You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu

wilayah Negara tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus

perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara

pengusaba dalam satu wilayah Negara saja, tetapi juga dengan para pedagang

Negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang

tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya.

Untuk lalu lintas perdagangan di dalam negeri, maka cara

pembayarannya cukup dilakukan dengan pembayaran cek, giro, ataupun wesel.

Tetapi sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi bahwa untuk

lalu lintas perdagangan Internasioal agar lebih efisien dan efektif diperlukan

peranan baik dari pihak bank sebagi perantara untuk melakukan pembayaran

atas perjanjian jual beli yang telah disepakati. Sehinga wajar bila dewasa ini,

Bank tidak lagi hanya dianggap sebagi tempat untuk menyimpan dan

meminjam uang saja, tetapi juga merupakan pihak perantara dalam

memecahkan masalah pelaksanaan pembayaran apabila para pengusaha

mengadakan transaksi perdagangan antar Negara.


Di dalam perkembangan perhubungan perdagangan yang sifatnya

internasional, seorang penjual dalam negeri (eksportir) yang melakukan

penjualan barang kepada seorang pembeli diluar negeri (importer) untuk

memudahkan pembayaran atas barang tersebut, maka mereka dapat meminta

jasa dari bank, yakni dengan pembukaan kredit berdokumen atau yang dikenal

dengan Letter of Credit (L/C)

Secara sederhana, dalam pembukaan kredit berdokumen ini terdapat

empat pihak, yaitu :

1. Eksportir/penjual/beneficiary, yaitu semua pihak yang melakukan

penjualan barang, dimana L/C dibuka untuk kepentingan pelaksanaan

pembayaran transaksi yang telah disepakati dengan pihak pembeli.

2. Importir/pembeli/applicant, yaitu pihak pembeli barang, dimana L/C

dibuka atas permintaan darinya kepada pihak Bank penerbit untuk

melakukan pembayaran kepada eksportir melalui Bank koresponden.

3. Bank pembuka/Issuing Bank, yaitu suatu bank yang melakukan

pembukaan L/C setelah adanya permintaan dari pihak importir untuk

membuka L/C.

4. Bank penerus/Advising Bank, yaitu bank yang meneruskan L/C kepada

pihak eksportir. Jika bank ini dikuasakan untuk membeli wesel-wesel

yang ditarik oleh pihak eksportir, maka pihak ini dinamakan negotiating

bank.
Mengenai jenis-jenis L/C, maka akan dijumpai jenis l/C tergantung

dari segi apa kita meninjau. Jenis L/C dapat dibedakan menurut bentuk, cara

pembayaran, syarat-syarat, sifat, ataupun yang mengeluarkan L/C. selain itu

masih dijumpai banyak lagi beberapa bentuk dari L/C, dimana mengenai

masalah ini akan dikemukakan lebih lanjut nantinya.

Kiranya sangat menarik untuk mengetahui dan mempelajari secara

mendalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembayaran

ekspor impor dengan menggunakan kredit berdokumen (L/C) ini, untuk

memperoleh gambaran yang jelas sehingga akan menambah manfaat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi

pembahasan dalam pelaksanaan ekspor impor dengan menggunakan L/C ini

antara lain :

1. Bagaimana prosedur pembayaran dengan menggunakan L/C dalam

pelaksanaan ekspor impor?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan eksportir dan

importer dalam menggunakan L/C?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Bahwa penulisan skirpsi ini mempunya beberapa tujuan, antara lain :


1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembayaran dengan menggunakan

L/C dalam pelaksanaan ekspor impor

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan

eksportir dan importer dalam menggunakan L/C

Disamping itu, penulisan skripsi ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat

Pembukaan L/C yang merupakan salah satu pembayaran efisien dalam

transaksi ekspor impor diharapkan semakin memasyarakat luas dan

semakin awam dipergunakan didalam transaksi perdagangan lintas Negara

atau perdagangan internasional.

