You are on page 1of 23

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan hias merupakan salah satu komoditi ekspor yang sangat menjanjikan. Selain
mudah untuk dibudidayakan, ikan hias juga tidak membutuhkan biaya yang mahal
saat budidaya. Alasan lain kenapa ikan hias patut untuk dibudidayakan adalah
permintaan akan ikan hias yang semakin tinggi baik tingkat nasional maupun
internasional.

Rini M.Soemarno Soewandi, mantan Mentri Perindustrian dan Perdagangan


(2004), mengatakan Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang potensial
untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya berlimpah
juga peluang pasar yang besar, baik didalam negeri mapun di luar negeri. Menurut
Rini, Indonesia memiliki berbagai jenis ikan hias air laut maupun air tawar yang
merupakan suatu keuanggulan komporatif. Sejak tahun tujuh puluhan tujuan
utama ekspor ikan hias ke Singapura, Hongkong, dengan nilai ekspor yang
diperoleh sudah mencapai kurang dari seratus ribu dolar Amerika.

Seiring dengan perkembangan dan perdagangan ikan hias dan adanya peningkatan
pangsa pasar luar negeri, maka pada tahun 2002 lalu, ekspor ikan hias Indonesia
telah mencapai 20 juta dollar Amerika dengan tujuan lebih dari 52 negara,
Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang menjadi pengekspor terbesar. Sebagai
bahan perbandingan kata Rini, berdasarkan data stasiun karantina bandara
Soekarno Hatta, Bali, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Sumatra Barat dan
Lampung jumlah ikan hias yang diekspor pada tahun 2003 tercatat 120 ekor. Jika
diasumsikan harga satu ekor ikan senilai satu dollar Amerika, maka nilai ekspor
ikan hias pada tahun 2003 mencapai 120 juta dollar Amerika (Rini, 2004).
Hingga saat ini pangsa ekspor Indonesia di pasar Eropa masih belum
menggembirakan apabila dibandingkan dengan negara pengekspor lainnya.
Menurut data dari organization Fishery International (OFI), Singapura masih
mengusai pasar Eropa dengan pangsa pasar sebesar 25 persen, sementara negara
lain, termasuk Indonesia hanya 10 persen. Hal ini sangat ironis sekali karena ikan
hias yang diperdagangkan oleh Singapura hampir seluruhnya berasal dari
Indonesia, sehingga dapat dipastikan bahwa impor ikan hias Singapura sebagian
besar dari Indonesia yang di ekspor kembali Sementara Indonesia saat ini hanya
bisa menguasai pasar ikan hias Amerika Serikat sebesar 6 persen. Padahal,
peluang pasar ikan hias air laut dan ikan hias air tawar sangat terbuka lebar,
namun para eksportir Indonesia belum dapat memanfaatkan peluang tersebut
(Rini, 2004).

Namun, hingga saat ini perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami


kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari
sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam
menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis
mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara
pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya (Ipteknet, 2008).

Oleh karena itu, perlu adanya suatu referensi komoditas dan peluang ikan hias di
suatu daerah khususnya di Lampung. Dengan dilakukannya suatu survey ke
daerah-daerah di lampung yang memiliki kelompok budidaya maupun kelompok
pedagang ikan hias maka diharapkan dapat diketahui pola distribusi dan tingkat
konsumtif ikan hias di Lampung.

B. Tujuan

Tujuan dilakukannya pembuatan makalah ini adalah untuk menampung dan


mengkomunikasikan hasil survey yang telah dilakukan di daerah Natar, Lampung
Selatan sehingga dapat diketahui pola distribusi dan tingkat konsumtif ikan hias di
Lampung.
II. ISI

A. Hasil Survey

Survey telah dilakukan pada Rabu, 9 Maret 2011 di daerah Natar, Lampung
Selatan. Dari hasil survey, dapat diketahui komoditas ikan hias yang
dibudidayakan di daerah tersebut adalah ikan sodahar, ikan mas koki, ikan koi,
ikan marble hitam, ikan cupang, ikan platy, dan ikan molly.

