Professional Documents
Culture Documents
by marswanto
Meubel atau mebel atau furniture kayu adalah perabot yang terbuat dari bahan utama kayu. Perabot
yang sangat familiar dengan kehidupan kita. Seperti meja, kursi, tempat tidur, lemari, gradenza dan lain-
lain adalah benda-benda yang sehari-hari ada di sekitar kita. Kebanyakan orang hanya sebagai pemakai,
pembeli, kolektor dan sebagainya. Namun jarang yang memahami proses pembuatannya. Jenis-jenis
meubel sangat beraneka ragam dilihat dari proses produksinya, mulai dari yang paling sederhana sampai
yang paling rumit. Namun pada dasarnya memiliki tahap-tahap produksi yang tidak jauh berbeda,
seperti berikut :
Mendesain
Desain mebel meliputi bentuk dan ukuran mebel yang akan dibuat. Desain biasanya dibuat dalam
bentuk gambar sket terlebih dahulu untuk melihat bentuk dasarnya, sekaligus desain konstruksinya yang
direncanakan/diharapkan kokoh. Setelah itu, baru dibuat apa yang disebut dengan Gambar Kerja,
dimana gambar tersebut telah dilengkapi dengan ukuran-ukuran seperti panjang, lebar, tinggi dan
ukuran-ukuran lain yang diperlukan. Gambar tersebut lebih baik dibuat dengan skala, sehingga apabila
ada ukuran-ukuran yang tidak tercantum pada gambar, orang yang akan membuat mebel tersebut dapat
menentukan ukuran sendiri berdasar skala gambar tersebut.
Merancang sambungan
Mebel terdiri dari komponen-komponen yang harus dirakit, seperti kaki, ambang, rangka, alas dan
sebagainya. Komponen-komponen tersebut harus dilengkapi dengan sambungan agar dapat dirakit.
Sambungan tersebut sangat beragam jenisnya, tergantung kebutuhan. Masing-masing sambungan
memiliki maksud tertentu dalam pemilihannya, misalnya untuk memenuhi syarat kekokohan atau syarat
untuk estetika. Ketika kita membuat mebel yang membutuhkan durabilitas dan kekuatan yang tinggi
karena sering digunakan atau karena untuk menahan beban yang berat, maka faktor kekokohan
sambungan adalah mutlak menjadi prioritas. Misalnya seperti kursi kayu, yang selalu diduduki dan
kadang digoyang-goyang oleh penggunanya, akan cepat rusak jika sambungan-sambungannya tidak
kokoh. Sambungan yang umum digunakan adalah sambungan pen (atau purus) dan lubang purusnya.
Selain itu harus direncanakan juga sambungan tersebut akan di-matikan dengan alat sambung berupa
lem, paku, sekrup, pasak/dowel atau yang lainnya.
Menghitung kebutuhan bahan
Dari gambar kerja dan rencana sambungannya, kita dapat menghitung kebutuhan bahan kayu yang akan
digunakan. Perlu diingat bahwa keberadaan pen/purus akan menambah panjang kayu yang akan dibuat
komponen mebel. Misalnya, panjang komponen ambang (komponen horisontal) adalah 60 cm. Namun
pada kedua ujungnya harus terdapat pen/purus dengan panjang masing-masing 2,5 cm, maka panjang
bahan kayu yang dibutuhkan untuk membuatnya adalah 60+2,5+2,5 = 65 cm. Kebutuhan bahan untuk
membuat masing-masing komponen meubel diinventarisir (bisa dibuat dalam bentuk tabel). Kebutuhan
bahan harus disesuaikan dengan keberadaan ukuran-ukuran kayu yang ada di pasaran. Misalnya untuk
membuat komponen kaki meja dengan ukuran 5 x 5 x 80 cm, berarti kita harus menyiapkan kayu dengan
ukuran 5 x7 cm (kaso). Ukuran kayu di pasaran antara lain 2 x 3 cm, 3 x 4 cm, 5 x 7 cm, 6 x 12 cm, 3 x 20
cm, 4 x 20 cm, 4 x 30 cm, dsb dengan panjang 2 m atau 4 m.
Membuat komponen
Sebelumnya, disiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti gergaji, ketam, pahat, palu, siku, meteran,
pensil dan peralatan bantu lainnya. Pertama yang dilakukan adalah mengetam permukaan kayu agar
rata dan halus. Kesikuan keempat sisi kayu harus diperiksa menggunakan siku. Apabila tidak siku,
ketamlah sisi-sisi kayu yang tidak siku tersebut. Berdasar gambar kerja, buatlah garis-garis pemotongan
pada bahan kayu sesuai panjang komponen+purus/pen dengan bantuan siku dan meteran. Kemudian
potong kayu dengan gergaji.Untuk membuat pen/purus menggunakan gergaji kemudian dirapihkan
menggunakan pahat. Untuk membuat lubang pen digunakan pahat. Buatlah semua komponen, dengan
terlebih dahulu membuat komponen-komponen dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Merakit komponen
Mematikan sambungan
Setelah mebel dirakit, dan diyakini semua syarat pada sambungan (siku dan rapat) terpenuhi, bongkar
kembali komponen-komponennya. Lumuri setiap sambungan dengan lem kayu, lalu rakit seperti semula.
Cek kembali kesikuan dan kerapatan sambungannya. Gunakan klem untuk merapatkan sambungan dan
menjaga agar bentuk tidak berubah. Kemudian untuk memperkuat sambungan, gunakan paku, atau
lebih baik lagi menggunakan pasak/dowel dari kayu/bambu dengan terlebih dahulu membuat lubang
pasak denan bor tangan pada sambungan bersangkutan. Biarkan lem mengering, lalu lepaskan klem. Jika
ada permukaan pada sambungan yang kurang rata, gunakan ketam untuk meratakannya.
Asesoris mebel seperti engsel, kunci, slot, tarikan dsb disetel dan dipasang pada meubel yang telah
dirakit. Setelah itu dilepas kembali agar tidak mengganggu proses salanjutnya, yaitu finishing. Peralatan
yang digunakan antara lain obeng, bor, pahat dan palu.
Finishing
Proses berikutnya adalah memberikan lapisan pada permukaan meubel, terutama pada bagian luar yang
terlihat. Proses ini disebut dengan finishing. Finishing bertujuan selain untuk menambah keindahan juga
menambah keawetan dari meubel. Tahapan finishing pada umumnya adalah sebagai berikut :
- memberi lapisan akhir (top coating) menggunakan kuas atau spray gun+kompresor
Demikian sedikit tentang proses produksi meubel, semoga bisa bermanfaat buat anda.