You are on page 1of 15

c  

   
 

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil


kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Proses ini antara
lain meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Selain itu mata
pelajaran IPA adalah program
untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa,
serta mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Mata pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai bagian dari mata pelajaran
IPA di SMA merupakan kelanjutan pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
mempelajari sifat materi, gerak, dan fenomena lain yang ada hubungannya dengan energi. Selain
itu, juga mempelajari keterkaitan konsep-konsep Fisika dengan kehidupan nyata dan
pengembangan sikap dan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam dan
teknologi beserta dampaknya. Mata pelajaran Fisika di SMA berfungsi sebagai :

1.| memberikan bekal pengetahuan dasar untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
2.| mengembangkan dan menggunakan ketrampilan proses untuk memperoleh, menghayati,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum serta asas-asas
Fisika,
3.| melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya,
4.| meningkatkan kesadaran siswa tentang keteraturan alam dan keindahannya sehingga
siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa,
5.| memupuk daya kreasi dan kemampuan bernalar,
6.| menunjang pelajaran IPA lain (Biologi dan Kimia) dan mata pelajaran lainnya serta
membantu siswa memahami gagasan atau informasi dalam teknologi.

Bahan kajian mata pelajaran Fisika di SMA dikembangkan dari bahan kajian Fisika di
SMP yang diperluas sampai kepada bahan kajian yang mengandung konsep-konsep yang abstrak
dan dibahas secara kuantitatif analitis. Konsep dan subkonsep Fisika tersebut diperoleh dari
berbagai kegiatan yang menggunakan keterampilan proses. Mata pelajaran Fisika di SMA
bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep Fisika dan saling berkaitan serta mampu
menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
uasil pengamatan di lapangan dalam proses pembelajaran fisika menunjukkan beberapa
kendala, antara lain kurangnya partispasi guru dalam merancang dan menerapkan berbagai
metode yang relevan dengan situasi kelas, sistem evaluasi yang tidak berdimensi diagnostik
untuk mencari penyebab sulitnya siswa memahami mata pelajaran fisika, adanya motivasi yang
rendah dalam diri siswa karena metode pembelajaran yang selama ini dikembangkan tidak
membuat siswa itu sendiri tertarik dan merasa takjub bahwa fenomena fisika di sekitarnya begitu
mempesona untuk dipelajari, dan masih banyaknya siswa yang terpaksa menghafal pelajaran
karena penjelasan guru tidak membantu siswa untuk mendeskripsikan fisika secara benar.
Tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan ketika akan mengikuti pelajaran fisika. uasil-hasil
evaluasi belajar pun menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas di raport untuk pelajaran fisika
seringkali merupakan nilai yang terendah dibandingkan dengan pelajaran pelajaran lain. Tanpa
disadari, para pendidik atau guru turut memberikan kontribusi terhadap faktor yang
menyebabkan kesan negatif siswa tersebut di atas. Kesalahan-kesalahan yang cenderung
dilakukan para guru, khususnya guru fisika adalah sebagai berikut :

1.| Seringkali, fisika disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus dihafal
mati oleh siswa, hingga akhirnya ketika evaluasi belajar, kumpulan tersebut campur aduk
dan menjadi kusut di benak siswa.
2.| Dalam menyampaikan materi kurang memperhatikan proporsi materi dan sistematika
penyampaian, serta kurang menekankan pada konsep dasar, sehingga terasa sulit untuk
siswa.
3.| Kurangnya variasi dalam pengajaian serta jarangnya digunakan alat Bantu yang dapat
memperjelas gambaran siswa tentang materi yang dipelajari.
4.| Kecenderungan untuk mempersulit, bukannya mempermudah. Ini sering dilakukan agar
siswa tidak memandang remeh pelajaran fisika serta pengajar atau guru fisika.