Daerah Natar memiliki kelompok pembudidaya ikan hias yang diketuai oleh
Mang Ujang dan memiliki 10 anggota, yaitu Maman, Abah Ate, Erwin, Nopri,
Parmin, Woko, Budi, Rizki, dan Pak Jalal. Namun kelompok pembudidaya ini
hanya fokus pada pembudidayaan ikan cupang dan ikan molly. Untuk beberapa
jenis ikan hias lainnya didapat dari Balai Benih Ikan Hias (BBIH) Natar.

Menurut Pak Mislan selaku koordinator BBIH Natar, harga ikan hias yang dijual
di balai tidak jauh berbeda dengan harga ikan hias yang dibeli dari petani. Harga
yang ditawarkan tergantung ukuran. Menurutnya ikan hias yang dibudidayakan di
balai masih belum bisa memenuhi permintaan pasar.

Ikan hias yang ada di balai ada yang dijual dan ada yang tidak dijual seperti ikan
sodahar. Untuk saat ini jenis ikan ini masih belum bisa dibudidayakan sehingga
belum dapat dijual. ini baru didatangkan dari Bandung dan masih dalam taraf
dibudidayakan.

Di BBIH Natar pemijahan dilakukan dengan cara ekstensif atau masih tradisional.
Dalam pemijahan tidak digunakan bantuan hormon sehingga masih sederhana.
Pakan yang diberikan pada ikan pun tidak menentu. Menurut Santana (Staf
Teknisi Budidaya), ikan-ikan yang ada di balai terkadang diberikan kutu air atau
pakan alami lainnya. Namun, pakan alami yang diberikan didapat dari mencari di
sekitar kolam budidaya. Terkadang ikan-ikan tersebut diberikan tambahan pakan
buatan namun intensitas pemberiannya tidak menentu tergantung ketersediaan
pakan buatan tersebut.

Menurut Santana, kebanyakan pembeli yang datang berasal dari Palembang.


Kemudian ikan-ikan tersebut dipasarkan di Palembang. Namun, ada juga
pedagang dari Bandar Lampung yang datang ke BBIH Natar untuk membeli ikan-
ikan hias tersebut. Pembelian dilakukan dengan sistem partai besar kemudian dari
pengumpul tersebut dijual di sekitar pasar-pasar ikan yang ada di Bandar
Lampung.

Namun terkadang ada juga yang datang hanya membeli beberapa ekor ikan hias
sebagai koleksi pribadi. Menurut Santana permintaan lebih besar datang dari
Palembang.

Ikan-ikan yang ada di Lampung saat ini masih belum bisa diekspor. Hal ini
dikarenakan budidaya ikan hias di Lampung masih kalah dengan budidaya ikan
hias di Jawa. Ikan hias yang berasal dari Jawa menawarkan harga yang jauh lebih
rendah. Ini dikarenakan banyaknya sampah yang ada di Jawa sehingga
memudahkan tumbuhnya pakan alami bagi ikan. Selain itu, persaingan antar
pembudidaya yang ketat juga membuat harga ikan hias menjadi jauh lebih rendah
bila dibandingkan dengan harga ikan hias yang ada di luar Jawa.

Menurut Santana, perbedaan harga jual ikan hias yang signifikan tersebut dapat
disiasati dengan mengurangi atau bahkan melarang masuknya ikan hias dari Jawa
ke Lampung. Hal ini dapat membuat meningkatnya permintaan ikan hias yang
berasal dari dalam Lampung sehingga para pembudidaya ikan hias lebih bisa
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Penjualan ikan koi:


a. Seukuran 2 jari : Rp25.000,-
b. Seukuran jempol : Rp10.000,-

Penjualan ikan cupang:


a. Larva (1 bulan) : Rp1.000,-
b. Ukuran kecil (3 bulan) : Rp3.000,-
c. Ukuran besar (5 bulan) : Rp5.000,-

Menurut Santana, dalam satu bulan, BBIH dapat menjual:


a. Ikan Cupang : 2.000 ekor
b. Ikan Koi : 50 ekor
c. Ikan Mas Koki : 3000 ekor
d. Ikan Molly : 5.000 ekor
e. Ikan Guppy : 5.000 ekor
f. Ikan Marble : 5.000 ekor
g. Ikan Platy : 5.000 ekor

