Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
berkembang cepat. Ruang lingkup bidang hukum ini cukup luas. Hubungan –
hubungan dagang yang sifatnya lintas batas dapat mencakup banyak jenisnya, dari
bentuknya yang sederhana, yaitu dari barter, jual beli barang atau komoditi hingga
transaksi dagang internasional ini paling tidak disebabkan oleh adanya jasa teknologi
bertransaksi. Ada beberapa motif atau alasan mengapa Negara atau subjek hukum
untuk melakukan transaksi dagang internasional juga telah cukup lama disadari oleh
para pelaku pedagang di tanah air sejak abad ke 17. salah satunya adalah Amanna
Gappa, kepala suku Bugis yang sadar akan pentingnya dagang ( pelayaran) bagi
menggunakan perahu-perahu Bugis yang kecil telah mengarungi lautan luas hingga
1
berdagang ini merupakan suatu “kebebasan fundamental” (fundamental freedom).
Dengan kebebasan ini, siapa saja harus memiliki kebebasan untuk berdagang.
Kebebasan ini tidak boleh dibatasi oleh adanya perbedaan agama, suku, kepercayaan,
politik, sistem hukum dan lain-lain. Piagam hak-hak dan kewajiban Negara (charter
of economic right and duties of state) juga mengakui bahwa setiap Negara memiliki
ternyata masih belum ada kesepakatan tentang definisi untuk bidang hukum dagang
internasional ini. Hanya dewasa ini terdapat berbagai definisi mengenai hukum
1. Definisi Schmitthoff
different nations
2
Dalam definisinya, Schmitthoff menegaskan bahwa ruang lingkup bidang hukum
dengan ciri hukum publik. Dengan kata lain Schmitthoff menegaskan bahwa wilayah
Dari latar belakang definisi tersebut berdampak pada ruang lingkup cakupan
b. surat-surat berharga;
internasional;
d. asuransi;
e. pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut udara dan perairan pedalaman;
g. arbitrase komersial
3
2. Definisi M. Rafiqul Islam
terkait erat dengan perdagangan internasional. Keterkaitan erat ini tampak karena
pedagang (dengan pengecualian transaksi barter atau counter trade). Dengan adanya
and finance law), Rafiqul Islam mendefinisikan hukum perdagangan dan keuangan
sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip, norma dan praktik yang menciptakan suatu
dalam kegiatan komersial yang berada dalam ruang lingkup hukum perdata
internasional atau conflict of law; perdagangan antar pemerintah atau antar Negara
yang diatur oleh hukum internasional publik. Dalam hal ini Rafiqul Islam memberi
trading bodies and states . Dari batasan tersebut tampak bahwa ruang lingkup hukum
perdagangan internasional sangat luas. Karena ruang lingkup kajian bidang hukum ini
4
3. Definisi Michelle Sanson
Sarjana lain yang mencoba memberi batasan bidang hukum dagang internasional
between nations
Sanson tidak menyebut secara jelas bidang hukum dagang internasional ini jatuh
ke bidang hukum privat, publik, atau hukum internasional. Sanson hanya menyebut
bidang hukum ini adalah the regulation of the conduct of parties. Meskipun Sanson
internasional ini kedalam dua bagian utama, yaitu hukum perdagangan internasional
publik (public international trade law) dan hukum perdagangan internasional privat
(private international trade law). Public international trade law adalah hukum yang
mengatur perilaku dagang antar Negara. Sementara itu private international trade law
adalah hukum yang mengatur perilaku dagang secara orang perorangan di Negara-
Booysen seorang sarjana dari Afrika selatan tidak memberikan definisi secara
tegas. Booysen menyadari bahwa ilmu hukum sangatlah kompleks. Oleh karena itu
internasional sangatlah sulit dan jarang tepat. Oleh karena itu upayanya untuk
5
memberi definisi, Booysen hanya mengungkapkan unsur-unsur dari definisi hukum
internasional membuat cakupan yang dikajinya sulit untuk tidak tumpang tindih
6
bidang hukum ini adalah dengan melihat subjek hukum yang tunduk kepada kedua
bidang hukum tersebut. Hukum ekonomi internasional lebih banyak mengatur subjek
hukum privat. Dalam kenyataannya, pendapat tersebut tidak begitu valid. Hukum
transaksi-transaksi badan hukum privat atau yang terkait dengan kepentingan privat,
hukum publik atau Negara, namun aturan-aturan tersebut bagaimanapun juga akan
berdampak pada individu atau subjek-subjek hukum lainnya dalam wilayah suatu
Negara.
pendekatannya yang interdisipliner. Untuk dapat memahami bidang hukum ini secara
komprehensif, dibutuhkan sedikit banyak bantuan disiplin (ilmu) lain. Dalam bidang
hukum ini terkait dengan bidang pengangkutan (darat, udara dan laut). Hal ini
7
Prinsip kebebasan berkontrak sebenarnya merupakan prinsip universal dalam
(internasional).
