You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Lebih jauh
lagi, berpikir melibatkan seluruh pribadi manusia, perasaan, dan juga kehendak.
Kegiatan berpikir berarti mengarahkan pada objek tertentu kemudian
menghadirkannya dalam pikiran sehingga muncul gagasan tentang objek tersebut.

Berpikir juga erat kaitannya dengan bernalar dan aktivitas manusia lainnya
karena berpikir merupakan aktivitas mental yang melibatkan banyak obyek dan
persepsi. Hal-hal tersebutlah yang melatarbelakangi penyusun menyusun makalah
berjudul Psikoanalisis.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan dipaparkan mengenai hal-hal yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses berpikir?

2. Bagaimanakah hubungan berpikir dan bernalar?

3. Bagaimanakah hubungan bahasa dan pikiran?

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Umum, juga untuk mengetahui bagaimana teori berpikir manusia.
Selain hal tersebut makalah ini juga bertujuan untuk:

1. Mengetahui Berpikir sebagai Aktivitas Mental

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 1


2. Mengetahui berpikir dan bernalar

3. Mengetahui bahasa dan pikiran

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Berpikir sebagai Aktivitas Mental

Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Lebih


jauh lagi, berpikir melibatkan seluruh pribadi manusia, perasaan, dan juga
kehendak. Kegiatn berpikir berarti mengarahkan pada objek tertentu kemudian
menghadirkannya dalam pikiran sehingga muncul gagasan tentang objek tersebut.

Kegiatan berpikir berarti memaksimalkan mental untuk memahami


sesuatu dan mencari jalan keluar, juga termuat kegiatan meragukan dan
memastikan. Bermikir dimulai dari keragu-raguan, sperti diungkapkan oleh
Charles S.Pierce bahwa dalam berpikir ada dinamika gerak dari adanya gangguan
suatu keraguan (irritation of doubt) atas kepercayaan atau keyakinan yang selama
ini dipegang, lalu terangsang untuk melakukan penyelidikan(inquiry), dan
diakhiri dengan pencapaian suatu keyakinan baru (the attainment of belief).
Kegiatan berpikir juga dirangsang oleh kekakuman dan keheranan.

Perbedaan cara berpikir dan memecahkan masalah merupakan hal yang


nyata dan penting, yang sebagian disebabkan oleh factor pembawaan sejak lahir
dan taraf kecerdasan seseorang. Gaya berpikir dan mutu seseorang juga
dipengaruhi oleh pendidikan formal dan informal( Leavitt, 1978).

Berdasarkan perkembangan pendapat para ahli didapatkan bahwa jenis


pekerjaan atau pendidikan tertentu memberikan dorongan ke arah berpikir yang
lebih mahir dan teliti dalam segi penghayalan, sedangkan yang lain dalam segi
wujud, dan yang lain lagi dalam segi simbol .

Dari kajian tentang cara berpikir analitik dan imaginative didaperoleh


bahwa perbedaaan cara berpikir ini disebabkan oleh kemampuan belahan otak
kanan dan kiri. Belahan otak kiri mempunyai kemampuan bersifat verbal, serial,
dan logis sehingga memungkinkan berpikir analitik. Sedangkan belahan otak

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 3


kanan mempunyai kemampuan menegndalikan separuh sebelah kiri, lebih
emosional, hamper bisu secara verbal, dan lebih holistic sehingga memungkinkan
berpikir imaginative.

Pada hakekatnya, berpikir merupakan perwujudan akal yang dapat


membedakan hal-hal yang baik dengan hal-hal yang tidak baik, yang merupakan
cirri utama manusia.

B. Berpikir dan Bernalar


Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan untuk menarik
kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar bisa
mengambil bentuk induktif, deduktif, ataupun abduktif. Penalaran induktif
merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum (universal) dari
rangkaian kejadian yang bersifat khusus (partikular) . Sebaliknya, penalaran
deduktif merupakan penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau
pernyataan yang berlaku umum. Adapun penalaran abduktif (suatu istilah yang
diperkenalkan oleh Charles S. Pierce) adalah penalaran yang terjadi dalam
merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara 2
atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui. Contohnya kita tahu bahwa
semua pohon semangka di kebun kita adalah semangka nonbiji;sewaktu makan
siang kita mendapat buah semangka non biji. Nah, barangkali semangka yang
disediakan itu diambil dari kebun kita.

