Professional Documents
Culture Documents
p !
Y ! "!
Indonesia sebagai Negara maritim yang mempunyai luas lautan 2/3
dari keseluruhan wilayahnya mempunyai potensi yang besar di bidang
sarana transportasi laut karena untuk menghubungkan satu pulau dengan
pulau yang lain maupun satu Negara dan Negara lain diperlukan sarana
transportasi yang efektif dan efisien baik berupa kapal - kapal niaga maupun
penumpang. Maka dibutuhkan perusahaan pembuatan, perbaikan, dan
perawatan kapal yang mempunyai sarana dan prasarana yang cukup dan
tenaga kerja yang professional sehingga dapat terjalin kerjasama yang saling
menguntungkan antara owner (pemilik kapal), galangan dan Biro
Klasifikasi.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Galangan II
merupakan salah satu galangan yang mampu menjawab tantangan untuk
memajukan sarana transportasi laut Indonesia dalam perancangan,
perbaikan dan perawatan kapal-kapal Indonesia maupun kapal-kapal asing.
Tujuan pembangunan serta perbaikan kapal salah satunya adalah
peningkatan kebutuhan transportasi dan perawatan kapal saat beroperasi.
Untuk memperpanjang usia kapal agar mampu beroperasi lebih lama maka
diperlukan perawatan kapal sesuai dengan jadwal perawatan berkala
maupun saat terjadi kerusakan. Salah satu konstruksi kapal yang rawan
terjadi kerusakan adalah badan kapal/lambung karena letaknya yang berada
di bawah sarat air sehingga memerlukan perhatian dan perawatan yang lebih
khusus agar kapal dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Seringkali terjadi
penipisan pelat yang terjadi karena korosi maupun hal-hal lain, seperti
binatang-binatang laut yang menempel pada pelat sehingga mencapai
ketebalan yang kurang dari standard yang telah ditentukan oleh pihak class
maka diperlukan replating atau penggantian pelat sehingga tidak terjadi
kebocoran pada saat kapal berlayar karena hal ini dapat mengakibatkan
c
p p
ë
Y
stabilitas kapal berkurang sehingga dapat mengurangi safety atau standar
keamanan kapal.
c
p p
j
Y
Y
Tujuan dari kerja praktek di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) Galangan II Jakarta adalah sebagai berikut:
1.Y Syarat menyelesaikan program Strata Satu Teknik Perkapalan FT-
Undip.
2.Y Memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di program Strata Satu
Teknik Perkapalan FT-Undip.
3.Y Mengembangkan kemampuan analisa teori yang sudah diperoleh di
kampus dan praktek mahasiswa melalui pengetahuan dan
pengalaman praktek kerja di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(persero) Galangan II sehingga terjadi sinkronisasi antara teori dan
praktek di lapangan.
4.Y Mengatahui, mempelajari, dan memahami secara garis besar
maupun terperinci suatu proses pembuatan kapal baru dan reparasi
pada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) Galangan II.
Y #$#!
Setelah melaksanakan Praktek Kerja di PT. Dok & Perkapalan
Kodja Bahari (persero) Galangan II, selanjutnya dalam penyusunan laporan
ini, batasan masalahnya sebagai berikut :
1.Y Fasilitas - fasilitas apa saja yang digunakan oleh PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari (persero) Galangan II untuk mereparasi
kapal.
2.Y Tahapan ± tahapan dalam mereparasi kapal.
c
p p
^
Y
Y $ %p !#
Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penyusunan
laporan kerja praktek lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode
penulisan, yaitu sebagai berikut :
1.Y Pengamatan langsung dilapangan untuk mengetahui proses yang
sebenarnya terjadi.
2.Y Wawancara langsung dengan pekerja yang berkaitan untuk menggali
data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan proses dan penggunaan
perangkat kerja
3.Y Simulasi.
4.Y Mengumpulkan data yang tertulis pada lembar instruksi kerja di bengkel-
bengkel reperasi maupun di kantor.
5.Y Studi literatur sebagai penunjang penulisan laporan.
c
p p
r
Y
[Y ## $ p !#
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis harus
membuat sistematika dalam penulisan dan pembahasan masalah dengan
sistematika sebagai berikut:
Dalam BAB I ini penulisan diarahkan pada pengulasan latar
belakang permasalahan, batasan masalah, metode penulisan
dan waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek.
Dalam BAB II ini berisi tentang ulasan sejarah perusahaan dan
perkembangannya, struktur organisasi dan bidang - bidang
usaha yang ada pada galangan.
Dalam BAB IV penulis akan memberikan kesimpulan dari
seluruh pembahasan dan akan mencoba memberikan saran
yang munkin dapat berguna kepada perusahaan tempat kerja
praktek. juga akan memuat saran dan masukan bagi semua
pihak yang berhubunagan dengan kerja praktek tersebut.
Y
c
p p
å
Y
p"%[!p" #
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) didirikan pada tahun
1990 sebagai empat perusahaan galangan kapal terpadu. Empat perusahaan
tersebut adalah : PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok (Persero) yang
didirikan sejak 1891, PT. Kodja (Persero) yang didirikan sejak tahun 1964,
PT. Pelita Bahari (Persero) yang didirikan pada tahun 1964, dan PT. Dok &
Galangan Kapal Nusantara (Persero) yang didirikan sejak tahun 1964. Ke
empat perusahaan ini merger menjadi PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero). Merger dilaksanakan pada tahun 1990 ditujukan untuk
mengkonsolidasikan sinergi di antara galangan kapal, meningkatkan
produktivitas dan efektifitas.
Selain itu PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (persero) memiliki
dua (2) usaha tambahan yaitu PT.Kodja Terramarin yang bergerak dalam
bidang pembuatan dan penjualan produk kimia, dan PT.Airin yang bergerak
dalam bisnis pengangkutan dan penyimpanan kontainer.
c
p p
*
Y
Y # " "%"##
c
p p
Y
Y 'p" #
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Utama
Jakarta Galangan II mempunyai motto 5R, yaitu :
Y
Semua barang diketahui statusnya
Stock barang dalam proses tidak belebihan
Perlengkapan pribadi tidak berada di tempat kerja
Barang tidak berguna sudah disingkirkan semua
ëY
Semua barang memiliki tempat yang memadai
Semua tempat barang memiliki tanda batas
Label barang dan label tempat lengkap terpasang
Sistematika dan cara penempatan barang
Denah dan peta penempatan barang
ÔY
Bersih, bebas debu, dan bau
Sarana kebersihan lengkap
Lampu penerangan kerja yang memadai
Pembagian daerah tanggung jawab kebersihan
Lembar periksa kebersihan dan periksa berkala
Y
Rambu ± rambu cukup jelas
Standar kerja lengkap dan mutakhir
Pelaksanaan sesuai standar kerja
Penerapan tanda indicator batas normal
Penggunaan alat peringatan
Y
Pemakaian atribut kerja
Pertemuan singkat sebelum kerja
Tempat istrirahat karyawan
Penerapan pelatihan
c
p p
o
Y
Selain budaya 5R, galangan ini mempunyai beberapa perhatian penting akan
lingkungan hidup, yaitu seperti :
a.Y Karyawan sub kontraktor dan ABK dilarang keras melakukan
pembuangan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun).
