You are on page 1of 18

Oleh :

KELOMPOK 3

TRASE JALAN
NAMA KELOMPOK
 HENDY ADI PRANATA
 DAVIN AGUSTINUS T
 WICAKSANA WIJAYA
 JAMALUDDIN M SOGALREY
materi
 Trase jalan
 Gaya sentifugal
 Lengkung peralihan
 Bentuk lengkung horizontal
 Pedoman umum perencanaan
alinyemen horizontal
TRASE JALAN
Trase jalan adalah proyeksi sumbu
jalan pada bidang horizontal. Trase jalan
terdiri dari garis-garis lurus yang
dihubungkan dengan garis-garis
lengkung.
Garis lengkung tersebut dapat terdiri
dari busur lingkaran ditambah busur
peralihan, busur peralihan ataupun
busur lingkaran saja.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan trase diantaranya yaitu :
1. Perencanaan Garis trase dibuat sependek
mungkin.
2. Dipilih Route rencana jalan dipilih sedatar
mungkin mengikuti garis kontur atau
transis.
3. Syarat antara sudut belokan pertama dan sudut
belokan kedua diusahakan sepanjang –
panjangnya. (4,0 cm pada gambar dengan skala 1 :
10.000).
4. Perencanaan sudut belok pada masing-masing
tikungan disesuaikan dengan kecepatan rencana
kendaraan (Vr)
GAYA SENTRIFUGAL
Merupakan efek semu yang ditimbulkan
oleh sebuah benda ketika benda itu
melakukan gerak melingkar
Rumus gaya sentrifugal:
F=
Untuk dapat mempertahankan kendaraan
tersebut tetap pada sumbu lajur jalannya,
maka perlu adanya gaya yang dapat
mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi
suatu keseimbangan
Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal
tersebut dapat berasal dari :
 Gaya gesekan melintang antara ban
kendaraan dengan permukaan jalan.
 Komponen berat akibat komponen
kemiringan melintang permukaan jalan.
LENGKUNG PERALIHAN
Lengkung peralihan yaitu lengkung pada
tikungan yang digunakan untuk
mengadakan peralihan dari bagian jalan
yang lurus ke bagian jalan yang mempunyai
jari-jari lengkung dengan kemiringan
tikungan tertentu atau sebaliknya. Bentuk
lengkung peralihan yang memberikan
bentuk yang sama dengan jejak kendaraan
ketika beralih dari jalan lurus ke tikungan
berbentuk busur lingkaran dan sebaliknya
Secara teoritis perubahan jurusan yang dilakukan pengemudi dari
jalan lurus (R=∞) ke tikungan yang berbentuk busur lingkaran (R=R)
harus dilakukan secara mendadak. Tetapi hal ini tidak perlu karena:
 Pada pertama kali membelok yang dibelokkan adalah roda depan,
sehingga jejak roda akan melintasi lintasan peralihan dari jalan lurus
ke tikungan berbentuk busur lingkaran
 Akibat dari keadaan di atas, gaya sentrifugal yang ditimbulkan
berangsur-angsur dari R tak berhingga di jalan lurus sampai R=Rc
pada tikungan berbentuk busur lingkaran

Pada lengkung horizontal yang tumpul dengan jari-jari yang besar,


lintasan kendaraan masih dapat tetap berada pada lajur jalannya,
tetapi pada tikungan tajam kendaraan akan menyimpang dari lajur
yang disediakan, mengambil lajur lain disampingnya. Guna
menghindari hal tersebut, sebaiknya dibuatkan lengkung dimana
lengkung tersebut merupakan peralihan dari R= takberhingga ke R=
Rc. Lengkung ini disebut lengkung peralihan
Keuntungan dari penggunaan lengkung peralihan pada
alinyemen horizontal:
 Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur yang
telah disediakan untuknya, tanpa melintasi lajur lain yang
verdampingan.
 Memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan
normal ke kemiringan sebesar superelevasi secara
beangsur-angsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang
tinbul.
 Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran
perkerasan yang diperlukan dari jalan lurus ke kebutuhan
lebar perkerasan pada tikungan-tikungan yang tajam.
 Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi,
karena sedikit kemungkinan pengemudi keluar dari lajur
BENTUK LENGKUNG HORIZONTAL

A. Lengkung busur lingkaran sederhana


(circle)
B. Lengkung busur lingkaran dengan
lengkung peralihan (spiral-circle-spiral)
C. Lengkung peralihan saja (spiral-spiral)
1. Lengkung busur lingkaran sederhana
(circle)
2. Lengkung busur lingkaran dengan lengkung
peralihan (spiral-circle-spiral)
3. Lengkung peralihan saja (spiral-spiral)
PEDOMAN UMUM PERENCANAAN
ALINYEMEN HORIZONTAL
Pada perencanaan alinyemen horizontal
jalan, tak cukup hanya bagian alinyemen
saja yang memenuhi syarat, tetapi
keseluruhan bagian haruslah
memberikan kesan aman dan nyaman.
Lengkung yang terlampau tajam,
kombinasi lengkung yang tak baik akan
mengurangi kepasitas jalan, dan
kenyamanan serta keamanan pemakai
jalan
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
A. Alinyemen jalan sedapat mungkin dibuat
lurus, mengikuti keadaan topografi. Hal ini
akan memberikan keindahan bentuk,
komposisi yang baik antara jalan dan alam
dan juga biaya pembangunan yang lebih
murah
B. Sebaiknya hindarkan lengkung yang
tajam pada timbunan yang tinggi
C. Pada alinyemen jalan yang relatif lurus
dan panjang jangan tiba-tiba terdapat
lengkung yang tajam yang dapat
mengejutkan pengemudi.
D. Sedapat mungkin menghindari
penggunaan radius minimum untuk
kecepatan rencana tertentu, sehingga jalan
tersebut lebih mudah disesuaikan dengan
perkembangan lingkungan dan fungsi jalan
E. Sedapat mungkin menghindari tikungan
ganda, yaitu gabungan tikungan searah
dengan jari-jari yang berlainan. Tikungan
ganda ini memberikan rasa ketidak
nyamanan kepada si pengemudi
F. Hindarkanlah sedapat mungkin lengkung
yang berbalik dengan mendadak. Pada
keadaan ini pengemudi kendaraan sangat
sukar mempertahankan diri pada lajur
jalannya dan juga kesukaran dalam
pelaksanaan kemiringan melintang jalan

You might also like