You are on page 1of 23

c 



  
Sebagai seorang wanita karir yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja yang padat. Membuat
waktu kita sangat terbatas untuk anak kita. Padahal inginnya kita bisa terus menerus dekat
dengan si buah hati. tapi kira-kira bisa ngga ya waktu kita yang terbatas itu menjadi berkualitas
? dan « mungkin ngga ya kita bisa menjadi orantua yang efektif ?

Menurut psikolog selama kita bisa memanfaatkan waktu , orang tua yang sibuk pasti tetap bisa
membesarkan anaknya dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya
mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik, jiwa dan psikologis
yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya banyak waktunya habis di tempat kerja.
Karena tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua
bersama anaknya. Tetapi lebih kepada kualitasnya.

Ibu yang setiap hari di rumah, tapi tidak terlalu care pada tumbuh kembang anaknya, misalnya
ibu asyik menonton televisi sendiri, sementara anaknya dibiarkan bermain sendiri tanpa
bimbingan darinya. Tidak akan sebanding dengan ibu yang bekerja namun memanfaatkan
waktunya yang terbatas secara maksimal untuk mengikuti dan   tumbuh kembang
anaknya.

Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang
butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana
sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? berikut tipsnya.

c   

Orangtua yang baik berusaha memahami  . Ada anak yang sejak awal
menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya
perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani
karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap.

Misalnya memaksa anak yang pemalu untuk maju ke panggung, sementara dia belum siap.
Orang tua dan guru hanya bisa menyiapkan mentalnya, namun yang bertarung mempersiapkan
mental itu adalah anak itu sendiri. Daripada µberkelahi¶ dengan anak di belakang panggung.
Lebih baik beri dia waktu untuk mengelola perasaan. Di kesempatan lain, dia mungkin jadi lebih
berani. Jika dipaksa, anak bisa terbebani dan stress.

Waktu serta tenaga yang anda berikan pun terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu
harus dekat dengan mereka. Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat
curhat juga perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan perhatian. Tunjukan
bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika karakter anak anda tertutup jangan paksa
dia untuk segera to the point menceritakan masalahnya.

Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati,
dari situ anda bisa masuk ke pokok masalnya. Meski sibuk, jadilah pendengar yang aktif.
Jangan pura-pura mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia
atau minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.



 


Terapkan positive parenting yaitu menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya
dan usahakan untk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan
langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik
atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses
menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas stress.
Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi.
Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.

!
"   # 
 $


Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga,
dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di
memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke
mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya.
Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis.
Mulailah melibatkan mereka ke dalam tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan
menyesuaikan dengan usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa
dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.

% &  


  

Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas
untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan
mendapatkan pembicaaan yang µberisi¶. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang
berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk
menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi
selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.´
Nak, kenapa ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit ya ?´

'
  ( $ )$$

Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk
menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk
memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai
dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi
bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan setiap hari ada
waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik jika waktu libur dimanfaatkan untuk bersama
keluarga.

*  

!

Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur
setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan
tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur
setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya
anda memberikan sanski. Tak perlu sambil marah-marah, malah bagus jika anda dan anak
melakukannya sambil tertawa. Berikan sanksi yang bersifat mendidik, misalnya menyuruhnya
untuk mengerjakan tugas rumah dan perlu diingat. Jangan berikan sanksi di beberapa kelalaian
pertamanya. Berikan jika anak berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama.

Ë"
!) )+ "


Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan
menjalankan kebiasaan.

Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda
lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa.

Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya.


Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan
kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

,$     
)+ 

Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua
menganggap hal itu tak penting.
Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk dalam bentuk verbal.
Seperti µ mama sayang kamu¶. Ini berpengaruh sangat besar kepada anak.

Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak memiliki kedekatan emosi yang
dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih
sayang terhadap sesama.

Ungkapan kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap
kesempatan.

- $

+ & 
&
Komunikasikan denagn jelas dan lembut. Ketika anda memberikan
perintah kepada anak.

Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.

Stop memberikan ceramah, memarahi atau mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi
dengan teriak-teriak.
Sebaliknya seringlah mengajak mereka berdiskusi. Jangan sekali-kali berbicara dengan keras
dan kasar terhadap anak. Kalau anda tak ingin mereka meniru.

c )  #  
#
 !
 

Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel.


Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa kerumah.

Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan.

Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahakan sampai membuat kita tak
menghiraukan dan memperhatikannya.

Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali
melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti biasa.

Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir dan introspeksi diri. Ambil napas panjang dan
coba berpikir untuk mencari solusi terbaik bagi masalah anda.
Satu hal yang penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu untuk dirinya sendiri

 
Beberapa hari ini adek Kenzie susah sekali makan. Biasanya satu mangkok nasi habis dilahap
dengan lauk apapun(alhamdulillah, anakku ini ` ` banget dalam hal makan, sama seperti
Abinya :D). Apalagi selama seminggu kemarin sewaktu liburan di rumah neneknya di Kediri,
adek hobby banget makan, bayangkan saja sehari makan nasi satu mangkok tiga kali , alpukat
habis satu buah, biskuit 3 buah, pisang goreng 2 buah, belum lagi kalau dibuatkan pisang campur
susu. Waktu pulang ke Madiun juga susu di botol yang biasanya tidak mau minum, ternyata
dihabiskan juga di perjalanan. Eee«giliran sudah pulang di Madiun adek tiba-tiba jadi susah
banget makan. Melihat nasi saja adek langsung geleng-geleng padahal lauknya sudah divariasi.
Biasanya waktu makan abi dan ummi, adek ikut-ikutan makan sambil gantian disuapin abi dan
ummi. Tapi, seminggu ini adek benar-benar tidak tertarik dengan makanan sama sekali.
Alhamdulillah, adek masih mau makan buah, alpukat, pisang, jambu biji, pear masih mau
dimakan.