Untuk mengatasi masalah ini diperlukan metode-metode pembelajaran yang mampu


menolong dan relevan dengan kondisi siswa. Metode pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar sesuai dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi, dan sesuai juga dengan siswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah.Metode yang bukan saja memberikan kemudahan bagi
siswa namun juga memudahkan kerja guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran.Metode
dapat berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat dan rangsangan yang khusus mengenai isi
materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat
untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan.
Melihat pentingnya penggunaan metode pada setiap proses pembelajaran seperti yang
dikemukakan di atas, maka penulis mencoba menguraikan kefektifan metode pembelajaran
dalam membelajarkan fisika pada siswa. Selain itu, faktor, yang sangat menentukan prestasi
belajar siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi.Sering dijumpai siswa yang
memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah, akibat
kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak/kurang berfungsi secara optimal.Salah satu faktor
pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal
adalah adanya motivasi untuk berprestasi tinggi dalam dirinya.
Kegiatan belajar sangat tergantung kepada motivasi dan karakteristik individu. Pembelajaran
dengan metode discovery memberikan peluang yang lebih besar terhadap siswa yang mempunyai
motivasi tinggi untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses belajar, sebab metode ini
menuntut siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi secara aktif.
Sementara itu pada pembelajaran diskusi kelompok siswa betul-betul dituntut perhatiannya
kepada pelajaran, karena mereka harus mengkaitkaitkan materi pelajaran dan berusaha
membeberkan atau mencetuskan pendapatnya sendiri.
|

|
  
    

G G

  

 
G  

Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang pada hakikatnya adalah ilmu
dasar yang berkaitan erat dengan seluk-beluk kehidupan kita.Perkembangan ilmu fisika diawali
dari sebuah pengamatan atau observasi.Ilmuwan-ilmuwan terdahulu mengamati fenomena-
fenomena alam yang terjadi, lalu berusaha menemukan pola dan prinsip yang menghubungkan
fenomena-fenomena tersebut.Berdasarkan hasil pengamatan, selanjutnya para fisikawan
melakukan penyelidikan atau percobaan. Proses tersebut dikenal dengan proses ilmiah.

Dalam melakukan proses ilmiah, para fisikawan harus memiliki sikap-sikap ilmiah, antara lain
jujur, tekun, kreatif, terbuka, memiliki keingintahuan yang besar, ulet, mau dikritik, dan lain-lain.
Setelah melakukan beberapa penyelidikan ilmiah, akan didapatkan suatu kesimpulan yang
biasanya dikenal dengan teori fisika. Apabila teori tersebut digunakan oleh masyarakat luas dan
dipakai sebagai dasar dari teori-teori yang lain dinamakan hukum atau prinsip fisika.

Mengapa kita belajar fisika? Menurut Freedman (2006), yaitu ³pertama, fisika adalah ilmu yang
paling dasar dari ilmu pengetahuan. Kedua, fisika merupakan dasar dari semua ilmu relayasa dan
teknologi´. Sebagian besar

peristiwa yang kita alami erat kaitannya dengan ilmu fisika. Misalnya, mengapa saat kita
berjalan di atas es lebih mudah tergelincir daripada berjalan di atas tanah?Bagaimana langit bisa
berwarna biru?Dan sebagian besar teknologi yang muncul akhir-akhir ini seperti handphone
dengan layar sentuh dan layanan 3G juga merupakan hasil dari penerapan ilmu fisika.

³Mempelajari fisika merupakan sebuah petualangan´ (Freedman, 2006). Berbagai macam


perasaan akan muncul ketika kita belajar fisika. Terkadang kita akan merasa tertantang untuk
menyelesaikan suatu persoalan. Ketika persoalan tersebut dapat terselesaikan, kita akan merasa
puas dan senang bukan main. Namun, ketika kita tidak dapat menyelesaika persoalan tersebut,
rasa frustasi akan menghampiri kita. Fisika dibangun di atas fondasi yang cukup kuat dari
ilmuwan-ilmuwan besar seperti Gallileo, Einstein, Newton, dan Maxwell yang tanpa terasa telah
mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir kita dalam kehidupan sehari-hari. Bagian terpenting
dalam pembelajaran fisika adalah bagaimana caranya agar kita dapat mengaplikasikan teori-teori
tersebut ke dalam kegiatan sehari-hari.

