You are on page 1of 7

Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No.

2 ISSN 1858-4330

ANALISIS SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KAKAO DI


DESA TIMBUSENG, KECAMATAN PATTALASSANG,
KABUPATEN GOWA
Analyse of channel and margin of cacao marketing in Desa Timbuseng,
Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa

Abd. Rahman Arinong1 dan Edi Kadir2


1
Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
2
Alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menganalisis saluran pemasaran kakao dan besarnya margin
yang diterima oleh petani pada setiap lembaga pemasaran. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara pemilihan responden melalui metode purposive sampling, jumlah
responden sebanyak 25 orang. Metode pengambilan data secara observasi, studi literatur,
wawancara langsung, analisis ekonomi dan pemasaran hasil. Hasil analisis Menunjukkan
saluran pemasaran III sangat menguntungkan yaitu sebesar Rp. 11.045,- dengan margin
pemasaran sebesar 20,11 % atau Rp 655/kg dimana petani langsung menjual kakaonya
kepedagang besar (eksportir). Petani kakao masih perlu bimbingan secara kontinyu
terutama dalam hal pemasaran.
Kata kunci: saluran dan margin pemasaran, kakao

ABSTRACT
Research aims is to analyse the channel of cacao marketing and the amount of margin has
accepted by farmer in each marketing organization. Technique of data collecting was
conducted by responder election through purposive sampling method, The amount of
responder is 25 people. method of collecting data include observation, literature study,
direct interview, economic analysis and product marketing. Result of analyse revealed that
the channel of marketing III very beneficial that is equal to Rp. 11.045,- with the marketing
margin is equal to 20,11 % or Rp 655 /kg of where the farmer directly selling his cacao to
exsporter. The cacao farmer still needs continue guidance especially marketing.
Key words: channel and margin of marketing, cacao

PENDAHULUAN dapatan petani, memperluas kesempatan


kerja, dan mendorong pemerataan kesem-
Secara umum pembangunan pertanian patan berusaha. Untuk itu sektor industri
diarahkan untuk meningkatkan produksi sebagai leading sektor diharapkan mampu
pertanian guna memenuhi kebutuhan meningkatkan produktivitas faktor pro-
pangan dan industri dalam negeri, duksi secara efisien.
meningkatkan ekspor, meningkatkan pen-

87
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

Indonesia adalah salah satu negara yang atau dikonsumsi (Kotler, 2005). Analisis
memiliki sumberdaya alam berupa lahan pada saluran pemasaran terhadap produk-
yang relatif cukup luas dan subur. Dengan produk pertanian pada umumnya sudah
iklim, suhu dan kelembaban yang cocok banyak dilakukan seperti yang dikemuka-
untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman, kan Ginting (1992) bahwa ada dua bentuk
maka hampir seluruh tanaman dapat saluran pemasaran yaitu saluran pemasar-
tumbuh dengan relatif baik. Salah satu an jangka panjang dan saluran pemasaran
jenis tanaman yang dibudidayakan oleh jangka pendek. Menurut Mursid (1997)
petani di Indonesia adalah tanaman kakao bahwa saluran pemasaran Channel of
distribution adalah lembaga-lembaga yang
Upaya pemerintah untuk pengembangan
mempunyai kegiatan untuk menyalurkan
tanaman kakao dengan memperluas areal
atau menyampaikan barang-barang atau
tanam pada tahun 2002 di Sulawesi
jasa dari produsen ke konsumen.
Selatan mencapai 250.019 ha dengan
produksi 245.219 ton. Pengembangan
tanaman kakao terbesar adalah di Ka-
bupaten Luwu Utara dengan luas 48.129 BAHAN DAN METODE
ha, Polmas 29.334 ha dan Kabupaten
Kegiatan penelitian dilaksanakan di Desa
Gowa mempunyai luas areal 407 ha
Timbuseng, Kecamatan Pattallassang,
dengan produksi 89 ton (Anonim, 2002 ).
Kabupaten Gowa yang dimulai bulan
Kakao merupakan komoditi eksport yang Maret sampai Mei 2006.
permintaanya terus meningkat. Upaya
perbaikan produksi dan kualitas kakao Metode Pelaksanaan
terus dilakukan, sehingga pendapatan Penelitian dilaksanakan dengan metode
yang diperoleh petani juga meningkat. survai yang bersipat deskriptif. Res-
Salah satu factor yang mempengaruhi ponden penelitian adalah semua orang/
pendapatan petani tersebut adalah lembaga pemasaran yang terlibat dalam
kurangnya pengetahuan petani mengenai saluran pemasaran kakao. Pengambilan
pemasaran, hasil kakao seperti saluran responden dilakukan secara sengaja. Data
pemasaran yang memberikan keuntungan yang dikumpulkan terdiri dari data primer
yang maksimal pada petani. dan data sekunder.
Saluran pemasaran mempunyai tugas
menyalurkan barang dari produsen ke Analisis Data
konsumen. Ia mengatasi tiga macam Data yang diperoleh dianalisa secara
jenjang penting yaitu waktu, ruang dan deskriptif dengan menggunakan rumus
pemilikan. Menurut Soekartawi (1993), untuk mengetahui besarnya margin,
dalam pemasaran komoditi pertanian keuntungan dan efisiensi pemasaran
seringkali panjang, sehingga banyak juga Besarnya margin pemasaran yang diper-
pelaku lembaga pemasaran yang terlibat oleh dihitung dengan menggunakan rumus
dalam saluran pemasaran tersebut. Aki- (Anwar 1994) sbb. :
banya adalah terlalu besarnya keuntungan
pemasaran yang diambil oleh para pelaku M = Hp – Hb
pemasaran tersebut.
Saluran pemasaran adalah serangkaian Dimana: M = Margin pemasaran
organisasi yang saling tergantung yang Hp = Harga penjualan
terlibat dalam proses untuk menjadikan Hb = Harga beli
produk atau jasa siap untuk digunakan