menyatakan :
“The autonomy of the parties will in the law of contract is the foundation on
which an autonomous law of international trade can be built. The national
sovereign has, . No objection that in that area an autonomous law of
international trade is developed by the parties, provided always that law respects
in every national jurisdiction the limitations imposed by public policy”
Kebebasan ini mencakup bidang hukum yang cukup luas, meliputi kebebasan
untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang disepakati oleh para pihak. Dalam
prinsip kebebasan berkontrak ini termasuk pula kebebasan untuk memilih forum
Sudah barang tentu kebebasan ini tidak boleh bertentangan dengan Undang-
8
Arbitrase dalam perdagangan internasional adalah merupakan forum penyelesaian
dan alasan mengapa penggunaan arbitrase dijadikan prinsip dasar dalam hukum
Disamping tiga prinsip dasar tersebut, prinsip dasarnya yang relevan dengan
prinsip dasar yang dikenal dalam hukum ekonomi internasional, yaitu prinsip
untuk berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa pun juga dengan
melalui berbagai sarana navigasi atau komunikasi, baik darat, laut, udara, atau
Dalam komunikasi untuk maksud berdagang ini, kebebasan para pihak tidak
9
Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan
tujuan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade, 1974), yang termuat dalam
Negara lain;
semua Negara;
atas bagus, namun hukum perdagangan internasional masih memiliki cukup banyak
10
kenyataanya, Negara-negara yang memiliki kekuatan politis dan ekonomi
Hukum perdagangan internasional telah ada sejak lahirnya Negara dalam arti
perdagangan.
tahap, yaitu :
11
G. Penutup
Setelah menguasi bahasan dalam bab satu, maka diharapkan mahasiswa dapat
12
BAB II
A. Pendahuluan
adalah :
perdagangan internasional.
A. Negara
13
menentukan dan mengatur segala sesuatu yang masuk dan keluar dari wilayahnya.
Dengan atribut kedaulatannya ini, Negara antara lain berwenang untuk membuat
juga sebagai subjek hukum dalam posisinya sebagai pedagang. Dalam posisinya
ini, Negara adalah salah satu pelaku utama dalam perdagangan internasional.
dengan subjek hukum lainnya, hukum yang mengaturnya adalah hukum nasional
Imunitas Negara
Salah satu masalah yang kerap timbul dalam kaitannya dengan Negara
adalah atribut kedaulatan Negara itu sendiri. Prinsip umum yang diakui adalah
Negara lain. Arti imunitas disini adalah bahwa Negara tersebut memiliki hak
14
which requires that a foreign government or head of state cannot be sued without
its consent. In its traditional form, this rule applied to all types of suit, criminal
Minimal ada 4 (empat) pembatasan terhadap muatan imunitas suatu Negara, yaitu
have the duty to co operate with one another, irrespective of the difference in
Kedua, pembatasan oleh hukum nasional. Dewasa ini beberapa Negara memiliki
15
bahwa Negara tersebut telah menanggalkan imunitasnya untuk menghadap ke
putusan pengadilannya.
menyita harta milik Negara lain atau memaksakan putusannya terhadap harta
milik Negara lain yang digunakan atau yang memiliki fungsi pelayanan publik.
Hukum internasional melarang suatu Negara menahan kapal perang asing yang
16
C. Individu
dilakukan individu.
individu dipandang sebagai subjek hukum dengan sifat hukum perdata (legal
untuk menjadi pihak di hadapan badan arbitrase ICSID. Namun demikian hak ini
Kedua, Negara dari individu yang bersangkutan harus juga disyaratkan untuk
Disebutkan di atas bahwa individu adalah subjek hukum dengan sifat hukum
perdata (legal persons of a private law nature). Subjek hukum lainnya yang
termasuk ke dalam kategori ini adalah (a) perusahaan multinasional; dan (b) bank.
17
1. Perusahaan Multinasional
Pasal 2 (2) (b) Piagam Hak dan Kewajiban Ekonomi Negara-negara antara
masalah-masalah dalam negeri dari suatu Negara. Pasal 2 (2) (b) antara
Alasan pengaturan ini tampaknya masuk akal. Tidak jarang MNCs sedikit
banyak dapat mempengaruhi situasi dan kondisi politik dan ekonomi suatu
Negara.
besarnya. Oleh karena itu, agar kedua kepentingan ini pada titik tertentu
2. Bank
18
Seperti individu atau MNCs, bank dapat digolongkan sebagai subjek
dapat berjalan.
b. Bank menjembatani antara penjual dan pembeli yang satu sama lain
perbankan internasional.
C. Penutup
19
6. Jelaskan pengertian dari Perusahaan Multinasional
suatu Negara.
20
BAB III
A. Pendahuluan
sumber hukum inilah kita dapat menemukan hukum tersebut yang kemudian
terkemuka (doktrin).
1. Perjanjian Internasional
Secara umum, perjanjian internasional terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu perjanian
mengikat lebih dari dua pihak (Negara) dan tundak pada aturan hukum internasional.
internasional yang dibuat oleh Negara-negara yang tergolong atau berada dalam suatu
regional tertentu.
21
Suatu perjanjian dikatakan bilateral ketika perjanjian tersebut hanya mengikat
para pihak yang membuatnya. Oleh karena itu, sebagaimana halnya perjanjian
mengikat suatu Negara apabila Negara tersebut sepakat untuk menandatangani atau
meratifikasinya.
internasional yang telah diratifikasi tersebut kemudian menjadi bagian dari hukum
internasional, atau sebaliknya. Salah satu cara lain bagi suatu Negara untuk terikat
artinya tanpa mengikatkan diri secara tegas melalui penandatanganan dan ratifikasi
(yang biasanya instrument ratifikasi tersebut didepositokan kepada suatu badan yang
berwenang, missal Sekjen PBB), suatu Negara dapat saja mengikatkan dirinya dengan
22
b. Isi Perjanjian
1. Liberalisasi perdagangan
internasional.