2. Bagi Fakultas

Dapat memberikan atau menambah pembendaharaan pustaka, terutama

dalam bidang surat berharga.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat memberikan sedikit sumbangan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, dan sebagai bahan pemikiran atau pedoman dalam rangka

pembuatan peraturan perundang-undangan yang baru dalam ekspor impor,

khususnya, dalam bidang hukum surat berharga dan mengenai cara

pembayaran dengan pembukaan kredit berdokumen.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Letter of Credit

Pengertian Letter of Credit menurut ketentuan di dalam The Uniform

and Practice for Documentary Credit Revision 1993 adalah :

“Setiap perjanjian dengan nama apapun atau bagaimanapun perumusan, dimana

suatu bank (issuing bank) yang bertindak atas permintaan dan amanat pemohon

pembuka kredit (applicant)”.

Amir mengatakan,”L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu

bank atas permintaan importer langganan bank tersebut yang ditujukan kepada

eksportir di luar negeri yang menjadi relasi import itu, yang member hak

kepada eksportir tersebut untuk menarik wesel-wesel atas importir

bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan di dalam surat itu”.

Emmy Pangaribuan Simanjuntak mengatakan, “L/C adalah suatu surat

perintah membayar kepada seorang atau beberapa orang yang dialamati untuk

melakukan pembayaran sejumlah uang tertemtu yang disebutkan dalam surat

perintah itu kepada seorang tertentu”.

Dari definisi-definisi di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan,

bahwa suatu L/C harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :


1. Merupakan suatu surat atau alat

2. Diterbitkan oleh suatu bank

3. Atas permintaan atau perintah dari importer

4. Mengandung sejumlah uang untuk diberikan kepada eksportir

5. Syarat-syarat tertentu lainnya.

Pengertian L/C sendiri yang kita jumpai dewasa ini di dalam

peraturannya tidaklah sama dengan pada saat permulaan cara pembayaran

dengan L/C dikenal. Pada mulanya, L/C dibuka oleh para pedagang bukan oleh

suatu bank, dan inilah yang dinamakan dengan Merchant’s Credit.

B. Jenis Jenis Letter of Credit

Mengenai jenis-jenis letter of credit, terdapat beberapa jenis L/C jika

ditinjau dari beberapa sudut pandang berbeda. Untuk itu penulis akan

mengemukakan beberapa jenis L/C berdasarkan beberapa sudut pandang yang

berbeda.

1. Dari segi kekuatan berlaku

a. Revocable L/C

Yaitu suatu L/C yang dapat ditarik atau dirubah atau dibatalkan

kembali setiap waktu oleh pihak-pihak yang bersangkutan sepanjang

belum terjadi pelaksanaan pembayaran.


b. Irrevocable L/C

Yaitu suatu L/C yang merupakan kebalikan dari Revocable L/C,

dimana kredit hanya dapat ditarik atau diubah atau dibatalkan didalam

masa berlakunya, dengan persetujuan pihak pembeli, bank pembuka,

bank penerus, dan penjual.

c. Irrevocable and Confirmed L/C

Yaitu suatu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah kecuali ada

persetujuan dari para pihak. Dalam L/C jenis ini yang bertanggung

jawab adalah bank pembuka selama jangka waktu berlakunya L/C, dan

bank kedua juga bertanggung jawab atas pembayaran tersebut.

2. Dari segi pihak yang mengeluarkan L/C

a. Banker’s L/C

Yaitu suatu L/C yang pembukuannya dilakukan oleh suatu bank atas

permintaan dari pembeli dan bertanggung jawab atas pembayarannya

apabila syarat yang ditentukan telah dipenuhi.

b. Merchant’s L/C

Yaitu suatu L/C yang dikeluarkan oleh seorang pedagang atau suatu

perusahaan, sedangkan bank hanya meneruskan pemberitahuan kepada

penjual bahwa telah dibuka kredit pada bank tersebut .

3. Dari segi Persyaratan L/C

a. Documentary L/C
Yaitu suatu L/C yang syarat pembayarannya di dalam penarika wesel

harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang disebutkan di dalam

L/C tersebut.

b. Open atau Clean L/C

Yaitu suatu L/C yang syarat pembayarannya didalam penarikan wesel

tidak memerlukan adanya dokumen-dokumen.

4. Dari segi cara pembayaran

a. Sight L/C

Yaitu suatu L/C yang cara pembayarannya dilakukan oleh negotiating

bank pada saat wesel ditunjukkan oleh eksportir.

b. Usance L/C

Yaitu suatu L/C yang cara pembayarannya dilaksanakan pada saat

jatuh tempo wesel berjangka.