Dalam pemakaian sehari-hari, kata berpikir sering disamakan dengan


bernalar. Memang kegiatan bernalar merupakan aspek yang sangat penting dalam
berpikir. Akan tetapi, menyamakan berpikir dengan bernalar, seperti dikatakan
Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran adalah
kegiatan berpikir seturut asas kelurusan berpikir atau sesuai dengan hukum logika .
Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan
yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti benar. Walaupun
penalarannya betul atau sesuai dengan asas asas logika, kesimpulan yang ditarik

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 4


bisa saja salah kalau premis premis yang mendasari penarikan kesimpulan itu ada
yang salah.

Dalam bernalar menalar memang belum ada benar-salah. Yang ada


adalah betul-keliru, sahih atau tak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas asas
logika atau hukum penalaran. Akan tetapi, kalau kegiatan berpikir dimengerti
secara lebih luas dan menyeluruh, mulai dari pencerapan indrawi, konseptualisasi/
proses pemahamam atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan
putusan, dapat saja kita bicara tentang benar-salah dalam berpikir. Penalaran yang
betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat
menunjang kegiatan berpikir yang benar.

C. Bahasa dan Pikiran

Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia. Yang mengakibatkan


penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman yang terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita inginkan.

Ciri-ciri yang terutama dari berpikir adalah adanya abstraksi, abstraksi


dalam hal ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda,
kejadian-kejadian, dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan.

Berpikir dapat dibedakan menjadi 2,berpikir ilmiah dan berpikir


alamiah.berpikir merupakan daya yang paling utama serta ciri yang khas yang
membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berpikir karena manusia
memiliki bahasa sedang hewan tidak. “bahasa” hewan adalah bahasa instink yang
tidak perlu dipelajari dan diajarkan, sedangkan bahasa manusia adalah hasil
kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan.

Menurut Paul Chauchard, kalau kita merendahkan alam pikiran


binatang, itu semata mata karena kita hanya mengenal dari luar, yaitu dari
beberapa reaksi mereka. Kita harus mengadakan eksperimen yang lama,
menggunakan bermacam tes untuk menguji benar-tidaknya pernyataan yang

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 5


kadang kelewat batas yang dibuat oleh”teman teman segolongan binatang
itu”.ketika melihat ekspresi seekor anjing atau simpanse yang menunjukkan bahwa
mereka cerdas dan tahu menahu. Sebaiknya kita cenderung bertanya: karena
kekurangannya, mereka tidak tahu kata-kata untuk mengeluarkan pikirannya.

Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama pada segala sesuatu, baik
yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Semua benda, sifat, pekerjaan , dan hal
abstrak diberi nama. Dengan begitu, segala sesuatu yang pernah diamati dan
dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan tanggapan dan pengalaman, kemudian
diolah (berpikir) menjadi pengertian-pengertian.

Dalam kehidupan sehari hari, mudah sekali diamati bahwa bermula dari
pikiran,lalu tertuang dalam omongan, muncullah sekian banyak efek, baik yang
positif ataupun negatif. Jadi, kebenaran suatu bahasa bukan semata mata terletak
pada susunan gramatikanya saja, tetapi juga pada tata pikir, intensi, implikasi yang
muncul dari sebuah ucapan. Sedemikian eratnya hubungan emosi, pikiran, dan
ucapan, kalau saja kita rekam apa yang kita omongkan salam sehari, lalu kita
transkrip kedalam tulisan, barangkali setiam hari kita menghasilkan monograf
berlembar-lembar, meskipun secara gramatikal tentu banyak ungkapan yang tidak
benar dan banyak pula kata yang diulang-ulang

Pepatah lama mengatakan,”bahasa menunjukkan kualitas pembicara.”