Persentase Penjualan Ikan Hias


Cupang Koi Ikan Mas Koki Molly
Guppy Marble Platy

8% 0%
20%
12%

20% 20%

20%

Gambar 1. Diagram penjualan ikan hias di daerah Natar


B. Pembahasan Jenis Ikan Hias

1. Ikan Cupang (Betta sp.)

Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya
adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain
Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini
mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung
agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan
penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan,
yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.

Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama
sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit
dan tanpa adanya alat sirkulasi udara ( aerator), ikan ini masih dapat bertahan
hidup.

Jenis:

Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam
beberapa generasi terakhir.

Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang
lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini
pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada
tahun 1982.
 Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali
dibudidayakan oleh seorang peternak cupang yang tinggal di daerah
Jakarta Timur, pada tahun 1998. Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya
yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
 Double tail (ekor ganda)
 Plakat Halfmoon
 Giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan
silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini
ukurannya bisa mencapai 12 cm.

Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Osphronemus
Bleeker, 1850
Spesies: Betta Sp.

Pemijahan dan Perawatan ikan:

a. Siapkan akuarium dengan ketinggian air 15-30 cm

b. Memasukkan induk jantan terlebih dahulu, tutup wadahnya.

c. Setelah sehari, telur sudah akan menempel pada sarang.

d. Ambil induk betina dari wadah dan induk jantan dibiarkan memelihara
telur sampai menetas.

Pembesaran anak

a. Jika burayak ikan cupang sudah bisa berenang, kita bisa pindahkan
ketempat induk jantan yang lebih besar.

b. Berikan benih ikan makanan kutu air dan tutup wadahnya.

c. Setelah sepuluh hari, anak ikan dapat dipindahkan ketempat lain.


Pasca panen

Dilakukan setelah ikan berumur 1 bulan. Pindahkan ikan yang berkualitas ke


tempat lain dan dalam botol tersendiri untuk menghindari perkelahian. Setelah
berusia 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipasarkan.

ANALISIS USAHA  Proses 3 bulan

Pemijahan:

Indukan @50.000 x 2 (jantan & betina umur 6-7 bulan)    Rp 100.000,-

Pakan tambahan (CP) hingga panen @13.000 x 2 kg Rp 26.000,-

TOTAL PENGELUARAN ` Rp126.000,-

Panen:

1 pasang induk bisa menghasilkan larva: 1000-1500 ekor

a. Jika dijual larva (1 bulan)  1500 ekor x Rp1000 : Rp1.500.000

Maka keuntungan per bulan: Rp1.500.000 – Rp126.000 = Rp1.374.000,-

b. Jika dijual ukuran kecil (3 bulan)  1500 ekor x Rp3.000 : Rp4.500.000,-

Maka keuntungan per bulan: Rp4.500.000 – (Rp126.000 + 26.000 (pakan


tambahan 2 kg)) = Rp4.348.000,-

c. Jika dijual ukuran besar (5 bulan)  1500 ekor x Rp5.000 : Rp7.500.000,-


Maka keuntungan per bulan: Rp7.500.000 – (Rp126.000 + 52.000 (pakan
tambahan 4 kg)) = Rp7.322.000,-

2. Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Ikan koi di Indonesia merupakan ikan hias favorit dan banyak digemari
masyarakat luas karena tubuhnya yang mempesona dan harganya relatif tidak
terlalu mahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi salah satu komoditas
perdagangan yang cukup baik dalam bidang perikanan (Effendy, 1993).

Cyprinus capriyo merupakan nama Latin ikan koi yang mempunyai kekerabatan
yang sama dengan ikan mas. Konon, ikan mas merupakan nenek moyang ikan
koi. Oleh karena itu, ikan koipun bisa dikonsumsi.