BAB III

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Pembayaran Dengan Menggunakan Letter of Credit Dalam

Pelaksanaan Ekspor Impor

Transaksi ekspor impor merupakan suatu transaksi perdagangan

barang atau jasa yang terjadi antara dua pihak, ekportir dan importer, yang

bertampat tinggal atau berdomisili di Negara-negara yang berbeda. Namun

dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini

tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha

yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-

beda, tidak terkecuali cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor tersebut.

Ada beberapa cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor, namun yang

paling umum dijumpai adalah cara pembayaran dengan menggunakan Letter of

Credit (L/C), sebab L/C dianggap dapat memberikan rasa aman bagi kedua

pihak dalam penyelidikan barag atau jasa serta pemenuhan pembayaran atas

barang atau jasa tersebut. Pembayaran ekspor impor di Indonesia oleh importer

diluar negeri dapat dilakukan secara tunai atau kredit, antara lain :

1. Advence payment (pembayaran dimuka)

2. Open Account (perhitungan dimuka)


3. Collection Draft (wesel inkaso)

a. Document Against Payment (D/P)

b. Document Against Acceptance (D/A)

4. Consignment (konsinyasi)

5. Letter of Credit (L/C)

a. Sight L/C

b. Usance L/C

6. Cara pembayaran lain yang lazim digunakan sesuai dengan kesepakatan

kedua belah pihak.

B. Faktor – Faktor yang Menjadi Pertimbangan Eksportir dan Importir

Dalam Menggunakan Letter of Credit

Dewasa ini hamper tidak ada lagi suatu Negara didunia yang dapat

memenuhi kebutuhannya dari hasil produksi negaranya sendiri. Baik Negara

kecil ataupun Negara besar, Negara yang perekonomiannya sudah maju ataupun

masih terbelakang, secara langusng atau tidak langsung membutuhkan

pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu Negara dengan Negara

lainnya. Maka dari itu antara Negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin

hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap Negara tersebut.

Mengenai tata cara pembayaran transaksi ekspor impor, pembayaran

transaksi ekspor impor dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit, yaitu:
1. Pembayaran di muka (Advance Payment)

2. Letter of Credit (L/C)

3. Wesel inkaso (collection draft), dengan kondisi :

a. Document against payment (D/P)

b. Document against payment (D/A)

4. Perhitungan kemudian (open account)

5. Konsinyasi

6. Cara pembayaran lain yang lazim digunakan dalam perdagangan luar

negeri sesuai dengan kesepakatan penjual dengan pembeli

Namun pada kenyataan, kebanyakan eksportir dan importer lebih

memilih L/C sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekspor impor. Hal ini

disebabkan pembayaran dengan menggunakan L/C cenderung merupakan cara

pembayaran yang paling aman bagi pihak eksportir maupun importir.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan analisa mengenai cara pembayaran dalam

transaksi ekspor impor dengan menggunakan Letter of Credit, maka penulis

berusaha untuk menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam prosedur pembayaran suatu transaksi ekspor impor yang

menggunakan L/C, hal utama adalah adanya kesepakatan kedua belah

pihak atas perjanjian jual beli.

2. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan di dalam transaksi ekspor

impor yang menggunakan L/C sebagai alat pembayaran.

B. Saran

Dalam praktek pembukaan Letter of Credit (L/C) masih banyak

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis berusaha untuk memberikan saran yang perlu diperhatikan oleh para

pihak dan terlibat dalam pembukuan L/C.


DAFTAR PUSTAKA

Amir M. S, 1992, Pengetahuan Bisnis Ekspor Impor, PT Pustaka Binaman


Pressindo, Jakarta.

______, 1993, Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.

______,1996, Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor impor, PT Pustaka Binaman


Pressindo Jakarta.

______,1999, Kontrak Dagang Eksport, Pustaka Binaman Pressindo Jakarta.

Ahsjar, Djauari, 2007, Pedoman Transaksi Ekpor Impor, Prestasi Pustaka Raya,
Jakarta.

Emmy Pangaribuan Simanjutak, 1980, Pembukaan Kredit Berdokumen, Hukum


Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.

You might also like