You are on page 1of 9

Tinjauan umum

1. Lokasi dan kesampaian

Secara administratif wilayah kuasa penambangan (kp) PT.Bara tabang berada

di di daerah sungai petung kecamatan tabang, kabupaten kutai kartanegara, propinsi

kalimantan timur. Dalam peta rupal bumi indonesia skala 1:50.000 daerah ini masuk

dalam peta rupa bumi kalimantan timur. Untuk mencapai wilayah kuasa penambangan

(KP) PT.Bara tabang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda

empat (jalan beraspal) dari samarinda menuju kota bangun sejauh ± 120 km. kemudian

dengan menggunakan speed boat melalui sungai belayan selama±3,5 jam (± 180 km)

hingga desa gunung sari

2. Iklim dan curah hujan

Berdasarkan pengamatan stasiun metereologi di samarinda, wilayah kuasa

penambangan khususnya dan kabupaten kutai kartanegara termasuk beriklim tropis yang

lembab dan panas dengan temperatur udara berkisar antara 21oC – 34oC dengan

kelembaban nisbi rata-rata 70% - 90% setahun.

3. Keadaan geologi

1. Geologi regional

Tatanan geologi wilyah kuasa penambangan secara regional termasuk dalam

cekungan kutai yang terbentuk pada awal tertier. Diawali dengan pengendapan

formasi kihambula pada kala eosen sampai dengan pengendapan formasi kampung

baru pada kala pliosen.

Pada masa miosen tengah dalam cekungan kutai, sub-cekungan mahakam

banyak terbentuk batuan sedimen, dalam lingkungan laut dalam, laut dangkal, lagun,
delta ataupun lingkungan transisi dan paparan. Pada lingkungan pengendapan transisi

dan delta banyak terbentuk lapisan batubara dalam berbbagai ketebalan, karakteristik

dan kualitas, bersama-sama dengan batuan sedimen pembawa batubara (coal bearing

formation). Di daerah ini lapisan batuan penbawa batu bara berupa batulempung.

Pola arah sebaran batuan pembawa batubara, perkembangannya sangat

dipengaruhi oleh struktur geologi regional dan tektonikanya. Struktur geologi dan

tektonika yang berkembang disekitar daerah penyelidikan adalah berupa perlipatan

dengan kelurusan berarah timurlaut – baratdaya (bemmelen, 1949).

Secara setempat ujung-ujung struktur perlipatan tersebut, sebagian ada yang

menunjam, terpotong oleh sesar atau tertimbun oleh batuan yang lebih muda. Struktur

antiklin dan sinklin sebagian besar melipat batuan-batuan sedimen berumur tersier

dan menyingkap batuan malihan dan sedimen yang berumur jauh lebih tua.

2. Geologi Lokal

Wilayah pertambangantermasuk kedalam cekungan Kutai (Kutai Basin) berumur

Miosen. Cekungan Kutai ini dibatasi oleh gunung Meratus di sebelah Selatan dan

Tinggian (high) Kucing di sebelah Utara.

Tatanan geologi daerah penambangan disusun oleh beberapa variasi lithologi yang

terdiri dari perselingan batulanau dengan batupasir dengan sisipan batulempung, juga

ditemukan perselingan batupasir dengan batulanauyang disisipi oleh batulempung dan

batubara, variasi batuan tersebut dapat disebandingkan dengan litologidari Formasi

Balikpapan.

Di sebagian daerah ditemui batupasir halus-kasar, warna putih kekuning-kuningan,

berselang seling dengan batulempung dan batulanau, pada bagian bawah kadang
ditemukan konglomerat dan batupasir-pebble, variasi litologi ini sebanding dengan

formasi Batuayau.

Lithostratigrafi daerah telitian disusun oleh 4 (empat) satuan batuan, yaitu satuan

Batupasir 1 formasi Batuayau, satuan Batulanau 1, satuan Batupasir 2, dan satuan

Batulanau 2 –Formasi Balikpapan

Satuan Batupasir 1

Berkembang dibagian Barat dan Utara. Terdiri dari batupasir halus-kasar, diselingi

Batulanau Pasiran dan Batulempung. Struktur yang dijumpai silang siur, parallel

laminasi, greded bedding dan konglomerat.

Batupasir putih kekuningan, halus- pebble, berlapis, porositas baik, sortasi sedang-

jelek, sedang-keras, sebagian batupasir kwarsa, dan konglomerat. Batulanau abu-abu

gelap, lunak-sedang, sebagian pasiran dan karbonatan. Batulempung abu-abu sampai

abu-abu gelap, lunak, plastis, sebagian karbonan dan berlanau.

