Professional Documents
Culture Documents
BAHAN
PAKAN
AIR BAHAN
KERING
(BK)BAHAN
ORGANIK
PROTEIN KASAR BAHAN
(BO) ORGANIK
(PK) TANPA NITROGEN
LEMAK KASAR (BOTN)
KARBOHI
(LK) DRAT
SERAT BAHAN(KH)EKSTRAK
KASAR TANPA NITROGEN
(SK) (BETN)
Analisa fisik, Dengan melihat bentuk, warna, aroma,dsb, agar tidak
menyimpang dari yang disyaratkan.
Analisa Kimia. Banyak metode-metode kimia yang dapat digunakan untuk
mengukur kandungan zat makanan pada setiap bahan pakan. salah satu metode yang
sangat umum digunakan adalah metode analisis Proksimat. Metode ini dapat
memberikan gambaran mengenai komposisi kimia suatu bahan meliputi kandungan
air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Analisa biologis digunakan dalam analisis dari mikronutrient pada makanan.
ada dua jenis dasar dari uji biologis – (1) uji mikrobiologis, dan (2) penggunaan
binatang yang kekurangan – nutrient.
Uji biologis cenderung sulit dan memakan waktu. Sejumlah besar sampel diperlukan
untuk menghasilkan hasil statistik yang dapat dipercaya dan cukup sering data yang
didapatkan dari uji ini adalah sangat bervariasi. Uji menggunakan binatang yang
kekurangan nutrient adalah terutama tidak praktis karena (1) binatang harus
mempunyai jenis kelamin yang sama dan diperkirakan usia dan beratnya sama dan (2)
waktu yang dibutuhkan untuk memasukan kondisi yang kurang baik pada binatang –
binatang ini.
ANALISIS VAN SOEST
Analisis Van Soest adalah analisis bahan makanan yang bertujuan untuk
menyempurnakan analisis proksimat. Hal ini disebabkan karena analisis proksimat
tidak dapat membedakan karbohidrat bermanfaat dan tidak bermanfaan.
Karbohidrat yang tidak bermanfaat yaitu serat kasar yang berupa Lignin dan
Selulosa. Serat kasar tersebut sukar dicerna oleh lambung biasa.
Pada analisis Van Soest, bahan makanan juga diuji kelarutannya dalam
detergent asam (ADS) tiap liter larutan ini mengandung 49.04 gr H2SO4 dan 20 gr
Cetyl-trimethyl-amonium Bromida (CTAB dan CETAB). Pemasakan dalam larutan
detergent asam ini membagi dinding sel menjadi fraksi yang larut dan tak larut.
Fraksi yang larut sebagian besar terdiri atas hemiselulosa dan sedikit protein
dinding sel. Fraksi yang tidak larut adalah Lignoselulosa yang lazim disebut ”Acid
Detergent Fiber” (ADF). Selanjutnya setelah penyaringan dan pengeringan, ADF
bahan makanan dapat ditimbang. Analisis ADF merupakan langkah ke atah analisis
lignin. Jadi, ADF yang diperoleh dari analisis ini digunakan pada tahap berikutnya
untuk penentuan kadar Lignin.
Untuk memisahkan Selulosa dari Lignin, ADF ditambahi H2SO4 dingin.
Selulosa akan larut. Selankutnya residu yang tertinggal di cuci dengan air hangat
(85 – 95ºC) sampai bebas dari asam. Lalu dikeringkan. Kemudian ditimbang. Selisih
bobot antara ADF dengan residu tersebut adalah selulosa. Setelah residu
ditimbang, lalu dibakar pada suhu 500°C. Abu sisanya setelah dingin ditimbang.
Selisih antara residu dengan abu adalah Lignin
DAFTAR PUSTAKA
http://bubblehousebandryfarm.blogspot.com/2009/02/pemisahan-isi-sel-dan-dinding-sel.html
http://duniasapi.com/id/edufarming/949-penilaian-kualitas-pakan-sapi.html
http://novalinahasugian.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pakan.htm
http://www.scribd.com/doc/18185685/ANALISIS-PROKSIMAT
TUGAS INDIVIDU
PUTRI SHEILA
I31108269
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSIATAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011