Professional Documents
Culture Documents
Segala puji Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan inayah bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas dan karya ilmiah ini dengan baik, karya ilmiah
ini penulis beri judul “Hidup Sederhana”.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 3
D. Sistematika Penulisan………………………………………………….. 4
BAB II ISI………………………………………………………………………… 5
B. Kehidupan Rasulullah………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……………...12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demikian dalam hal berpakaian atau perhiasan, kalau sudah berlebihan, tentu
bukan tidak hanya serasi malah menjadi norak dilihatnya bahakan bisa jadi
mengundang orang untuk mrenertawakannya.
Tak kalah pentingnya pula kesederhanaan dalam berbicara dan bertindak harus
kita jaga, jangan membuat orang mendengar dan memperhatikan kita tak simpati
sehingga timbul rasa tidak suka kepada kita, kalau sudah tidak suka, berarti akan
dekat dengan permusuhan .
B. RUMUSAN MASALAH
Sebagian manfaat dan tujuan yang kami utarakan dari pengkajian maklah ini
adalah :
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab II terdiri dari isi makalah yang berisi rumusan masalah yang telah kami
sebutkan sebelumnya. Yaitu tentang hidup sederhana dalam ajaran islam, Selanjutnya
kehidupan nabi kita Muhammad SAW,makan dan minum 2/3 perut, dan yang terakhir
yaitu orang yang memanjakan nafsu perutnya. Dala bagian ini kami menguraikan
secara lengkap dengan mengemukakan beberapa pendapat yang bersumber pada Al-
Quran dan Sunah Rasulullah SAW.
Bab III terdiri dari kesimpulan makalah, yang mengemukakan ringkasan makalah
serta beberapa pendapat kami atas materi yang kami bahas dalam makalah ini.
BAB II
Salah satu karakter Mukmin yang ditinggalkan kaum Muslimin hari ini adalah
zuhud. Seiring berpacunya waktu, orang berlomba-lomba meraih harta dan kekayaan
sebanyak-banyaknya. Kebahagian hidup hakiki telah digantikan oleh bilangan materi.
Mereka umumnya mencari kekayaan demi menaikkan status sosial semata.
Akibatnya, konsep hidup yang telah tergambar jelas dalam Islam yaitu hidup untuk
beribadah. Beribadah berarti melakukan amal shalih. Salah satu amal shalih adalah
memberikan sebagian rezeki kita untuk mereka yang berhak.
Kalau kita lihat definisi Ibnul Qayyim, jelas bahwa konsep zuhud bukan berarti
meninggalkan dunia sepenuhnya. Zuhud bukan berarti meninggalkan berbagai
kesibukan dunia dan menjerembabkan diri dalam kemiskinan. Itu sama saja dengan
menambah beban umat.
Lihat saja kehidupan para sahabat di masa Rasulullah saw. Walau terkenal
zuhud, mereka tidak pernah meninggalkan fitrahnya sebagai manusia yang punya
banyak kebutuhan. Karena itu tetap berusaha demi kebahagiaan hidup di dunia.
Bagi mereka yang tekun dalam melakukan pendekatan diri kepada Allah,
Ibnul Qayyim membagi dalam dua golongan: kelompok pertama adalah yang zuhud
di dunia secara keseluruhan, tanpa melepaskan dunia secara keseluruhan lalu duduk
berdiam diri. Agar dapat zuhud adalah mengeluarkan yang dihasilkan dari dunia, dan
tidak membiarkannya mengendap dalam hati. Umar bin Abdul Aziz adalah contoh
yang tepat. Meski seorang khalifah dan sebelumnya seorang hartawan, toh harta tidak
mengendalikan dirinya. Justru sebaliknya, memicunya untuk makin zuhud.
Kelompok kedua adalah zuhud terhadap diri sendiri. Ini zuhud yang paling
berat dan sulit dilakukan. Agar dapat hidup sederhana, pengetahuan dan pemahaman
kita terhadap kehidupan dunia harus dibangun terlebih dulu.
Zuhud dapat dimulai dari hidup sederhana. Bersikap sederhana terhadap harta
akan membantu kita untuk menjauhi sifat kikir. Sebab dunia hanya ada dalam
genggaman, tidak hidup dan menetap dalam hati. Kekikiran hanya akan
mendatangkan ketamakan, serta menjadikan hidup dalam keluh kesah
berkepanjangan. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kabaikan ia
amat kikir,” (QS al-Ma’aarij: 19-21).
Abu Ad-Darda’ meriwayatkan sabda Rasulullah saw, “Matahari tidak terbit
melainkan di dua sisinya ada dua malaikat yang berseru dan diperdengarkan kepada
semua penghuni bumi kecuali jin dan manusia, ‘Wahai manusia, marilah kepada Rabb
kalian, sesungguhnya yang sedikit dan mencukupi itu lebih baik dari pada yang
banyak dan melalaikan’. Dan, tidaklah matahari terbenam, melainkan diutus dua
malaikat di dua sisinya, yang berseru dan diperdengarkan kepada semua penghuni
bumi kecuali jin dan manusia, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti bagi orang yang
mengeluarkan nafkah, dan berikanlah kerugian bagi orang yang kikir.”
