You are on page 1of 12

Intervensi :

– Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien

– Kaji teknik atasikecemasan yang dimiliki

– Sediakan informasi aktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis penyakit.

– Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

– Jelaskan prosedur dari setiap kerja yang akan dilakukan.

– Beri dorongan pasien untuk mengungkapkanpikiran dan perasaan.

– Bantu pasien untuk memfokuskan diri pada situasi saat ini.

– Sediakan pengalihan melalui televis, radio, permainan

– Sediakan penguatan yang positif

– Kurangi rangsangan yang berlebihan

– Sarankan terapi alternatif untuk atasi kecemasan.

1. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

1. Jalan nafas klien bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan.

2. Volume cairan tubuh klien adekuat.

3. Pola nafas klien adekuat

4. Nyeri berkurang atau menghilang

13

5. Klien dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan keletihan yang minimum

6. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

7. Suhu tubuh klien dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan

respirasi dalam batas normal


8.Klien menyatakan kecemasan berkurang atau terkontrol
Daftar Pustaka
Wilkinson, Judith M.2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih bahasa :
Widyawati dkk. Jakarta:EGC

Soegito. Pengobatan Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut Dengan Ciprofloxacin Dibandingkan Dengan Co Amoxyclav.

Bagian Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Anonim.2008. Bronkitis. http://www.klikdokter.com. Diakses tanggal 15 mei 2010 pukul


19.00 WIB.
14

Anonim.2010. Bronkitis. http:// www.id.wikipedia.com. Diakses tanggal 15 mei 2010


pukul 19.00 WIB.
Gunawan, Iriyan.2006. Bronkitis pada anak. http://www.asuhankeperawatan.blogspot.com
Diakses tanggal 15 mei 2010 pukul 19.00 WIB.
Anonim.2009. Bronkitis (akut and kronik). http://www.MayoClinic.com. Diakses tanggal
15 mei 2010 pukul 19.00 WIB.
15
PENGKAJIAN

Keluhan utama pada klien dengan bronkitis meliputi batuk kering dan produktif dengan
sputum purulen, demam dengan suhu tubuh dapat mencapai >40°C dan sesak nafas.

1. Riwayat penyakit masa lalu

Pada pengkajian ini sering kali klien mengeluh pernah mengalami infeksi saluran nafas

bagian atas dan adanya riwayat alergi pada pernafasan atas. Perawat harus

memperhatikan dan mencatatnya baik-baik.

2. Riwayat Penyakit saat ini

Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan bronkitis bervariasi tingkat keparahan dan lamanya. Bermula dari

gejala batuk-batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat. Sebagai tanda terjadinya

toksemia klien dengan bronkitis sering mengeluh malaise, demam, badan terasa lemah, banyak berkeringat,

takikardia dan takipnea. Sebagai tanda terjadinya iritasi, keluhan yang didapatkan terdiri atas batuk,

ekspektorasi dan rasa sakit dibawah sternum. Penting ditanyakan oleh perawat tentang obat-obatan yang telah

atau biasa diminum oleh klien untuk mengurangi keluhannya dan mengkaji kembali apakah obat-obatan

tersebut masih relevan untuk dipakai.

3. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual

Pada pengkajian klien dengan bronkitis didapatkan klien sering mengalami kecemasan sesuai dengan keluhan

yang dialaminya dimana adanya keluhan batuk, sesak nafas, dan demam merupakan stresor untuk terjadinya

cemas. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang pengobatan yang diberikan. Pengobatan nonfarmakologi

seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan alergen dan iritan.

4. Pemeriksaan fisik
– Keadaan umum dan TTV

Hasil pemeriksaan TTV pada klien biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu lebih dari 40°C, frekuensi

nafas meningkat, nadi meningkat. Biasanya tidak ada peninmgkatan tekanan darah.

– Pernafasan
Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi bernafas ditemukan penggunaan otot bantu

pernafasan. Pada bronkitis kronis sering didapatkan bentuk dada barrel/tong. Gerakan masih simetris,

didapatkan batuk produktif dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan

karena bercampur darah. Taktil fremitus biasanya normal, didapatkan bunyi resonan pada lapang paru. Jika

abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara nafas melemah. Jika bronkus

paten dan drainasenya baik ditambah

dengan adanya konsolidasi disekitar abses maka akan terdengar suara nafas
bronkial dan ronki basah.
– Sirkulasi

Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah normal. Bunyi

jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.