88
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

Untuk menghitung keuntungan dari ma- nengah maupun pedagang pengumpul


sing–masing lembaga pemasaran diguna- besar.
kan rumus : Untuk memperoleh hasil yang maksimal
π = M – Bp dengan harga jual yang sesuai diterima
petani maka dalam penelitian dilakukan
Dimana : π = Keuntungan pemasaran evaluasi untuk mengetahui harga vang
M = Margin peniasaraii diterima petani sampai kepada konsumen
Bp = Biaya pemasaran dalam setiap saluran yang berbeda. Cara
yang dilakukan dalam memasarkan biji
HASIL DAN PEMBAHASAN
kakao antara petani yang satu dengan
petani lainnya mempunyai perbedaan serta
Sistem pemesaran kakao selama ini yang melalui saluran pemasaran yang berbeda
dilakukan petani sangat tidak meng- pula. Dari hasil kajian yang dilakukan,
untungkan. Hal ini terjadi karena petani diketahui ada tiga macam saluran
kurang mendapatkan informasi mengenai pemasaran kakao yang berbeda dari petani
kualitas biji kakao yang baik, harga yang sampai ke pedagang pengumpul besar
selalu berubah-ubah serta penentuan harga (Gambar 2). Ketiga saluran tersebut
yang ditentukan oleh pedagang pengum- adalah:
pul kecil, pedagang pengumpul me-

a) Saluran pertama (I)

Petani  pedagang pengumpul kecil -pedagang


pengumpul menengah  pedagang pengumpul besar
(eksportir),konsumen.

b) Saluran kedua (II)

Petani - pedagang pengumpul menengah  pedagang pengumpul


besar (eksportir) -konsumen.

c) Saluran ketiga (III)

Petani — pedagang pengumpul besar (eksportir) -konsumen.

89
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

Petani

I
Pedagang Pengumpul Kecil II
III
Pedagang Pengumpul Menengah

Pedagang Pengumpul Besar

Gambar 2. Saluran pemasaran kakao di Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang,


Kabupaten Gowa.