Satuan Batulanau 1

Berkembang pada bagian tengah daerah tersebut, membujur dari arah timur bagian

utara, memanjang ke Barat dan membelok keselatan. Batulanau, abu-abu sampai abu-

abu gelap,sebagian pasiran dan lempungan, lunak-sedang, sebagian karbonan.

Diselingi oleh Batupasir dan Batulempung. Struktur yang dijumpai silang siur dan

laminasi. Batupasir, abu-abu cerah sampai kekuningan, lunak-sedang, pasir halus-

sedang, kwarsa, sortasi baik, berlapis, Batulempung, abu-abu sampai abu-abu


kehitaman, sebagian karbonan dan plastis. Kadang ditemukan sisipan batubara tipis

0,15-0,50 m.

Satuan batupasir 2

Penyebaran satuan in tepat ditengah daerah, membujur dari bagian Timur ke Barat

dan membelok Keselatan, dibagian Utara dan sebelah Timur, satuan inimengalami

perselingan yang cukup sering atau rapat oleh Batulempung dan Batulanau, yang

mempunyai ketebalan yang cukup besar berkisar antara 3m sampai 7 m, dan pada

satuan Batupasir ini terdapat lapisan Batubara sebagai perselingan yang mempunyai

ketebalan dari 0,50 m sampai ± 12 m. yaitu seam T1 sampai seam T5. Struktur yang

ada laminasi dan parallel laminasi, dan sering dijumpaistruktur spheroidal

weathering.

Batupasir abu-abu kekuningan, lunak-sedang, ukuran butir halus-kasar, sortasi baik,

sebagian bersifat granular dan lepas, bentuk butir sub rounded- rounded, kwarsa,

sebagian massive dan kadang berlapis baik.

Batulanau abu-abu gelap, sebagian karbonan dan lempungan, lunak-sedang. Dibagian

Utara dan Timur ketebalan mencapai 3 m – 7 m.

Batubara, hitam kusam, kilap lilin, lunak-sedang, sebagian brittle, gores coklat

kehitaman, dijumpai struktur kayu, cleat diagonal dan vertical rapat-sedang, sering

dijumpai nodule resin.

3. Stratigrafi regional
Menurut priyomarsono, dkk (1994), wilayah kuasa penambangan termasuk

kedalam cekungan kutai, yang merupakan cekungan sedimen tersier terbesar dan

terdalam di indonesia, yang berisikan sedimen delta. Cekungan ini mempunyai

cadangan minyak bumi dan batubara yang cukup banyak, sehingga banyak

perusahaan minyak dan perusahaan batubara yang menambang pada cekungan ini

Cekungan ini terbentuk akibat adanya pemekaran selat makassar yang dimulai

pada eosen, sehingga cekungan ini ideal sebagai tempat pengendapan sedimen

terutama batubara dengan pelamparan yang cukup luas. ( priyomarsono,dkk 1994).

Sedimen tersier di cekungan kutai merupakan seri endapan delta, yang terdiri dari

beberapa siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan paparan delta

(delta plain) yang terdiri atas endapan rawa, endapan alur sungai (channel), point bar,

dan tanggul-tanggul sungai. Di tempat yang lebih dalam diendapkan sedimen delta

front dan prodelta. Siklus-siklus endapan delta ini terlihat di cekungan kutai mulai

dari eosen hingga pleistosen, tetapi pada waktu oligo-miosen terdapat

ketidakselarasan akibat adanya pengangkatan di daerah ini ( priyamarsono,dkk 1994)

Stratigrafi regional cekungan kutai di sekitar daerah penyelidikan sesuai dengan

geologi lembar muara ancalong disususn oleh enam formasi batuan sedimen yang

diselingi ketidakselarasan dan satu batuan intrusive, dan endapan rawa yang mulai

terbentuk pada tersier awal.

Secara stratigrafi dari tua ke muda terdiri atas formasi sebagai berikut:

1. Formasi haloq
Formasi ini terdiri dari batupasir kuarsa, halus-kasar, dengan sisipan

batulempung, serpih hitam, napal dan lanau. Umur formasi haloq adalah eosen

tengah-eosen akhir.

Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan anggota batugamping

bioklastik ritan dan di atasnya diendapkan selaras oleh formasi batukelau.

2. Anggota batugamping ritan (bioklastik) formasi haloq

Formasi ini terdiri dari batugamping bioklastik berumur sama dengan formasi

haloq dan berhubungan menjari. Keduanya diendapkan pada lingkungan laut

dangkal- delta atau lagoon.

