You are on page 1of 17

c c

   


 c  

Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah
lebih dari 400 ribu spesies bakteri. Rasio antara bakteri aerob dengan anaerob berbanding
10:1 sampai 100:1. Organisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang
terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggiva, mucus membrane, dorsum lidah, saliva dan
mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan
limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari gigi
nekrosis, dan periodontitis marginalis. Infeksi gigi dapat terjadi melalui berbagai jalan: (1)
lewat penghantaran yang pathogen yang berasal dari luar mulut; (2) melalui suatu
keseimbangan flora yang endogenus; (3) melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang
vital dan steril secara normal.
Infeksi odontogenik adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan
flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulcus gingival, dan mukosa
mulut. Etiologi tersering adalah bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif,
dan batang anaerob gram negative. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies,
gingivitis, dan periodonititis. Jika bakteri mencapai jaringan yang lebih dalam melalui
nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogenik.
Apabila perkembangbiakan telah terjadi maka, pada jaringan akan mengalami
berbagai macam infeksi, mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat bahkan dapat
berakibat fatal seperti: ‘  juga
  atau  ‘ 
Infeksi odontogenik juga sering dijumpai pada anak-anak, sehingga mengakibatkan
berbagai kerusakan yang sangat membahayakan benih gigi tetap pengganti.

 

   


Setelah membuat makalah ini, diharapkan dapat menunjang aktivitas perkuliahan khususnya
mata kuliah Ilmu Kedokteran Gigi Anak , serta dapat mengetahui masalah infeksi
odontogenik pada anak dan berabagai macam infeksi odontogenik yang ada pada anak.

   


Menjelaskan pengertian, etiologi, serta berbagai manifestasi dari infeks odontogenik
Menjelaskan penyebaran infeksi odontogenik pada anak
Menjelaskan infeksi odontogenik yang sering dijumpai pada anak
c c
c   



  !" 

Infeksi: masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam
tubuh manusia serta menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah
reaksi lokal dari tubuh terhadap adanya infeksi/iritasi dalam berbagai bentuk.
Penyakit itu sendiri timbul setelah mengalami beberapa proses fisiologi yang
telah dirubah oleh kuman yang masuk. Sehingga tubuh mengadakan reaksi atau
perlawanan yang disebut peradangan/inflamasi.masuk dan berkembang biaknya
mikroorganisme didalam tubuh yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan jaringan
tubuh.
Infeksi odontogenik: infeksi yang disebabkan oleh kerusakan gigi akibat dari adanya
kerusakan pada gigi.

  

Infeksi odontogenik dapat disebabkan karena trauma, infeksi post-operasi dan


sekunder dari infeksi jaringan periodontal atau perikoronal. Bakteri penyebab infeksi
umumnya bersifat endogen dan bervariasi berupa bakteri aerob, anaerob maupun infeksi
campuran bakteri aerob dan anaerob. Disebutkan mikroba penyebab tersering yaitu
    dan    yang memiliki aktivitas produksi asam yang
tinggi. 2
Disebutkan bahwa etiologi dari infeksi odontogenik berasal dari bakteri komensal
yang berproliferasi dan menghasilkan enzim. Pada saat bayi baru dilahirkan, proses
kolonisasi bakteri dimulai dan dikatakan predominan terdiri atas    .
Pada saat gigi pertama tumuh, yaitu pada saat bayi berusia 6 bulan, komunitas bakteri
berubah menjadi predominan   dan   dan pada saat gigi selesai tumbuh
terdapat komunitas heterogen antara bakteri aerobik dan anaerobik. Diperkirakan terdapat
700 spesies bakteri yang berkolonisasi di mulut dimana 400 dari spesies tersebut dapat
ditemukan pada area subgingival.
Infeksi odontogenik merupakan suatu infeksi polimikrobial dan campuran. Infeksi
tersebut merupakan hasil dari perubahan bakteri, hubungan antar bakteri dengan morfotipe
yang berbeda dan peningkatan jenis bakteri. Perubahan bakteri yang terjadi berupa perubahan
yang pada awalnya predominan gram positif, fakultatif dan sakarolitik menjadi predominan
gram negatif, anaerobik dan proteolitik.


