You are on page 1of 8

Dalam budidaya sayuran yang menggunakan sistem hidroponik, ada beberapa

bahan dan alat yang perlu dipergunakan antara lain, media tanam, benih, dan
larutan nutrisi. Mengingat hidroponik ini bukan suatu keharusan ataupun kebutuhan,
melainkan suatu jalan keluar, maka komoditi yang ditanam pun harus mempunyai
pasar khusus dengan harga yang khusus pula. Karena komoditi secara hidroponik
akan merugi, jika yang ditanam itu adalah jenis tanaman murah dan rendah nilai
jualnya. Hal ini adalah karena akibat dari sistem pemeliharaan hidroponik yang
memerlukan cara intensif dengan biaya produksi yang relatif lebih tinggi.

MEDIA TANAM

Media tanam hidroponik merupakan bagian yang penting juga untuk menunjang
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena itu, media ini harus
poros dan dapat mempertahankan kelembaban. Media tanam dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu media untuk persemaian, pembibitan dan media untuk tanaman
dewasa. Tetapi biasanya, jenis media yang digunakan disamping dapat untuk
persemaian juga dapat pula untuk pemebibitan dan tanaman dewasa.

Media untuk persemaian


Media untuk persemaian dapat menggunakan berupa arang sekam atau rockwool.
Untuk persemaian yang menggunakan arang sekam, harus benar-benar diketahui
kualitasnya, terutama kebersihan dan bebas dari hama penyakit.

Untuk persemaian yang menggunakan rockwool, akan lebih mudah dalam


pemindahan bibit ke media pembibitan, karena persemaian menggunakan
potongan-potongan kecil rockwool yang dimasukan ke setiap lubang tray.

Media untuk pembibitan


Dalam pembibitan ini media yang dapat digunakan antara lain arang sekam dan
rockwool. Tapi semua media yang digunakan akan memerlukan tempat atau wadah
untuk media, tempat atau wadah ini bisa menggunaka polybag atau plastik yang
sesuai dengan ukuran media.

Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman yang dewasa hampir sama dengan media yang digunakan
untuk persemaian atau pembibitan. Akan tetapi ada juga yang
mengkombinasikannya dengan media yang berbeda. Misalnya, untuk pembibitan
menggunakan media rockwool dan untuk tanaman yang dewasa dengan media
arang sekam, ataupun kebalikannya.

Untuk tanaman dewasa media tanamnya harus lebih besar volumnya, karena dalam
media ini merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan akar, serta sebagai
media untuk menyerap unsur hara
...................................

Secara umum hidroponik berarti sistem budidaya pertanian tanpa


menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient.
Sistem mempunyai bebrapa keunggulan, yaitu
1. kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga
menghemat penggunaan lahan
2. mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat
dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di
dalam rumah kaca
3. tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan pasar.

Media tanam lain dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa
media agregat (hanya air). Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara
(steril) sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan
ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. . BPP
Teknologi telah melaksanakan pilot percontohan hidroponik dengan
menggunakan arang sekam sebagai media tanam di Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Kuningan (Jawa Barat). Komoditi yang dipelihara adalah tomat,
paprika, timun, melon dan cabe merah.

Peralatan dan Bahan

a. Rumah Kaca

Gambar 1. Rumah plastik untuk budidaya


hortikultur sistem hidroponik.
Gambar 2. Sistem suplai air dari tangki ke dalam
media tumbuh hidroponik.

Prinsip dasar rumah kaca tersebut adalah bahwa cahaya matahari tetap dapat
masuk, namun lingkungan di dalam rumah kaca terlindung dari gangguan
unsur luar.

b. Perlengkapan Hidroponik
Terdiri dari perlengkapan media tumbuh tanaman (polybag, arang sekam, tali
perambat), perlengkapan suplai air (pompa air, tangki pencampur pupuk, pipa
distribusi, filter), dan perlengkapan alat ukur (pH meter, Conductivity meter,
termometer dll).

