Professional Documents
Culture Documents
tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya yang
terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator-isolator
dengan sistim tegangan tinggi (30 kV, 70 kV dan 150kV).
Bagian-bagian Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) pada umumnya dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1.1. Tiang.
Terbuat dari baja profil, disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu me-
nara yang telah diperhitungkan kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
- Tiang manesman.
Tiang manesman terbuat dari pipa baja dimana ukuran-ukuran panjang, diameter
dan ketebalan dari pipa baja yang akan dipergunakan disesuaikan dengan
keperluan.
- Tiang kayu.
Tiang kayu biasanya terbuat dari sejenis kayu ulin dan kayu besi yang tidak perlu
diawetkan, sedangkan jenis rasamala, kruing dan damar laut, sebelum
dipergunakan harus dilakukan pengawetan dahulu agar umur tiang kayu tersebut
dapat lebih lama.
Tiang penegang disamping menahan gaya berat juga menahan gaya tarik dari
kawat-kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima gaya tarik akibat
dari perubahan arah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Tiang akhir adalah tiang penegang yang direncanakan sedemikian rupa sehingga
kuat untuk menahan gaya tarik kawat-kawat dari satu arah saja. Tiang akhir
ditempatkan diujung Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang akan
masuk ke switch yard Gardu Induk.
- Tiang transposisi.
Adalah tiang penegang yang berfungsi sebagai tempat perpindahan letak susunan
phasa kawat-kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
- Kerangka tiang.
Adalah bagian dari tiang untuk menopang peralatan-peralatan listrik yang pada
umumnya terbuat dari besi baja, kayu atau beton yang direncanakan sedemikian
rupa sehingga kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja akibat dari tarikan kawat-
kawat, angin dan gaya berat dari material listrik pada kerangka tiang tersebut.
- Travers.
Travers adalah bagian dari tiang yang dipergunakan untuk tempat sangkutan atau
dudukan isolator dan tempat sangkutan kawat tanah. Kekuatan gaya tarik travers
disesuaikan dengan kekuatan tarik dari tiang yang telah dihitung sedemikian rupa
sehingga kuat terhadap gaya tarik kawat-kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi.
- Pondasi.
Pondasi terdiri dari adukan beton atau susunan batu kali yang memperkuat du-
dukan tiang, volume pondasi direncanakan sedemikian rupa dan harus kuat ter-
hadap gaya yang bekerja akibat dari tarikan kawat-kawat Saluran Udara Tegang-
an Tinggi, gaya angin dan lain-lainnya.
- Sekur.
Adalah alat untuk memperkuat kedudukan tiang dan menahan gaya lentur yang
terjadi pada tiang akibat dari gaya tarik kawat-kawat Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT).
Terbuat dari kawat baja dimana ujung-ujungnya diklem pada bagian atas
dan pada balok beton yang ditanam sebagai pondasi.
Fungsi dari Sekur tarik adalah mengimbangi gaya tarik kawat Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun gaya tarik akibat dari perubahan
arah trace Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sehingga tiang tetap
berdiri lurus.
Terbuat dari tiang manesman dimana fungsinya sama seperti Sekur tarik
dan ukuran-ukuran tiang manesman yang akan dipergunakan disesuaikan
dengan keperluan.
Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu tempat ke-
tempat lain.
Umumnya terbuat dari campuran allumunium atau tembaga sesuai dengan kebutuh-
annya, dipergunakan untuk pengikat kawat phasa pada isolator penegang pada tiang
penegang.
- Klem penegang dengan membelit (biasanya untuk Saluran Udara Tegangan me-
nengah (SUTM) atau Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR).
2.2.3. Klem penyangga (susperuion clamp).
Klem penyangga adalah klem pemegang kawat pada isolator gantung yang terdapat
pada tiang penyangga, klem penyangga biasanya dilengkapi dengan batang
pelindung (armor rods) atau kawat pelindung (armor wire).