Tabel 1. Mikroorganisme penyebab infeksi odontogenik


 #$% % & #   '()
% 28 7
 % 133 33
%*  % 243 60



Tabel 2. Mikroorganisme penyebab infeksi odontogenik
 #$% %  '()
% 25
j Î++ ',)- 85
Π   90
Π 
  2
Π  6
  2
j Î++ '*)- 2
Y 
j c   ',)- 3
Î  
j c  '*)- 6

? 
j $  4
 % 75
j Î++ ',)- 30
Π   33
     65
j Î++ '*)- 4
A 
j c  ',)- 14
  
  
  
Î  
j c  '*)- 50

c    75


   25

j $  6
 .   !"  

Berikutnya akan dijelaskan mengenai kepatogenesisan fisiologi yangvmenyebabkan adanya


infeksi, dinataranya adalah:

 .
/" 0 

Flora normal biasanya hidup secara komensalisme dengan host. Apabila keadaan
memungkinkan terjadinya invasi, baik oleh flora normal ataupun asing, maka dapat terjadi
perubahan hubungan menjadi parasitisme.Lingkungan biokimia jaringan setempat akan
menentukan kerentanan dan ketahanan hospes terhadap mikrorganisme. Serangan
mikroorganisme diawali dengan terjadinya luka langsung, sehingga memungkinkan
mikroorganisme melakukan invasi, mengeluarkaneksotoxin, endotoxin dengan cara autolisis
(pada dinding sel bakteri gram negatif). Sedangkan host dapat menunjukkan reaksi alergi
terhadap produk mikrobial atau kadang-kadang menimbulkan gangguan langsung terhadap
fungsi metabolisme sel oleh sel-sel hospes.


 .    

Respon lokal dari host adalah terjadinya peradangan. Proses ini diawali dengan
dilatasi kapiler, terkumpulnya cairan edema, penyumbatan limfatik oleh fibrin. Didukung
oleh kemotaksis maka akan terjadi fagositosis. Daerah tersebut menjadi sangat asam dan
protease selular cenderung menginduksi terjadinya lisis terhadap leukosit. Akhirnya
makrofag mononuklear timbul, memangsa debris leukositik, membuka jalan untuk pemulihan
terhadap proses infeksi dan penyembuhan.


  . .    

Respon sistemik host adalah pertahanan humoral, yaitu reaksi antigenantibodi.


Antibodi menetralkan toksin bakteri, mencegah perlekatan dan mengaktifkan komplemen.
Komplemen berperan dalam pengenalan host terhadap bakteri dan memicu proses fagositosis.
  . 12 %   

Akibat perubahan jaringan yang disebabkan karena aktivitas bakteri dan pertahanan
lokal dari host serta mekanisme serupa yang bekerja secara sistemik), menimbulkan
gambaran klinis infeksi. Rasa sakit tekan, eritema dan edema mudah dikenali sebagai
manifestasi suatu peradangan. Kadang-kadang bakteri yang memproduksi gas bisa memicu
dan mendukung terjadinya respon pembengkakan. Pernanahan adalah akibat langsung dari
mekanisme lokal pertahanan virulensi bakteri.



 1& $%    
Infeksi odontogenik memiliki 2 sumber yaitu:

  1
 # 
Berawal dari nekrosis pulpa yang dilanjutkan dengan invasi bakteri ke jaringan
periapikal.
Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang
disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat
saprofit namun juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang memang bersifat patogen.
Nekrosis pulpa sebagian besar terjadi oleh komplikasi dari pulpitis baik yang akut mapun
yang kronik yang tidak ditata laksana dengan baik dan adekuat.


 

  



Tahap t jadi a Nekrosis Pulpa


Etiologi nekrosis pulpa yang paling sering adalah karies dentis, trauma, dan iatrogenik.
Nekrosis pulpa sebagian besar berawal dari pulpitis yang disebabkan oleh karies dentis.
Trauma dapat menyebabkan pulpitis yang berakhir dengan nekrosis pulpa. Menurut
Robertson dkk, pada obliterasi kanal pulpa akibat trauma pada gigi insisi us permanen
didapatkan 16% kasus mengalami nekrosis pulpa melalui tes elektrikal pulpa. Nekrosis juga
dapat disebabkan prosedur medik yang dilakukan oleh klinisi. Menurut Poul dkk, dari 617
gigi dari 51 pasien yang dilakukan osteotomi pada fraktur Le Fort I didapatkan 0,5% gigi
mengalami nekrosis pulpa.