b.Y Karyawan sub kontraktor dan ABK dilarang keras melakukan tank
cleaning di lingkungan area galangan tanpa izin pihak galangan.
c.Y Pemilik kapal berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana terhadap
pengelolaan limbah.
d.Y Pemilik kapal berkewajiban melaksanakan terhadap segala bentuk
tindakan penanggulangan K3LH (Keselamatan Kesehatan Kerja &
Lingkungan Hidup).
e.Y Pemilik kapal berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana
pemadam kebakaran di lingkungan masing-masing.
c
p p
A
Y
#!%#"(#!p
Y
Y "
)p"%# "%"p"#p!
c
p p
ë
Y
Biaya docking tidak mengacu pada usia kapal maupun ukuran kapal,
melainkan mengacu pada seberapa besar jumlah pekerjaan. Contoh kasus,
ada dua kapal yang akan docking, kapal A (7000 DWT) hanya melakukan
cuci pantat sedangkan kapal B (3000 DWT) akan melakukan replatting,
penambahan dek akomodasi, pemasangan bow thruster, penambahan plat
form. Dengan kondisi ini, maka galangan akan mengutamakan kapal B
karena dipandang lebih menguntungkan dengan banyaknya pekerjaan yang
akan dikerjakan.
Selama docking, kapal mendapat pelayanan umum seperti :
a.Y Fresh water supply (2 Ton / day)
b.Y Electrical supply (380 V, 50 Hz)
c.Y Sewage service (3 hari sekali dibuang)
d.Y Fire fighting dan pemandu kebakaran (air laut senantiasa mengalir
untuk pencegahan jika terjadi kebakaran)
e.Y Pemandu kebakaran dan petugas safety (stand by)
c
p p
ëë
Y
* $$ !'% $"$#
Dasar pembuatan layout kamar mesin adalah buku peraturan
Klasifikasi Indonesia Volume III untuk Machinery Construction bagian satu
B. Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan system harus
ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin
bukan hanya Meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar
mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk
mesin utama dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan
untuk pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun
penggantian.
c
p p
ëj
Y
Y
Gambar 1
Overhoule ME SV.Parkit
Y
c
p p
ë^
Y
$$#!(
Lpp = 68.15 m
Loa = 80.20 m
B = 13.60 m
T ; da = 3.20 m df = 2.90 m
Cb = 0.65
ȇ air = 1.02 kg/m3
Y
da M df
T
2
3.20 M 2.90
=
2
= 3.05
c
p p
ër
Y
÷ = 3.05m adalah sarat rata-rata atau sarat di midship
Beban 500 ton/ponton adalah beban ketika kapal pada posisi even keel
(sejajar) sedangkan pada kasus ini, kapal mengalami trim buritan karena
pada saat docking, water ballast tank dikosongkan
Variable 0.15 adalah untuk beban 500 ton/pontoon, perhitungan lebih detail
adalah seperti digambarkan di bawah
!
rë j Arë ro^ ë^
ëë^ ^ ë^ rA^ A^
ëo ^ o år Aj
jåo ^ ëåo åë
0.15 500
=
ü
c
p p
ëå
Y
p Y Y
Y
Y Y Y Y
Y Y Y
YY
Perhitungan selanjutnya, adalah mencari berapa ton air yang harus diisikan
pada setiap pont\on dengan kondisi pembebanan yang berbeda-beda seperti
pada perhitungan di atas.
Berat air ballast pada ponton minimal adalah 50 ton (desain galangan)
Berat air ballast minimal ini, ditempatkan pada ponton yang mendapat
beban maximal (ponton VI). Namun pada kasus kapal SV. SALVIA
ditempatkan pada ponton ke III, karena jika beban minimal air (50 ton)
ditempatkan pada ponton ke VI, hasil akhir perhitungan ini akan mengalami
minus pada baris PENGISIAN BALLAST PERPONTON. Hal demikian
adalah tidak mungkin karena sesuai desain awal galangan, nilai minimal
PENGISIAN BALLAST PERTPONTON adalah 50 ton.
BERAT KONSTRUKSI PER PONTON 526.70 526.70 526.70 601.80 526.70 526.70
BERAT KAPAL PER PONTON 0.00 518.00 505.00 494.00 483.00 0.00
PENGISIAN BALLAST PER PONTON 619.10 101.10 114.10 50.00 136.10 619.10
TOTAL BEBAN PER PROYEK 1145.80 1145.80 1145.80 1145.80 1145.80 1145.80
c
p p
ë*
Y
Y p"% #
) !%# " #
))$% !!%[
Pekerjaan pokok di mouldloft galangan ini terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :
1.Y Linesplan
2.Y Pengemalan
3.Y Shell Expansion
4.Y Block assembly marking
5.Y List marking (sketsa gambar)
6.Y Block jig offset
7.Y Deck piece and bellmouth
8.Y Bracket mark
9.Y Mal bending
Gambar 2
Block jig offset
c
p p
ë
Y
Lantai ruang mouldloft terbuat dari triplek dan ketika masuk /
menginjak mouldloft alas kaki harus dilepas dengan tujuan gambar tidak
kotor dan rusak. Data yang keluar dari bagian engineering hanya berupa
table offset dan linesplan, kemudian diolah di mouldloft oleh bagian
bengkel (konstruksi) dengan skala 1:1.
Gambar 3
Ruang mouldloft PT. DKB Jakarta Galangan II
Kesulitan dalam proses mould loft adalah pada saat penetpan nut (red:
garis las). Data offset table yang dikeluarkan oleh bagian engineering belum
c
p p
ëo
Y
tentu selaras pada saat mould loft, maka dari itu diperlukan penyesuaian
sesuai dengan toleransi yang diperbolehkan.
)*$", ,[%"$
Hasil dari mouldloft berupa mal-mal yang terbuat dari plastic film
maupun triplek. Mal tersebut dibawa ke bengkel konstruksi untuk proses
marking. Salah satu fungsi dari marking adalah untuk menghemat plat dan
mempercepat pekerjaan.
Gambar 4
Marking
Setelah plat selesai di marking, maka plat siap untuk di cutting. Ada
tiga metode dalam cutting, yaitu manual, semi otomatis dan full otomatis.