Cara Pembuatan

1. Persiapan media tanam berupa arang sekam. Arang sekam tersebut dibuat
dengan "menyangrai" (membakar di atas lapisan seng) sekam padi hingga
membentuk arang.
2. Arang sekam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam polibag kecil
sebagai media penyemaian benih, dan polibag besar untuk proses
pembesaran.

Kunci keberhasilan budidaya hortikultura sistem hidroponik adalah pada


pemberian komposisi pupuk yang tepat, sesuai dengan jenis dan umur
tanaman. Selain itu, perlakuan khusus seperti pemangkasan dahan yang tak
berguna, atau pembuatan tali rambatan perlu dilakukan secara teliti.

Komposisi pupuk yang diberikan kepada tanaman dibedakan antara masa


pembibitan, masa pertumbuhan dan masa pembuahan.
Media Tanaman
Hidroponik Dari Arang
sekam

Media tanaman adalah


media tumbuh bagi
tanaman yang dapat
memasok sebagian unsur-
unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman. Media
tanaman (media tumbuh)
merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik.
Sebagian besar unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman.
Selanjutnya diserap oleh perakaran dan digunakan untuk proses fisiologis tanaman.

Media tanam yang ideal untuk tanaman hias harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan;


2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman;
3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah;
4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7;
5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit;
6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalcium.

Media untuk tanaman hidroponik bermacam-macam. yang dapat digunakan, dapat dari
arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss), dan serbuk sabut kelapa.
Persyaratan terpenting untuk media hidroponik harus ringan dan porus. Tiap media
mempunyai bobot dan porositas yang berbeda. Oleh karena itu, dalam memilih media
sebaiknya dicari yang paling ringan dan yang mempunyai porositas baik., salah satunya yang
dibuat dari arang sekam
Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain
harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai
porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang umum tersedia
hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja, dan hanya dapat digunakan dua kali.

Media arang sekam umumnya digunakan untuk hidroponik tomat, paprika, dan mentimun.
Namun bukan berarti hidroponik tanaman sayuran yang lain tidak dapat menggunakannya.
Tanaman sayuran yang lain dapat juga menggunakan media ini, tetapi tidak biasa dilakukan.

Di pasaran sekarang telah tersedia arang sekam. Untuk satu pot/polibag yang berukurang
diameter 25-30 cm, diperlukan arang sekam sebanyak 1,5 kantong. Arang sekam di pasaran
akan terasa mahal bila digunakan dalam skala besar/komersial sehingga dianjurkan untuk
membuat arang sekam sendiri.

Adapun Alat dan Bahan yang diperlukan adalah: Sekam padi 5 karung, Oli bekas 1,5 liter,
Tungku, Tong besar dan tutupnya, Ayakan ukuran besar, Karung basah, Korek api

Pembuatan arang sekam ada 2 (dua) cara yaitu dengan disangrai atau dibuat arang.

DISANGRAI

Cara membuat arang sekam dengan disangrai adalah sebagai berikut:

1. Seng ditaruh di atas tungku


2. Sekam disangrai (digoreng tanpa minyak) di atas seng tersebut
3. Aduk sekam tersebut hingga semuanya gosong. Setelah itu, diangkat dan disiram

Dengan cara ini dapat dihasilkan arang sekitar 30-40% dari sekam yang disangrai. Dengan
demikian misalnya dari 100 kg sekam akan menjadi 30-40 kg arang sekam. Kelebihannya
arang sekam ini tidak berbau.