v   




 1 " 

Berawal dari poket periodontal yang dalam yang memudahkan bakteri masuk ke
jaringan lunak. Ketika bakteri subgingival berkembang dan membentuk kompleks dengan
bakteri periodontal patogen yang mengekspresikan faktor virulensi, maka akan memicu
respon imun host yang secara kronis dapat menyebabkan      . Abses
periodontal dapat berasal dari eksaserbasi periodontitis kronik, defek kongenital yang dapat
memfasilitasi bakteri(  dari akar,     , dll), maupun iatrogenik karena
impaksi dari kalkulus pada epitel      selama scaling. Beberapa abses akan
invasi membentuk fistula dan menjadi kronik yang pada umumnya bersifat asimptomatik
ataupun paucisimptomatik.

 32  

Penderita biasanya datang dengan keluhan sulit untuk membuka mulut (trismus), tidak bisa
makan karena sulit menelan (disfagia), nafas yang pendek karena kesulitan bernafas. Penting
untuk ditanyakan riwayat sakit gigi sebelumnya, onset dari sakit gigi tersebut apakah
mendadak atau timbul lambat, durasi dari sakit gigi tersebut apakah hilang timbul atau terus-
menerus, disertai dengan demam atau tidak, apakah sudah mendapat pengobatan antibiotik
sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu ;

1. Rubor: permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibat vasodilatasi,
efek dari inflamasi
2. Tumor: pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan exudat
3. Calor: teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke areainfeksi
4. Dolor: terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh jaringan yang
bengkak akibat edema atau infeksi
5. Fungsiolaesa: terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dan
gangguan pernafasan.
 4 !" # "   

Merupakan infeksi orofasial yang disebakan oleh infeksi gigi. Sering dijumpai pada
anak, terutama bila karies telah mencapai pulpa non vital atau tertinggal sisa akar. Dimulai
dari karies gigi yang tidak di rawat, maka proses infeksi akan terus berlanjut mencapai pulpa
hingga mengakibatkan kematian jaringan pulpa, penyebaran dilanjutkan ke bifurkasi pada
gigi sulung atau sekitar periapikal karena akar gigi sulung mengalami resobsi yang tidak
beraturan.
Sebagian besar infeksi orofasial berasal dari odontogenik, dan bersifat self-limiting,
yang memiliki karakteristik berupa drainase spontan. Perawatan didasarkan pada dua prinsip:
eliminasi penyebab yang mendasarinya, serta drainase dan debridemen lokal. Jika infeksi
lokal tidak dirawat, infeksi akan menyebar ke bagian atas dan bawah wajah.
Prosedur dental invasif akan meningkatkan resiko bakterimia transien. Hanya sejumlah
spesies bakteri yang diimplikasikan dalam infeksi. Jika diindikasikan, antibiotik harus
diadministrasi segera sebelum melakukan prosedur dental. Jika prosedur semacam itu
dilakukan di sekitar jaringan yang terinfeksi,dibutuhkan dosis tambahan.
Beberapa penelitian telah mengevaluasi prevalensi dan perluasan bakterimia akibat berbagai
macam prosedur dental pada anak-anak.
Dalam kaitan ini, telah dibuktikan bahwa menyikat gigi menyebabkan bakterimia pada lebih
dari sepertiga anak-anak, dan pemasangan/pelepasan wedge/splint dan braket atau band
meningkatkan jumlah kasus bakterimia dalam kasus pediatrik secara bermakna.
Tingkat oral higiene sangat mempengaruhi tingkat bakterimia. Oleh karena itu, oral higiene
yang optimal merupakan faktor paling penting untuk mencegah komplikasi yang mungkin
timbul akibat bakterimiameskipun menurut beberapa penulis, dibutuhkan lebih banyak
perawatan antibiotik.
Pencabutan gigi sederhana dapat menyebabkan bakterimia pada 40-50% kasus.
Tingkat bakterimia tertinggi disebabkan oleh injeksi intraligamen dalam prosedur yang
dilakukan di bawah kondisi anestesi lokal [96,6% anak].
Trauma gigi merupakan salah satu faktor resiko infeksi rongga mulut, terutama jika
terjadi pembukaan pulpa dan/atau perubahan ruang periodontal. Kecenderungan infeksi akan
meningkat jika trauma pada jaringan keras gigi atau pendukungnya mengakibatkan luka
membran mukosa atau kulit terbuka.
Pada infeksi yang berjalan kronis akan terjadi kerusakan tulang disekitar gigi dan sangat
membahayakan benih gigi tetap pengganti. Sifat penyebar infeksi odontogen antara lain:

1. Cepat menyebar ke tempat yang lebih dalam


2. Dapat merusak benih gigi tetap (Turner Hipoplasia)
3. Dapat merusak pusat-pusat pertumbuhan yakni condilus mandibula
4. Dapat menyebabkan cellulitis yakni penyebaran toksin bakteri dari produknya ke
jaringan ikat jarang di seekitar wajah termasuk orbital nasal

Penjalaran infeksi pada anak adalah sebagai berikut:

1. Menimbulkan rasa tidak nyaman, kadang-kadang disertai rasa sakit


2. Perluasan penyebaran tergantung dari gravitasi dan bentuk anatomi
3. Arah penyebaran ke maksila yakni ke palatum, pipi, dan sinus maksilaris, sedangkan
di mandibular yakni di bawah gingiva, dan lidah.
4. Proses penyebaran berlangsung sanga cepat karena tulang alveolar belum kompak dan
dalam tahap tumbuh dan kembang
5. Dapat merusak ata akibat penyebaran mengenai saraf trigeminus sehingga untuk
melakukan pencabutan gigi atas harus berhati-hati
6. Proses penyebaran berasal dari infeksi jarigan pulpa yang menembus ke tulang
periapikal, kemdian cortical plate, tulang alveolar, perosteum dan jaringan lunak
7. Bila infeksi dibiarkan maka dapat meluas aliran darah (septikemi) sehingga dapat
menyebar ke organ dalam lainnya, misalnya hati ginjal, dan jantung.


 5 + * +  !" # "   

1. Gingival abses atau Gum boil :


Suatu pembengkakan gingival yang berasal dari gigi atau poket gigi dengan diagnosis
gigi dapat vital maupun non vital. Abses gingival sebenarnya adalah komplikasi
daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi
patah atau hancur).Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan
menginfeksi bagian tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan
tulang yang menyokong gigi.Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah
(terdiri dari jaringan tubuh yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan
sel darah putih) dan pembengkakan jaringan dalam gigi. Ini menyebabkan sakit gigi.
Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas
terus menerus sehingga menjalar ke jaringan yang lain.

2. Sub mukosa abses


Lokasi anatomi. Abses ini berlokasi tepatnya dibawah bukal atau labial mukosa
vestibula pada maksila atau mandibula,dan juga region palatal atau lingual,, masing-
masing ke gigi yang bertanggungjawab terhadap infeksi.
Etiologi. Faktor yang bertanggungjawab pada abses intraalveolar juga menyebabkan
abses tipe ini. Gigi yang normalnya dianggap bertanggungjawab terhadap
perkembangan dari abses palatal adalah molar dan insisivus lateral dari maksila.
Gambaran klinis. Pembengkakan pada mukosa dengan fluktuasi nyata yang terlihat,
sensivitas selama palpasi, dan penghilangan dari mukobukal fold pada area infeksi.
Sepanjang palatal abses menjadi kekhawatiran, pembengkakan secara nyata dibatasi,
masing- masing pada gigi yang terlibat. Mukosa terlihat kemerah-merahan,sementara
sensivitas dapat diamati selama palpasi dan fluktuasi.