2. Integrasi Ekonomi
bebas (free trade zone), atau bahkan suatu kesatuan ekonomi (economic union).
3. Harmonisasi Hukum
titik temu dari prinsip-prinsip yang bersifat fundamental dari berbagai sistem
4. Unifikasi Hukum
23
Pembentukan model hukum dan legal guide sebenarnya tidak lepas dari upaya
harmonisasi. Bentuk hukum seperti ini biasanya ditempuh karena didasari sulitnya
bidang hukum yang akan disepakati atau diatur. Oleh karena itu, mereka membuat
c. Standar Internasional
dalam perjanjian internasional, yang merupakan syarat penting didalam tata ekonomi
Minimum Standart adalah norma atau aturan dasar yang semua Negara harus taati
kekayaan intelektual.
Menurut Houtte, klausul MNF biasanya diikuti oleh dua sifat cukup penting, yaitu :
a. reciprocal (timbal balik), artinya pemberian MFN ini diberikan dan disyaratkan
ketiga.
24
3). Equal Treatment
Equal Treatment (perlakuan sama) adalah klausul lainnya yang harus ada
dalam suatu perjanjian disyaratkan untuk memberikan perlakuan yang sama satu
sama lain.
hubungan politis atau ekonomis. Berdasarkan prinsip ini, suatu Negara dapat saja
mengikat resolusi-resolusi ini biasanya disebut juga sebagai soft law, karena memang
organisasi internasional tidak mengikat mereka secara hukum. Akan tetapi, resolusi-
hukum yang dapat dianggap sebagai sumber hukum yang pertama-tama lahir dalam
25
Dalam studi hukum perdagangan internasional, sumber hukum ini disebut
juga sebagai lex mercatoria atau hukum para pedagang (the law of the merchants).
Istilah ini logis karena memang para pedaganglah yang mula-mula “menciptakan”
aturan hukum yang berlaku bagi mereka untuk transaksi-transaksi dagang mereka.
hukum. Suatu praktek kebiasaan untuk menjadi mengikat harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut : a) suatu praktek yang berulang-ulang dilakukan dan diikuti
oleh lebih dari dua pihak (praktek Negara), b) praktek ini diterima sebagai mengikat
Sebenarnya belum ada pengertian yang diterima luas untuk menjelaskan apa
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip hukum umum. Peran sumber hukum ini
biasanya diyakini lahir, baik dari system hukum nasional maupun hukum
internasional.
suatu persoalan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip hukum umum ini dipandang sebagai
perdagangan internasional.
Beberapa contoh dari prinsip-prinsip hukum umum ini antara lain adalah
prinsip itikad baik, prinsip pacta sunt servanda, dan prinsip ganti rugi. Ketiga prinsip
26
ini terdapat dan diakui dalam hampir semua sistem hukum di dunia, dan terdapat pula
sebelumnya tidak memberi kepastian atau jawaban atas suatu persoalan hukum (di
memiliki kekuatan hukum yang kuat seperti yang dikenal dalam sistem hukum
Common Law. Statusnya paling tidak sama seperti yang kita kenal dalam sistem
mempertimbangkan. Jadi ada semacam kewajiban yang tidak mengikat bagi badan-
sarjana terkemuka (dalam bidang hukum dagang internasional). Peran dan fungsinya
doktrin dapat pula digunakan untuk menemukan hukum. Doktrin ini penting ketika
sumber-sumber hukum sebelumnya ternyata tidak jelas atau tidak mengatur sama
27
5. Kontrak
sumber utama dan terpenting adalah perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh para
pedagang sendiri.
Oleh karena itu, kontrak sangat essensial. Dengan demikian, kontrak berperan sebagai
sumber hukum yang perlu dan terlebih dahulu mereka jadikan acuan penting dalam
konsensus dan kebebasan para pihak syarat-syarat perdagangan dan hak serta
kewajiban para pihak seluruhnya diserahkan kepada para pihak dan hukum
tersebut ada batas-batasanya, yaitu ; (1) pembatasan yang umum adalah kebebasan
tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, dan dalam taraf tertentu,
dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kesopanan, (2) status dari kontrak itu
sendiri. Kontrak dalam perdagangan internasional tidak lain adalah kontrak nasional
yang ada unsure asingnya, artinya kontrak tersebut meskipun di bidang perdagangan
internasional paling tidak tunduk dan dibatasi oleh hukum nasional (suatu Negara
tertentu), (3) menurut Sanson, pembatasan lain yang juga penting dan mengikat para
28
pihak adalah kesepakatan-kesepakatan atau kebiasaan-kebiasaan dagang yang
6. Hukum Nasional
mulai lahir ketika timbul sengketa sebagai pelaksanaan dari kontrak. Peran hukum
internasional. Peran signifikan dari hukum nasional lahir dari adanya yurisdiksi
(kewenangan) Negara. Kewenangan Negara ini sifatnya mutlak dan eksklusif, artinya
apabila tidak ada pengecualian lain, kekuasaan itu tidak dapat diganggu gugat.