Namun, sebagian besar siswa jika ditanya pendapat mereka mengenai pelajaran fisika, dapat
dipastikan mereka akan mengatakan bahwa fisika itu pelajaran yang paling sulit diantara
pelajaran-pelajaran yang lain. Berdasarkan Badan Pusat Statistik SPMB-Lover terhadap 34
jumlah responden anggota SPMB-Lover yang mengikuti polling terhitung tanggal 13 Januari
2007 sampai 6 Maret 2007, 22 responden menyatakan mata pelajaran fisika merupakan mata
pelajaran yang paling sulit untuk dipahami. Alasannya pun beragam seperti gurunya yang kurang
menguasai materi, sulit menurunkan rumus, dan sulit menganalisis soal.Oleh karena itu, penulis
memberikan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran fisika agar para siswa dapat
memahami teori-teori yang ada dalam fisika dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.

 c  

ð | |
|| |

| |
 | |
 | |

 |discovery, inquiryj| |STS (Science technology Society) |


 ||
 | —|

|  |

 |discovery, inquiryj| |STS (Science technology Society) |


 ||

  

ð | 

|

| |



| |
 |
 | 

|

 |discovery, inquiry| |STS (Science technology Society) |


 | |
 | 

|



|  |

 |discovery, inquiry| |STS (Science
technology Society) |

 | |

G G

cG   

 
 c   G 

2.1.1 Teori Belajar

Dalam makalah ini penulis akan membahas teori belajar yang meliputi teori Ausubel, Bruner,
Gagne, dan teori Piaget.

a) Teori Ausubel

Teori ini menekankan pada belajar bermakna.Maksud dari belajar bermakna disini ada dua, yaitu
belajar bermakna secara penerimaan dan belajar bermakna secara penemuan.Secara penerimaan,
siswa dapat mengubah atau memahami suatu materi dalam bentuk final yang didapatkannya dari
guru yang bersangkutan.Sedangkan belajar bermakna secara penemuan, siswa diharapkan dapat
menemukan sendiri informasi atau konsep-konsep yang berkaitan dengan materi yang ada.

b) Teori Bruner

Bruner memandang manusia sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi. Suryo (2008)
menyatakan ³Bruner menyimpulkan bahwa inti belajar adalah cara-cara bagaimana manusia
memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif³. ual-hal yang
memiliki kemiripan
atau kesamaan dapat dihubungkan satu sama lain sehingga dapat menghasilkan suatu pengertian
yang utuh.

c) Teori Gagne

Dalam teori ini, teori belajar dibedakan menjadi 8 tingkatan mulai dari yang tertinggi, yaitu
pemecahan masalah (Orobem solving), belajar hukum-hukum (rule learning), belajar konsep
(conceO learning),discrimina ion learning, belajar ucapan (verbal learning), chaining, s imulus-
resOonse learning dan belajar isyarat (signal learning).

d) Teori Piaget

Dalam menjelaskan mengenai teori belajar, Piaget menggunakan istilah biologi yaitu asimilasi,
akomodasi, dan ekuilibrasi.

Akomodasi merupakan anak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.Dalam hal ini
lingkungan menuntut anak untuk melakukan sesuatu. Asimilasi adalah kemampuan anak
mengubah untuk memenuhi apa yang ia imajinasikan. Anak memiliki ide apa yang ia inginkan
dan memodifikasi lingkungan untuk mencapai hal tersebut´ (Suryo, 2008).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa akomodasi adalah
kemampuan anak untuk menyesuaikan pikirannya dengan hal-hal baru yang semula belum ia
dapatkan. Sedangkan asimilasi merupakan proses transformasi pengalaman pada pikirannya.
Pada sembarang tahapan (s age) perkembangan, akomodasi atau asimilasi salah satu untuk
sementara mendominasi dan baru kemudian digantikan oleh yang lain.

2.1.2 Metode Pembelajaran

Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar diperlukan sebuah metode yang efektif dan efisien agar
proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung dengan baik.

³Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang
tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai´ (Martiningsih, 2007).

Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

1) Metode Ceramah, yaitu metode pembelajaran dengan cara menyampaikan informasi


atau materi secara langsung kepada siswa. Metode ini paling efektif dan ekonomis dalam hal
kelangkaan atau jangkauan daya beli siswa terhadap sumber-sumber yang lain masih kurang.