– Neurosensori
Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi
penyakit serius.
– Eliminasi
Pengukuran intake dan output, monitor adanya oligouria yang merupakan salah
satu tanda awal syok.
– Makanan, cairan
Klien biasanya mengalami muntah dan mual, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan.
– Aktivitas,istirahat.
Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi ADL.
1.DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI menurut NIC-NOC (2002)

1.Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan pengumpulan sekresi,


mukus berlebihan, bronchospasme
Tujuan :

– Menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif dan dibuktikan dengan status pernafasan : Pertukaran gas dan

ventilasi tidak berbahaya, perilaku mengontrol gejala-gejala secara konsisten.

– Klien mempunyai Jalan nafas yang paten


– Mempunyai irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal.
Intervensi
– Kaji dan dokumentasikan : Keefektifan pemberian oksigen dan pengobatan,
kecenderungan pada gas darah arteri.
– Auskultasi dada bagian anterior dan posterior untuk mengetahui adanya
penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi tambahan.

– Lakukan pengisapan Jalan nafas bila diperlukan.

– Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan pergerakan eksresi.

– Pindahkan posisi pasien setiap 2 jam sekali apabila pasien tidak bisa ambulasi.

– Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.

– Instruksikan kepada pasien tentang batuk efektif dan teknis nafas dalam untuk
memudahkan keluarnya sekresi
– Jelaskan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk turunkan kecemasan.

Aktivitas kolaborasi :

– Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan kebutuhan.

– Bantu dalam pemberian aerosol, nebulizer.

– Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi dan alat


pendukung.

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik, demam

Tujuan :

– Kekurangan volume cairan akan teratasi

– Keseimbangan Elektrolit asam-basa akan dicapai

– Dibuktikan dengan indikator : Frekuensi nadi dan irama dalam rentang yang diharapkan, Elektrolit serum dalam

batas normal, serum dan pH urine dalam batas normal

Intervensi :
– Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
– Observasi terhadap kehilangan cairan dan elektrolit yang tinggi.
– Identifikasi faktor yang dapat memperburuk status dehidrasi klien.
– Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena
– Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, kalium, klorida dan kreatinin.
9

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penyempitan jalan nafas, kelelahan

Tujuan :

– Pasien akan menunjukkan pola pernafasan yang optimal

– Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal


Intervensi :

– Pantau adanya pucat dan sianois

– Kaji kebutuhan inserse jalan naas

– Observasi dan dokumentasi pola pernafasan klien.

– Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi

– Perhatikanpergerakan dada amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu serta

retraksi otot supraklavikular dan interkostal

– Pantau peningkatan kegelisahan klien, ansietas dan tersengal-sengal

– Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, GDA dengan tepat.

– Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernafasan

– Ajarkan cara batuk efektif

1.Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan kejadian batuk produktif,
penggunaan otot bantu pernafasan.
Tujuan :
– Pasien akan menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk

mencapai kenyamanan.

– Mempertahankan atau mengurangi tingkat nyeri

– Pasien melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

– Mengenali faktor penyebab nyeri dan tindakan untuk menguranginya

Intervensi :

– Minta pasien untuk menilai nyeri pada skala 0-10

– Gunakan lembar alur nyeri untuk memantau pengurangan nyeri

– Kaji dampak agaam, budaya dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien

– Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, luas,


awtian/durasi, frekuensi, kualitas.
– Instruksikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat mengurangi nyeri dan
tawarkan saran koping
– Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab dan antisipasi
ketidaknyamanan.

– Gunakan tindakan pengendalian nyeri.

– Kolaborasikan pemberian analgesik

10

1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Tujuan :

– Pasien akan mengidentifikasi aktivitas yang menimbulkan kelemahan

– Berpartisipasi dalam aktivitas yang dibutuhkan dengan TTv dalam rentang normal

– Menungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan

dan atauperalatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.

Intervensi ;

– Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas.

– Tentukan penyebab keletihan klien

– Pantau respon kardiovaskuler pasien terhadap aktivitas

– Instruksikan kepada pasien untuk menggunakan teknik relaksasi (distraksi,

visualisasi)

– Hindari menjadwalkan aktivitas perawatan selama periode istirahat pasien.

– Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala.

– Rencanakan kegiatan aktivitas dengan pasien dan keluarga yang meningkatkan

kemandirian dan daya tahan.