Kebahagiaan hakiki bukanlah di dunia. Tak apa bersakit di dunia, jika bisa menuai
kebaikan di surga. Karena itu, jiwa, hati dan pikiran seorang Mukmin selalu bertaut
dengan akhirat, dan terus bekerja untuk menjadikan kehidupan dunianya sebagai tiket
menuju surga. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan
zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka
atau budak yang mereka miliki;
“maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang
mencari di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan
orang-orang yang menjaga shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya,”
(QS al-Mukminun:1-11).
B. Kehidupan Rasulullah SAW.
Seruan hidup sederhana sangat mudah dilontarkan, namun terasa amat sulit
dilaksanakan oleh pemimpin di negara ini. Para pemimpin di negara ini belum bisa
memberikan contoh hidup sederhana di tengah kesulitan yang dialami rakyat.
Seharusnya para pemimpin itu juga menjaga perasaan sebagian besar rakyat yang
mengalami kesulitan hidup.
Gaya hidup berlebih-lebihan inilah yang sering Allah SWT kecam dalam Alquran.
Karena sikap ini adalah awal bencana dalam kehidupan sosial. Jika dalam diri
seseorang telah tertanam ambisi untuk memperkaya diri sendiri, ia akan sangat mudah
terseret untuk menghalalkan segala cara demi meraih apa yang ia cita-citakan. Dan ini
sangat berbahaya bagi kehidupan sosial.
Dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar. Orang akan makin asyik
dengan perilaku negatif yang dilakukannya. Akhirnya, jika gaya hidup berlebih-
lebihan terus dipupuk, lambat laun ia akan menjadi budaya yang berakar kuat dan
sulit dicerabut.Rasulullah SAW adalah satu teladan mulia yang memperlihatkan sikap
sederhana.
Akibat buruk orang yang tidak seimbang dalam makan minumnya akan menimpa
tubuh dan badan orang tersebut. Seorang muslim dalam makan dan minumnya
dituntut untuk melaksanakan aturan yang telah Allah tentukan.
. والتسرفواQكلوا واشربوا
Kedua : tidak boleh makan dan minum sesuatu yang membahayakan dirinya, apalagi
yang haram.
معتQQال سQQه قQQي هللا عنQQديكرب رضQQدار بن معQQة المقQQعن أبي كريم
را منQQاء شQQا مال ادمي وعQQ م: ولQQرسول هللا صلي هللا عليه وسلم يق
فثلث,ةQQان ال محالQQإن كQQ ف,لبهQQات يقمن صQQبطنه بحسب ابن ادم لقيم
. و ثلث لشرابه وثلث لنفسه,لطعامه
“ akan muncul diantara mereka orang-orang yang gendut karena banyak makan”.
(HR Imam Ahmad dan Bukhori)
D. Memanjakan nafsu perut dicela oleh Islam.
. “ثالثة يبغضهم هللا تعال من غير جرم االكول والبخيل والمتكبر: أنه قال-وعن النبي عليه الصالة والسالم
“ tiga golongan manusia yang sangat dibenci Allah Ta’ala tanpa berbuat dosa, yaitu
orang yang banyak makan, orang bakhil (kikir), dan orang sombong”.
KESIMPULAN
Nilai hidup sederhana adalah nilai hidup yang menganggap bahwa kebutuhan
hidup anda dapat terpenuhi dengan pemenuh kebutuhan hidup yang “standar”. Yang
dimaksud standar di sini adalah yang layak dengan mengenyampingkan prestise.
Langkah yang kedua yang harus anda lakukan adalah membuat nilai hidup
sederhana yang telah tertanam dalam hati anda menjadi suatu sikap yang anda anut.
Sikap adalah suatu reaksi spontan diri kita apabila kita dihadapkan pada suatu kondisi
atau suatu situasi. Tanda yang dapat anda rasakan apabila nilai hidup sederhana sudah
menjadi sikap hidup anda adalah apabila anda merasakan ada yang salah apabila anda
melihat pemborosan, ketidakefisienan dan hal-hal lain yang bertentangan dengan nilai
hidup sederhana
.Langkah terakhir yang harus anda lakukan adalah membuat sikap hidup
sederhana menjadi perilaku anda sehari-hari. Jika sikap hidup sederhana sudah
menjadi perilaku anda sehari hari maka lama kelamaan hidup sederhana akan menjadi
budaya hidup anda.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Fadli. (2005) “Zuhud”, Rubrik : sabili . dicetak dari majalah sabili
edisi 24 tahun XII.