Di negara asalnya Jepang, ikan koi bisa mencapai panjang maksimum 120 cm.
Sedangkan di Indonesia ikan koi baru bisa mencapai panjang maksimum 75 cm.
Ikan koi termasuk ikan yang berumur panjang. Konon ikan koi milik Kekaisaran
Jepang mencapai umur 120 tahun, dengan panjang 120 cm.

Ini adalah ikan koi terbesar disini. Jenisnya showa. Jenis showa ditandai dengan
kombinasi tiga warna, hitam, putih dan merah. Showa ini panjangnya mencapai
75 cm. Ikan koi disini jumlahnya sekitar 3 ribu ekor. Panjangnya antara 15 cm
sampai 75 cm. Harganya mulai dari 100 ribu hingga i25 juta rupiah per ekor.
Kolam ikan koi disini sengaja dibuat lebih dalam. Rata-rata kedalamannya 1,5 m.
Sedangkan ikan koi di kolam taman milik pehobi, kedalamannya berkisar
setengah meter hingga satu meter.
Dengan perawatan yang cermat dan kecintaannya terhadap ikan koi, Roni mampu
menghasilkan ikan koi berkualitas unggulan, yang mampu menembus pasar
ekspor di luar negeri, seperti Jerman dan Belanda (Helmi Azahari, 2008).

3. Ikan Mas Koki (Carrasius auratus)

Ikan mas koki adalah termasuk ikan hias yang unik. Mempunyai bentuk yang
indah, seperti warna sirip, ekor, da gerakan tubuhnya yang gemulai lemah lembut
sehingga banyak yang jatuh cint adengan ikan mas koki.

Ikan mas koki mempunyai nilai peluang usaha yang besar. Banyak sekali yang
asalnya penghobi ikan mas koki dengan hanya menoleksi saja, beralih menjadi
pebisnis ikan mas koki sampai menghasilkan omset yang tidak sedikit.

Ditinjau dari aspek investasi dan permodalan bisnis ikan hias tidak membutuhkan
investasi yang terlalu besar. Lahan yang diperlukan tidak luas, sehingga cocok
untuk diusahakan di pekarangan rumah tangga dengan skala usaha kecil.

Namun demi kelancaran usaha hendaknya diperhitungkan beberapa hal yang


penting antara lain: kontinyuitas ketersediaan benih dan mudah didapat, harga
layak, kualitas memenuhi standar yang ditentukan. Setiap usaha pasti
mengandung risiko, namun risiko dapat diperkecil dengan manajemen usaha yang
baik.

Oleh karena itu, diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Hal ini dapat
diperoleh dengan upaya peningkatan SDM melalui pelatihan teknis dan
manajemen usaha. Demikian pula dengan dukungan modal. Karena sekecil
apapun bentuk usaha, tentu memerlukan dukungan modal. Di sinilah pentingnya
kemitraan usaha antara penyedia modal (perbankan/lembaga keuangan lainnya)
dengan para pembudidaya ikan.

Jenis-jenis ikan mas koki yang banyak digemari di sini antara lain :

1. Ras bulldog (mata terlihat melotot)

2. Spencer (adanya jambul di kepala dan sisik yang menarik)

3. Mutiara (banyak butiran daging disekujur tubuhnya sehingga tampak


seperti mutiara yang menempel)

4. Red head (adanya bintik merah di bagian kepala)

5. Buble eyes (mata kantong,karena tampak gelembung besar dibagian


kantung matanya).

6. Veil tail (dengan sirip punggung dan ekor yang agak panjang berumbai)

7. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berikut ini yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan mas koki :

 Sirkulasi air yang lancar dengan cara dibantu menggunakan filter air. Serta
pemenuhan oksigen yang memadai dengan dibantu dengan aerator akan
menjadikan si gendut lucu ini sehat .

 Pemberian pakan tidak berlebihan sehingga tidak membuat air cepat kotor
dan menjadikan subur dan berkembangnya bakteri ataupun jamur

 Perhatikan koloni yang ditempatkan bersamaan dengan ikan mas koki


yang sering usil dengan menitili tubuh si gembrot yang berakhir dengan
luka,sakit terus koit. Terutama jenis ikan-ikan kecil yang suka memburu
makanan atau parasit yang menempel di tubuh ikan mas koki.