– Batasi rangsangan lingkungan seperti cahaya dan kebisingan

– Berikan istirahat yang adekuat

– Kolaborasi dalam pengobatan nyeri sebelum aktivitas.

– Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi.

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu
makan
Tujuan :

– Pasian akan mempertahankan berat badannya.

– Pasien akan menjelaskan keadekuatan diet bergizi dan keinginan untuk berdiet.

– Mempertahankan massa tubuh dalam batas normal.

Intervensi

– Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan

– Ketahui makanan kesukaan pasien

– Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

– Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.

– Tinjau selalu berat badan pasien

– Ajarkan metode untuk perencanaan makanan dan makanan yang bergizi.

11
– Buat perencanaan makan dengan pasien yaitu jadwal, kesukaan dan suhu
makanan.
– Dukung keluarga untuk support pasien dan membawa makanan kesukaan dari
rumah.
– Tawarkan makanan porsi besar saat nafsu makan pasien tinggi

– Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk makan

– Hindari prosedur invasif sebelum makan

– Bantu makan sesuai kebutuhan

1. Hipertermia berhubungan dengan kecepatan metabolisme tubuh yang meningkat


akibat viremia

Tujuan :

– Pasien akan menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu

– Pasien akan melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia

– Pasien akan menunjukkan termoregulasi ditunjukkan dengan suhu kulit dan tubuh
dalam batas normal, nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan,
perubahan warna kulit dan keletihan tidak ada.

Intervensi :

– Pantau aktivitas kejang. Hidrasi, TD, nadi dan pernafasan pasien.

– Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur suhu yang tepat untuk mencegah dan
mengenali secara dini tanda gehala hipertermia.
– Lepaskan pakaiana yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selembar pakaian

saja.

– Gunakan waslap dingin pada aksila, kening, leher dan lipat mata.

– Anjurkan asupan cairan oral.

– Lakukan perawatan kegawatdaruratan sesuia prosedur.

– Gunakan kipas angin bila diperlukan.

– Kolaborasikan pemberian obat antipiretik sesuai kebutuhan.

1. Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak, penggunaan alat medis yang asing.
Tujuan :
– Ansietas berkurang dibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol

ansietas, koping, kontrol Impuls

– Menunjukkan kontrol ansietas

– Meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun masih ada kecemasan.

– Mengidentifikasi gejala yang menyebabkan ansietas.

Intervensi :

– Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien

– Kaji teknik atasikecemasan yang dimiliki

– Sediakan informasi aktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis penyakit.

– Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

– Jelaskan prosedur dari setiap kerja yang akan dilakukan.

– Beri dorongan pasien untuk mengungkapkanpikiran dan perasaan.

– Bantu pasien untuk memfokuskan diri pada situasi saat ini.

– Sediakan pengalihan melalui televis, radio, permainan

– Sediakan penguatan yang positif


– Kurangi rangsangan yang berlebihan

– Sarankan terapi alternatif untuk atasi kecemasan.

1. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi
tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

1. Jalan nafas klien bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan.

2. Volume cairan tubuh klien adekuat.

3. Pola nafas klien adekuat

4. Nyeri berkurang atau menghilang

5. Klien dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan keletihan yang minimum

6. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

7. Suhu tubuh klien dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan

respirasi dalam batas normal


8.Klien menyatakan kecemasan berkurang atau terkontr
DAFTAR PUSTAKA
wlkinson, Judith M.2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih bahasa :
Widyawati dkk. Jakarta:EGC

Soegito. Pengobatan Bronkitis Kronik Eksaserbasi Akut Dengan Ciprofloxacin Dibandingkan Dengan Co Amoxyclav.

Bagian Ilmu Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Anonim.2008. Bronkitis. http://www.klikdokter.com. Diakses tanggal 15 mei 2010 pukul


19.00 WIB.
Anonim.2010. Bronkitis. http:// www.id.wikipedia.com. Diakses tanggal 15 mei 2010
pukul 19.00 WIB.
Gunawan, Iriyan.2006. Bronkitis pada anak. http://www.asuhankeperawatan.blogspot.com
Diakses tanggal 15 mei 2010 pukul 19.00 WIB.
Anonim.2009. Bronkitis (akut and kronik). http://www.MayoClinic.com. Diakses tanggal
15 mei 2010 pukul 19.00 WIB

You might also like