3. Sub palatal/sub lingual abses


Ada dua ruang sublingual diatas musculus mylohyoid, kekanan dan kekiri dari garis
tengah. Ruang ini dibagi oleh ketebalan fascia. Abses yang terbentuk pada ruang ini
diketahui sebagai abses sublingual.
Lokasi anatomi. Ruang sublingual pada bagian atas dibatasi oleh mukosa pada dasar
mulut,bagian bawah oleh musculus mylohyoid,bagian anterior dan lateral oleh
permukaan sebelah dalam badan mandibula, medial oleh septum lingual,dan posterior
oleh tulang hyoid.
Ruang ini mengandung saluran submandibular (Wharton¶s duct),glandula
sublingual,nervus lingual dan sublingual, cabang terminal dari arteri lingual dan
bagian dari glandula submandibular.
Etiologi. Gigi yang sebagian besar berperan terhadap infeksi ruang sublingual yaitu
gigi anterior mandibula,premolar dan molar pertama, yang apeksnya ditemukan diatas
perlekatan musculus mylohyoid. Juga, infeksi dapat menyebar ke ruang ini dari ruang
lain yang berdampingan dengan yang berhubungan dengannya ( submandibular,
submental, lateral pharyngeal).
Gambaran klinis. Abses sublingual muncul dengan karakteristik pembengkakan pada
mukosa pada dasar mulut, menyebabkan pengangkatan dari lidah kearah palatal dan
lateral. Sulkus lingual mandibula menghilang dan mukosa tampak berwarna kebiru-
biruan. Pasien berbicara dengan kesulitan, karena edema, dan pergerakan dari lidah
yang menimbulkan rasa sakit.

4. Sub mandibular abses


Lokasi anatomi. Ruang mandibular dibatasi pada bagian lateral oleh garis inferior dari
badan mandibula, medial oleh perut anterior musculus digastricus, posterior oleh
ligament stylohyoid dan perut posterior dari musculus digastricus, superior oleh
musculus mylohyoid dan hyoglossus, dan inferior oleh lapisan superficial dari deep
servikal fascia. Ruang ini mengandung glandula saliva submandibular dan
submandibular lymphanodes.
Etiologi. Infeksi pada ruang ini berasal dari molar kedua dan ketiga dari
mandibula,jika apeksnya ditemukan dibawah perlekatan dari musculus mylohyoid. Ini
juga dapat sebagai akibat dari penyebaran infeksi dari ruang sublingual atau
submental.
Gambaran klinis. Infeksi ini menimbulkan pembengkakan sedang pada area
submandibular, yang tersebar, memunculkan edema yang lebih besar yang lama dan
kemerahan pada lapisan kulit, Juga, sudut dari mandibula hilang, sementara sakit
selama palpasi dan trismus sedang disebabkan oleh keterlibatan dari musculus
pterygoid yang dapat diamati.
5. Dento Alveolar Abses
Abses menyebar ke tulangalveolar yang berasal dari infeksi gigi.
Dento alveolar abses dapta akut atau kronis tergantung dari perjalanan penyakit,
virulensi bakteri dan daya tahan tubuh.
1. Gejala dan penyebab Dento Alveolar Abses Akut (DAAA) adalah:
j Secara klinis karies mencapai pulpa dapat vital sebagian/non vital,
pemeriksaan perkusi (+), dan tekanan (+), fistula (-).
j Secara radiografis tampak ruang pulpa terbuka, di sekitar akar atu furkasi tidak
beraturan
j Keadaan umum anak, sakit sekitar gigi terinfeksi, demam, pembengkakan
gingiva
j Diagnosis ditulis sebagai berikut:
Regio DAAA: karena karies mencapai pulpa non vital
Merupakan inflamasi purulen akut yang mengenai jaringan periapikal,dimunculkan
oleh gigi nonvital,khususnya ketika mikroba keluar dari saluran akar gigi yang
terinfeksi kedalam jaringan periapikal. Secara klinis, karakteristiknya
diklasifikasikan dalam gejala lokal dan sistemik.
Sakit. Keparahan dari rasa sakit bergantung pada tahap perkembangan dari inflamasi.
Pada tahap awal rasa sakit tumpul dan berlanjut dan lebih buruk selama perkusi dari
respon gigi atau ketika berkontak dengan gigi antagonis. Jika sakit sangat parah dan
berdenyut, itu berarti akumulasi dari pus berada dalam tulang atau dibawah
periosteum. Pengurangan dari rasa sakit dimulai pada saat pus perforasi dari
periosteum dan keluar ke jaringan lunak.Edema muncul diluar atau didalam mulut
dan itu biasanya berlokasi pada bukal dan lebih jarang pada palatal atau lingual. Pada
tahap awal pembengkakan lunak dari jaringan lunak pada sisi yang terpengaruhi
dapat diamati, disebabkan oleh reaksi refleks pengaturan saraf pada
jaringan,khususnya pada periosteum. Pembengkakan ini muncul sebelum supurasi,
terutama di area dengan jaringan longgar, seperti pada regio sublingual, bibir atau
kelopak mata. Biasanya edema lunak dengan kemerahan pada kulit. Selama tahap
akhir, pembengkakan berfluktuasi, khususnya pada mukosa dari kavitas oral. Tahap
ini dianggap paling cocok untuk drainase dan insisi dari abses.
Gejala lain. Ada kecenderungan pada elongasi dari gigi yang terlibat dan sedikit
kegoyangan,gigi terasa memiliki perbedaan bersar ketika disentuh ,sementara
kesulitan menelan juga dapat diamati.Gejala sistemik yang biasanya dapat
diamati:demam,dengan suhu 39-400,dingin, malaise dengan sakit pada otot dan
persendian,anoreksia,susah tidur,mual dan muntah. Tes laboratorium menunjukkan
leukositosis atau jarang dengan leukopenia, yang meningkatkan laju sedimentasi
eritrisit,andraised C-reactive protein (CRP) level.