 Pisahkan segera begitu mengetahui ada ikan yang terinfeksi dengan jamur
atau bakteri untuk diberi perawatan khusus.

 Penggantian air jangan seratus persen dengan yang air yang baru. Lebih-
lebih air pam yang kandungan kaporitnya tinggi sekali. Begitu ditaruh ke
dalam aquarium biasanya sebentar saja sudah kelenger. Sisihkan air yang
lama ± 30 % dicampur dengan air yang baru 70% dengan syarat kalau
menggunakan air pam harus diendapkan 3 s/d 4 jam terlebih dahulu lalu
diambil bagian permukaannya saja.

 Pemberian obat-obatan yang cepat dan tepat akan menjaga kesehatan


klagenan lucu ini hidup lebih lama.

4. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)

Molly (Poecilia sphenops) berasal dari Meksiko, Florida, Virginia. Ikan ini
bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm.
Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan
bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon,
misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki
mini bila ukurannya sudah besar.
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan pH 8 dan
kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah
dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah
ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang
toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.

Membedakan jantan dan betina ikan molly ini sangat mudah. Dibanding jantan,
betina biasanya lebih gemuk. Sirip punggung jantannya lebih panjang dan lebar
serta tubuhnya lebih kecil dan langsing dibanding betina.

Memijahkan molly hampir sama dengan guppy. Hanya saja hasilnya akan lebih
bagus bila kondisi airnya agak keras. Untuk itu, penambahan garam dapur sekitar
satu sendok makan per tiga liter air akan membantu memperbanyak produksi
anakan molly. Selain itu, kecukupan sinar matahari merupakan syarat agar
berhasil membudidayakan molly. Molly akan menjadi induk setelah berumur lima
bulan. Ukuran jualnya sekitar 2,5-3,0 cm yang dapat dicapai dalam waktu 3-4
bulan.

Ikan molly merupakan salah satu komoditi ikan hias air tawar di Indonesia. Ikan
molly termasuk dalam jenis ikan “live brearer” (melahirkan). Proses produksi
Ikan molly adalah sebagai berikut : Persiapan wadah, pemilihan induk,
pelaksanaan pemijahan, dan perawatan larva. Budidaya ikan molly ini relatif
mudah untuk dibudidayakan karena tidak perlu perawatan yang intensif dan ikan
ini memiliki kekebalan tubuh yang tinggi.

Ikan molly merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang ada di Indonesia.
Persiapan pelaksanaan proses budidaya meliputi : persiapan wadah, pemilihan
induk, pemijahan, perawatan larva, dan panen. Cara pembudidayaan ikan molly
sangat mudah, selain itu ikan molly tidak mudah terserang penyakit dan
mempunyai daya tahan tubuh yang cukup baik dalam beradaptasi dengan
lingkungannya.
Larva Ikan Molly yang sudah dilahirkan harus segera dipindahkan agar tidak
dimakan oleh induknya sendiri. Pakan yang diberikan untuk larva berupa pellet T-
781 yang dihancurkan dengan cara direndam dengan air panas, diamkan beberapa
menit, setelah itu dibentuk menjadi bola-bola kecil. Setelah benih berumur 3
bulan, maka dapat dilakukan pemanenan.

ANALISI USAHA IKAN MOLLY

Induk @Rp200 x 150 ekor : Rp30.000,-

Pakan tambahan @13.000 x 2 kg : Rp26.000,-

TOTAL Rp56.000,-

Panen:

Dari 150 ekor induk dihasilkan 550 ekor benih:

a. Larva @150 x 550 ekor : Rp82.500,-

Keuntungan yang didapat: Rp82.500 – 56.000 = Rp26.500,-

b. Indukan @200 x 550 ekor : Rp110.000,-

Keuntungan yang didapat: Rp110.000 – (56.000 + 13.000 (pakan


tambahan 1 kg)) = Rp41.000,-

5. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)


6. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)

Platy betina
Palty jantan

Description Deskripsi
Platies are popular aquarium fish growing to around 6cm.  They are stout fish
rounded dorsal and tail fins and an upturned mouth.  Aquarium specimens are
highly variable in colour, but in the wild they are yellow-olive brown with 2-5
distinct bars along their body. Platy adalah ikan akuarium yang populer
dapat tumbuh sampai ukuran sekitar 6 cm spesimen akuarium adalah variabel
yang tinggi dalam warna, tapi di alam mereka hanya berwarna kuning dan coklat
dengan 2-5 garis terang disepanjang tubuhnya.

