You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual.
Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengan
secara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang
lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatka generasi muda
yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga
terciptanya generasi yang berintelek.

Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan
adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya
ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik
untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau
karya ilmiah tersebut.

B. Permasalahan

Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasai sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan rangkuman rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan?

2. Apa tujuan dari merangkum dan meringkas suatu tulisan maupun buku?

3. Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik?

4. Apa saja persamaan dan perbedaan antara rangkuman (ikhtisar), ringkasan?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah dengan judul “Membuat Rangkuman” ini bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, tim penyusun berharap

1 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam membuat rangkuman (ikhtisar)
dan ringkasan sesuai kaidah yang berlaku.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti


memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan
yang panjang dalam bentuk singkat.1 Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan
merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau
bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.

Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari
bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang
dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek
dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam
tulisan aslinya yang panjang itu.2

Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat


diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang
lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan
rangkuman (ikhtisar)nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil
merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk
pokok-pokoknya saja.

Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan


menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan

1
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR
MANDIRIABADI, 1994), h.261.
2
Prof. Dr. E. Zainal Arifin, M.Hum. dan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum., Cermat Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO,2009), h.231.
2 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus
langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian
dan seterusnya.

A. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan


yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus
memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga
diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan
dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu
untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan
menghemat waktu.

Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat
membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan
tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya
bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam
karangan tersebut.

B. Cara Membuat Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)

Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi
disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi
mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,
mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.

Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan
bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda

3 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang
dibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan
demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu
menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan
menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak
menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.3

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan dan rangkuman


(ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :4

1. Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat
diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi
dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut
pandang pengarang.

Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi
dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat
dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang
pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya
memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk
mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang
yang terdapat dalam karangan.

2. Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang
pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian
demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang
tersirat dalam bagian atau alinea itu.

3
http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html
4
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR
MANDIRIABADI, 1994), h.264-266
4 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan
agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah poko-pokok yang
dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan
selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya
ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai
pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan
alenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan
bawahan alenia yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.
Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan
utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang
dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea
kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini
gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,
sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu
kalimat.

3. Mengadakan Reproduksi

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-
catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap
untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam
ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan
bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)
diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih
berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.

Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah


dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi
naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak
mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis dari
naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila

5 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan
yang padat.

4. Ketentuan Tambahan

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan


segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu
diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik,
diantaranya:

a) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)


mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih
yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali
apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.

b) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula
jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya
merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.

c) Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea


dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang
mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,
kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan
dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat atau
digeneralisasi.

d) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang


ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih
dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam
rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam
naskah.

e) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang


sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali
6 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat oleh
penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis
yang dimasukkan kedalam ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).

f) Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuah


tulisan biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah
(bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama
tunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus
ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Bila diminta membuat
rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan atas suatu karangan yang
mengandung dialog maka dialog itu harus diringkaskan juga dalam
bentuk bahasa tak langsung.

g) Dalam sebuah rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ditentukan pula


panjangnya, maka dari itu anda harus membuat seperti apa yang
diminta bila diminta membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)
menjadi seperatus dari karangan asli anda harus membuat seperti itu.
Agar memastikan apakah ringkasan dan yang dibuat sudah seperti
yang diminta silahkan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan
kemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yang
merupakan panjang karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah
kata ini bukan berarti seseorang menghitung secara riil jumlah kata
yang ada. Tapihanya suatu perkiraan yang dianggap mendekati
kenyataan.

Misalnya, anda diharuskan meringkas suatu buku yang tebalnya 250


halaman menjdi sepersepuluhnya, maka perhitungan yang harus anda
lakukan sebagai berikut.

1) Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: jumlah halaman x


jumlah baris per halaman x jumlah kata per baris = 250 x 35 x
9 kata = 78.750 kata.

2) Panjang rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan berupa jumlah


kata adalah: 78.750 : 10 = 7.785 kata. Panjang ringkasan
7 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang
dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi,
tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto
dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: jumlah
kata per halaman adalah: 25 x 9 kata = 225. Jumlah halaman
yang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.

C. Persamaan dan Perbedaan antara Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan

Ringkasan sebaiknya dibedakan dari istilah-istilah lain yang pengertiannya tumpang-


tindih yaitu rangkuman (ikhtisar), yang merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari
bentuk aslinya. Meskipun dalam kenyataannya ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), masih
dianggap sama tetapi secara teknis ketiga istilah itu sebaiknya dibedakan maknanya.
Selanjutnya akan kami bahas secara rinci yang dimaksud dengan ikhtisar.

Rangkuman (ikhtisar) menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yang
penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat
rangkuman (ikhtisar) tanpa mengubah tema sebuah wacana. Rangkuman (Ikhtisar) berfungsi
sebagai garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.

Berikut ini adalah cara membuat rangkuman (ikhtisar):

1. Membaca naskah asli beberapa kali

2. Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang
terdapat dalam naskah.

3. Menulis rangkuman (ikhtisar).

• Persamaan Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.

8 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


Persamaan antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan adalah sebagai berikut:5

1) Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara
mengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,
jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.

2) Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan pada
sebuah buku.

3) Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan


yang terperinci.

4) Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:

a. Bacalah naskah dua sampai beberapa kali

• Cacatlah semua judul, semua topik.

• Cocokkan catatan Anda dengan naskah asli

b. Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas (jangan


memakai naskah asli).

• Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.

• Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.

• Periksa kembali apakah ada kesalahan.

• Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.

5) Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi buku
atau karangan dan mampu mengambil intisarinya.

6) Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasan
pendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yang
lainnya) atau karangan.

5
Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan
Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107
9 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
7) Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimat
topik dengan sebuah alinea.

• Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.


Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebagai berikut:6
Ringkasan:
• Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.
• Disusun secara urut dan sistematis.
• Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
• Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.

Rangkuman (Ikhtisar):
• Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
• Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
• Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
• Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
• Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.
D. Contoh Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Contoh rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan :

Perhatikan teks berikut!

Lebah Madu

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di


pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari
tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)

6
Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan
Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107
10 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh
manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang
penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah
sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah
mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang
dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-
dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak
dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita
adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang
tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini
tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti
disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk
manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani
manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

(dikutip dari harunyahya.com)

Contoh Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan “Lebah Madu” :

1. Madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia.


2. Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada
musim dingin.
3. Lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
4. Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk
manusia.

Contoh rngkuman (Ikhtisar) “Lebah Madu” :

Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber makanan
penting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari madu bunga (nektar),
yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila dicermati lebah menyimpan madu
tidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga lebah menyimpan madu lebih banyak dari yang
mereka butuhkan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 68-69.

11 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan


perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan
dalam bentuknya yang singkat.

2. Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantu
seseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif
singkat sehingga menghemat waktu.
12 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
3. Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan
teratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakan
reproduksi, dan ketentuan tambahan.

4. Rngkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus
berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa
mengubah tema sebuah wacana.

5. Antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satu
diantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil intisari atau
ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudah
dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.

6. Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu pada
rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
Pada ikhtisar mengngunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan gaya penulis .

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika
Pressindo:Jakarta.

13 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab


http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html

http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan

http://www.harunyahya.com/indo/artikel/058.htm

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ikrar Mandiriabadi:Jakarta.

Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.

Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.

14 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab

You might also like