3. formasi batukelau

Formasi ini terdiri dari shale, batulanau, batulumpur atau batupasir halus-kasar

sebagai penyeling, perlapisan baik dan semua carbonan. Umur formasi

batukelau adalah eosen atas dengan lingkungan pengendapan laut dangkal – delta

atau lagoon. Di atas formasi ini diendapkan selaras oleh formasi batuayau.

3. formasi batuayau

Formasi ini terdiri dari batupasir kuarsa halus-kasar, warna putih kekuningan,

struktur silang siur, berselang seling dengan batulanau dan batulempung. Pada

bagian bawah tedapat bkonglomerat dengan sisipan batubara, di sebagian tempat

formasiini diterobos oleh batuan intrusive andesit.

Umur formasi batuayau diperkirakan eosen atas-oligosen bawah dengan lingkungan

pengendapan laut dangkal-delta. Di atas formasi diendapkan secara selaras oleh formasi

ujohbilang.
5.formasi ujohbilang

Terdiri atas batulumpur menyerpih, warna coklat dan batulempung warna abu-abu

menyerpih, batupasir kuarsa sedang-kasar konglomeratan, warna putih kelabu, pemilahan

baik.

Umur formasi ini oligosen bawah-oligosen tengah dengan lingkungan pengendapan laut

dangkal

6.formasi balikpapan

Di atas formasi pulubalang diendapkan secara selaras batuan sedimen yang terdiri dari

beberapa siklus endapan delta, yang dinamakan formasi balikpapan. Di atasnya ditutupi

oleh batulempung abu abu dengan sisipan batupasir berbutir halus sampai sedang. Ke

atas terdapat batupasir halus berstruktur pararel laminasi dan silang siur, ada burrow

dengan sisipan serpih. Struktur burrow pada batupasir ini menunjukkan endaopan pantai

(delta front), kemudian diatasnya didomonasi oleh batulempng dengan sisipan batupasir.

Bagian paling atas ditemukan litologi batupasir dan batulanau yang berselingan dengan

serpih dan terdapat sisipan batubara.

7.formasi kampong baru

Di atas formasi Balikpapan diendapakan secara selaras formasi kampong baru. Terdiri

dari perselingan lempung abu abu dengan batulanau kecoklat coklatan dan batupasir

kasar hasil endapan channel dengan batulempung dan batubara. Formasi ini diendapakan

pada lingkungan delta, berumur pliosen hingga pleistosen.


3.Struktur geologi regional

Cekungan kutai dapat dibagi menjadi tiga, ayitu : cekungan kutai bagian barat,

antiklinorium samarinda dan cekungan kutai bagian timur.

Cekungan kutai bagian barat merupakan adaerah rendah, sebagian besar terutup rawa,

danau dan alluvial. Dari data gravity ( moss, et al, 1998), terlihat bahwa di cekungan kutai

bagian barat terdapat terban (graben), dimana sesar tumbuh mengontrol sedimentasi. Sedimen

paling tebal diendapkan di daerah kahala, dengan ketebalan sedimen tersier kurang lebih 14,5

kilometer

Cekungan kutai daerah tengah merupakan antiklinorium samarinda, yang merupakan

antiklin-sinklin sempit, memanjang yang mempunyai sumbu dengan arah timur laut- barat

daya. Beberapa antiklin yang dipotong oleh sungai mahakam adalah : antiklin tenggarong,

antiklin margasari, dan antiklin loa duri.

Cekungan kutai bagian timur, merupakan daerah yang mempunyai endapan paling

muda, yaitu formasi kampung baru berumur pleistosen. Lipatan di daerah ini mempunyai

sumbu yang berarah timur laut- barat daya, sempit dan memanjang

4. Flora dan Fauna

Keadaan vegetasi umumnya dijumpai sedikit pohon meranti dan bangkirai yang

merupakan produksi dari PT. Melapi yang mempunyai hak pengelolaan hutan di

areal pertambangan,sebagian semak belukar dan padang ilalang.

Di bagian Barat sekitar tepian sungai Belayan terdapat tanah perladangan dan

kebun penduduk yang digunakan menanam pohon karet, buah-buahan, pisang, ubi
dan tanaman lainnya, sedangkan dibagian utara merupakan hutan tropis sekunder

dengan jenis kayu bengkirai, kayu kapur, sungai dan sebagainya.

Fauna atau binatang yang sering dijumpai pada daerah ini yang hidup secara liar

seperti rusa, beruang, kijang, babi hutan, biawak, ular, dan lain-lain. Serta hewan

air seperti ikan yang hidup pada sungai dan kolam-kolam

You might also like