Hari pertama adek tidak mau makan, ummi benar-benar stress, tapi abi tenang-tenang saja. Dua
hari adek susah makan ummi masih stress sambil rajin browsing ke internet tips agar adek mau
makan. Akhirnya pada Rabu sore ummi menyuapi adek sambil mengarang cerita tentang
perjalanan adek ke hutan untuk berburu, bertemu dengan adek bebek dan adek tupai(ini
mainannya Kenzie) yang sedang asyik naik mobil yang dikendarai adek tukang.
Eee..alhamdulillah satu mangkok hampir habis, mungkin besok dengan cara bercerita lagi adek
mau makan, amiin. Esok harinya cerita karangan ummi tidak bisa semanjur kemarin karena adek
hanya mau makan beberapa sendok aja, tapi soal makan buah hmmm adek jagonya sejak dulu,
alhamdulillah perutnya masih terisi satu buah alpukat besar dan beberapa buah pisang selain nasi
beberapa sendok. Hari jumatnya adek mulai mau makan nasi agak banyak lagi karena hari ini
ummi bercerita dengan gaya yang baru, petualangan pesawat sendok di angkasa sebelum masuk
mulut adek, eee sukses loh cerita ini ditemani dengan lagu-lagu nasyid yang ceria. Sabtu ini,
alhamdulillah nafsu makan adek sudah kembali lagi, semoga begitu untuk hari-hari selanjutnya,
amiin.

Kemarin ummi sempat telepon neneknya Kenzie di NGawi minta resep jamu untuk menambah
nafsu makan(he..he..umminya Kenzie nih termasuk pencinta obat-obatan tradisional dan herbal).
Tapi, kata ibu anak nggak mau makan itu biasa dan biasanya terjadi dalam beberapa hari saja,
jangan khawatir karena setelah beberapa hari anaknya pasti kembali mau makan, jadi yang sabar
saja dan nggak boleh dipaksa-paksa harus tetap disayang dan diperlakukan dengan halus. Jika
anak dikasar nanti malah akan semakin memberontak dan akan tambah sulit untuk mengatasi
masalah susah makannya.

Ternyata masalah susah makan ini biasa terjadi pada usia 6 bulan - 2 tahun, sebagian lagi
mengatakan sampai usia 4 tahun. Orang tua memang harus ekstra sabar, banyak berdoa, dan
kreatif untuk mengatasi masalah ini.

# Sabar di sini maksudnya jangan sampai berbuat kasar karena akan memperparah keadaan. Jika
kita mulai tidak sabar dan emosi segera istigfar, dan berdzikir, ingat loh adek adalah amanah dan
ladang ibadah kita. Anak juga bisa marah dan dalam masa pertumbuhannya ini anak akan sangat
rawan. (maafkan ummi ya dek kalau ummi pernah berbuat kasar waktu menyuapi adek)
#Banyak berdoa kepada Allah karena semuanya berjalan atas kehendak Allah. ³Kun fa yakun´
jika Allah berkehendak maka tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya. Apalagi cuma
urusan adek yang tidak mau makan. :)

#Kreatif, kita harus kreatif untuk mengatasi masalah ini, tips mengatasinya bisa sebagai berikut:
1.  ./ 0 1 0 . Variasi menu makanan ternyata
nggak harus terpenuhi dengan menu nasi dan lauk saja. Jika anak tidak mau makan nasi, bisa
disiasati dengan memberinya makanan non nasi tinggi kalori yang berprotein tinggi dan kaya
nutrisi. Makanan ini bisa berupa: puding + susu, buah alpukat dan mangga(buah tinggi kalori),
keju yang dicampurkan dalam sayuran/roti, snack buah yang ditambahkan susu/ yogurt( ex:
pisang + susu).

2.  0/0/  . Beberapa orang menyarankan menyuapi anak


sambil jalan-jalan atau keluar rumah. Ini juga berlaku di lingkungan sekitar kami. Ada anak yang
mau makan sambil bersepeda keliling lingkungan. Tapi, sebenarnya ummi agak tidak setuju
dengan tips ini. Alasannya, kita kan tidak tahu udara di luar apakah bersih, bisa saja ada kotoran
dan debu yang menempel di makanan. Ummi lebih suka menciptakan suasana menyenangkan di
dalam rumah, misalnya dengan bercerita dan memutar lagu-lagu yang menyenangkan.

3.  02 3140 2 3. Jika anak makan cemilan padat


kalori(coklat, permen, dll) terlalu banyak mendekati waktu makan maka saat waktu makan tiba
ia akan kekenyangan dan susah makan nasi. Oleh karena itu cemilan yang sebaiknya disediakan
adalah buah.