DIBUAT ARANG

Cara pembuatan arang yang digunakan sama seperti cara untuk membuat arang yang lain
(arang batok atau arang kayu). Caranya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan tong dengan tutupnya


2. Masukkan sekam ke dalam tong sekitar 20 cm, kemudian beri oli
3. Bakar sekam yang telah diberi oli. Tunggu sampai asap berkurang
4. Sedikit demi sedikit sekam ditambahkan hingga tong penuh. Selama penambahan
asap akan bertambah besar, kemudian berkurang laigi. Pada saat asap berkurang
tersebut sekam dimasukkan lagi
5. Setelah penuh tong ditutup dengan karung basah, kemudian di atasnya ditutup lagi
sampai rapat. Biarkan sampai dingin.
6. Hasil arang sekam yang diperoleh diayak untuk memisahkan abunya.

Dengan cara ini arang yang diperoleh 30-40% dari sekam yang dibakar. Namun arang ini
mempunyai abu sehingga diperlukan waktu untuk memisahkan abu dengan arangnya.
Pembuatan arang sekam dengan cara ini lebih praktis bila dibandingkan dengan cara
disangrai, tetapi cara ini membutuhkan waktu yang lebih lama.

REFERENSI

• Prihmantoro, Heru dan Yovita Hety Indriani. 2001. HIDROPONIK SAYURAN


SEMUSIM UNTUK BISNIS DAN HOBI. Penebar Swadaya. Jakarta.
• Rukmana, Rahmat. Ir. H. 2000. TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN HIAS.
Kanisius. Yogyakarta.

......................................

Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para petani
hidroponik di Eropa. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media
lainnya terutanam dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan oleh
media tanam ini.

Rockwool terbuat dari batuan basalt yang dipanaskan mencapai suhu 1.600 derajatCelcius
sehingga meleleh menjadi seperti lava, dalam keadaan mencair ini, batuan tersebut
disentrifugal terbentuk serat-serat. Setelah mendingin kumpulan serat ini dipotong dengan
ukuran yang sesuai dengan kebutuhan petani. Karena dipanaskan dengan suhu yang sangat
tinggi maka secara otomatis pathogen penyebab penyakit juga mati.

Rockwool untuk media tanam hidroponik ini berbeda dengan rockwool untuk bahan isolasi
suara (peredam). Rockwool untuk peredam pada umumnya tidak dapat menyimpan air.
Tetapi rockwool untuk media tanam dipilih dari batuan khusus yang dapat menahan air
sehingga dapat menyimpan air dan nutrisi tanaman.

Rockwool untuk media tanam terbagi atas beberapa jenis berdasarkan


periode pemaiakan, yaitu sekali tanam, dua kali tanam dan tiga kali
tanam. Di Indonesia, Rockwool lebih banyak digunakan untuk media
semai. Keuntungan menggunakan rockwool sebagai media semai diantaranya dapat
mengurangi kematian bibit karena penyakit rebah kecambah atau dumping off yang
disebabkan oleh jamur. Rockwool bersifat steril yang bebas dari phatogen. Selain itu,
tingkat keberhasilan saat pindah tanam juga lebih tinggi karena akar tidak terganggu. Dengan
menggunakan rockwool media semai tetap utuh pada saat pindah dari persemaian ke pot atau
polybag. Rockwool yang dipasarkan oleh ferti-mix.com adalah yang sekali pakai karena
digunakan hanya untuk persemaian saja. (Ditulis oleh Iskandar Zulkarnain)
Hydrogel adalah penemuan terbaru yang menarik untuk mempermudah sistem pertanian
hidroponik. Kristal-kristal polimer ini bisa dijadikan media tanam yang praktis karena
sifatnya yang mampu menyerap air, sehingga pekebun akan dibebaskan dari rutinitas
menyiram tanaman, selain itu dengan keanekaragaman warnanya bisa memperbaiki
penampilan tanaman secara keseluruhan, karena bisa disesuaikan dengan selera dan
diselaraskan dengan warna tanaman. Hal ini dapat menciptakan keindahan dan keasrian
tanaman hias yang ditempatkan di ruang tamu atau di ruang kantor.