Untuk mengetahui analisis pemasaran harga. Kendala harga ini biasanya terjadi
kakao petani, pedagang pengumpul pada saat petani membutuhkan biaya
menggunakan strategi tertentu untuk hidup yang mendesak, kebutuhan sehari-
memperoleh keuntungan yang lebih hari dan kebutuhan biaya sekolah. Seperti
tinggi. Harga yang diterima petani yang dikatakan oleh Kotler P.(2005),
sampai ke tangan konsumen masing- yaitu para pembeli bisnis memberi
masing saluran tidak sama. Perkem- perhatian yang besar pada faktorfaktor
bangan harga dan besamya margin serta ekonomi yang sedang berlansung atau
besarnya keuntungan dari petani hingga yang di perkirakan, seperti level
ke konsumen disajikan pada Tabel 1. produksi, pe-ngeluaran konsumen, dan
tingkat suku bunga.
Data pada Tabel 1. tersebut di atas
menunjukkan bahwa persentase perban- Pada saluran II persentase harga lebih
dingan harga yang diterima petani dengan besar dibanding pada saluran I dimana
harga yang diterima kosumen akhir pada saluran II mendapat 317,11 % dari harga
saluran I sebesar 263,06 %, pada saluran yang diterima konsumen akhir, para
II 317, 11 % dan saluran III sebesar petani pada saluran ini biasanya mem-
342,95 % kecilnya persentase harga pada punyai modal dan mau mengeluarkan
saluran I disebabkan petani mendapatkan biaya dalam bentuk biaya transportasi,
keuntungan yang lebih besar, semakin sedangkan pada saluran pemasaran III
banyak pedagang pada saluran/lembaga persentase harga paling tinggi yaitu
pemasaran tertentu, maka semakin sebesar 342,95 % pada saluran
banyak pula kendala yang dihadapi pemasaran III ini, petani tidak hanya
petani, artinya harga yang diterima petani mempunyai modal untuk biaya trans-
semakin kecil. Dalam hal ini petani portasi tetapi juga petani sangat puas
bukan penentu harga, tetapi penerima denga harga jual yang mereka terima.

90
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

Tabel 1. Perkembangan Harga, Biaya, Keuntungan, dan Margin Biji Kakao Dari
Produsen Sampai ke Konsumen, Melalui Saluran Pemasaran, I, II, dan III di
Desa Timbuseng Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa.

Saluran Pemasaran
N0 Jenis Kegiatan
Share Share Share
I II III
(%) (%) (%)
Petani
1. Harga Jual (Rp /kg) 8568 263,06 10328,57 317,11 11170 342,95
2. Biaya Pemasaran (Rp/kg) - - 114,76 - 124,1 -
3. Keuntungan (Rp/kg) 8568 - 10213,81 - 11045,9 -

Pedagang Pengumpul Kecil


1. Harga Beli (Rp/kg) 8568 - - - - -
2. Biaya Pemasaran (Rp/kg) 84,05 2,58 - - - -
3. Harga Jual (Rp/kg) 10266,6 - - - - -
4. Keuntungan (Rp/kg) 1614,55 49,57 - - - -
5. Margin Pemasaran (Rp/kg) 1698,6 - - - - -

Pedagang Pengumpul Menengah


1. Harga Beli (Rp/kg) 12066,6 - 10328,57 - - -
2. Biaya Pemasaran (Rp/kg) 93,18 2,86 122,72 3,76 - -
3. Harga Jual (Rp/kg) 11250 - 11380 - - -
4. Keuntungan (Rp/kg) 890,22 27,33 928,71 28,51 - -
5. Margin Pemasaran (Rp/kg) 983,4 - 1051,43 - - -

Pedagang Pengumpul Besar


1. Harga Beli (Rp/kg) 11250 - 11380 - 11170 -
2. Biaya Pemasaran (Rp/kg) 82,5 2,53 85 260 124,1 3,81
3. Harga Jual (Rp/kg) 11825 - 11825 - 11825 -
4. Keuntungan (Rp/kg) 15,12 360 11,95 530,9 1630 492,5
5. Margin Pemasaran (Rp/kg) 575 - 444 - 655 -

1. Total Keuntungan (Rp/kg) 11562,27 - 1288,71 - 11576,8 -


2. Total margin (Rp/kg) 3257 100 1496,93 45,96 655 20,11
3. Total biaya pemasaran (Rp/kg) 259,73 - 207,72 - 248,2 -

Sumber : Analisa Data Primer, 2006

Biaya pemasaran merupakan biaya yang Dengan demiklaii, semakin panjang


harus dikeluarkan uantuk keperluan saluran pei-nasarati maka jumlah biaya
pemasaran. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan akan semakin ber-
pemasaran biji kakao setiap saluran tambah. Pada Tabel 9 dapat dilihat
berupa transportasi dan penyusutan. besarnya biaya yang dikeluarkan peda-
Besarnya biaya yang dikeluarkan bagi gang perantara pada berbagai saluran
saluran I, II, III selalu berbeda-beda. pemasaran.