Kelebihan:

ð |  | |
|
 |
 |  | |

||
 |
|
 |
 |  |  ||  | ||
 |
 |  |  |

Kekurangan:

ð | 
 || |
 | 
 | ||
 | |
 | —|  ||
| |  ||||
 | | ||  ||
|
|  |  |
|
 |

 |
 |  |
  |
|


|
 ||   |
! | "
 |
 |
 |

|#

|  $ |
% | |
||
  |

2) Metode diskusi, yaitu metode pembelajaran yang erat kaitannya dengan pemecahan
masalah (Oroblem solving). Metode ini dilakukan dengan cara membuat beberapa kelompok dan
memberi sebuah persoalan untuk dipecahkan bersama-sama dengan kelompoknya masing-
masing. Dengan demikian, diharapkan setiap siswa dapat mengeluarkan pendapatnya dan
menyampaikan kepada teman-temannya.

Kelebihan:

ð | 
  ||  |||  | 
&|
|
| |
 | 
  ||  ||
|
|
|
|
||

|solid |
 | 
||  | |

 |
  | ||
|

|
|

  | |
|
| 
 |

Kekurangan:

ð|  |  | | |


  ||
 |
| '

| |
  | ||
  |
|  | | 
|  |||
&  |
| | |

 |

 ||
| |

3) Metode demonstrasi, yaitu metode pembelajaran dengan cara memperagakan suatu


alat, barang , proses, atau kejadian secara langsung maupun lmelalui media yang berkenaam
dengan materi yang akan disampaikan.

Kelebihan:

ð | 
 ||  |
|
|
|| | 
| |
| |
  |
 | 
 |
|
|

 |
 | "

|
|
 |  ||&
|  | 
|
|
 | |
&  | 
|
|
  | 
|

  |

Kekurangan:
ð | —|  |
 | |
 |
|
|
 ||| 
 |
 |  |
|
 |  | 
   |
 |  | 

|| 
  | 
| || |
|||

   |

4) Metode Eksperimen, yaitu metode pembelajaran dengan cara melakukan percobaan-


percobaan yang dilakukan oleh siswa. Yohanes (2009) mengatakan bahwa ³metode ini
mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri´. Selain itu, siswa
dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan melakukan eksperimen, siswa dapat
membuktikan kebenaran dari teori-teori yang telah dipelajarinya.

Kelebihan:

ð | 
 ||
|
&| |

 | |
|
 |
&  |
 | |
|| |
 |
 
 | |
|

|  ||

& | |
 ||
 | |
 | (|
& ||
 |  |  | |
 | | |

Kekurangan:

ð | 

||
|
| |  || |
   |
 | 

||

|
| |
 | |||  |
| |


| | | |
 | 

||
  |

 j|

| |
 |
 |
|
& |  |
|

|||  |
|| | 
 |

 ||
 | | ||
| |

  |

5) Metode karyawisata, yaitu ³suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta
didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan´ (Yohanes, 2009).

Kelebihan:

ð | "  |



| |
 |
||

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

ð | 
 ||| 
 | |
 |
 |
|

|
|
 | |

 || | |  |
 | '
 |  |
|
|
  | |

Kekurangan:

ð | 

|
||
 || |
 | 

|

&|
|
||  |
 | |  |
| |

|
 |   |   | | j|
|
 |  |
 |
 | 

|
||
|
 |
 |
|

||  | | |
! | |&| |
% | 

| || | |
 | |
& |  | |

 |
|  j|
 |  ||| | |

  


Pada hakikatnya fisika adalah ilmu eksperimental.Ilmu fisika merupakan kumpulan fakta,
konsep, teori, dan hukum yang berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari.Objek fisika meliputi
mempelajari karakter, gejala dan peristiwa yang terjadi atau terkandung dalam benda-benda mati
atau benda yang tidak melakukan pengembangan diri.

Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya
harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh
karena pada dasarnya fisika berkembang melalui pengamatan, penelitian, dan percobaan, maka
metode praktikum lebih sesuai diterapkan dalam pembelajaran fisika.ual ini dikarenakan melalui
kegiatan praktikum, siswa tidak hanya melakukan olah tangan saja tetapi juga olah pikir.