mengatur segala, (a) peristiwa hukum; (b) subjek hukum; (c) benda yang berada di
Kewenangan atas peristiwa hukum di sini dapat berupa transaksi jual beli
dagang internasional atau transaksi dagang internasional. Dalam hal ini, hukum
nasional yang dibuat suatu Negara dapat mencakup hukum perpajakan, kepabeanan,
29
perusahaan beserta syarat-syaratnya, hingga pengaturan berakhirnya perusahaan
Kewenangan Negara untuk mengatur atas suatu benda yang berada di dalam
wilayahnya mencakup pengaturan objek-objek apa saja yang dapat atau tidak dapat
C. Penutup
30
BAB IV
A. Pendahuluan
Salah satu faktor yang ingin dikemukakan di sini adalah bahwa di dalam perdagangan
luar negeri, produsen dan konsumen satu sama lainnya dipisahkan oleh batas kenegaraan
(geopolitik). Oleh karena itu perlu sekali dicari cara yang tepat dan penetapan saluran
yang akan dipergunakan untuk memungkinkan adanya hubungan antara produsen di satu
pihak dengan konsumen atau pemakai di lain pihak. Produsen pada umumnya merupakan
pihak yang aktif dalam usahanya melaksanakan pemasaran barang yang dihasilkan
kepada konsumen, tetapi sebaliknya bukan hal yang mustahil pula jika konsumen yang
bertindak aktif mencari barang yang dibutuhkannya dengan cara mendekati sendiri
negeri, produsen dapat menempuh beberapa cara yang dapat digolongkan dalam 2
golongan, yaitu :
31
1. cara pemasaran langsung
sendiri pemasaran hasil produksinya itu ke luar negeri, dalam arti di samping
sebagai produsen, ia juga bertindak sebagai eksportir pula. Oleh karena itu di
a. Menyiapkan barang sampai menjadi barang siap untuk diekspor (ready for
dijual)
keseluruhan transaksi ini mulai dari mempersiapkan barang itu sampai barang
sekalipun barang itu sudah dalam kekuasaan dan menjadi milik konsumen,
32
2. cara pemasaran tidak langsung
Selain dari itu dalam melaksanakan pemasaran barang ke luar negeri dapat pula
ditempuh cara lain, yaitu dengan mempergunakan jasa perantaraan badan usaha
lain yang khusus bergerak dalam perdagangan luar negeri, baik ekspor maupun
impor. Di sini dapat dikemukakan beberapa macam badan usaha yang dapat
luar negeri, atau juga badan usaha yang dapat dipergunakan oleh konsumen untuk
Badan usaha yang dipergunakan sebagai perantara dalam perdagangan luar negeri
terdiri dari :
a. Ekspor/Impor Merchant
dalam negeri atas risiko sendiri untuk dijual ke luar negeri, ataupun
dalam negeri untuk dijual kembali atas risikonya sendiri. Keuntungan bagi
1). Produsen tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk keperluan market
ekspornya.
33
3). Tidak perlu lagi menanggung risiko perdagangan luar negeri seperti
yang bergerak untuk pemasaran barang di luar negeri. Tetapi sebaliknya ada
mendirikan anak cabang perusahaan di dalam negeri. Kantor cabang atau anak
perusahaan luar negeri yang demikian, bekerja atas perintah dan untuk
negeri asalnya dengan mendapatkan komisi. Oleh karena itu badan usaha yang
Oleh karena kantor cabang atau anak perusahaan yang demikian biasanya
oleh para produsen setempat untuk secara tidak langsung mengekspor hasil
produksinya ke luar negeri baik sebagai transaksi local biasa maupun atas
dasar komisi. Berdasarkan uraian tersebut, maka badan usaha ini disebut juga
Di dalam praktek tidak ada perbedaan yang pokok antara export merchant dan
confirming house, sebab kedua badan usaha ini sama bertindak sebagai
34
eksportir. Hanya export merchant bekerja dan lebih mengutamakan
diselenggarakannya itu.
Bilamana hubungan antara produsen dengan export merchant itu tidak hanya
(agency agreement), maka dalam hal ini export merchant itu juga disebut
untuk kepentingan konsumen di luar negeri atau kalau dilihat dari sudut
yang bergerak sebagai perantara dalam perdagangan luar negeri. Sebab tidak
jarang suatu badan usaha bertindak dan berfungsi baik sebagai export
merchant, commission agent, maupun sebagai importer. Oleh karena itu badan
usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan luar negeri disebut sebagai
perusahaan dagang impor/ekspor atau juga disebut sebagai export dan import
macam barang, dan hamper ke setiap Negara dan mempunyai organisasi dan
35
C. Penutup
36
BAB V
INTERNASIONAL
A. Pendahuluan
secara internasional, yaitu dari awalnya pembayaran barang dengan barang atau
barter sampai dengan metode pembayaran dengan memakai uang, kemudian dikenal
metode-metode pembayaran canggih yang terjadi saat ini, yaitu metode pembayaran
yang dapat memproteksi kepentingan ke dua belah pihak misalnya lewat pembayaran
dengan sistem letter of credit (L/C). semua metode pembayaran tersebut secara
yuridis sah, asal sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Namun perlu diperhatikan
sistem hukum lokal Negara tertentu. Ataupun terhadap beberapa bentuk, bahkan
pihak.