4. 5 2051/ apakah sedang sakit. Jika anak sedang sakit dianjurkan
makan jus buah atau bubur karena lebih mudah dicerna.

5. Jika perlu bisa 25 / 1/53 untuk mengatasi masalah susah makan sebagai
berikut:
hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain seperti masuk angin. Cara
mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar, setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup
panci. Beri olesan minyak kelapa pada daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun
tersebut di atas pusar anak, yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.

Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun pepaya, 1
ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe kemarin), dan sedikit garam.
Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain dan masukkan ke mulut anak. ³Khasiat temu
hitam untuk mengeluarkan cacing, sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya,
dan tempe bosok untuk stamina atau kekuatan tubuhnya.

Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari temulawak, gula
merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2
sendok makan sehari
Buat ibu-ibu yang mengalami masalah sama dengan Ummi jangan khawatir ya, dengan sabar,
berdoa, dan berusaha insyaAllah semua masalah akan terselesaikan. Satu hal saja yang harus
selalu kita ingat bahwa merawat an

 
Banyak bergerak, selain membuat anak aktif, juga dapat mengembangkan seluruh aspek
kecerdasannya. Di sisi lain, perkembangan kinestetik akan memperkuat kesadaran sensori yang
dimulai pada sistem saraf dan berujung pada sendi dan otot.

Stimulasi kinestetik atau gerak diberikan melalui rangsangan gerak tubuh yang kemudian akan
direspon anak dengan gerakan tubuh pula. Stimulasi ini sangat bermanfaat terutama dalam
menumbuhkembangkan potensi kecerdasan anak.

Menurut Drs. Bambang Sujiono, MPd., respon yang ditunjukkan oleh anak merupakan gerakan
otot-otot tubuh sebagai akibat dari adanya perintah dari sel saraf pusat.

Hampir setiap respon gerakan melalui perintah otak. Kecuali gerak refleks tubuh yang
merupakan gerakan spontan otot-otot tubuh tanpa adanya perintah dari otak. Itu sebabnya, bila
rangsangan kinestetik diberikan kepada anak dengan melibatkan gerakan tubuh, sel-sel otaknya
semakin banyak terstimulasi. Ini berarti, seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki anak akan
tumbuh dan berkembang.

Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ ini, kemudian memberikan ragam stimulasi
kinestetik mulai usia 0 hingga 6 tahun.

$/ 6c0
Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang
semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat
bayi lahir, yaitu gerak refleks.

³Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala
saat ditengkurapkan, dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan
refleks yang bertujuan untuk bertahan hidup,´ tutur konsultan dan stimulator potensi kecerdasan
anak ini.

Ditambahkan ayah tiga anak ini, gerak refleks seharusnya distimulasi agar kemampuan awal si
kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3
bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar.

Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan
keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang
lebih kecil hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna.

Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan
merangkak. Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri,
dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia tengkurap.
Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha bergerak maju.

Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki,
punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki, serta aspek mental,
emosional, dan keberanian. Dengan banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan
berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak
mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.

$/c60
Di usia setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu,
perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat
kesulitan, dan lainnya. Cara yang mudah adalah banyak bermain bersama anak seperti berlari,
melompat, melempar, menangkap, berguling, dan lain-lain.

Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada menangkap. Agar kemampuan anak
menangkap bola atau benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola.
Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah
mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah. Contohnya, menambah
jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta arah lemparan
semakin cepat.

Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan
keterampilan motorik halus dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi,
dan kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak.

Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar,
melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot kaki,
misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga (tentu dibantu
orang dewasa).

$/ 6%0
Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia
1-2 tahun. Perbedaan yang nyata hanya pada kualitasnya. Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat
ketimbang anak usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah mampu menangkap
dengan baik.

Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu
melompat dengan dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk
motorik kasar otot lengan, anak mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali dengan
tangan, mendorong kursi, dan lainnya.

Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk koordinasi mata-tangan, yaitu mampu
memantul-mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan diameter lebih kecil,
melambungkan balon, keterampilan coretan semakin baik.

Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus serta kasar kian berkembang, anak bisa
diberikan stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa hal seperti berjalan atau berlari zigzag,
berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak kanan, melompat dengan dua kaki ke
berbagai arah, menendang bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke
berbagai arah dengan bola sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf, angka,
atau gambar, menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai
bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta menggerakkan kedua tangan
dan kaki dengan memukul drum mainan.

$/'6*0
Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan
efektif. Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun, seperti diungkapkan
Bambang, anak kelompok usia ini lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan
motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir
seperti bermain puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada games di
komputer maupun play station. 7+0

 
utri saya sudah berusia 2 tahun. Setiap 2 kali dalam seminggu sekolah di playgroup Al-May.
Dalam waktu dekat saya juga akan mencari sekolah lain agar setiap hari dalam seminggu dia bisa
bersekolah. Tidak bikin anak capek? menurut saya tidak, terutama Neng Audin tergolong anak
yang pintar dan kreatif. Sesaat setelah buka mata di pagi hari audin akan mencari kesibukan yang
selalu bikin saya takjub, seperti main air, mencoret dinding rumah, ikutan bibik mencuci baju,
mengajak jalan-jalan, ke warung, main bola, teriak teriak, bernyanyi, nonton, wah banyak lain
deh.. Dan di usia ini kadang tantrum nya datang. Tantrum datang jika tidak ada kesibukan lain
yang menarik hatinya, atau dia bosan dengan mainan yang ada. Jadi Neng harus selalu dibuat
sibuk, sibuk otaknya untuk berfikir, sibuk matanya untuk melihat, sibuk telinganya mendengar
music, sibuk tangan memainkan alat, dan sibuk kaki berlari-lari..Nah sekolah setiap hari salah
satu solusi untuk mengurangi tantrumnya dan menyalurkan kreatifitasnya. Solusi lain juga saya
akan membeli banyak alat permainan baru agar Neng semakin sibuk menggunakan inderanya.

