You are on page 1of 3

KONTRASEPSI INTRAUTERINE

SYSTEM
(IUS)
Yuyun Setyorini
Poltekkes Surakarta Jurusan Keperawatan

Program keluarga berencana muncul ditujukan untuk


mambatasi dan menjarangkan kelahiran. Namun kini
program keluarga berencana lebih banyak manfaatnya
untuk meningkatkan kualitas hidup para perempuan.
Tugas seorang perempuan tidak hanya hamil tetapi ia juga
harus bisa menentukan kapan ingin hamil dan berapa
jumlah anak yang diinginkan. Alat kontrasepsi dengan
beragam metode sangat berperan disini. Sejalan dengan
itu banyak produsen alat kontrasepsi menyediakan
berbagai macam alat kontrasepsi mulai dari kondom, tissue KB, pil, suntik, IUD dan
yang terbaru adalah IUS atau intrauterine system.

Intrauterine system merupakan alat kontrasepsi yang memadukan keunggulan alat


kontrasepsi hormonal dengan IUD, sehingga perempuan yang memakai alat ini
merasa nyaman dan kualitas hidupnya pun meningkat (Affandi, 2006).

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Herbert (2005), mengatakan bahwa
kontrasepsi yang memberikan dampak panjang adalah alat kontrasepsi dalam rahim
dan 53% wanita menggunakan kontrasepsi AKDR yang mengandung hormonal
(levonorgestrel).

Intrauterine system adalah suatu alat yang berbentuk T (T-shaped) terbuat


dari bahan plastik, panjangnya 32 mm dan berisi hormon progesteron
(levonorgestrel). Alat ini dipasang di dalam uterus. Efektifitas penggunaan IUS lebih
dari 99%. Kegagalan penggunaan IUS rata-rata 1 sampai 2 per 1000 orang yang
menggunakan kontrasepsi IUS.

Mekanisme Kerja Intrauterine System

Mekanisme kerja IUS berbeda dengan IUD, IUS melepaskan


hormon progesteron (levonorgestrel) sedangkan IUD melepaskan
tembaga (Cu). Pelepasan IUS ke dalam uterus berjalan sangat lambat
yaitu 20 µg per hari, sehingga dinding uterus tidak mengalami
proliferasi. Akibatnya perdarahan siklus haid yang dikendalikan oleh
perimbangan kadar hormon estrogen dan progesteron tidak terjadi secara fisiologis.
Banyak diantara klien perdarahan menstruasinya relatif berkurang dan bahkan
sampai dengan amenorrhea. Berkurangnya perdarahan menstruasi tersebut secara
rata-rata mencapai 75%, dan bahkan bisa lebih bagi mereka yang sedang mengalami
menorrhagia. Rata-rata hampir 20% pengguna AKDR dengan hormon ini akan
mengalami amenorhea. Selain itu IUS akan membuat mukus atau lendir serviks
menjadi lebih pekat, sehingga kondisi ini akan menghambat atau menghentikan laju
sperma yang akan masuk ke dalam uterus. Terjadi gangguan proses pematangan
proliferasi – sekresi sehingga menimbulkan penekanan terhadap endometrium dan
dapat menyebabkan terganggunya proses implantasi karena endometrium tetap
berada dalam fase decidual atau progestational. Hal ini juga berefek pada ovarium
dan proses ovulasi. Alat kontrasepsi dalam rahim ini lebih populer disebut
Levonorgestrel Intrauterine System (LNG-IUS).

Keuntungan menggunakan kontrasepsi IUS

1. Jangka waktu penggunaan IUS selama lima tahun.

2. Jumlah darah yang dikeluarkan pada saat menstruasi semakin sedikit dan hari
menstruasi semakin pendek. Lama kelamaan menstruasi menjadi berhenti
(tidak seperti penggunaan kontrasepsi IUD).
3. Nyeri berkurang.

4. Setelah 12 bulan pemakaian darah menstruasi semakin terang dan lamanya


hanya satu hari dalam satu bulan. Pada satu sampai lima pengguna IUS tidak
terjadi menstruasi.

5. Fertilitas atau kesuburan akan kembali setelah IUS dilepas.

6. Aman digunakan untuk ibu yang menyusui karena kadar hormonnya rendah.

Kerugian menggunakan kontrasepsi IUS

Sebagian pengguna kontrasepsi IUS tidak memiliki masalah, tetapi ada


beberapa hal yang mungkin terjadi:

1. Perdarahan irreguler, mungkin terjadi pada tiga bulan pertama tetapi


biasanya akan menurun.
2. Expulsion, penggunaan kontrasepsi ini jarang lepas tanpa diketahui.

3. Kerusakan, pemasangan kontrasepsi ini dapat menyebabkan kerusakan pada


uterus (jarang). Kemungkinan terjadi risiko infeksi pada uterus atau pelvik
kecil.

Efek samping dari penggunaan kontrasepsi IUS adalah dapat terjadi tender
breast, bengkak, berat badan meningkat, perubahan emosi, pertumbuhan kista pada
ovarium, dan inflamasi pada pelvic (jarang terjadi).

Refferensi

Affandi, B. (2006). Kontrasepsi Masa Kini. Retrieved Februari 15, 2007, from
http://www.kompas.co.id/ver1/kesehatan/0701/24.htm

David Hubacher, P. R.-R.-I.-R. (2001, Agustus 23). Use of Copper Intrauterine Devices
and the Risk of Tubal Infertility among Nulligravid Women. The New England Journal
of Medicine .

Herbert B. Peterson, M. a. (2005, November 17). Long Acting Methods of


Contraception. The New England Journal of Medicine .

Irish Family Planning Association. (2006, October). Guide to Contraception:


Intrauterine System (IUS). Retrieved Februari 2, 2007, from
http://www.ifpa.ie/contraception/ius.html

Mirena IUD. (2006, November 1). Retrieved Februari 15, 2007, from
http://www.drugs.com/pdr/mirena_intrauterine_system.html&h=416&w=480&sz=14
&hl=id&start=4&tbnid=u26I1f5PsG1-mM:&tbnh=112&tbnw=129&prev =/images
%3Fq%3Dintrauterine%2Bsystem%26svnum%3D10%26hl%3Did%26sa%3DG

Quekett, D. J. (2005, July). The IUS. Retrieved Maret 13, 2007, from
http://www.hcd2.bupa.co.uk/fact_sheets/html/ius.html

The Formerly The Family Planning Association. (2006, October). The Intrauterine
System - IUS. Retrieved Februari 2, 2007, from
http://www.patient.co.uk/showdoc/23069136/

You might also like