Perbandingan kecepatan cutting untuk manual dengan semi otomatis adalah
1:5 dan antara manual dengan full otomatis adalah 1:25.
c
p p
ëA
Y
Metode semi otomatis telah menggunakan mesin CNC Cutting,
namun hanya untuk cutting plat yang lurus dan terbuat dari baja. Metode
full otomatis juga menggunakan mesin CNC Cutting, namun proses
marking telah diprogram menggunakan computer dan media cutting adalah
plasma bukan gas seperti pada CNC Cutting semi otomatis dan manual.
Mesin CNC Cutting plasma ini mampu memotong bahan yang terbuat dari
material alumunium, kuningan, stainless steel, dan sejenisnya.
Gambar 5
Semi otomatis cutting
c
p p
j
Y
ë ë titi t t t i lt i
ë t l
i
ti
t i
ti t ilii
i
t ii
a "# " # $
ë i
il
i
ll
i
i
ë
i
i
c
p
p
j
Y
)+[" %" %
Fabrikasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah
proses marking, cutting, dan forming. Fabrikasi merupakan proses
penggabungan komponen-komponen menjadi suatu panel ataupun suatu
block. Fabrikasi dibagi menjadi dua yaitu sub-assembly dan assembly.
Sub assembly adalah penggabungan komponen-komponen kecil
secara langsung dari hasil proses marking, cutting, dan forming menjadi
sebuah panel. Contoh panel dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 7
Panel untuk superstructure SV. Flamingo
Gambar 8
Block kapal pada proses assembly
c
p p
jj
Y
Erection merupakan proses penggabungan block-block hasil
assembly menjadi sebuah kapal di building berth. Dalam proses fabrikasi
maupun erection terdapat banyak deformasi. Dalam proses erection harus
menggunanakan alat teodolite agar kapal benar-benar dalam posisi lurus.
Pada proses erection terdapat banyak coretan dari class menggunakan kapur
khusus. Hal tersebut mendandakan bahwa bagian yang dicoreti memerlukan
perbaikan ulang atau penyempurnaan. Koreksi tersebut meliputi cacat las,
deformasi, bagian yang lupa dipotong atau di las, dan sebagainya.
)-"p!
Replating dilakukan setelah pengujian terhadap ketebalan pelat.
Adapun banyaknya pelat yang akan diganti di tentukan oleh pihak
klasifikasi dan disesuaikan dengan kemampuan dari pemilik kapal.
Replating untuk bagian-bagian confined space seperti FOT, LOT,
FWT, double bottom, dan sebagainya harus di gas free dulu sebelumnya.
Gas free bisa menggunakan blower ataupun Inert Gas Generator dan tujuan
free gas adalah :
a.Y Menghilangkan gas racun / gas yang berbahaya bagi pekerja
b.Y Mencegah terjadinya ledakan saat pengerjaan panas (cutting maupun
welding)
Di galangan ini, setiap pekerjaan yang berbahaya dan menggunakan panas,
harus mendapat persetujuan dari petugas safety.
Di bawah ini merupakan faktor penyebab replating.
a.Y Pelat tersebut mengalami kerusakan akibat gesekan maupun benturan.
b.Y Pelat mengalami deformasi
c.Y Pelat mengalami keausan atau pengurangan ketebalan maksimal 20%
dari ketebalan pelat konstruksi yang di setujui oleh class.
c
p p
j^
Y
Gambar 9
Proses Replating Lambung Kapal
c
p p
jr
Y
Proses replating adalah sebagai berikut:
a.Y Memotong pelat sesuai dengan penandaan batas-batas pelat yang akan
dipotong sesuai dengan gambar bukaan kulit yang telah dibuat dan
telah dicantumkan hasil dari pengujian ultrasonic test.
b.Y Membersihkan daerah sekitar pelat yang akan dipotong.
c.Y Sebelum dilakukan pemotongan, pelat ditandai dengan menggunakan
brander potong.
d.Y Pelat dipotong dengan gas cutting.
e.Y Pelat pengganti disiapkan kemudian dibantu diangkat dengan
menggunakan crane.
f.Y Pelat pengganti dipasang dan dirapatkan ke posisinya, kemudian
dipaskan dan yang telah rapat dengan framenya dilas ikat Pemotongan
pelat pengganti yang berlebihan disesuaikan dengan garis potong pelat
yang lama, kemudian dilas.
). #%%"
Gambar 10
Test Kebocoran Kapal Menggunakan Metode Kapur Sirih
c
p p
jå
Y
Langkah ± langkah dalam melakukan test kebocoran kapal dengan
metode kapur sirih adalah sebagai berikut;
a.Y Oleskan kapur pada sisi luar kapal pada hasil pengelasan pelat yang
baru di ganti (replating).
b.Y Beri minyak pada sisi sebaliknya (dari arah sisi dalam kapal) dari las-
lasan yang telah diberi kapur,dan tunggu selama 3 jam.
c.Y Apabila kapur tersebut basah maka dinyatakan bocor karena minyak
dapat merembes sampai keluar kapal (warna kapur akan berubah
menjadi kuning kemerahan).
c
p p
j*
Y
* !$#/$
Sistem simplex seal dan nox seal menggunakan oil sebegai media
sistem pelumasannya, sedangkan rames paking menggunakan sea water. Di
ujung poros kemudi, dipasang suatu !, fungsinya adalah
mencegah poros kemudi menabrak plat di atasnya (deck) karena suatu
olengan, guncangan, atau pengaruh luar lainnya saat kapal beroperasi.
Kapal jenis tug boat, service vessel, dan kapal yang mengutamakan
power menggunakan tipe kemudi single plate, berbeda dengan kapal niaga
yang menggunakan double plate. Ketika maneuver, kapal-kapal besar /
niaga memerlukan energi yang besar. Energy besar ini jika diteruskan pada
jenis single plate maka kemudi itu akan mengalami kerusakan berbeda
dengan jika diteruskan pada jenis double plate karena konstruksinya lebih
kuat. Untuk memperkuat konstruksi dan mencegah double plate korosi,
didalam rongga double plate diisi dengan oil.
c
p p
j
Y
Gambar 11
Rudder tipe single plate dan double plate
Pada umumnya, rudder terdiri dari dua bagian yaitu rudder blade dan
stock rudder. Dalam proses reparasi, rudder blade dibersihkan dari fouling
dengan menggunakan scrap kemudian diblasting untuk membersihkan karat
yang menempel pada rudder blade. Setelah rudder blade dibesihkan,
kemudian dilakukan pengecatan secara merata untuk menghindari karat.
Untuk bagian rudder stock cukup dibersihkan dengan gerinda brush.
