellehenry.fr, 2008)
4.2.2 Sisik (Squama)
Sisik atau squamma terdiri dari beberapa jenis, yakni :
cycloid, ctenoid, placoid dan ganoid.
Placoid hanya terdapat pada ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut hampir seperti
duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur
sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari
epidermis. Susunannya hampir seperti gigi manusia. Pulp
(bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf
yang berasal dari dermis. Sisik placoid sering disebut
juga dermal denticle. Gigi ikan hiu merupakan derivat
dari sisik.

Ganoid hampir sama dengan sisik cosmoid, terdiri


dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dinamakan
ganoine yang materialnya terdiri dari garam-garam
anorganik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine,
dan lapisan paling dalam adalah isopedine.
Cycloid dan Ctenoid terdapat pada golongan ikan
Teleostei (bertulang sejati sempurna), dimana masing-
masing terdapat pada golongan ikan bejari - jari sirip
lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari
sirip keras (Acanthopterygii). Dibandingkan dengan
ketiga sisik terdahulu, kedua sisik ini kepipihannya sudah
tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparan, dan
tidak mengandung dentine maupun enamel.
Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun
bawah.

Gambar 4.3 Hasil Pengamatan squama ikan Nila


(O.nilaticus L)
Gambar 4.4 Squama type (fishanatomy.pdf, 2003)

Berdasarkan perbandingan literatur dan hasil


pengamatan dapat dilihat bahwa sisik atau squama ikan
Nila (O.nilaticus L.) termasuk sisik jenis ctenoid.

4.3 Struktur Anatomi Internal Ikan


Gambar 4.5 Anatomi Internal Ikan
(Michellehenry.fr, 2008)

Gambar 4.6 Hasil Pengamatan Internal Ikan Nila


(O.nilaticus L.)
Keterangan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j

4.3.1 Sistem Pencernaan


Alat pencernaan pada ikan dibedakan menjadi dua
yaitu: tractus digestivus (saluran pencernaan) dan
glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus
digestivus terdiri dari cavum oris yang tersusun atas
lingua dan kelenjar mukosa, pharynx, esophagus
(kerongkongan), ventriculus (perut besar/ lambung); dan
intestinum (usus). Sedangkan glandula digestoria terdiri
dari hepar (hati), vesica fellea (kantung empedu), dan
pankreas.

4.3.2 Sistem Urogenital


Sistem urogenitalnya terbagi menjadi dua yakni
organa genitalia dan organa uropoetica. Organa genitalia
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni jantan dan
betina. Sedangkan organa uropoetica terbagi menjadi
dua, yakni mesonephros (ginjal) dan ductus
mesonephridicus (ureter).

4.3.3 Sistem Pernafasan


Sistem pernapasan pada ikan yaitu menggunakan
insang. Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh
operculum yang dapat menyaring air yang masuk melalui
mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat
dihindarkan. Ikan mengambil oksigen terlarut dalam air
dengan cara menyaring air yang masuk melalui mulut
dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air
menggunakan insang dan juga menggunakan tulang atau
struktur aksesoris pernapasan (Pough,et al, 2005).

4.3.4 Sistem Peredaran Darah


Sistem Peredaran darah pada ikan terdiri atas cor
(jantung) dan vasa (pembuluh darah). Bagian – bagian
cor seperti sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus
anterious.

4.3.5 Sistem Rangka


Sistem rangka dibedakan menjadi eksoskeleton
dan endoskeleton. Eksoskeleton berupa sisik pada ikan.
Endoskeleton berupa columna vertebralis, dan vertebra
bagian cranial berupa corpus, neurapophysis, arcus
neuralis, spina neuralis, haemophysis, dan costa.
Sedangkan vertebrata bagian caudal terdiri atas kedua
arcus haemalis yang bersatu.

4.3.6 Sistem Otot


Sistem otot pada ikan tampak tersusun melingkar
membentuk seperti concentric. Coni musculi membentuk
myomer, yg dipisahkan myocommata dan terbagi
menjadi dua daerah oleh suatu septum.

4.3.7 Sistem Saraf


Sistem saraf pada ikan umumnya terdiri atas
sistem saraf pusat (sistema nervosum central) dan
sistem saraf tepi (systema nervosum periphericum) yang
terdiri atas nervi craniales dan nervi spinales.

BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Ikan merupakan organisme vertebrata yang hidup
di air. Tubuh ikan terdiri dari tiga bagian besar yaitu
caput, truncus, dan cauda. Bentuk, struktur, fungsi serta
susunan alat pada Oreochromis niloticus hampir sama
dengan jenis pisces lainnya, hanya ada beberapa
perbedaan seperti bentuk atau tipe cauda yang
berbentuk homocercal, pinna terdiri dari 5 jenis yaitu
pinna pectolaris, pinna ventralis, pinna dorsalis, pinna
analis, dan pinna caudalis serta squama yang berjenis
ctenoid.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya interaksi
antara praktikan dengan asisten lebih ditingkatkan lagi
dalam hal komunikasi agar praktikan lebih dapat
memahami materi praktikum.
Daftar Pustaka

Anonymous. Upi.edu.file/sistematika vertebrata. Diakses


13 Maret 2011.
http://languageisavirus.com/pet-
names/fish/Fish_anatomy.html diakses pada
tanggal 20 Maret 2011 pukul 02.35
http://www. Michellehenry.fr/pisces/ diakses pada tanggal
20 Maret 2011 pukul
02.40
Lytle, F.Charles dan John R. Meyer. 2005. General
Zoology. McGraw Hill Companies. America.
Pough, F. Harvey, christine M. Jans, John B.
Heiser,2005,Vertebrate Life Seventh edition.-------,
Pearson Education Inc.
Principles of Zoology. McGraw hill Companies, Inc.
America.
Raven, P.H., G.B. Johnson, J.B. Losos, S.R. Singer. 2005.
Biologi 7th ed. Mc Graw hill Companies, Inc. Boston.
Whitman, Kimberley A. 2004. Finfish and Shelfish. Iowa
State Press. Iowa.

You might also like