pembayaran yang telah merubah system pembayaran dalam transaksi jual beli
37
1. Metode Pembayaran Terlebih Dahulu (Advance)
Sistem pembayaran seperti ini sangat menguntungkan dan sangat aman bagi pihak
eksportir (penjual) tetapi sangat tidak aman bagi pihak importer (pembeli). Sebab, setelah
uang diterima oleh pihak eksportir, berbgai kemungkinan atas barang objek jual beli
dapat terjadi. Bisa jadi barang tersebut tidak sesuai dengan pesanan, hilang ditengah
jalan, atau karena sesuatu hal dan lain hal bahkan barang tersebut tidak dikirim sama
sekali oleh pihak eksportir. Karena itu, metode pembayaran secara advance ini sangat
a. jika bonafiditas dan kejujuran pihak eksportir sudah dikenal dikalangan pedagang
secara luas.
b. Jika ada hubungan khusus antara eksportir dengan importer, misalnya ada
rendah. Misalnya pemesanan dengan surat atas pembelian buku, atau benda-benda
lainnya.
38
2. Metode Pembayaran Secara Open Account
Metode pembayaran dengan open account ini adalah sebagai kebalikan dari
metode pembayaran terlebih dahulu (advance). Terhadap metode dengan open account,
barang yang bersangkutan dikirim terlebih dahulu kepada importer (pembeli), kemudian
setelah barang diterima oleh pihak importer (pembeli), baru dibayar sebagai hutang.
Karena itu, sistem open account ini tentunya sangat tidak aman bagi pihak eksportir
berhubung adanya kemungkinan pembayaran yang tidak sesuai dengan perjanjian, kurang
atau terlambat pembayaran, atau bahkan karena sesuatu dan lain hal, harga tidak dibayar
sama sekali.
Sistem pembayaran secara open account ini sering dilakukan antara induk
perusahaan dengan anak perusahaan atau dengan perusahaan yang terafiliasi, ataupun
dilakukan jika terdapat good record dari pihak importer. Salah satu variasi dari sistem
pembayaran secara open account ini adalah jika barang dikirim secara rutin sedangkan
pembayaran dilakukan secara periodic, misalnya dibayar tiap tiga bulan sekali.
Metode pembayaran atas dasar konsinyasi ini merupakan suatu variasi lain dari
sistem pembayaran dengan open account. Dalam sistem konsinyasi, pihak investor juga
Hanya saja dalam hal ini, pihak importer menerima barang tersebut untuk kemudian
menjual lagi kepada pihak ketiga. Kemudian setelah barang tersebut laku terjual kepada
pihak ketiga dan telah dibayar harganya oleh pihak ketiga tersebut, baru kemudian
harganya setelah dipotong selisihnya dikirim kepada pihak eksportir (penjual semula).
39
Pembayaran harga secara konsinyasi kepada pihak eksportir (penjual semula) tersebut
a. apakah dengan langsung mengirim harga kepada pihak eksportir setelah dipotong
b. atau harga baru dibayar kepada eksportir dalam waktu tertentu setelah barang laku
c. ataupun jika jual beli dilakukan secara rutin, harga dibayar setelah pihak ketiga
membayar harga, tetapi kepada eksportir (penjual semula) oleh importer dibayar
harganya secara periodic. Ini berarti sekali bayar untuk beberapa pengiriman.
barang secara documentary collection, yaitu lewat penggunaan dokumen yang disebut
Bills Of Exchange
Dalam hal ini pihak importer harus membayar harga barang setelah shipping documents
documents yang bersangkutan. Karena itu, tanpa pembayaran harga barang, shipping
documents tidak akan diberikan oleh pihak bank. Tanpa shipping documents ditangannya,
Dalam praktek ada dua macam Bills of Exchange, yaitu clean bills dan
documentary bills. Adapun yang dimaksud dengan clean bills adalah bills of exchange
misalnya dokumen kepemilikan atas barang tersebut seperti Bill of Lading dan
40
sebagainya. Sementara bentuk lain adalah apa yang disebut dengan documentary bills.
Bentuk seperti ini lebih lazim dipraktekkan. Dalam hal ini, suatu bills of exchange
harga dibayar, sementara pihak importer punya kepentingan agar harga dibayar setelah
barang diterima, maka dipakailah sistem pembayaran dengan documentary credit. Dalam
hal ini suatu pembayaran dilakukan lewat bank sebagai perantara, tanpa terlebih dahulu
menunggu tibanya barang atau tibanya dokumen. Kewajiban ini dilakukan dengan
kewajiban dari pihak importer untuk membuka letter of credit (L/C) pada bank di Negara
importer, untuk kemudian oleh bank tersebut diteruskan kepada bank di Negara eksportir.