«««..

Jika tantrum datang, saya pernah mengeluh pada papah Dony. Wah Neng mulai bandel nih..dan
sulit menanganinya. Jika tantrum barang yang dimainkannya bisa dibanting atau susu yang
diminumnya tumpah..pokoknya menanganinya capek deh. Yang saya lakukan biasanya
meninggalkannya sendirian, saya biarkan Neng marah-marah, menangis, kesal.. Lalu saya dekati
setelah sekitar satu menitan. Biasanya marah atau tangisnya mereda, atau jika belum maka akan
mereda, setelah saya dekati saya minta peluk dan menciuminya. Biasanya sih dia pasti balas
peluk.

Ternyata cara saya cukup jitu. Jika neng tantrum, Neng jadi paham pasti mamanya menjauh
sebentar. Sehingga tantrumnya tak pernah lama. Nah itu baru satu solusi jika menghadapi
tantrum. Bagaimana jika kreatifitasnya mulai datang? kreatif dalam banyak pengertian orang
disebut ³bandel´ atau ³nakal´. Pada banyak artikel yang saya baca, memang di usia batita dan
atau dalam rentang usia 2 sampai 4 tahun, anak memulai masa eksplorasi. Eksplorasi emosi, dan
eksplorasi keingintahuan. Baru saja hari ini saya menemukan satu artikel bagus mengenai cara
menangani perilaku anak tersebut, bagus juga.. terima kasih untuk penulis artikel ini ³Irawati
Istadi: Mendidik dengan Cinta´ dan artikel ini saya kutip dari blog suryaningsih

** artikel Mendidik Dengan Cinta

³Dasar bandel! Dasar anak nakal! Sudah dibilangi kalau minta susu ya diminum, dihabisin.
Nggak malah ditumpahkan ke lantai seperti itu! Susu itu mahal!´ Seorang ibu uring-uringan
memarahi Fifi, anaknya yang baru berusia 3 tahun. Bagaimana ia tidak jengkel, bila lantai yang
baru saja dipel kini kotor lagi oleh tumpahan susu si kecil. Si kecil pun diam sambil menatap
wajah ibunya yang kecapekan.

Sementara seorang ayah memarahi Latif, anaknya yang kelas satu SD, setelah dilapori wali
kelasnya bahwa anaknya itu ketahuan mencuri uang temannya. ³Kecil-kecil sudah jadi pencuri!
Mau jadi apa kamu kalau besar nanti?´ Katanya sambil berkacak pinggang.

Memang, mendidik anak memerlukan kesabaran ekstra. Ada kalanya orang tua kehilangan
kontrol saat kondisi fisiknya lelah atau emosinya tidak stabil. Kata-kata makian terhadap anak
seperti bandel, nakal, badung, dan sebagainya, seringkali meluncur tanpa dapat ditahan. Padahal,
makian atau celaan seperti itu akan sangat menjatuhkan harga diri anak dan berakibat buruk bagi
perkembangannya.

Mencerca Pribadi Hancurkan Harga Diri

Dalam masa perkembangannya semenjak lahir, setiap anak belajar menilai segala sesuatu. Begitu
juga yang terjadi pada persoalan penilaian diri. Setiap anak akan menilai dan memandang seperti
apa keadaan dirinya sendiri sesuai dengan cara pandang orang tuanya terhadap diri si anak.

Apabila pribadinya sering dicerca dengan julukan-julukan burukseperti anak nakal, bengal, tak
tahu aturan, pencuri, bodoh, pemalas, dan sejenisnya, maka akan terbentuk keyakinan dalam diri
anak bahwa memang seperti itulah sebenarnya taraf kepribadiannya. Selanjutnya ia akan merasa
wajar jika berbuat nakal, toh ayah ibu menyebutnya µanak nakal¶.

Perkembangan buruk seperti ini bila diteruskan akan sampai pada tahap di mana anak akan selalu
berusaha berperilaku sesuai anggapan terhadap kepribadiannya tersebut, sehingga ia akan merasa
tak pantas jika berbuat baik, yang notabene menyalahi keyakinannya sebagai anak nakal dan
bengal tersebut.

Sampai tahap ini perilaku anak bisa jadi sangat membuat orang dewasa terheran-heran, sebab ia
sudah tak mempan lagi diberi nasihat dan motivasi untuk mau berbuat baik, kecuali jika
perbaikan dimulai dengan mengubah cara pandangnya yang keliru dalam menghargai pribadinya
sendiri. Sungguh ini sebuah perbaikan yang sulit untuk dilakukan.