Selain sebagai media tanam bagi tanaman hias, hidrogel juga cocok
untuk perkebunan dan hutan tanaman industri. Hidrogel digunakan
sebagai campuran untuk menyempurnakan tanah. Jeli dari hidrogel lazim
pula digunakan untuk budidaya jamur shiitake. Selain itu gel ini berguna
bagi pertanian di kota-kota besar yang lahannya sempit serta kualitas
tanahnya jelek. Sedikit tanah, diberi campuran hidrogel dan pupuk, bisa
menjadi media yang baik untuk berkebun. Menurut ensiklopedia
Wikipedia, hydrogel adalah suatu jaringan rantai-rantai polimer yang
mudah menyerap air, hidrogel adalah polimer penyerap super
(superabsorbent), ia dapat mengandung air hingga 99%. Hidrogel adalah
kristal-kristal pengisap air, mampu menyerap air 600 kali dari bobotnya.
Kristal-kristal ini tampak seperti butiran-butiran kecil kwarsa sebelum
jenuh dengan air, dan mirip cabikan jeli jernih bila air ditambahkan.

Bahan-bahan pembentuk hydrogel biasanya terdiri dari polyvinyl alcohol,


natrium polyacrylate, polimer-polimer acrylate lainnya dan ko-polimer
dengan kelompok hydrophilic (pengikat air) yang melimpah. Pada
awalnya hidrogel digunakan untuk diaper sekali pakai dimana ia dapat
“menangkap” urin, untuk handuk-handuk kesehatan, lensa-lensa kontak
(hidrogel silikon, polyacrylamides), elektroda-elektroda medis
(polyethylene oxide, polyAMPS dan polyvinylpyrrolidone). Juga digunakan
untuk operasi payudara, pembalut luka bakar, wadah obat-obat ionis, dan
butiran untuk mempertahankan kandungan air tanah di kawasan tandus.
HIDROGEL atau dikenal juga sebagai polimer penyerap super (super-
absorbing polymer --SAP) juga terbukti mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman.

Produk hidrogel terbaru ini dikembangkan oleh seorang insinyur polimer


dari Universitas Waseda, Jepang, Prof. Yuichi Mori. SAP jenis baru ini
dinamakan ‘Sky Gel’, dan secara meluas telah digunakan untuk taman-
taman atap, rehabilitasi hutan, kultur jaringan, hidroponik dan aeroponik.

“Sky Gel memiliki sifat menahan air yang sempurna, dan dalam
eksperimen dengan tanaman radish dan mentimun menunjukkan gel ini
secara terus menerus meningkatkan ujung tumbuh dan perakaran. Ketika
Sky Gel diaplikasikan pada zona akar, zat ini mampu menahan kadar air
dan secara lambat melepaskannya ke tanaman yang sedang tumbuh. Sky
Gel berada di balik keberhasilan proyek stabilisasi kemiringan bukit-bukit
di Gunung Fuji, dan mampu menghentikan lajunya gurun pasir. Mampu
menahan erosi angin dan menstabilkan bukit-bukit pasir,” terang Prof.
Mori.

SAP konvensional (jalinan silang sodium polyacrylate) memiliki


kemampuan menyerap air dengan sempurna (hingga 200 ml air
per gram SAP), dan sangat dipercaya dalam menjaga tumbuhan dalam
penyerapan airnya. “Kunci Sky Gel ada pada sifat pertukaran ionnya –
yaitu penyerapan ion kalsium, yang penting untuk tanaman tumbuh serta
pelepasan ion natrium, yang berbahaya bagi tumbuhan,” tegas Prof. Mori.
Bila SAP ditambahkan di atas konsentrasi kritis (di atas 0,1 volume
persen) pada tanah, tumbuhan bisa kekurangan perkecambahan dan
hambatan untuk tumbuh. “Kami mensintesa Sky Gel dengan secara
parsial menggantikan kelompok natrium acrylate SAP dengan kalsium
acrylate dan kelompok asam acrylic

.................................

You might also like