Distribution Distribusi

Platies are native to Central America.  They have established in many countries
including Hawaii, USA, Peurto Rico, Palau, Madagascar, Jamaica, Columbia, Sri
Lanka, Bahamas and Australia.   In Queensland they have been introduced to
many coastal drainages around Brisbane and in the Wet Tropics region in North
Queensland. Platy adalah asli dari Amerika Tengah. Mereka telah didirikan di
banyak negara termasuk Hawaii, Amerika Serikat, Peurto Rico, Palau,
Madagaskar, Jamaika, Columbia, Sri Lanka, Bahama, dan Australia. Di
Queensland mereka telah diperkenalkan ke banyak drainages sekitar pantai dan di
Brisbane Basah di wilayah Tropis Queensland Utara.

Habitat

Platies occur in warm springs, canals and ditches with slow moving water, silty
bottoms and weedy banks.  They are able to survive in waterways that have
become to degraded for native fish. Platy banyak hidup di musim panas, kanal
dan lobang-lobang dengan pergerakan air yang lambat. Mereka mampu bertahan
di saluran air yang telah menjadi degradasi ke asli untuk ikan.
Kebiasaan Makan

Platies are omnivorous.  They eat worms, instects, crustaceans, insects and
plant matter. Platy merupakan pemakan segala macam makanan. Mereka makan
cacing, instects, crustacea, masalah serangga dan tanaman.

ReproduksiReproductionRepreRRRRrrrrrrtttttttttttttttttttttttttttt
Platies reach sexual maturity after 3-4 months and are able to reproduce often and
in high numbers.  They are livebearers which means they give birth to live young.
Kedewasaan seksual platy setelah 3-4 bulan dan seringkali siap dan dapat
bereproduksi dalam jumlah yang tinggi. Mereka adalalah livebearers artinya
mereka melahirkan atau beranak

Envirnonmental impactsCiri-Ciri Induk Jantan Dan Betina


1) Induk Jantan
a. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut)yang
merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yangpanjang.
b. Tubuhnya rampaing.
c. Warnanya lebih cerah.
d. Sirip punggung lebih panjang.
e. Kepalanya besar.

2) Induk Betina
a. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa siriphalus.
b. Tubuhnya gemuk
c. Warnanya kurang cerah.
d. Sirip punggung biasa.
e. Kepalanya agak runcing. (Rawabelong, 2008)

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeliharaan


1) Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2)dan
jernih.
2) Suhu air berkisar antara 15 ~ 270C.
3) pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4) Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing,kutu air)
dan makanan buatan, diberikan secukupnya. (Ipteknet, 1996)

Teknik Pemijahan
1) Pemilihan indu. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar,bentuk tubuh
yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2) nduk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untukbeberapa
pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapatpula
dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang- sepasang.
3) Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir,anak-anak ikan
harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidakdimakan
oleh induknya. (Rantothestreet’s, 2008)

Perawatan Benih
1) Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih
mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anakikan baru dapat
diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, ataukuning telur yang
telah direbus dan dihancurkan.
2) Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan
cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi
makanan cukup.
3) Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa
cacing kering, agar-agar dll.
4) Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya janganberlebihan,
karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
5) Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampaikotor/keruh,
karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan
setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuangpada waktu
penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru (Dinas
Perikanan DKI Jakarta, 2006).