2. Gejala dan penyebab Dento Alveolar Abses Kronik (DAAK)


j Secara klinis karies mencapai pulpa non vital, pemeriksaan perkusi (+), dan
tekanan (+), gingiva kemerahan, fistula (+), pus (-)
j Secara radiografis tampak radiolusen sekitar akar furkasi
j Rasa sakit (-), demam (-), pembengkakan gingival (+)
j Diagnosis ditulis sebagai berikut:
Regio DAAK; karena karies mencapai pulpa non vital.

Perawatan yang dilakukan:

1. Lokal (DAAA dan DAAK)


j Open bur gigi dengan menggunakan high speed bur dengan terlebih dahulu
difiksasi
j Kemudian kavitas ditutup dengan kapas
j Selanjutnya perawatan endodontic konvensional dan restorasi
j Bila menyebabkan selulitis maka dilakukan pencabutan gigi
2. Sistemik (DAAA dan DAAK), bila diperlukan maka diberikan.
j Antibiotic
j Analgesik¶anti inflamasi
j TKTP/VIT (Tinggi Kalori Tinggi Protein/Vitamin; karena dalam tahap
pertumbuhan).

Pada abses timbul rasa sakit karena kuman memproduksi gas H2S yang ,menekan saraf
sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada keadaan akutmaka tidak boleh dilakukan pencabutan
gigi karena dapat terjadi septikemi, sehingga perlu dilakukan perawatan abses secara lokal
dan bila abses telah mereda baru dilakukan pencabuan gigi penyebab. Untumenghindari
rekurens
c c


.
# 

j Infeksi odontogenik: infeksi yang disebabkan oleh kerusakan gigi akibat dari
adanya kerusakan pada gigi.
j Merupakan infeksi orofasial yang disebakan oleh infeksi gigi. Sering dijumpai
pada anak, terutama bila karies telah mencapai pulpa non vital atau tertinggal
sisa akar. Dimulai dari karies gigi yang tidak di rawat, maka proses infeksi
akan terus berlanjut mencapai pulpa hingga mengakibatkan kematian jaringan
pulpa, penyebaran dilanjutkan ke bifurkasi pada gigi sulung atau sekitar
periapikal karena akar gigi sulung mengalami resobsi yang tidak beraturan.
Bila infeksi telah menyebar ke jaringan ikat maka akan terbentuk abses
dengan gejala sebagai berikut:
-Kalor, rubor, dolor, tumor, function laesa
-Malaise, nausea, muntah.
-Jumlah darah putih meningkat
-Dehidrasi akibat panas
j Pada anak sering dijumpai infeksi odontogen sebagai berikut:
1. Dento Alveolar Abses : abses menyebar ke tulang alveolar yang berasal dari
infeksi gigi
2. Gingival abses atau Gum boil : suatu pembengkakan gingival yang berasal
dari gigi atau poket gigi dengan diagnosis gigi dapat vital maupun non vital
3. Sub mukosa abses: abses yang terdapat di bawah mukosa, berasal dari gigi
atau bukan gigi
4. Sub palatal/sub lingual abses: abses yang menjara ke palatum atau lingual dan
disebabkan oleh infeksi gigi
5. Sub mandibular abses: abses yang menjalar ke region mandibular dan berasal
dari gigi

You might also like