91
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

Tabel 2. Besarnya Biaya Yang Dikeluarkan Pedagang di Masing-Masing Saluran


Pemasaran.

Saluran PPK PPM PPB Jumlah

I 84,05 93,18 82,5 259,73


11 122,72 85 207,72
III 124,1 124,1
Sumber : Analisa Data Primer 2006.
Keterangan : PPK= Pedagang perantara kecil, PPM = Pedagang pengumpul menegah, dan PPB =
Pedagang pengumpul besar

Dari Tabel tersebut di atas menunjukkan 11.045,9/kg.


bahwa biaya pemasaran yang paling Dari ketiga saluran pemasaran kakao yang
banyak adalah pada saluran I yang ada di Desa Timbuseng, maka besar
merupakan saluran panjang, sementara margin yang diterima petani yaitu untuk
pada saluran pemasaran III merupakan saluran pemasaran I memperoleh margin
saluran pemasaran pendek dimana saluran pemasaran sebesar 100 % (Rp. 3.257/Kg),
ini biaya pemasaran lebih rendah dari harga yang diterima petani sebesar
dibandingkan dengan saluran pemasaran I 263,06 % (Rp. 8.586/Kg). Sedangkan
dan II untuk saluran pemasaran II memperoleli
Selanjutnya kegiatan pemasaran yang juga margin pemasaran sebesar 45,94% (Rp.
membutuhkan biaya adalah transpor- 1.496,43/Kg), dari harga sebesar 317,11%
tasi/pengangkutan. Biaya transportasi ada- (Rp.10.328,57/Kg). Dan untuk saluran
lah biaya yang dikeluarkan dalam me- pemasaran III memperoleh margin
mindahkan barang dari produsen ke pemasaran sebesar 20,11 % (Rp. 655/Kg),
konsumen. Alat transportasi yang sering dari harga sebesar 342,95 % (Rp.
digunakan dalam pengangkutan adalah 11.170/Kg).
kendaraan umum seperti mobil, motor.
Kendaraan tersebut cukup praktis khu-
susnya sepeda motor karena mampu KESIMPULAN
menjangkau pelosok desa dan kendaraan
ini sering digunakan oleh pedagang 1. Saluran pemasaran kakao yang men-
pengumpul kecil sebagai kendaraan dukung peningkatan pendapatan
(ojek). petani adalah saluran pemasaran III
Untuk mengetahui keuntungan yang yaitu petani langsung menjual
diperoleh petani dari masing-masing kepedagang besar (eksportir) dengan
saluran pemasaran I, II dan III adalah pada keuntungan sebesar Rp. 11.045,-
saluran I petani menerima keuntungan 2. Margin pemasaran yang tepat untuk
sebesar Rp. 8.568/kg dimana pada saluran produsen adalah 20.11 % sebesar
I ini petani tidak mengeluarkan biaya Rp. 655/kg, dimana petani langsung
apapun. Pada saluran II keuntungan yang menjual kakao ke pedagang besar
diterima petani sebesar Rp. 10.213,81/kg (Eksportir).
.
sedangkan pada saluran III dimana petani
menerima keuntungan yang paling besar
diantara saluran I dan II sebesar Rp.

92
Jurnal Agrisistem, Desember 2008, Vol. 4 No. 2 ISSN 1858-4330

DAFTAR PUSTAKA Kotler P, 2005. Manajemen Pemasaran


Anonim, 2002. Kebijaksanaan Nasional Edisi Kesebelas Jilid 1, PT.Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Penyelenggaraan Penyuluhan Per-
tanian. Jakarta. Mursid. M, 1997, Manajemen Pema-
Anwar. IM., 1994. Dasar-Dasar Mar- saran, Edisi Pertama, Cetakan
keting. Penerbit Alumni Bandung, Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Bandung. Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Pro-
Ginting. D, 1992. Pemasaran Apel di duksi. Rajawali, Jakarta.
Kabupaten Malang, Skripsi UGM
Yogyakarta (Tidak di Publikasikan).

93

You might also like