Batang pelindung atau kawat pelindung berfungsi untuk mencegah cacatnya kawat
akbiat tekanan klem dan getaran kawat penghantar.
2.2.5. Isolator.
Pada umumnya terbuat dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai isolasi
tegangan listrik antara kawat pengliantar dengan tiang.
- Isolator piring.
Fungsi dari pada cincin perisai yaitu untuk meratakan (mendistribusi) medan lis-
trik dan distribusi tegangan yang terjadi pada isolator.
2.2.6. Lain-lain.
- Repair sleeve.
Pelindung kawat atau armor rods dipasang didalam klem penyangga (graag klem)
berfungsi sebagai penguat kawat phasa dan melindungi kawat phasa dari
kelelahan akibat getaran kawat.
- Perendam (dampers).
Perendam dipasan pada kawat Saluran Udara tegangan Tinggi (SUTT) dan pada
kawat tanah yang ditempatkan berdekatan dengan klem, perendam berfungsi guna
mengurangi getaran-getaran pada kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang disebabkan oleh angin dan lain-lain.
- Perentang (spacer).
Perentang dipasang pada sistim kawat bundle untuk menjaga agar jarak antara
kawat dengan kawat dalam 1 phasa tidak berubah-ubah akibat dari gaya-gaya
electromekanik atau angin.
Kawat tanah umumnya dipergunakan kawat baja dengan ukuran St. 35 atau St. 50
yang ditempatkan diatas kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung kawat
penghantar terhadap sambaran petir langsung.
Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa
pentanahan yang ditanam didekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat allumu-
nium/tembaga disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari
kawat tanah akibat sambaran petir.
Pada umumnya jaring pengaman dipasang pada persimpangan jalan umum dengan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Berikut ini disampaikan pembahasan tentang transmisi ditinjau dari klasifikasi tegangannya:
• Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW.
• Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal,
sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
• Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi,
memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga pembangunannya
membutuhkan biaya yang besar.
• Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak
pada masalah pembiayaan, antara lain: Timbulnya protes dari masyarakat yang menentang
pembangunan SUTET, Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi tinggi, Adanya
permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dan lain sebagainya.
• Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500 km.
SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa), dengan beberapa
pertimbangan :
• Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit mendapatkan tanah
untuk tapak tower.
• Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat bangunan
dan banyak gedung-gedung tinggi.
• Pertimbangan keamanan dan estetika.
• Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain dan pesanan khusus,
misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai kebutuhan.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable) dengan tegangan operasi
150 KV, yaitu:
• Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura).
• Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).
• Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Namun secara
berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya menggunakan
tegangan operasi 20 KV.
• Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang menghubungkan
dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan
(Pelanggan/ Konsumen).
• Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak (panjang)
antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun,
karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.
• Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas atau keuangan, kondisi
geografis dan lain-lain) transmisi SUTM di Indonesia melebihi kondisi ideal di atas.
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan transmisi SUTM. Perbedaan
mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000
Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan
operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low Voltage Twisted Cable (LVTC).
Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan transmisi SUTR. Perbedaan
mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam tanah. Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi
jarak aman/ ruang bebas (ROW) tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi.
Oleh karenanya transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah perkotaan, terutama di tengah-
tengah kota yang padat bangunan dan membutuhkan aspek estetika.
Dibanding transmisi SUTR, transmisi SKTR memiliki beberapa kelemahan, antara
lain:
• Biaya investasi mahal.
• Pada saat pembangunan sering menimbulkan masalah.
• Jika terjadi gangguan, perbaikan lebih sulit dan memerlukan waktu relatif lama untuk perbaikannya.
Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN Distribusi), tegangan
keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut,
maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah
perbandingan transformasi (rasio) trafo.
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat beroperasi untuk
memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban, disebut “On Load Tap
Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis (Gambar 2).
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat
dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator
penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer
yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.
Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka
OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada
beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis,
kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah
kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.