Sistem pembayaran lewat L/C ini dewasa ini sudah diterima secara meluas di kalangan
beberapa metode akan memudahkan pelaksanaan dalam bisnis internasional ini, karena
masing-masing pihak tidak perlu lagi mengadakan pembicaraan secara tatap muka,
C. Penutup
41
1. Jelaskan metode pembayaran advance
3. Jelaskan perbedaan antara pembayaran dengan metode advance dan open account
42
BAB VI
A. Pendahuluan
yaitu:
1. Dokumen Pendahuluan
Biasanya sebelum suatu kontrak jual beli ditandatangani, maka terlebih dahulu
Bahkan untuk perdagangan yang rutin, ada kecenderungan untuk menggantikan dokumen
pendahuluan dengan hanya mengangkat telepon saja. Atau kalaupun ada dokumen
Di antara macam-macam dokumen pendahuluan, yang sangat lazim dilakukan adalah apa
yang disebut dengan Letter of Offer (to buy or to sell), atau Letter of Intent. Apabila
dokumen tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka hal tersebut telah
mengikat kedua belah pihak, kecuali jika dalam isi dokumen tersebut dinyatakan
sebaliknya. Contoh lain dari dokumen yang dapat dikategorikan sebagai dokumen
pendahuluan adalah apa yang disebut Sale Confirmation atau dokumen-dokumen lain
43
2. Dokumen Pokok
Dokumen pokok adalah kontrak jual beli itu sendiri. Seperti telah disebutkan
bahwa tidak selamanya kontrak jual beli ini ada dalam suatu transaksi perdagangan
3. Dokumen Tambahan
Selain dari dokumen pendahuluan dan dokumen pokok, masih banyak lagi
dokumen yang menyertai suatu transaksi jual beli internasional. Hal ini disebabkan
karena : (1) tempat penjual dengan pembeli berjauhan sehingga diperlukan seberkas
dokumen pengiriman, dan (2) Negara dari penjual dengan pembeli berbeda, sehingga
Adapun yang yang lazim menjadi dokumen tambahan dalam perdagangan internasional
antara lain :
dikirim. Di samping itu terdapat pula yang disebut Proforma Invoice, yaitu
menurut pasal 506 KUHD, berarti suatu dokumen yang bertanggal, dalam
44
diangkutnya ke suatu tempat tujuan tertentu dan menyerahkan barang
2) Good Receipt, yaitu suatu bukti tanda terima barang dari pihak yang
pengangkut tersebut.
kapal.
lewat udara.
Document ini dikeluarkan oleh perusahaan angkutan darat atau kereta api,
6) Draft atau Wesel. Merupakan suatu surat perintah bayar sejumlah uang
tertentu tanpa syarat kepada pihak tertentu seperti disebutkan dalam draf
tersebut.
b) Certificate of Origin
45
c) Packing List
e) Certificate of Inspection.
Secara garis besar ada beberapa hal yang seringkali ada dan merupakan pasal-pasal dalam
f. Garansi dan indemnifikasi oleh pihak penjual jika adanya kerugian yang
46
i. Tentang hukum yang berlaku dan pengadilan yang berwenang.
j. Dan lain-lain.
Ada beberapa hal yang harus dicermati dalam menandatangani suatu International Sale
1. Cara Pembayaran
3. Persyaratan Transportasi
4. TanggungJawab Produksi
5. Force Majeure
B. Penutup
internasional.
47
BAB VII
A. Pendahuluan
berupa hubungan jual beli barang, pengiriman dan penerimaan barang, produksi
barang dan jasa berdasarkan suatu kontrak dan lain-lain. Semua transaksi tersebut
sengketa dengan cara negosiasi. Jika cara penyelesaian negosiasi gagal atau tidak
didasarkan pada suatu perjanjian di antara para pihak. Langkah yang biasa ditempuh
penyelesaian sengketa ke dalam kontrak atau perjanjian yang mereka buat, baik ke
Dasar hukum bagi forum atau badan penyelesaian sengketa yang akan
Di samping forum pengadilan atau badan arbitrase, para pihak dapat pula
48
dikenal sebagai ADR (Alternative Dispute Resolution) atau APS (Alternatif
Penyelesaian Sengketa ).
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa subjek hukum dalam hukum
Dalam uraian berikut, para pihak yang menjadi pembahasan dibatasi pada pihak
pedagang (badan hukum atau individu) dan Negara. Karena sifat dari hukum
Sengketa antara dua pedagang adalah sengketa yang sering dan paling banyak
terjadi. Sengketa seperti ini terjadi hamper setiap hari. Sengketa ini diselesaikan
melalui berbagai cara. Cara penyelesaian ini tergantung pada kebebasan dan
menyelesaikan sengketa mereka. Di samping itu kesepakatan dan kebebasan ini akan
menentukan hukum apa yang akan diberlakukan dan diterapkan oleh badan
Kesepakatan dan kebebasan para pihak merupakan hal yang essensial. Hukum
49
2. Sengketa Antara Pedagang dan Negara Asing
Kontrak-kontrak seperti ini biasanya dalam jumlah (nilai) yang relatif besar.
