You are on page 1of 3

Konsep Etika, Moral, dan Akhlak

Oleh Arief Budiman, 1006665164

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kata akhlak, moral, dan etika
yang ketiganya merupakan tingkah laku manusia, hampir sama, namun jika dilihat
dari sumbernya, ketiga kata tersebut akan berbeda. Akhlak merupakan perilaku
yang dibangun berbasis hati nurani. Meski ada yang mengklasifikasikan menjadi
akhlak mulia dan akhlak tercela, tapi pada lazimnya akhlak adalah suatu sebutan
bagi perilaku terpuji yang berakar dari Iman. Etika, moral, budi pekerti, meskipun
pada dasarnya adalah kebiasaan, adat-istiadat masyarakat, tapi di kalangan umat
beragama, perilaku yang terbiasa, dapat disesuaikan dan di jiwai oleh akhlak yang
di ajarkan agama. Karena itu banyak kita temui etika, moral, dan budi pekerti
yang saling mengisi dengan ajaran akhlak yang dibimbing oleh agama. Motivasi
terpenting dan terkuat bagi manusia terutama bagi para pelaku moral dan
berakhlak adalah agama.

Secara substansial, etika, moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran
tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut perikehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam dalam arti luas. Yang
membedakan satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan itu
sendiri.

Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi
ukuran baik dan buruknya itu adalah akal karena memang etika adalah bagian dari
filsafat. Sedangkan akhlak yang secara kebahasaan berarti budi pekerti, perangai
atau disebut juga sikap hidup adalah ajaran yang bicara tentang baik dan buruk
yang ukurannya adalah wahyu Tuhan. Secara terminologis akhlak adalah ilmu
yang menentukan batas antara yang baik dan yang buruk, terpuji atau tercela,
menyangkut perkataan dan perbuatan manusia lahir batin. Menurut Ibnu
Miskawiah, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih
dahulu.
Dalam kehidupan manusia ada perbuatan yang dilaksanakan dengan kehendak
dan ada pula perbuatan yang dilaksanakan tanpa kehendak. Perbuatan yang
dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendak disebut perbuatan budi
pekerti.

Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat. Seseorang di anggap bermoral kalau sikap hidupnya
sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat tempat ia berada, dan sebaliknya
seseorang di anggap tidak bermoral jika sikap hidupnya tidak sesuai dengan
tradisi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dan memang menurut ajaran Islam
pada aslalnya manusia adalah makhluk yang bermoral dan etis. Dalam arti
mempunyai potensi untuk menjadi makhluk yang bermoral yang hidupnya penuh
dengan nilai-nilai atau norma-norma.

Suci tidaknya hati manusia tergantung mana yang paling dominan dalam
hatinya, jika nafsu syahwaniah dan gadhabiyah yang mendominasi dirinya, maka
yang muncul adalah akhlak yang buruk (akhlak al-mazmumah), tetapi jika nafsu
“al-nafs al-nathiqah” yang mendominasi hatinya, maka akhlak al-kharimah-lah
yang akan muncul dari dirinya.

Betapa penting kedudukan akhlak dalam Islam. Al-Qur’an bukan memuat


ayat-ayat yang secara spesifik berbicara masalah akhlak, malah setiap ayat yang
berbicara hukum sekalipun, dapat dipastikan bahwa ujung ayat tersebut selalu
dikaitkan dengan akhlak atau ajaran moral.

Manusia perlu suatu landasan moral dalam mengelola sumber daya yang ada
(manusia dan alam), yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai dalam berinteraksi
dengan sesama manusia, seperti nilai keadilan, tanggung jawab, cinta kasih dan
sebagainya. Bagaimana nilai-nilai tersebut dapat dilaksanakan adalah tergantung
pada pola asuhan atau sosialisasi yang diterima oleh seseorang.
Daftar Pustaka

Malik, Abduh, dkk. 2009. Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama Islam.


Jakarta: Departemen Agama.

Mubarak, Zakky, dkk. 2010. Buku Ajar II Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan
Masyarakat. Depok: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

You might also like