Reparasi dibagian sistem propulsi banyak menggunakan pesawat sederhana,
yaitu chain block (takel), segel, dan belt. Gambar alat tersebut seperti di
bawah.
Gambar 12
Chain block, segel, dan belt
c
p p
jo
Y
** p"& "p"#p"%p!!"
Pada umumnya kerusakan propeller terjadi pada bagian blade, yaitu
seperti terdapat fouling, terjadi keretakan pada bending akibat benturan.
Oleh karena itu, dalam kondisi propeller yang tidak optimal tersebut maka
kinerja propeller akan turun.
Gambar 13
Pihak galangan, class, dan OS
ketika berdiskusi mengenai propeller yang akan direpair
c
p p
jA
Y
b.Y Kemudian diteruskan dengan penyemprotan Penetrant, merupakan
cairan yang berwarna merah yang mencari dan menunjukan adanya
keretakan, cairan ini mempunyai daya penembusan yang kuat sehingga
dapat menunjukan keretakan yang halus.
c.Y Setelah itu diikuti eveloper, merupakan cairan yang kental, berwarna
putih dan mengandung serbuk halus yang akan mengering dan
membentuk lapisan serbuk. Fungsi utamanya adalah menarik penetrant
keluar dari keretakan permukaan yang bersih. Dengan bantuan cairan
ini, akan terbentuk warna yang nyata atau terang. Fungsi lainnya
adalah menghilangkan sepenuhnya sisa-sisa dari penetrant pada
seluruh permukaan benda kerja. Cairan tersebut juga memberikan
warna yang kontras antara keraetakan dan permukaan benda kerja yang
lain
Gambar 14
Dry penetrant dan hasil colour check
c
p p
^
Y
Lebih jauh lagi, propeller mengelami keretakan seperti yang terjadi
pada propeller SV. PARKIT. Repair kerusakan jenis ini adalah dengan
menggerinda keretakan hingga membentuk bevel / kampuh yang siap dilas.
Setelah bevel terbentuk maka propeller dilas dengan electode yang sama
dengan bahan propeller.
Gambar 15
Pengelasan pada kerusakan akibat retak
!p"%p!!"
c
p p
^ë
Y
Jika propeller tidak balance, bisa dianalogikan terhadap mobil.
Mobil mempunyai 4 ban, jika salah satu atau bahkan keempat ban tersebut
tidak sama, maka mobil tersebut akan bergetar ketika berjalan dan
penumpang mengalami ketidaknyamanan, begitupun propeller yang tidak
balance.
Ketidakseimbangan propeller disebabkan karena salah satu blade
propeller mengalami perbedaan berat, misalnya suatu propeller jenis B.4.35,
berat setiap blade 50 kg, normalnya keempat blade mempunyai berat yang
sama, jika salah satu blade diasumsikan mempunyai berat 48 kg maka
propeller tersebut tidak balance. Propeller tersebut direpair dengan cara
menambahkan berat terhadap blade yang bermasalah. Jika propeller di atas
mengalami ketidakseimbangan dengan kasus 3 blade 48 kg dan 1 blade 50
kg, maka blade yang normal (50kg) harus digerinda sampai propeller
tersebut benar-benar balance.
Teori balancing propeller dapat digambarkan dalam sebuah sketsa
dan diuraikan seperti di bawah ini.
!! r
a.Y Propeller jenis ini balance jika ketika dicek dalam alat balancing dan
diposisikan seperti pada gambar A propeller seimbang (tidak bergerak)
b.Y Propeller jenis ini juga tetap disebut balance jika diposisikan seperti
gambar B, point a dan b menunjukan balance karena jika disketsakan
dalam sebuah vector, bentuk vector tersebut akan bernilai seimbang atau
nol.
c.Y Jika propeller diposisikan awal seperti pada gambar B namun
mengalami penurunan seperti pada gambar C maka propeller tidak
balance, dan letak masalah adalah pada blade no 3 karena blade ini lebih
berat dari pada blade no 1,2,dan 4
d.Y Jika propeller diputar dan setiap akhir putaran salah satu blade selalu di
bawah, berarti blade tersebut bermasalah (lebih berat)
c
p p
^j
Y
!! ^
a.Y Propeller jenis ini balance jika ketika dicek dalam alat balancing dan
diposisikan seperti pada gambar D propeller seimbang (tidak bergerak)
b.Y Propeller jenis ini juga tetap disebut balance jika diposisikan seperti
gambar E, point a dan b menunjukan balance karena jika disketsakan
dalam sebuah vector, bentuk vector tersebut akan bernilai seimbang atau
nol.
c.Y Jika propeller diposisikan awal seperti pada gambar E namun
mengalami penurunan seperti pada gambar F maka propeller tidak
balance, dan letak masalah adalah pada blade no 3 karena blade ini lebih
berat dari pada blade no 1 dan 2.
d.Y Jika propeller diputar dan setiap akhir putaran salah satu blade selalu di
bawah, berarti blade tersebut bermasalah (lebih berat)
c
p p
^^
Y
c
p
p
^
Y
c
p p
^
Y
Gambar 16
Proses balancing propleller
Teori balancing di atas adalah untuk jenis propeller FPP (Fix Pitch
Propeller), untuk tipe CPP (Controlable Pitch Propeller), balancing propeller
dilakukan dengan cara melepas semua blade kemudia blade tersebut
ditimbang. Dengan demikian bisa mengetahui secara pasti dan bisa
dikalkulasi sesuai kebutuhkan agar propeller bisa balance.
Pada proses reparasi, shaft propeller dibersihkan dengan
menggunakan gerinda brush, kemudian dilakukan pengecekan dengan
menggunaka test MPI (magnetif particular induction). Apabila terjadi
kerusakan yang cukup parah, maka shaft propeller akan dirapair di bengkel
mekanik.