Permasalahan akan muncul terkait dengan adanya konsep imunitas suatu Negara yang
diakui oleh hukum internasional. Konsep imunitas ini paling tidak berpengaruh
utamanya adalah dengan adanya konsep imunitas ini, suatu Negara dalam situasi apa
pun tidak akan pernah dapat diadili di hadapan badan-badan peradilan asing. Namun
mata mengakui atribut Negara sebagai subjek hukum internasional yang sempurna
sebagai subjek hukum internasional terbatas. Oleh karena itu, dalam hukum
bidang public dalam kapasitasnya sebagai suatu Negara yang berdaulat, serta jure
karena itu, tindakan-tindakan seperti itu tidak lain adalah tindakan-tindakan Negara
layaknya para pedagang biasa. Oleh karena itu, tindakan-tindakan seperti itu yang
50
Sebaliknya Negara-negara yang mengajukan bantahannya bahwa suatu badan
peradilan tidak memiliki jurisdiksi untuk mengadili Negara sebagai pihak dalam
Prinsip ini pula dapat menjadi dasar apakah suatu proses penyelesaian
a. bahwa salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak berupaya menipu, menekan
b. Bahwa perubahan atas kesepakatan harus berasal dari kesepakatan kedua belah
51
2. Prinsip Kebebasan Memilih Cara-cara Penyelesaian Sengketa
Prinsip penting kedua adalah prinsip di mana para pihak memiliki kebebasan
penuh untuk menentukan dan memilih cara atau mekanisme bagaimana sengketanya
diselesaikan (principle of free choice of means). Prinsip ini termuat antara lain dalam
ini memuat definisi mengenai perjanjian arbitrase. Menurut pasal ini, penyerahan
sengketa kepada arbitrase merupakan kesepakatan atau perjanjian para pihak, artinya
menentukan sendiri hukum apa yang akan diterapkan (bila sengketanya diselesaikan)
oleh badan peradilan (arbitrase) terhadap pokok sengketa. Kebebasan para pihak
untuk menentukan hukum ini termasuk kebebasan untuk memilih kepatutan dan
52
4. Prinsip Itikad Baik (Good Faith)
Prinsip itikad baik dapat dikatakan sebagai prinsip fundamental dan paling
Dalam penyelesaian sengketa, prinsip ini tercermin dalam dua tahap, yang
pertama, prinsip itikad baik disyaratkan untuk mencegah timbulnya sengketa yang
disyaratkan harus ada ketika para pihak menyelesaikan sengketanya melalui cara-cara
negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase, pengadilan atau cara-cara pilihan para pihak
lainnya.
langkah penyelesaian sengketa yang tersedia atau diberikan oleh hukum nasional
prinsipnya sama dengan forum yang dikenal dalam hukum penyelesaian sengketa
53
fakta (inquiry), mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian melalui hukum atau
melalui pengadilan, atau cara-cara penyelesaian sengketa lainnya yang dipilih dan
Negara dan sistem hukum di dunia. Cara-cara tersebut dipandang sebagai bagian
integral dari penyelesaian sengketa yang diakui dalam sistem hukum nasional suatu
1. Negosiasi
Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang
paling tua digunakan. Penyelesaian sengketa melalui negosiasi merupakan cara yang
paling penting. Banyak sengketa diselesaikan setiap hari dengan cara negosiasi tanpa
Alasan utamanya adalah karena dengan cara ini, para pihak dapat mengawasi
Kelemahan utama dalam penggunaan cara penyelesaian ini adalah : (1) ketika
para pihak berkedudukan tidak seimbang. Salah satu pihak yang kuat berada dalam
posisi ntuk menekan pihak lainnya. Hal ini sering terjadi ketika kedua belah pihak
berlangsungnya negosiasi acap kali lambat dan biasanya memakan waktu lama. Hal
ini terjadi karena sulitnya permasalahan yang terjadi diantara para pihak. Selain itu,
jarang sekali ada persyaratan penetapan batas waktu bagi para pihak untuk
54
menyelesaikan sengketanya melalui negosiasi ini; (3) ketika salah satu pihak terlalu
didalamnya perlu dibedakan sebagai berikut : (1) negosiasi digunakan ketika suatu
sengketa belum lahir (disebut sebagai konsultasi); (2) negosiasi digunakan ketika
suatu sengketa telah lahir. Prosedur negosiasi ini merupakan proses penyelesaian
2. Mediasi
Mediasi adalah suatu cara penyelesaian melalui pihak ketiga. Pihak ketiga ini
bisa individu (pengusaha) atau lembaga atau organisasi profesi atau dagang. Mediator
ikut serta aktif dalam proses negosiasi. Biasanya negosiator dengan kapasitasnya
sebagai pihak yang netral, berupaya mendamaikan para pihak dengan memberikan
Jika usulan tersebut tidak diterima, mediator masih dapat tetap melanjutkan
fungsi mediasinya dengan membuat usulan-usulan baru. Oleh karena itu, salah satu
mengidentifikasi hal-hal yang dapat disepakati para pihak serta membuat usulan-
55
Seperti halnya dalam negosiasi, tidak ada prosedur-prosedur khusus yang
harus ditempuh dalam proses mediasi. Para pihak bebas menentukan prosedurnya.
Hal yang penting adalah kesepakatan para pihak mulai dari proses (pemilihan) cara
mediasi, menerima atau tidaknya usulan-usulan yang diberikan oleh mediator, sampai
mengikat, artinya para pihak meski telah sepakat untuk menyelesaikan sengketanya
melalui mediasi, namun mereka tidak wajib atau harus menyelesaikan sengketanya
3. Konsiliasi
dan mediasi sulit untuk dibedakan. Istilahnya acapkali digunakan dengan bergantian.
Namun menurut Behrens, ada perbedaan antara kedua istilah ini, yaitu konsiliasi lebih
Konsiliasi bisa juga diselesaikan oleh seorang individu atau suatu badan yang
disebut dengan badan atau komisi konsiliasi. Komisi konsiliasi bisa sudah terlembaga
56
atau ad hoc (sementara) yang berfungsi untuk menetapkan persyaratan-persyaratan
penyelesaian yang diterima oleh pihak, namun putusannya tidak mengikat para pihak.