Begitulah kenyataannya, bahwa setiap orang membentuk kepribadian sesuai dengan cara
pandangnya terhadap dirinya sendiri. Itu sebabnya, akan sangat fatal akibatnya jika dalam masa
perkembangan anak diberi contoh untuk menilai dirinya dengan sebutan dan panggilan yang
buruk.

Anak tetap anak, sekalipun perilakunya buruk. Yang buruk adalah perilakunya, sementara
pelakunya tetaplah anak baik. Jika patut dibenci, maka perilakunya yang harus dikutuk, bukan
pelakunya. Sang anak sebagai pelaku tetap berhak untuk dicintai, disayangi, dan dihargai.

Jika Anak Salah, Tegur Perilakunya

Ketika seorang anak berbuat kesalahan, orang tua harus menegur µperilaku¶ tersebut, tanpa
mencela pelakunya. Anak harus mengerti letak kesalahannya. Ia harus mengerti betul bahwa
orang tuanya marah, kecewa dan membenci perilaku yang baru saja dilakukannya, bukan marah
dan membencinya.

Agar anak tahu bahwa orang tuanya tidak menyukai perilakunya, maka sebaiknya orang tua
menunjukkan perasaan kecewa, marah dan ketidaksukaannya dengan sejelas-jelasnya. Bisa
dengan mimik wajah yang penuh emosi, bisa pula dengan kata-kata yang keras.
Kembali pada kedua contoh kasus di awal tulisan ini, untuk Fifi yang menumpahkan susunya,
akan lebih baik bila ibu marah dengan menegur perilakunya. ³Fifi, sudah ibu bilangi berkali-kali
kalau menumpahkan susu itu jelek! Itu perbuatan mubadzir! Susu itu harganya mahal!´

Sedangkan untuk kasus Latif, akan lebih baik bila ayah tidak menyebutnya sebagai pencuri.
³Latif, kamu kan tahu mencuri itu perbuatan buruk? Dosa! Kenapa kamu melakukannya? Kalau
butuh uang, bilang sama ayah, jangan mencuri milik orang lain!´

Kedua contoh tersebut sudah dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dirasakan oleh ayah
dan ibu. Tujuannya agar anak mengerti perasaan orang tua tentang perilaku anak yang buruk itu.
Di sisi lain diharapkan dalam diri anak sendiri akan timbul perasaan yang tidak enak menghadapi
kemarahan orang tuanya.

Cukup Sekali Saja

Teguran orang tua cukup dinyatakan sekali saja, anak sudah bisa memahami perasaan orang
tuanya. Bila pernyataan ini diulang-ulang justru akan menimbulkan kebosanan, dan anak merasa
digurui. Cara mendisiplinkan anak seperti itu tidak efisien.

Banyak orang tua yang merasa perlu memberi nasihat panjang lebar terhadap kesalahan anaknya,
karena menangkap kesan anak tidak mendengar nasihat yang dikatakan orang tua. Anak-anak itu
berbuat seenaknya, tak mendengar omelan orang tua.Tingkah anak itu membuat orang tua
jengkel dan merangsangnya untuk semakin memperpanjang dan mengulang-ulang nasihat,
semata-mata untuk melampiaskan kejengkelannya.

Sekali lagi, sikap orang tua sebenarnya cukup dinyatakan sekali, ditunjang ekspresi wajah tak
lebih dari satu menit. Inilah bagian awal dari metode disiplin yang disebut teguran satu menit.
Selanjutnya, akan tercipta suasana yang tidak menyenangkan bagi anak. Pada saat ini sebaiknya
orang tua diam sejenak agar suasana yang tidak enak ini benar-benar dirasakan anak. Manfaatkan
waktu ini untuk menarik nafas panjang, seakan telah usai menyelesaikan tugas berat berupa
pengungkapan rasa kecewa atas perilaku anak yang buruk.

Selanjutnya, Hargai Pelakunya

Bagian berikutnya adalah saatnya menggunakan kebenaran lain selain kebenaran pertama yang
telah dikatakan terlebih dahulu. Kebenaran kedua ini adalah bahwa diri anak-anak sebagai
µpelaku¶ sebenarnya tetap baik, bahwa orang tua tetap mencintai sepenuh hati, karena mereka
pada dasarnya adalah anak-anak yang salih.

Bagian kedua ini harus diucapkan orang tua dengan ekspresi wajah penuh kasih sayang dan
kelembutan. Bila perlu dengan memeluk dan mencium, agar anak bisa langsung merasakan
bahwa bagaimanapun buruknya perilaku mereka, ternyata orang tua tetap mencintainya.
Pernyataan ini pun tidak perlu diulang, cukup sekali saja.
Misalnya, untuk kasus Fifi, setelah ibu marah dan menegur perilakunya yang buruk, maka
sebaiknya ibu membelai kepalanya sambil berkata, ³Fifi kan anak salihah, anak pintar. Lain kali
jangan menumpahkan susu lagi ya sayang«´

Demikian juga untuk kasus Latif. Setelah ayah menunjukkan kemarahannya, alangkah
bijaksananya bila kemudian ia memeluk anaknya itu seraya berkata, ³Latif kan anak yang
salih«Masa¶ anak salih mencuri, nanti jadi temannya setan. Lain kali jangan diulangi lagi
ya«.´

Kelebihan Metode Ini

Metode teguran satu menit mempunyai banyak kelebihan.