Parameter Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Hias

Dalam pembudidayaan ikan hias air tawar, parameter lingkungan yang


harus terkontrol dengan baik antara lain :

1. Suhu

Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang


penting. Ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu
yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan
menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada
ikan. Ssecara umum, suhu yang optimal untuk pembudidayaan ikan
hias adalah 25 – 32 oC, perubahan suhu yang mendadak sebesar 5 oC
dapat menyebabkan ikan stres (Daelami,2001)

2. Oksigen Terlarut

DO ( Dissolved Oksigen ) menjadi faktor kualitas air yang sangat


kritis dan akan di pengaruhi oleh suhu air, stocking dan laju pakan
serta efektivitas aerasi yang di instalasi pada SRAT. Untuk
memperoleh produksi optimal, kandungan oksigen harus
dipertahankan diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen tetap sebesar 3
atau 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan
makan dan pertumbuhannya (Daelami,2001)

3. Keasaman ( pH )

Sub-optimal pH berakibat buruk pada spesies kultur dan menyebabkan


ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan
rendah. Tingkat keasaaman yang baik untuk budidaya ikan hias adalah
5,5 – 9,0.

4. Total Nitogen

Total nitrogen yang utama dalam bentuk amonia yang di hasilkan oleh
metabolisme ikan dan ekskresi insang sebagai gas amoniak. Amoniak
dapat juga diproduksi dari dekomposisi kotoran organik yang
dihasilkan oleh pembusukan bahan organik dari sisa pakan. Amoniak
dalam air mempunyai 2 bentuk gas yaitu NH 3 atau ion amonium NH 4+.
Ammonia adalah racun bagi hewan dan dapat menyebabkan iritasi
pada insang dan masalah respirasi.

PENUTUP

Potensi perikanan hias di Lampung memiliki potensi yang tinggi untuk


dikembangkan. Berperan sebagai pintu gerbang Sumatra, Lampung merupakan
lokasi strategis sebagai pusat pengembangan perikanan hias di Sumatra. Namun,
kurangnya pengetahuan akan teknologi budidaya ikan hias membuat
pembudidayaan bersifat tradisional. Selain itu, masuknya ikan hias dari wilayah
Jawa membuat pembudidaya ikan hias di Natar sulit untuk bermain harga. Ini
membut sulit majunya perikanan hias di Lampung.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Komoditas ikan hias yang banyak dikembangkan di daerah Natar adalah


ikan cupang, ikan koi, ikan koki, ikan molly, ikan platy, ikan marble, ikan
guppy.

2. Petani ikan hias di Natar lebih fokus untuk membudidayakan ikan cupang.

3. Harga jual yang paling tinggi di antara ikan hias tersebut adalah ikan koi.

4. Petani ikan di Lampung sulit untuk mengembangkan potensi perikanan


hias di Lampung karena masuknya ikan hias dari wilayah Jawa yang
memiliki harga jual yang jauh lebih rendah sehingga petani sulit untuk
bermain harga.
DAFTAR PUSTAKA

Andhi. 2010. Kekuatan Budidaya Ikan Hias Indonesia. Dikutip dari:


http://benihikan.net. Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 13.00 WIB.

Anonim. 2005. Usaha Budidaya Ikan Mas Koki. Dikutip dari:


http://galeriukm.web.id. Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 14.00 WIB.

Anonim. 2008. Cupang. Dikutip dari: http://www.wikipedia.com. Diakses pada:


Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 13.30 WIB.

Anonim. 2010. Budidaya Ikan Cupang. Dikutip dari: http://usahakecil.info.


Diakses pada: Jum’at, 11 Maret 2011 pukul 13.30 WIB.

Dinas Perikanan DKI Jakarta. 2006. Budidaya Ikan Hias Live Bearer. Jakarta:
Dinas Perikanan DKI Jakarta.

Soewandi, Rini. 2004. Ikan Hias Merupakan Komoditas Perikanan yang


Potensia. Dikutip dari: http://ikanmania.wordpress.com. Diakses pada: Jum’at, 11
Maret 20011 pukul 13.00 WIB.

Tan, Jeny. 2008. Menggeluti Usaha Budidaya Ikan Koi. Dikutip dari:


http://www.indosiar.com. Diakses pada: Sabtu, 12 Maret 2011 pukul 09.00 WIB.

You might also like