Telah kita ketahui bersama bahwa sebagian besar siswa SMP dan SMA mengatakan fisika
merupakan pelajaran yang sulit jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran yang lain. Banyak
dari mereka merasa stress jika berhadapan dengan soal-soal fisika. Mereka mengaku kesulitan
untuk menghafalkan rumus-rumus yang bertebaran di semua materi fisika.Padahal, dalam
mempelajari fisika kita tidak dituntut untuk menghafalkan rumus-rumus yang ada melainkan
lebih pada pemahaman konsep dasarnya. Pemahaman terhadap konsep dasar ini lebih penting
karena apabila kita sudah memahami dengan benar konsepnya, maka rumus-rumusnya akan
mengikuti dari belakang.

Belajar fisika akan lebih menyenangkan apabila kita memahami hakikat fisika dalam kehidupan,
pemanfaatannya, serta keindahan dalam mempelajarinya. Selain itu, diperlukan motivasi dan
imajinasi yang tinggi dalam mempelajarinya.Kenapa harus berimajinasi?³Imajinasi lebih utama
daripada pengetahuan.Pengetahuan bersifat terbatas.Imajinasi melingkupi dunia´ (Einstein,
1986).Motivasi yang tinggi dapat membantu kita untuk tetap semangat menghadapi berbagai
macam kesulitan-kesulitan saat mengerjakan fisika.

    Y 


        

2.2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut Sudrajat (2008) ³pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu´.
Sedangkan menurut Zaifbio (2009) ³pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di
dalam perwujudan kegiatan pembelajaran´.

2.2.2 Pendekatan Yiscovery dan Inquiry

³Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses mental, seperti
mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan´
(Suryo, 2008). Dalam pendekatan discovery ini siswa dituntut untuk lebih aktif terhadap berbagai
macam informasi dan masukan-masukan untuk menambah pemahamannya.Dasar pikiran
penggunaan discovery learning adalah belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif dan
dapat menciptakan sendiri suatu kerangka kognitif bagi diri sendiri.Sumber munculnya discovery
learning adalah teori belajar Piaget, yaitu anak harus berperan secara aktif di dalam kelas.

Inqury atau penyelidikan mengandung proses mental yang lebih tinggi, misalnya merumuskan
problem, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa inquiry ini selaras
dengan teori belajar yang ditemukan oleh Brunner.Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan
masalah sendiri sesuai dengan pengarahan guru lalu memulai percobaan dan mengambil
kesimpulan dari percobaan tersebut.Pendekatan inquiry harus memenuhi empat kriteria yaitu
kejelasan, kesesuaian ketepatan dan kerumitannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa inquiry lebih cocok digunakan di kelas-kelas
tinggi dengan kematangan psikologis yang cukup.Dan discovery dapat digunakan pada kelas
yang lebih rendah.

2.3.3 Pendekatan STS (Science Technology Socie y)

Seorang guru berperan penting dalam suatu pembelajaran terutama dalam menghadapi era
globalisasi yang memberikan perubahan-perubahan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi.Agar siswa dapat membuat suatu kesimpulan yang bertanggungjawab terhadap isu-isu
sosial yang sedang terjadi, biasanya guru meminta kepada siswa untuk membawa artikel-artikel
tentang sains, teknologi dan penggunaannya dalam masyarakat di dalam kelas sains. Dengan kata
lain siswa diberi pengarahan dan kesempatan yang cukup, agar mereka dapat meneliti isu-isu itu
dengan cara mengumpulkan fakta-fakta, merumuskan pendapat-pendapat mereka, dan
mengambil kesimpulan dari fakta-fakta yang ada.

Uraian di atas dapat kita artikan sebagai pendekatan STS (Science echnology Socie y) karena
pendekatan ini selalu mengaitkan antara sains, teknologi, serta penggunaan sains dan teknologi
itu dalam masyarakat. Dengan penggunaan pendekatan itu di dalam pembelajaran fisika maka
dalam proses pembelajarannya, kita mempunyai konsekuensi bahwa selain kita menanamkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep atau prinsip-prinsip fisika, kita perlu juga
menanamkan pemahaman siswa terhadap teknologi yang berkaitan dengan konsep itu, dan
kemungkinan penggunaannya di lingkungan masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, guru yang menyajikan materi fisika dengan menggunakan pendekatan STS perlu
memperhatikan beberapa hal, di antaranya deskripsi materi fisika yang akan disajikan, deskripsi
teknologi yang berkaitan dengan materi fisika, penggunaan teknologi itu di dalam masyarakat,
dan kemungkinan adanya sikap serta permasalahan yang timbul akibat dari penggunaan
teknologi itu di dalam masyarakat.