Shaft(poros) propeller adalah penghubung antara propeller dengan
main engine yang melalui beberapa bagian sistem proplulsi agar propeller
dapat berputar. Bagian-bagian tersebut diantaranya yaitu : stern tube,
kopling, seal house, dan intermediate shaft.
c
p p
^*
Y
Fungsi propeller shaft yaitu untuk memindahkan putaran dan
menyalurkan tenaga dari main engine ke propleller. Propeller shaft terdiri
dari beberapa komponen, yaitu :
a.Y Propeller cone : penutup / pengikat propeller dari belakang
b.Y Propeller key : pengunci propeller / pengikat propeller ke shaft
propeller
c.Y Coupling key : pengunci / pengikat couple / perangkai
d.Y Bearing and housing :
Alat pembungkus propeller shaft yang terletak
pada kedua ujung propeller shaft. Ada jarak
minimal antara shaft dengan bearing dan housing
yang berfungsi untuk daerah pelumasan shaft
propeller.
e.Y Bearing boss : penutup / pelindung utama propeller shaft yang
berada di bagian paling luar / bagian yang terkena
air (lapisan terakhir)
f.Y Propeller shaft : poros / as baling-baling
g.Y Stern tube : Pipa yang menembus bagian lambung belekang
kapal yang terkena air. Berfungsi sebagai penutup
/ pelindung shaft propeller tepatnya pada daerah
lambung belakang.
h.Y Water lube seal : penutup yang berfungsi menghambat minyak
pelumas keluar dari sepenjang shaft.
i.Y Coupling nut : mur yang merangkai / pengikat propeller dengan
propeller shaft
j.Y Gearing stopper : pengikat bearing ke bearing boss agar jarak antara
bearing dengan shaft ada (clearance) yang
berguna untuk area pelumasan shaft pada saat
berputar.
c
p p
^
Y
k.Y Housing seal : ring yang melekat pada propeller dan shaft yang
berfungsi sebagai penutup aliran pelumasan
sepanjang shaft
Gambar 17
Overhaul ME oleh ABK
Main engine adalah instalasi penggerak yang terdiri dari mesin induk
yang dilengkapi dengan reversing reduction gear. Pengoperasian setempat di
mesin induk dapat dilaksanakan saat terjadi kerusakan pada sistem
pengendalian jarak jauh (remote control) dari rumah kemudi.
c
p p
^o
Y
+ !pp
Flow chart di bengkel pipa dibedakan antara kapal reparasi dan kapal
baru. Untuk kapal reparasi, bengkel pipa bekerja berdasarkan repair list
sedangkan pada kapal baru berdasarkan master schedule. Alur pengerjaan
pipa sama dengan plat. Di bawah ini flow chart pengerjaan pipa pada kapal
reparasi.
½ ½YY
Y
½Y
½
Y
½ ½Y
Y YY
Y
c
p p
^A
Y
- !% [
-)"p"#!$ p!
Reparasi yang diutamakan setelah kapal duduk di stop block
(graving dock) adalah memompa air dari dock ke luar. Waktu yang
dibutuhkan adalah 4 jam. Pekerjaan reparasi dan perawatan badan kapal
terdiri dari :
Y !
Penyekrapan merupakan proses pembersihan badan kapal dari
fouling / binatang laut yang menempel pada badan kapal yang berada di
bawah garis air. Pembersihan fouling ini dilakukan dengan tujuan untuk
menjaga agar badan kapal menjadi bersih seperti sedia kala. Fouling sangat
merugikan, diantaranya adalah memperbesar hambatan kapal dan korosif
karena fouling mengeluarkan zat asam.
A B
Gambar 18
A : lambung kapal sebelum skrap
B : lambung kapal setelah skrap
c
p p
r
Y
badan kapal. Dalam proses penyekrapan dibutuhkan sejumlah pekerja dan
waktu yang cukup banyak.
Pengetokan dilakukan di bagian propeller dan rudder karena bagian
tersebut banyak lekukan dan detail. Pengetokan bagian pelat yang
mengalami karatan dapat menyebabkan terkelupasnya lapisan karat dan
fouling yang menempel pada badan kapal. Cara pengetokan dengan
menggunakan palu ketok secara manual. Palu yang digunakan biasanya
mempunyai kepalan tumpul dan lancip seperti pisau.
Penyekrapan tidak sebatas di lambung kapal saja, didalam sea valve
juga dilakukan penyekrapan karena pada saluran pipa tersebut juga banyak
terdapat fouling.
ëY Î!
Water jet merupakan proses yang dilakukan untuk membersihkan
lambung kapal dari sisa fouling yang telah di skrap. Media yang digunakan
dalam water jet adalah air tawar yang disemprotkan oleh sebuah compressor
dengan tekanan tertentu. Water jet digunakan untuk mengangkat kotoran
yang berada dipori-pori pelat agar nantinya memudahkan untuk
pembersihan selanjutnya.
Tujuan proses water jet adalah untuk menghilangkan kadar asam
pada lambung kapal terutama lambung di bawah garis air. Kadar asam ini
sangat berpengaruh pada proses coating, yaitu berubahnya warna cat dan
bahkan menimbulkan reaksi kimia yang tidak menguntungkan. Tekanan air
yang keluar dari nozel water jet adalah 400 bar.
c
p p
rë
Y
Gambar 19
Proses water jet
Ô Y
Sand blasting merupakan proses yang dilakukan untuk
membersihkan lambung dari karat dan sisa-sisa cat yang lama dengan
menggunakan pasir pada tekanan 6 sampai 8 kg/cm2, dan debir udara 1,5 s/d 9
m3 tergantung besarnya nozzle yang dipakai dengan jarak 0.5 m.Dengan cara
ini maka lambung akan menjadi lebih bersih dan akan terlihat kerusakan-
kerusakan yang tidak terdektesi sebelumnya seperti terdapatnya lubang kecil
pada pelat. Pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa, pasir silica, pasir besi
time slack, pasir besi coper slack. Pasir tersebut ditempatkan di dalam sand
blast machine yang berbentuk tabung yang beroda. Pada tabung ini beberapa
peralatan seperti katup-katup dihubungkan dengan udara yang dihasilkan oleh
compressor, sehingga pasir dapat disemprotkan dengan kecepatan tinggi.
Semburan pasir bertekanan tinggi ini mengenai pelat yang akan
dibersihkan dari karat sampai bersih hingga terlihat permukaan pelat baja.
Metode ini merupakan metode pembersihan yang paling efektif tetapi
memerlukan biaya yang sangat besar. Karena timbulnya percikan pasir dan
debu yang sangat keras maka diperlukan pakaian khusus seperti masker dan
pakaian kerja yang tebal.
c
p p
rj
Y
Pada proses sand blasting, 100 kg pasir kuarsa dapat membersihkan
sekitar 5 m2, dan ketika plat tidak sempurna disand blast, maka plat tersebut
akan digerinda. Adapun jenis-jenis sand blast antara lain ;
a.Y Spot Blast : Permukaan daerah tertentu pelat dibersihkan
sampai dengan kotoran dan cat terkelupas.
b.Y Sweep Blast : Permukaan pelat dibersihkan sampai dengan
kotoran dan cat terluar terkelupas
c.Y Full Blast : Permukaan pelat dibersihkan sampai kotoran dan
cat terkelupas hingga terlihat pelat dasar.