Pertama, melatih disiplin anak-anak untuk bisa meninggalkan perilaku yang buruk. Dalam
setengah menit yang pertama, anak mengerti bahwa tindakannya yang buruk telah membuat
orang tuanya kecewa dan marah. Peristiwa itu akan masuk ke alam memorinya, selanjutnya
memorinya mencatat mana perilaku baik yang disenangi orang tua, dan mana perilaku buruk
yang membuat orang tuanya kecewa dan marah.

Selanjutnya, dalam setengah menit kedua, anak segera dapat menemukan kembali citra dirinya
yang positif sebagai anak yang baik. Mereka sangat menikmati belai kasih orang tua dalam
selang waktu yang singkat ini. Buahnya, mereka menjadi senang dan bagga terhadap dirinya
sendiri yang baik seperti kata orang tuanya.

Satu hal penting yang tak boleh dilupakan orang tua adalah semakin anak menyenangi dirinya
sendiri, semakin besar kemauannya untuk berperilaku lebih baik.

Keuntungan kedua, metode ini bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif antara orang
tua dan anak. Banyak orang tua mengeluh karena tak bisa memahami jalan pikiran anaknya.
Banyak yang tak mengenal anaknya sendiri karena kemacetan komunikasi. Anak tak pernah mau
menyampaikan permasalahan yang ia hadapi kepada orang tua. Dengan bantuan metode ini,
sedikit demi sedikit mulai berkembang iklim keterbukaan antara orang tua dengan anak.
Komunikasi pun menjadi lancar, akrab dan harmonis. Hal ini bisa terjadi karena keberanian
orang tua menunjukkan perasaan terhadap anak tanpa mencerca. Dalam setengah menit pertama
menyalahkan habis-habisan perilaku anak yang buruk. Tetapi setelah itu menyatakan bahwa diri
pribadi anak selalu tetap baik dan dicintai orang tua.

Memang dalam praktiknya metode ini agak sulit dilakukan, karena orang tua seolah-olah harus
µbersandiwara¶. Setelah marah-marah harus mengungkapkan rasa sayang. Yang pasti, walaupun
sulit, tetapi demi perkembangan jiwa anak, tentu metode ini layak untuk dibiasakan. (Oel)

 
Ibu, ini ada beberapa tips untuk meningkatkan minat baca anak:

1. Bacakan buku untuk anak setiap hari (jadikan kebiasaan).


2. Usahakan buku mudah dilihat dan dijangkau oleh anak
3. Ajak anak ke tempat yang ada di buku

4. Bacakan dengan ekspresi


5. Lakukan dengan kegiatan mendongeng.
6. Perkenalkan anak pada bacaan-bacaan yg ada di sekitar kita
7. Beri kesempatan mengarang
8. Libatkan seluruh anggota keluarga
9. Ajak anak bereksperimen
10. Mulai dengan orangtua membaca
11. Hargai buku, berikan sebagai hadiah
12. Lakukan dengan gembira [An]

Memang agak susah meningkatkan minat baca pada anak kalau orangtua tidak mulai dari diri
sendiri. Tapi kebetulan ada satu cara menarik yang dipakai di sekolah untuk meningkatkan minat
baca anak. Di sekolah ada yang namanya Reading Campaign. Anak-anak punya kesempatan 2-
3X seminggu untuk pinjam buku dari library, biasanya sehari/dua hari setelah itu anak-anak akan
ditanya isi buku yang mereka pinjam. Bentuknya bisa mereka yang diminta untuk mengulang
cerita tersebut di depan kelas, ataupun menjawab pertanyaan dari guru seputar isi buku yang
dibaca. Bagi yang bisa menjawab atau menceritakan dengan baik, bakal dapat "stamp" di bagian
belakang buku harian anak yang memang disediakan untuk catatan buku yang sudah dibaca. Di
akhir semester nanti ada pengumuman 10 anak pembaca buku terbanyak dan mereka akan dapat
hadiah. Terbukti cara ini efektif sekali memancing minat baca anak-anak, semua jadi berlomba
membaca utk mendapatkan sebuah "stamp".

"You may have tangible wealth untold : Cackets of jewels and coffers of gold Richer than I you
can never be - I had a Mother who read to me - Strickland Gillilan ± [DN]

Karena suksesnya program ini, kalau tahun yang lalu hanya diadakan sekali, tahun ini program
akan secara berkesinambungan dilakukan sepanjang tahun. Dan bukan hanya buku-buku bahasa
inggris yang 'disarankan' untuk dibaca, tapi juga buku-buku bahasa indonesia akan diperbanyak.
DN, di kelas anakku malah ada hadiah tambahan yaitu berupa drink voucher kalau bisa
mengumpulkan 20 stamps, kata anakku. Semangat sekali dia, setiap hari pulang dengan laporan :
ma, today i got another another stamps, so I have .... stamps now. Padahal drink voucher itu
murah sekali, tapi yang penting buat anak-anak adalah penghargaan terhadap usaha mereka.
Bagus sekali, Aku juga jadi terpacu juga, tambah rajin membacakan cerita buat anak-anak tiap
malam. Biar masih ada kerjaan, biar mata sudah rapat, biar anakku sudah bisa membacakan buat
adiknya, aku tetap usahakan membacakan buat mereka [Stl]
Wah, di Jakarta rasanya sekolahnya bagus ya? Sekolah di Surabaya sepertinya belum terlalu
menekankan pada minat baca anak. Aku sendiri kan punya toko buku dan mainan anak di rumah,
tapi susah sekali kalau mau jual buku, yang laku selalu mainan. Kalau ditawari buku biasanya
mamanya selalu bilang belum bisa baca, atau takut disobek, dan lain-lain. Pokoknya susah sekali
kalau memasarkan buku. Paling-paling yang laku buku mewarna atau komik. Di Surabaya juga
jarang ada pameran buku anak atau semacamnya. Padahal pengalamanku sendiri, buku bisa
membuat anak lebih tenang, tidak rewel. Kalau aku lagi repot, biasanya anakku aku kasih buku,
biar belum bisa baca tapi dia suka lihat gambarnya, dan itu sudah cukup untuk membuat dia
sibuk [Crln]