!      Y 


          
  


ð |  |
 |  |  |
& |

 | |
 |

 ||
|
|
 |

| |(|

 |
 |
|discovery 
|
|& ||

j|  |   |
|| j| |
 | 
| |

||
 
  ||
j| |
 |

|

 |
 |

|
 | |

| |
  |  | |
||

|

 ||
|

|
||  |
 | (|
 |
|
 j| | |&
 |  
| |
 |
  j|
|

|| |
 |
|
 ||||

|   |

G G

 

! " 

1. Teori belajar ada 4, yaitu teori Ausubel yang menekankan pada belajar bermakna, teori
Bruner yang memandang manusia sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi, teori
Gagne yang membagi teori belajar menjadi 8 tingkatan dan teori Piaget yang dalam menjelaskan
mengenai teori belajar menggunakan istilah biologi yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi.

2. Metode pembelajaran yang sering digunakan ada 5 yaitu metode ceramah, metode diskusi,
metode demonstrasi, metode eksperimen, dan metode karyawisata.

3. Pada hakikatnya fisika adalah ilmu eksperimental. Ilmu fisika merupakan kumpulan fakta,
konsep, teori, dan hukum yang berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum Di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

5. Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan proses mental,


seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil
kesimpulan.

6. Pendekatan STS (Science echnology Socie y) merupakan pendekatan yang selalu


mengaitkan antara sains, teknologi, serta penggunaan sains dan teknologi itu dalam masyarakat.

   !

 #  $$%. enger ian endeka an S ra egi Me ode Teknik Tak ik dan Model
embelajaran,(Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-
pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran.html, diakses 02 November
2009).

Suryo, Roy.2008.endeka an Yiscovery, Inquiry, dan STS Yalam embelajaran Fisika,(Online),

(http://raysuryo.wordpress.com/2008/02/01/pendekatan-discovery-inquiry-dan-sts-dalam-
pembelajaran-fisika.html, diakses 02 November 2009).

Zaifbio.2009.endeka an embelajaran,(Online),

(http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/01/pendekatan-pembelajaran.html, diakses 02 november


2009).

Yohanes.2009.Me ode embelajaran, (Online),


(http://yastaki56.spaces.live.com/Blog/cns!669E85C7CBD2F075!946.html, diakses 02
November 2009).

Young & Freedman.2006.Fisika Universi as.Jakarta : Erlangga.

(Kode PENDMIPA-0023) : Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ketrampilan Proses Ditinjau


Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pokok Bahasan
Kinematika Gerak Lurus SMA Tahun Ajaran X |
|
—|)|
'*+—(,-,—+|
|
— |-  |
||
'
  |
| |
 ||
| |
 | |'
  ||
| | 
j|

j|
 | |


|  |
  | |

 |

|
   || |
  | |  |
|  | 
|
  | | 
|

 |
 |'  |  | 
|
  | |||
 |.— ||
  |
 | |
||
 | | ||
| | | ||

 |

|

| |
|
|
|||
 /|# j|ð0102ð!$ |
'
  ||| |||
|
|
||  |
 | ||
  |, | | |    | |

&| |
| 
|
 |
 |

 |''| | —| |'
 |3 |, |
||

 |

|
 |  |''|| 
| | 
j| |

 |
 |  | |

|

 |
 |
 | | || |
||
|||

 |
, ||
&| |
  |
 |#
 $j|
 |
|  |# j|| |

|

  | | $j| j|j|

 j|

 
|
j|
 j|

j|  j| |
 |||
| | |  |||
j|
|

 |
||
 j||

|

 | |
 |
|
  ||

 |  ||#'