A B
Gambar 20
A : pelat sebelum disand blast
B : pelat setelah disand blast
Pada gambar A, sisa fouling masih terlihat jelas karena proses skrap
tidak bisa melepaskan sisa fouling yang menempel kuat di pelat. Sand blast
ini sama dengan dengan proses pengamplasan.
c
p p
r^
Y
Y
Setalah proses sandblasting pada pelat secepatnya dilakukan
pengecatan dasar (primer). Pengecatan ini dilakukan agar setelah
sandblasting , pelat tidak mengalami korosi akibat kelembaban udara laut.
Pengecatan lambung terdiri dari beberapa lapisan yaitu ;
1 liter cat bisa meng-cover luas 4 ± 5 m2. Jumlah lapisan cat antara
AC dan AF secara bergantian ditentukan oleh hasil kesepakatan antara pihak
galangan dan pemilik kapal. Dalam proses pengecatan pada setiap lapisan
diberikan interval waktu pengecatan yang disesuaikan dengan spesifikasi cat
yang diguanakan. Untuk mengetahui jumlah cat yang diperlukan maka
digunakan data luas permukaan basah kapal (Wetted Surface Area). Cat yang
sering digunakan di galangan ini adalah dari merek jotun, Nippon,
international paint, hample, dan lain sebagainya.
Gambar 21
Proses Painting
c
p p
rr
Y
-*"p"#" "
Jangkar adalah alat yang dipakai pada saat kapal berlabuh dilautan
lepas agar tidak terbawa arus dan angin ataupun pada saat kapal mengantri
untuk masuk ke pelabuhan. Keausan yang menyebabkan pengurangan berat
jangkar diijinkan sampai dengan 10% dari berat jangkar semula. Sedangkan
keausan yang menyebabkan berkurangnya diameter jangkar diijinkan
sampai 20% dari diameter standart klasifikasi.
c
p p
rå
Y
c.Y Jangkar dan rantai jangkar dibersihkan dengan menyemprotkan air
laut.
d.Y Karat-karat diketok dengan palu (cheeping) kemudian disikat dengan
sikat baja sampai bersih,
e.Y Pengukuran terhadap berat dan diameter jangkar, sedangkan rantai
jangkar diukur tiap segel, kemudian hasilnya dilaporkan ke Kepala
Proyek kemudian ship owner dan biro klasifikasi,
f.Y Setelah diperiksa oleh biro klasifikasi maka jangkar dan rantai
jangkar di water jet menggunakan air laut dan dikalibrasi
g.Y Setelah selesai dibersihkan maka jangkar dan rantai jangkar dicat
kembali dengan menggunakan cat bitumastic atau menggunakan
minyak ikan agar lumut tidak menempel, sedangkan untuk segel di
cat putih sebagai tanda.
h.Y Bak rantai kiri dan kanan dibersihkan, Lumpur dikeluarkan dan
disiapkan untuk pemeriksaan class, kemudian dicat sesuai keinginan
owner sebagai pemilik kapal.
Gambar 22
Reparasi rantai dan jangkar
Y
c
p p
r*
Y
Y #"[#
YY ½
YY
c
p p
r
Y
Docking plan merupakan rencana penyusunan stop blok sebelum
kapal naik dock yang direncanakan sesuai dengan body plan, station yang
digunakan dalam bodyplan adalah posisi (jarak) frame. Tujuan dari docking
plan adalah untuk memposisikan kapal agar tegak dan stabil duduk diatas
stop block.
Untuk memposisikan kapal pas di center keel, maka center line dock
denga center line kapal harus sejajar. Teknik untuk mensejajarkan antara
kedua center line tersebut yaitu dengan center dock diberikan tanda,
kemudian pada tanda tersebut diikatkan tambang yang mana tambang
tersebut diikatkan pula pada ujung bow chock. Setelah kapal terkunci center
(ujung haluan), air di dalam dock mulai dipompa keluar. Ketika proses
pemompaan tersebut ujung buritan harus segera di posisikan center dengan
cara memberikan penanda center pada ujung buritan kapal (tambang kecil
vertical). Penanda tersebut disejajarkan juga dengan penanda center dock
yang dipasang menempel pada ujung buritan. Jika kedua tambang tidak
sejajar, maka kapal akan ditarik kearah kanan atau kiri (sesuai kondisi)
dengan bantuan tali takel yang ditarik dengan bantuan winch dimana tali
takel tersebut dipasang di sisi ujung buritan kapal (P / S). Sambil dilakukan
pengurasan dock, posisi kapal harus selalu dijaga agar center kapal lurus
dengan center dock sampai kapal dapat duduk aman di stopblock baru
kemudian dock dapat dikuras habis. Setelah dock kering dilakukan
persiapan reparasi kapal dengan penempatan peralatan-peralatan yang
diperlukan dalam proses reparasi kapal.
c
p p
ro
Y
Gambar 23
Proses pensejajaran antara CL kapal dengan CL dock
* #""
c
p p
rA
Y
pembangkit listrik darurat, bahkan hingga kapasitas DC 220 Volt. Selain itu,
galangan ini juga dilengkapi beberapa super pembangkit lain, yaitu :
a.Y Genset kapasitas 2250 KVA, PK 132
b.Y Genset kapasistas 526 KVA, PK 98
c.Y Genset kapasitas 625 KVA ± Catterpilar
Supply listrik darutat ini diutamakan untuk kapal, tapi tidak menutup
kemungkinan supply listrik tersebut dialirkan ke kantor.
Gambar 24
Pembangkit darurat
c
p p
å
Y
+ p$!"