- Kita harus percaya bahwa anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tidak
tertandingi, karena banyak bukti sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa
menghafal iklan, `
ketika kita berbicara dengan orang lain, dan menyerap kata-kata yang
kita ucapkan.

Dalam bukunya 'How to Teach Your Baby to Read', Glen Doman mengatakan bahwa pada
dasarnya kemampuan anak khususnya balita sangat luar biasa. Bahkan, kata Doman, otak anak
yang separuhnya sudah dilakukan pembedahan    (membuang separuh fisik
otaknya) bisa punya kemampuan sama dengan anak yang otaknya utuh dan normal.

Sebetulnya, dalam metode Doman, mengajar membaca pada anak balita itu mudah dan
sederhana. Hanya saja, saking mudah dan sederhana itulah kita justeru seringkali mengabaikan,
menunda, serta menyepelekannya, sehingga akhirnya waktu terlewat dan semua sudah terlambat.

Mudah dan sederhana, namun bukan berarti bisa "seenaknya". Ada hal-hal perlu dilakukan dan
penting dilakoni, yang tentu agar tujuan mengajari membaca pada anak-anak tercapai dengan
hasil memuaskan.

"53 8

- Jangan membuat anak menjadi bosan dengan maju terlalu cepat, maju terlalu lambat, serta
terlalu sering memberi tes

- Jangan memaksa anak, apapun bentuknya

- Jangan tegang, sehingga Anda lebih baik menunda jika suasana tidak mendukung, baik pada
Anda maupun si anak

- Jangan dulu mengajarinya abjad, namun ajari ia kata-kata

+)0/8

- Bergembiralah dan buat suasana hati anak senang dan nyaman menerima "pelajaran" dari Anda

- Selalu ciptakan cara baru. Ingat, bagaimanapun jeleknya cara Anda mengajar, hampir bisa
dipastikan bahwa ia akan belajar lebih banyak daripada tidak diajarkan sama sekali.

 51 3 5 9


:

Sebaiknya tunda dulu mengajarkan anak Anda tentang huruf, karena unsur terkecil dari sebuah
bahasa adalah kata, bukan huruf.

Bentuk kata adalah kongkrit, sedangkan huruf adalah abstrak. Sementara, mengajar anak akan
lebih mudah pada hal-hal yang kongkrit, bukan hal-hal abstrak yang membuatnya berpikir terlalu
dalam atas apapun yang Anda ajarkan.
Salah satu cara mudah dan sederhana mengajarkan anak membaca melalui pengenalan kata
adalah dengan menggunakan Metode Glen Doman. Simak langkahnya berikut ini;

1. Buat 15 kata dibagi dalam 3 set kategori berbentuk kartu dari karton dan spidol. Masing-
masing terdiri Set Kategori A, Set Kategori B dan Set Kategori C yang berbeda

2. Contoh, gunakan tema nama-nama dalam anggota keluarga di Set A (ayah, ibu, tante, kakek,
nenek), nama buah di Set B (apel, pisang, jambu, jeruk, durian), dan nama hewan di Set C
(ayam, itik, angsa, ikan, kuda)

3. Ambil satu kartu yang paling depan/tumpukan karton pertama di Set A, sebutkan (bacakan)
dan ajak anak menirukannya.

-ingat, tak perlu jelaskan artinya tentang apa yang dibaca oleh si anak

-tak lebih dari satu detik, ambil kartu dari belakang dan lakukan seperti yang pertama

-perhatikan wajah anak ketika menyebutkan kata, amati kata yang disukainya dan yang tidak

-jangan minta anak mengulang kata-kata yang kita bacakan tadi

-setelah membaca lima kata, stop pelajaran ini. Peluk anak Anda dan puji dia dengan
menunjukkan Anda bangga atas apa yang dilakukannya

4. Di hari pertama pelajaran, lakukan untuk Set A sebanyak tiga kali (3x)

5. Hari kedua lakukan Set A = 3x, Set B = 3x

6. Hari ketiga Set A = 3x, Set B = 3x, dan Set C = 3x

7. Hari keempat sampai dengan keenam sama seperti hari ketiga

-setiap kata dibaca maksimal antara 15 - 25 kali. Setelah sebanyak itu, kata harus diganti.
Caranya, setelah hari keenam ambil 1 kata dari setiap Set dan gantilah dengan sebuah kata baru

-setiap satu Set yang Anda bacakan selesai lansung diacak, hal ini supaya anak tidak bisa
menebak urutan kata

-jangan pernah mengulang kata yang sudah Anda bacakan, sehingga tidak salah Anda menandai
tiap kata yang sudah Anda bacakan dengan pensil. Tanda ini juga bisa dijadikan patokan sudah
berapa kali kata ini kita bacakan.

