Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
SMAN 1 BANGKALAN
Tahun Pelajaran 2010 / 2011
DAFTAR ISI
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………... .2
Stoikiometri
Kimia Analitik
Sifat Koligatif
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …………. 4
Tanaman
Lavoiser
Proust
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
I.
PENDAHULUAN
1.1 Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur.Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter
(1762-1807) adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri.
Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau
pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang lain.
Mengapa kita harus mempelajari aplikasi stoikiometri?Salah satu alasannya, karena
mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium.
Adakalanya di laboratorium kita harus mereaksikan sejumlah gram zat A untuk
menghasilkan sejumlah gram zat B. Pertanyaan yang sering muncul adalah jika kita
memiliki sejumlah gram zat A, berapa gramkah zat B yang akan dihasilkan? Untuk
menjawab pertanyaan itu kita memerlukan stoikiometri.
Sama halnya dalam tanah yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. Bila kita
mengaplikasikannya maka kita akan tahu seberapa banyak unsur hara yang tidak dihasilkan
oleh tanah untuk ditambahkan agar menjadi unsur hara yang lain.Stoikiometri erat
kaitannya dengan perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia
digunakan asas-asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol.
1.2 Kimia Analitik
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya.Secara tradisional,
kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik
maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu
unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Dalam aplikasinya kimia analitik sangat dibutuhkan dalam kesuburan tanah dan
nutrisi tanaman. Hal ini berkaitan dengan keberadaan suatu unsur atau senyawa.Sehingga
dengan mudah diketahui seberapa banyak unsur yang dikandung dalam tanah, dan unsur
apa yang kurang dalam tanah tersebut. Yang mana hal ini memudahkan untuk member
nutrisi pada tanah.
1.3 Sifat Koligatif
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya
zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi
zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat
suatu larutan yang mengalami reaksi :
y
Penurunan tekanan uap jenuh
(zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap
jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan
penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi
bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang)
y
Kenaikan titik didih
(adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi
dari titik didih pelarut murni)
y
Penurunan titik beku
(zat terlarut non atsiri akan menyebabkan penurunan titik beku)
y
Tekanan osmosis
(tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi
permeabel/proses osmosis)
SUMBER PUPUK ORGANIK
4
II.
PEMBAHASAN
2.1 Aplikasi Stoikiometri dan Kimia Analitik dalam Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman
Tanah yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. Bila kita mengaplikasikannya
maka kita akan tahu seberapa banyak unsur hara yang tidak dihasilkan oleh tanah untuk
ditambahkan agar menjadi unsur hara yang lain.Stoikiometri erat kaitannya dengan
perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-
asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol.Salah satu
pengaplikasiannya yaitu pada penggunaan pupuk.
Adapun beberapa klasifikasi pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian, yaitu :
1) Berdasarkan Proses Pembuatannya
y
Pupuk Alam Pupuk yg tidak dengan proses2 alami. Misal : pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau, night soil (pupuk kotoran manusia)
Ciri pupuk alam : Kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah, sehingga
ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi & kimia tanah.
y
Pupuk buatan (anorganik) Pupuk yg dibuat di pabrik. Misal Urea, TSP,
KCL.
Ciri : Kelarutan tinggi sehingga lebih cepat tersedia bagi tanaman. Guna
memperbaiki sifat kimia tanah secara instant
3) Berdasarkan Kadar Kandungan Hara
y
Berkadar hara tinggi {concentrat} (> 30%)
- TSP 45% P2O5
- Urea 45% N
- KCL 60% K2O
- ZK 50% K2O
y
Berkadar hara sedang (20% ± 30%)
- Abu dapur 10 ± 30% K2O
y
Berkadar hara rendah {ordinar} (< 20%)
- FMP 19% K
ContohSoal :
a. Hitung mol dan massa HCl yang terdapat dalam HCl 2 M
bila volumenya 2,5 liter
Jawab :
Mol = M X volume (liter) = 2 M X 2,5 liter = 5 mol
Massa HCl = 5 mol X 36,5 g/mol = 182,5 g
b. Hitung volume larutan NaOH 0,25 M agar mengandung
0,02 mol NaOH
Jawab :
Volume = mol/M
= 0,02 mol/(0,25 mol/l) = 0,08 liter
IV. Hubungan Massa dan Persamaan Reaksi
Bila kuantitas suatu pereaksi diketahui, maka yang lain dapat dihitung, baik pereaksi
yang lain maupun hasil reaksi.
Reaksi harus dilengkapi dengan wujud zat pada saat reaksi berlangsung.Seperti :
Zn(p)
+ HCl(l)
ZnCl2(aq)+ H2(g)
P = padatan, aq = dalam larutan air, g = gas, dan l = cairan
Jika semua pereaksi habis menjadi hasil reaksi disebut reaksi stoikhiometri. Jika tidak
disebut reaksi pembatas (non stoikhiometri).
Sebagai gambaran hubungan kuantitatif dalam suatu reaksi sebagai berikut :
aA
+ bB
cC
+
dD
xg
nmol (b/a x n) mol (c/a x n) mol (d/a x n) mol
= «. g
«« g
«. g
Dengan mengetahui massa zatA dapat dihitung massaB,C, danD dengan cara :
menghitung
molA, mencari kesetaraan molA denganB,C,D (dari koefisien reaksi a, b, c, d), reaksinya
menghitung massaB,C,D dari mol dan Mr-nya masing-masing.
Contoh :
a. Jika 28 g besi direaksikan dengan belerang menjadi besi
sulfida, tentukan belerang yang diperlukan (Ar Fe = 56,
S = 32)
Jawab :
Fe(p) +S(p)
FeS(p)
mol Fe = 28 g x 1 mol Fe/56 g Fe.mol-1 = 0,5 mol