 |
$ ||
 |
|| | |
|
&| |  
|
  j| || |
 | | |

 |||
 |
|   | | 
|
| |
|
|
  ||| | |
 || |

|
|
  |'
  ||

| |

|
|
& || | |


||
|| 
 |
||||
|  | |

|
|
| 
| |

|
| |
| |"
| 
||
 |
|
 |
|

j|
|
| | |j|

&|


j|
|
j|

  j|
 |  | |
 ||
| |
|
| |

&| |
 || ||

| | ||

|

 |
& |

 | |

 | j| |    | |
|

|
 ||
& | |
|
 |

 |
| |
|
 |
& |||
|
&| |

  |' 
|
 |
 |
#'$|
|| |  |
 ||
|
  ||  || |


 | |  | | | 
||  |  | | 
|


|
| 
|
 |
 ||
 |
|
| |
| |  |
—& |'

 |# —'$ |+|
j||| 
|
 |
 |
|  |

&||  | |

 | |

 |,| |
|| 

|
| |
|||
|
 | |
|

|
|
|

 ||| | |
   j|

|  |   "  |


 |
  |
|
  | |
|
 | |

|
  |
" 
|
 |
 ||| | 
 j|
 | |
|

|

  | | |||

| |

 |
||
&|
|  j| | |   |


|
|| | |
 | | 
|
 |
 ||
&| |

  ||
 | |
 | | |  j| |
 | | |
   4 |

|| |

 |
|
 |
|
   |

|

|
  | | 
|
 |
 |
|
&| |

 | |   |
|

|

 |

| | |  |
|| |
 |

 |  |||

 ||

 

|

 | | ||  | 
| |
| |
    | ||  | |
|
 |
j| |
|

  |j||

|| |
  j| ||
|| |
 
|
j||  |

 |
| |  || j|
|
||| |
|| ||

|  "|
| |  |
 |
|
 |  |
|
| |  |  |
 | |
|
 |
 |

| |  |  | |
|
||
 |
|
|

 || |
|| | 
| |
|

 ||  |
&||
 |
 j|
||

 |  |

j|
j|

j|
j|


j|

|
|
 | | |
| |

|


|||
 |
 |
|
||   |' |
 j|

 |
| 
|
|

|
  | | |  |  |

&|
 |
 || | |
&| |

 |
& |

  |

|
||

 j|
|
| |
|

 |
| |2|
.'**-— ——+|3) )"—|*+,+—"—+|'*+*"——+|"*—')-—+|' * |))+ —,|—)|
"*—',—+|'*—(——+|"+ *'|*(——'|"*—',—+|"+))3| ) 5—|'——|'""|
—(— —+|")+*—)"—|*—"|-,, | —|—(,+|— ——+|666676666/|
|
 |)
 ||

 |||
|  | |  |
|||  | 
 |

|
|
 |2|
ð |'
  ||| | 
j|

j|
 | |


|  |
  |
|

 | 
|
   |
 |, ||
&| |
  |
 |
 |
|  | j|j| |
|

  | | $j| j|j|

 j|


j|
 j|
j|  | |

 | |
 |'
  ||

| |

|
|
& || | |

||

|| 
 |
 |

|
|| | |
 | | 
|
 |
 ||
&| |

  |
|
8 |'
 ||
| |

 |  | ||
|
 |2|
ð |—
|
| 
|
|
||
&| |
||
||

  |
 |'

 | |
 || | |
| 
| | |
|

|
 |
|

|
  | |

|  |
 |'
 |
 ||  | |
&|
 |
|  ||
|


 |
|
 |
 |
|  |
 |
|| | |

 || |  ||
 |
|  |
|
 |'
||
| |

 |
| |
|
 |2|
ð |— |

|
 |  |||
|  |
|
| 
|
| |
 |
 |
|  |||
 |— |

|
 |

 |
| 
|

| | |

|

  |
 |
|  |||
 |— |
|
 |  |  |
|
| 
|
|

 |

| 
|
 |
|  |||
|
* ||'

 |
'

 |
| |

|2|
ð |— |  |

|
 |  |||
|  |
|
|
 
| | |
 |
 |
|  | |
 |— |  |

|
 |

 |
| 
|

| | |

|

  |
 |
|  | |
 |— |  |
|
 |  |  |
|
| 
|
|

 |

| 
|
 |
|  | |
|
3 |"
|'

 |
— |
|

 | |2|
ð |
||
|
 |

| |
 |
 |

|

 | |
 ||
 |
|


|
  | | | |
||
 |
|  | |
 |
|| |
 | | 
|
 |
 | | —|| |

 || |  ||
 |
|  |

You might also like