 
 
          
        
  
              

 
           

        
    
             
   
    

                     
   
  
                
          

                     
               


 
                   


          


  

    
      
 
 
     
           

             
  
     
   

  
    
!   
         
"  #      

$         
 
             
      #  
     
               

   
  #    
    %  
&
 #  
    
  
   
           

'

%
  
   &
(                 )    
 
 *   
      
    #   

+     *
  ,-
+      *   -
     #  *
"    
$.       %     
 &
*   *  /+%+((/0(1(10+21&1!1%1/0!1!1011&
,#* # 
  #  
      
     
     #       
         
    

          

.   
    
   
  #   
    

   
   

   (       

'          /+011    
)  

    
"        /+011
$)     
#

*        
,'   $        
3)         
   
 
4   #*
                
5+  "     
   


  
 
00   00 #  # 0

 
1 /0/

Terus terang, pada dasarnya kami berdua (saya dan m¶Agus) bukan tipe orangtua ambisius yang
ngotot menjejali anaknya dengan berbagai macam ini itu hanya demi supaya si anak tampak
menonjol. Termasuk diantaranya saat mengajari membaca. Kami menerapkan prinsip: let if flow.

Ini penting sebagai dasar pengajaran. Karena ketika kita sebagai orangtua terbebani dengan
ambisi-ambisi tertentu dalam mendidik anak, maka hasil yang keluar adalah rasa frustasi saat si
anak tidak menunjukkan hasil yang diharapkan.

031   3;1

Perkenalkan ke-26 abjad kepada anak dengan cara kreatif. Hindari session khusus untuk belajar.
Karena cara yang paling efektif untuk mengajari anak (dalam berbagai hal) adalah dengan
bermain.

Tips.

* Beli satu kantung Nugget berbentuk alphabet. Ajaklah anak Anda bermain Peta Harta Karun.
Cara bermain: Goreng nugget sampai matang. Sisipkan di dalam nasi yang akan dimakan anak
Anda. Kemudian minta anak Anda untuk mencari huruf tertentu yang telah Anda sebutkan.

Jangan kecil hati jika si anak masih sering salah tunjuk atau keliatan ngawur. Namanya juga
proses belajar, kan? Sebaliknya jika si anak mampu menunjuk huruf yang kita minta secara tepat,
beri dia reward berupa pelukan atau ciuman.

 00<

Setelah pada usia 1.5 tahun Kayla mampu menghafal seluruh abjad dengan baik dan benar, maka
yang saya lakukan selanjutnya adalah mengajarinya untuk merangkai huruf-huruf tersebut.

Tapi kesalahan fatal yang saya lakukan adalah saya mengajari Kayla dengan metode urdu.
Misalnya kata BOLA yang selalu saya eja dengan: Be-O, BO, eL A, La = BOLA. Atau BUDI
menjadi Be-U, BU, De-i, DI = BUDI. Sesuai dengan apa yang pernah saya pelajari ketika masih
SD dulu: huruf per huruf dirangkai terlebih dahulu untuk kemudian disambung menjadi suku
kata dan akhirnya menjadi sebuah kata yang utuh.

Dan ternyata metode pengajaran secara urdu tersebut terbukti kurang efektif karena dalam kurun
waktu 1 bulan kemampuan membaca Kayla masih tersendat-sendat. Tidak ada kemajuan yang
berarti. Sempet heran juga sih, sebenernya. Salahnya dimana?!

Sampai kemudian akhirnya aku berusaha untuk merubah metode merangkai huruf tersebut
menjadi merangkai suku kata. Sehingga kata BOLA dieja menjadi BO-LA dan BUDI menjadi
BU-DI.
Ajaib! Dalam waktu 1 minggu sesudahnya, tiba-tiba Kayla sudah mampu dilepas membaca
sendiri secara lancar.

% 100200

Jika dana Anda tidak terbatas, mengapa tidak menggunakannya untuk memanjakan anak Anda
dengan membelikan buku-buku bermutu untuknya secara rutin, seminggu sekali, misalnya?

Karena ada juga fenomena orangtua yang mempunyai dana tidak terbatas tapi merasa sayang
membelanjakan uangnya untuk membelikan buku bagi anaknya. Sehingga meskipun tas tangan
yang ditenteng sang Ibu berharga jutaan, tapi untuk buku seharga (cuma) 20-40rb dianggap
mahal sekali.

Lantas bagaimana dengan Anda yang dananya tidak tak terbatas? Jangan khawatir. Karena Anda
masih bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan swasta/pemerintah, membeli buku-buku bekas
dengan harga yang lebih miring, meminjam dari teman/saudara, etc.

Kesimpulan: selalu sediakan bahan bacaan bagi anak Anda, entah bagaimana caranya.

'#13255

Tunjukkan kepada anak Anda bahwa kegiatan yang paling sering Anda lakukan untuk mengisi
waktu luang adalah membaca. Sehingga anak Anda akan tergerak untuk menyukai buku, seperti
halnya orang tua mereka.

You might also like