Atau diperluas lagi,”bahasa menunjukkan bangsa.”artinya, kepribadian seseorang
atau suatu bangsa bisa diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang
digemarinya, juga dari karakter bahasa yang ada, karena setiap bahasa memiliki
muatan filsafat yang akan membentuk sifat masyarakatnya, dan pada urutannya,
secara dialektik karakter masyarakat akan membentuk karakter bahasa yang ada.
Ibarat disket computer, bahasa masuk ke system memori lalu bekerja
mempengaruhu program perasaan dan pikiran yang diteruskan outputnya dalam
ucapan dan perilaku.

D. Macam Macam Berpikir

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 6


Berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir autistic (melamun) dan
realistik, contoh autistic adalah menghayal, berfantasi atau wishful thinking.
Dengan berpikir autistic seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat
dunia sebagai gambar gambar fantastis. Adapun berpikir realistik
(reasoning/nalar), adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Menurut Floyd L. Ruch ada 3 macam berpikir realiastis: deduktif, induktif,
dan evaluatif

1.Berpikir Deduktif

Deduktif merupakan sifat deduksi. Kata deduksi berasal dari kata latin
deducere (de berarti ‘dari’ dan kata ducere berarti ‘mengantar’,’memimpin’,)
dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘mengantar
dari suatu hal ke hal lain’sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduksi merupakan
proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju
proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari rumus umum, dapat ditarik
kesimpulan.metode berpikir ini juga disebut berpikir analisis. Reasoning yang
deduktif berasal dari pandangan umum (general conclusion). Sumber filsafat
berfikir seperti ini berasal dari Plato dan Aristoteles.

Contoh berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari 2


pernyataan, yang pertama adalah pernyataan umum. Dalam logika ini disebut
silogisme

Contoh:

Semua manusia akan mati (kesimpulan umum)

Socrates adalah manusia( kesimpuln khusus)

Jadi, Socrates akan mati (kesimpulan deduksi)

Selain contoh diatas, adapula semacam kesimpulan deduksi yang tidak


bisa diterima kebenarannya yang disebut silogisme semu, contohnya:

Semua manusia bernafas dengan paru paru (premis mayor)

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 7


Kerbau bernafas dengan paru-paru( premis minor)

Jadi, kerbau adalah manusia (kesimpulan yang salah)

2.Berpikir Induktif

Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang


bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Berpikir induktif ialah menarik kesimpulan umum dari berbagai
kejadian. Dasarnya adalah observasi. Proses berfikirnya adalah sintesis. Tingkatan
berpikirnya adalah induktif. Jadi jelas, pemikiran semacam ini mendekatkan
manusia pada ilmu pengetahuan.

Berikut adalah contoh berpikir induktif :

Seorang guru mengadakan eksperimen, menanam bijian bersama murid


muridnya; jagung ditanam,tumbuh keatas;kacang tanah ditanam, tumbuh keatas
pula; kacang merah ditanam dengan mata lembahnya disebelah bawah, tumbuh
keatas pula; biji biji yang lain demikian pula. Kesimpulannya: semua batang
tanaman tumbuhnya keatas mencari sinar matahari.

3. Berpikir Evaluatif

Ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu
gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.
Kita menilainya menurut kriteria tertentu

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 8


BAB III

SIMPULAN

Pada hakekatnya, berpikir merupakan perwujudan akal yang dapat


membedakan hal-hal yang baik dengan hal-hal yang tidak baik, yang merupakan cirri
utama manusia. Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja
otak.Kegiatan berpikir berarti memaksimalkan mental untuk memahami sesuatu dan
mencari jalan keluar, juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan.

Bernalar adalah kegiatan untuk menarik kesimpulan dari premis-premis


yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar bisa mengambil bentuk induktif, deduktif,
ataupun abduktif.

Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia. Yang mengakibatkan


penemuan yang terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman yang terarah pada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita inginkan.

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 9


DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Kelompok 4 Psikoanalisis Page 10

You might also like