Persidangan suatu komisi konsiliasi biasanya terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap tertulis dan tahap lisan. Dalam tahap pertama, sengketa 9yang diuraikan secara
tertulis) diserahkan kepada badan konsiliasi. Kemudian badan ini akan mendengarkan
keterangan lisan dari para pihak. Para pihak dapat hadir pada tahap pendengaran,
akan menuerahkan lporannya kepada para pihak disertai dengan kesimpulan dan
karena itu, diterima tidaknya usulan tersebut bergantung sepenuhnya kepada para
pihak.
4. Arbitrase
Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara suka rela kepada pihak ketiga
yang netral. Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase terlembaga atau arbitrase
Adapun alasan utama mengapa badan arbitrase ini banyak dimanfaatkan untuk
banding, kasasi atau peninjauan kembali seperti yang kita kenal dalam sistem
57
b. Keuntungan lainnya dari penyelesaian sengketa melalui arbitrase adalah sifat
putusan arbitrasenya.
memilih “hakimnya” (arbiter) yang menurut mereka netral dan ahli mengenai
pokok sengketa yang mereka hadapi. Pemilihan arbiter sepenuhnya berada pada
kesepakatan para phak. Biasanya arbiter yang dipilih adalah mereka yang tidak
saja ahli, tetapi juga arbiter tidak selalu harus ahli hukum. Bisa saja seorang
arbiter pimpinan perusahaan, insinyur, ahli asuransi, ahli perbankan dan lain-lain.
d. Keuntungan lainnya dari badan arbitrase ini adalah dimungkinkannya para arbiter
suatu kontrak. Biasanya judul klausul tersebut ditulis secara langsung dengan
agak berbeda. Istilah choise of forum berarti pilihan cara untuk mengadili sengketa,
dalam hal ini pengadilan atau badan arbitrase. Istilah choise of jurisdiction berarti
58
Penyerahan suatu sengketa kepada arbitrase dapat dilakukan dengan
pembuatan suatu submission clause, yaitu penyerahan kepada srbitrase suatu sengketa
yang telah lahir. Alternatif lainnya atau melalui pembuatan suatu klausul arbitrase
dalam suatu perjanjian sebelum sengketanya lahir (klausul arbitrase atau arbitration
clause). Baik submission clause atau arbitration clause harus tertulis. Syarat ini
Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa klausul arbitrase melahirkan
menangani sengketa.
ada ternyata tidak berhasil. Penyelesaian sengketa dagang melalui badan peradilan
biasanya hanya dimungkinkan ketika para pihak sepakat. Kesepakatan ini tertuang
dalam klausul penyelesaian sengketa dalam kontrak dagang para pihak. Dalam
klausul tersebut biasanya ditegaskan bahwa jika timbul sengketa dari hubungan
pengadilan (negeri) suatu Negara tertentu. Kemungkinan lain para pihak dapat
peradlan yang menangani sengketa dagang ini misalnya WTO. Namun perlu
ditekankan di sini bahwa WTO hanya menangani sengketa antar Negara anggota
59
WTO. Umumnya sengketa lahir karena adanya suatu pihak (pengusaha atau Negara)
yang dirugikan karena adanya kebijakan perdagangan Negara lain anggota WTO
yang merugikannya.
“suram”, pada dasarnya karena dua alasan; (1) kurang adanya penghargaan terhadap
internasional ini juga yurisdiksinya kadangkala terbatas hanya kepada Negara saja,
yang tidak harus seorang ahli hukum; (2) adanya perasaan dari sebagian bear Negara
60
yang kurang percaya kepada suatu badan peradilan internasional) yang dianggap
internasional.
E. Penutup
pertanyaan-pertanyaan berikut :
perdagangan internasional
internasional
internasional.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ade Maman Suherman. 2004. Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Amir M.S. 2001. Letter Of Credit : Dalam Bisnis Ekspor Impor. Edisi 2. Jakarta : PPM.
________. 2000. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. Jakarta : PPM.
Amirizal. 1999. Hukum Bisnis : Risalah Teori dan Praktek. Jakarta : Djambatan.
Chairil Anwar. 1999. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta : Novindo Pustaka
Mandiri.
Huala Adolf. 2003. Arbitrase Komersial Internasional. Cet 3. Jakarta : Rajagrafindo.
__________. 2002. Hukum Ekonomi Internasional; Suatu Pengantar. Cet. 3. Jakarta :
Rajawali Pres
_________. 2002. Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, cet. 3. Jakarta :
Rajawali Pres.
_________. 2005. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Mariam D Badrulzaman. 1994. Aneka Hukum Bisnis, Cetakan I. Bandung : Alumni.
Moch. Faizal Salam. 2001. Pertumbuhan Hukum Bisnis Indonesia. Bandung : Pustaka.
Ramlan Ginting. 2000. Letter of Credit : Tinjauan Aspek hukum dan Bisnis. Jakarta :
Salemba Empat.
Roselyne Hutabarat. 1989. Transaksi Ekpor Impor. Jakarta : Erlangga.
Siswanto Sutojo. 2001. Membiayai Perdagangan Ekspor Impor : International Trade
Financing. Seri Manajemen No. 3. Jakarta : Damar Mulia Pustaka.
Soedjono Dirdjosisworo. 2006. Pengantar Hukum Dagang Internasional. Bandung :
Refika Aditama.
Sudargo Gautama. 1977. Kontrak Dagang Internasional. Bandung : Alumni.
62