% &
1 Graving dock 101 x 28 x 12m Rusia 1 1981
2 Floating dock 120 x 22 x 27m Jepang 1 1981
3 Tug boat 16 x 3,6m Lokal 2
4 Pontoon penampung minyak 50 Ton Lokal 3
5 Jig crane 5 & 30 Ton Rusia, japn 2 1981
6 EOT Crane 5, 20, Ton Jepang 6 1981
7 Floating Crane 50 Ton Rusia 1 1963
8 Forklift 5 & 7 Ton Jepang 2 98-08
9 Trailler 1,5 x 7 m Norwegia 1 1994
10 Swing Crane takal 1 ton Norwegia 2 81_94
11 Generator Diesel Caterpillar 750 kw Jepang 1 1981
12 Compressor listrik 380 V / 75 kw Jepang 3 81_94
13 Compressor portable diesel 50 Jepang 3 1985
14 LPG tank 4000 kg Jepang 1 1981
15 O2 Tank 5300 m3 Jepang 1 1981
16 Air service tank 2500 ltr Rusai, japn 2 63_81
17 Trafo AC manual 220,380V/ 300A Jepang 12 1981
18 Trafo las DC manual 300V / 450 A Perancis 80 1996
19 Tig welding fronius 380 / 200 A Australia 16 1996
20 Semi auto arc welding mach. 380 V / 350 A Cina 11 1968
21 Mesin las otomatis 380 V / 1500 A Jepang 6 2008
22 Gravity welding 380 V / 200 A Jepang 11 1982
23 Pompa Variatif USA, Japn 5 1991
c
p p
åë
Y
24 Dongkrak mekanik 20,50, ton Jepang 9
25 Mesin bubut 900x10000 mm Rusia 7 1961
26 Permesinan mekanik Var Rusia, japn var 61_81
27 Mesin bending pipa 100 mm Jepang 1 1981
28 Mesin bor 10 ± 20 mm Jepang 19 1982
29 Mesin gerindra 4 ± 12 inch var var 81_08
30 Blower listrik 380V/1.5kw/20´ lokal 36 82_91
31 Pompa listrik Var Jepang 58 73_09
32 Lampu Bakar (brender) PK-5000 Jepang 10 1999
33 Lampu Potong Manual Var Jepang 30 86_10
34 Lampu Porong Semi-Auto Var Jepang 9 92_98
35 Flame Planner Cutting 50 mm x 30 mm Jepang 2 81_07
36 Lampu Senter Charger 7,5 V / 50 M China 17 2008
37 Takal Tarik 1,5 ± 20 ton Jepang 39 92_10
38 Takal Kotrek 0,75 ± 6,2 ton Jepang 31 99-10
39 Clem plat vertical 1,5 ± 6 ton Jepang 11 2009
40 Clem plat horizontal 2 ton Jepang 7 2009
41 Lifing belt 2 ton x 3 m Jepang 8 2008
42 Lifing belt 10 ton Jepang 2 2008
c
p p
åj
Y
0
1
2
Dok kolam yang sering juga disebut Dok Gali adalah suatu
bangunan dok berbentuk kolam yang terletak ditepi laut atau sungai. Dok
kolam mempunyai dinding yang kokoh seperti kolam renang karena pada
saat kosong, Dok akan menerima tekanan tanah dari sekitarnya, sedangkan
pada saat ada kapal yang akan dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari
dalam Dok kolam tersebut, beban berat air akan diterima oleh dinding dan
lantai Dok kolam tersebut.
Untuk keluar masuknya kapal dari Dok kolam, maka Dok kolam
mempunyai sebuah pintu. Pintu Dok kolam berbentuk seperti sebuah
ponton, terbuat dari suatu kontruksi baja, dimana pada pintu tersebut
terdapat rongga - rongga yang dapat diisi air ataupun dikosongkan,
sehingga pintu itu bisa terapung diatas air dan dipindahkan, apabila
rongga-rongga tersebut telah dalam kondisi kosong. Selain itu juga
dilengkapi dengan katup - katup yang dapat dibuka guna mengisi rongga -
rongga tersebut dengan air supaya pintu itu tenggelam. Untuk
mengeluarkan air baik dari rongga-rongga pada pintu maupun air yang
berada pada kolam maka dok ini dilengkapi dengan pompa air.
Gambar 25
Floating dock (tampak depan)
c
p p
å^
Y
3 Y3 Y
Gambar 26
Graving dock (tampak samping)
Y
YYY
a.Y Biaya pembuatannya mahal.
b.Y Waktu pembuatannya lama.
c.Y Keadaan tanahnya harus betul-betul baik.
d.Y Merupakan bangunan tetap yang tidak dapat dipindahkan.
Y
c
p p
åå
Y
[
1
Y YY
YY
Sebelum dilakukan penenggelaman dok apung maka harus diketahui
terlebih dahulu sarat kapal yang akan naik dok serta berapa meterkah
bagian- bagian yang menonjol dari kapal.
Berdasarkan data- data yang diperoleh dari rencana dok (docking
plan) ditentukan letak-letak keel block dan side block sesuai bentuk dari
lambung kapal setelah itu dok apung ditenggelamkan dengan cara seluruh
katup - katup pembagi dibuka dan air masuk kedalam rongga- rongga atau
tangki ponton, sehingga dok secara perlahan turun. Harus dijaga agar
kondisinya even keel. Jika sarat air diatas ponton telah mencapai sarat
apung kapal maka dengan bantuan kapal tunda kapal akan ngedok
didorong masuk ke dok apung dalam kondisi mesin induk dan mesin bantu
harus dimatikan.
Selanjutnya diadakan penambatan kapal dengan tali-tali yang
berfungsi untuk membatasi ruang gerak bagi kapal tersebut, sehingga
lebih mudah untuk duduk pada ganjal- ganjal yang sudah disiapkan.
Setelah kapal mulai masuk kedalam dok apung dan posisinya mencapai
ketentuan yang diinginkan dan siap untuk duduk pada posisinya.
Jika mengalami trim maupun keolengan pada kapal, maka haruslah
diusahakan menyeimbangkannya dengan memberi air balas, mengurangi,
menambah atau memindah kannya. Sesudah posisi kapal stabil dan
posisinya tepat sesuai dengan yang diinginkan, maka dok kembali
c
p p
å*
Y
i
l l i
j
tl t ii l
t
ii l t t i t t il
l t ti l ë ë t t
jl
jl lël i ël
Y BY
CY
ë!
lti
:tt
B:t
C:tt
Y
+Y Y
Y
Y
t t t ii
ë
Y Bi ëtl ëi i l
Y t i l
ii
j
lit
ë
Y
t il
j
l ëi ië
ij
ii
lti ëi
Y
Y
Y Y
Y
Y il ëi i l
ë
Y M l i
l
ti
il i t il
Y M it
l ëië ië i
l
Y
c
p ! " #p $ # %)
&
' (*
$ # #
Y
Y 3 ! '% "%!+
YY
Y
½
Y
Y Y
c
p p
åo
Y
Hasil dari pengukuran pelat ini kemudian dicatat dalam gambar
bukaan kulit kapal yang bersangkutan, data ini sangat berguna untuk
menentukan pelat mana yang sudah harus diganti
Gambar xxx
Pengecekan Ketebalan Plat Menggunakan Ultrasonik Test
Y
*#" [#
#%
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global
yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan
tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar
pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak
tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan
standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk
membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu
pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan
sebagai standar internasional.
c
p p
åA
Y
Kebutuhan Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan
terhadap teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang
berbeda, kiranya dapat berakibat timbulnya semacam ³technical barriers to
trade (TBT)´ atau ³hambatan teknis perdagangan´. Industri-industri
pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan terhadap standar
dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam
proses perdagangan internasional. Dari timbulnya permasalahan inilah
awalnya organisasi ISO didirikan.
Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang
mencakup berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan
telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang, pembangkit energi
dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan
masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan
berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-
hal sebagai berikut :
DY Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
DY Penetrasi teknologi antar sektor
DY Sistem komunikasi di seluruh dunia
DY Standar global untuk pengembangan teknologi
c
p p
*
Y
%##
Sertifikasi ini memuat persyaratan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) agar organisasi mampu mengendalikan resiko-resiko
K3 dan dapat meningkatkan kinerja K3. Standar OHSAS ini dimaksudkan
untuk hanya mencakup kesehatan dan keselamatan kerja, dan tidak
dimaksudkan untuk mencakup area lain seperti program kesehatan
karyawan (asuransi dan sebagainya), keamanan produk, kerusakan properti
dan dampak lingkungan. SMK3 merupakan Bagian dari sistem manajemen
organisasi untuk membangun dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola
resiko resiko K3. Sistem manajemen adalah sekumpulan elemen yang
berkaitan yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran dan
untuk mencapai sasaran tersebut. Sistem manajemen mencakup struktur
organisasi, aktifitas perencanaan (termasuk, sebagai contoh, penilaian resiko
dan penetapan sasaran), tanggung jawab, praktek-praktek, prosedur-
prosedur, proses-proses dan sumber daya.
c
p p
*ë
Y
g.Y Terbuka bagi pihak-pihak yang berkepentingan; dan di tinjau secara
berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih relevan dan
tepat bagi organisasi
Prosedur-prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko
harus mempertimbangkan:
a.Y Aktifitas rutin dan non-rutin
b.Y Aktifitas dari semua orang yang mempunyai akses ke lokasi kerja
(termasuk kontraktor dan pengunjung)
c.Y Perilaku orang, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya.
d.Y Bahaya yang telah teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja
yang dapat merugikan kesehatan dan keselamatan orang-orang di
lokasi kerja.
e.Y Bahaya bagi lingkungan sekitar lokasi kerja yang dihasilkan oleh
aktifitas-aktifitas dari lokasi kerja
Catatan : Lebih tepat bila bahaya seperti diatas dinilai sebagai aspek lingkungan.
c
p p
*j
Y
Y p" $p$#"p
Tugas pokok departemen ini adalah mencari proyek. Jika galangan
tidak mempunyai proyek berarti galangan tidak produktif, diibaratkan
departemen ini merupakan dapur sebuah rumah tangga. Galangan
mendapatkan proyek dengan dua cara, yaitu tender dan MoU atau
langganan.
Proses MoU jauh berbeda dengan proses tender karena galangan tidak
perlu mempersiapkan administrasi seketat proses tender. Perusahaan yang
sudah MoU dengan galangan ini adalah PT. Baruna Raya Logistic, PT.
ASDP, dan PT. Putra Master.
c
p p
*^
Y
(
p p
Y #$p !
Sesuai peraturan, setiap kapal harus docking pada periode tertentu
dan pada kondisi tertentu. Banyak prosedur yang harus dijalani sebuah kapal
selama proses docking, bahkan sebelum kapal itu tiba di water front
galangan. Diantara hal yang dikerjakan sebelum kapal tiba adalah
penyelesaian administrasi (tender / kontrak kerja) dan cek on the spot. Pihak
class tidak berwenang mengatur administrasi galangan.
Dalam berbisnis, galangan akan mengutamakan kapal dengan
reapair quantity yang banyak serta tidak tergantung dimensi kapal. Jenis-
jenis dock yaitu graving dock, floating dock, air bag system, dan dock tarik.
Setiap jenis mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Graving
dock lebih ekonomis dan lebih tahan terhadap konsentrasi tegangan karena
pondasi dock ini dibeton sedangkan floating dock.
Pada proses kedatangan kapal sampai ke water front galangan,
terlebih dahulu kapal dibawa oleh kapal pantu (tug boat). Setelah kapal
sampai di depan pintu graving dock, kapal didorong masuk ke kolam dan
diposisikan pada stop block sesuai gambang docking plan. Stop block harus
pas dengan posisi frame dengan tujuan agar tidak terjadi deformasi pada
keel dan penyelauran beban kapal lebih baik. Setelah kapal duduk di stop
block, lambung kapal dan pipa sea chest mulai di scrap, selesai itu kapal
kemudian di blasting. Berdasarkan medianya, jenis-jenis blasting yaitu sand
(pasir) dan slag (logam). Tujuan blasting adalah untuk lebih membersihkan
lambung kapal dari fouling dan supaya cat bisa merekat kuat pada lambung.
Selesai itu, kemudian kapal di-water jet dengan tujuan menghilangkan kadar
garam (asam) karena dapat merubah warna cat bahkan sampai merubah
susunan kimia cat. Proses tadi sering dikenal dengan istilah cuci pantat.
Selesai cuci pantat, kapal mulai direpair sesuai dengan repair list (untuk
c
p p
*r
Y
bagian lambung di bawah WL). Pekerjaan yang sering mendapat trouble
adalah bagian propulsi terkait bongkar pasang shaft propeller dan balancing.
Tujuan balancing propeller adalah untuk mengetahui keseimbangan
propeller, jika propeller tidak balance maka akan terjadi getaran dan
merusah pondasi struktur propulsi selama operasi. Setelah kapal selesai
direpair, kapal dikeluarkan dari dock dan menjalankan sea trial. Garansi atas
reparasi ini adalah 1 bulan
PT. DKB Galangan II ini sudah memiliki ISO Certificate, sertifikat
ini tidak menjamin atas kualitas produk namun menjamin proses pembuatan
produk. Berdasarkan hal tersebut departemen produksi galangan ini dibagi
menjadi 3 bagian yaitu bagian produksi, sarfas, terakhir adalah QC and
safety. Bagian produksi dipecah lagi menjadi beberapa bengkel yaitu
bengkel konstruksi, mesin dan mekanik, pipa, outfitting, dan bengkel listrik.
PT. DKB Galangan II terdiri dari departemen pemasaran dan
pengadaan, produksi, logum, adm dan keuangan, serta departemen SDM.
Fungsi departemen P2 adalah untuk mencari dan mendatangkan proyek /
order, proyek dikerjakan oleh departemen produksi. Departemen logum
berfungsi sangat luas terkait operasional galangan (bukan proyek).
Y #"
Setelah kami melaksanakan Praktek Kerja di PT. DKB Galangan
II, terdapat beberapa saran baik untuk pihak galangan maupun pihak lain
yang terkait. Saran kami untuk perusahaan adalah :
a.Y Meningkatkan pengawasan terhadap kinerja para pekerja agar tidak
terjadi korupsi akan waktu.
b.Y Menindak tegas pada para pekerja maupun karyawan yang
melanggar aturan seperti untuk tidak merokok ditempat tertentu.
c.Y Meningkatkan pengamanan di gerbang masuk dengan cara
memeriksa kartu identitas untuk pihak diluar karyawan.
c
p p
*å
Y