You are on page 1of 6

ANALISIS PROKSIMAT 

Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi


kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat
makanan dari bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai
penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang
seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis proksimat adalah
dasar untuk formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk uji kecernaan.
Zat gizi sangat diperlukan oleh hewan untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi, dan
hidup pokok. Makanan ternak berisi zat gizi untuk kebutuhan energi dan fungsi-fungsi
di atas. Tetapi setiap ternak kandungan zat gizi yang dibutuhkannnya berbeda-beda.
Suatu keuntungan bahwa zat gizi, selain mineral dan vitamin tidak sendiri-sendiri
mempunyai sifat kimia. Zat sumber energi dapat digolongkan misalnya dari sumber
karbohidrat yang mempunyai kandungan kimia karbon, hydrogen dan oksigen.
Sedangkan protein terdiri dari asam amino dan berisi ± 16 % nitrogen.

ANALISIS PROKSIMAT MERUPAKAN SALAH SATU DARI TINGKATAN CARA


PENILAIAN SUATU BAHAN PAKAN SECARA KIMIA
TINGKATAN PENILAIAN BAHAN PAKAN
1. SECARA FISIK
2. SECARA KIMIA
3. SECARA BIOLOGIS
4. SECARA EKONOMIS

BAGAN FRAKSI ANALIS PROKSIMAT

BAHAN
PAKAN
AIR BAHAN
KERING
(BK)BAHAN
ORGANIK
PROTEIN KASAR BAHAN
(BO) ORGANIK
(PK) TANPA NITROGEN
LEMAK KASAR (BOTN)
KARBOHI
(LK) DRAT
SERAT BAHAN(KH)EKSTRAK
KASAR TANPA NITROGEN
(SK) (BETN)
 Analisa fisik, Dengan melihat bentuk, warna, aroma,dsb, agar tidak
menyimpang dari yang disyaratkan.
 Analisa Kimia. Banyak metode-metode kimia yang dapat digunakan untuk
mengukur kandungan zat makanan pada setiap bahan pakan. salah satu metode yang
sangat umum digunakan adalah metode analisis Proksimat. Metode ini dapat
memberikan gambaran mengenai komposisi kimia suatu bahan meliputi kandungan
air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
 Analisa biologis digunakan dalam analisis dari mikronutrient pada makanan.
ada dua jenis dasar dari uji biologis – (1) uji mikrobiologis, dan (2) penggunaan
binatang yang kekurangan – nutrient.
Uji biologis cenderung sulit dan memakan waktu. Sejumlah besar sampel diperlukan
untuk menghasilkan hasil statistik yang dapat dipercaya dan cukup sering data yang
didapatkan dari uji ini adalah sangat bervariasi. Uji menggunakan binatang yang
kekurangan nutrient adalah terutama tidak praktis karena (1) binatang harus
mempunyai jenis kelamin yang sama dan diperkirakan usia dan beratnya sama dan (2)
waktu yang dibutuhkan untuk memasukan kondisi yang kurang baik pada binatang –
binatang ini. 
ANALISIS VAN SOEST

Analisis Van Soest adalah analisis bahan makanan yang bertujuan untuk
menyempurnakan analisis proksimat. Hal ini disebabkan karena analisis proksimat
tidak dapat membedakan karbohidrat bermanfaat dan tidak bermanfaan.
Karbohidrat yang tidak bermanfaat yaitu serat kasar yang berupa Lignin dan
Selulosa. Serat kasar tersebut sukar dicerna oleh lambung biasa. 

Oleh Van Soest Hijauan di bagi menjadi beberapa fraksi berdasarkan


kelarutannya dalam detergent. Mula-mula bahan makanan yang telah digiling halus
dimasak dalam larutan detergent netral (NDS) pH 6.9 – 7.0. tiap liter larutan ini
mengandung 30 gr Na-Lauryl Sulfate, 15.61 gr Disodium-Dihidrogen-ethylendiamin-
tetraacetate dihidrate, 4.56 gr disodium-hidrogen phosphete, 6.81 gr Na-Borat
Decahidrate, dan 10 ml Ethilen-Glikol-monomethyl eter. Larutan detergen ini
membagi bahan kering makanan menjadi isi sel (sel Content) dan dinding sel (Sel
Wall Constituents). Isi sel terdiri atas protein, Karbohidrat dan mineral-mineral
mudah larut serta lemak. Isi sel bersifat mudah larut dalam larutan detergent
netral, sedangkan dinding sel tidak. Setelah dikeringkan, bobot dinding sel dapat
ditimbang. Selisih antara bahan kering dengan dinding sel adalah isi sel. Selain dari
bahan organik, dinding sel mengandung pula silica.

Pada analisis Van Soest, bahan makanan juga diuji kelarutannya dalam
detergent asam (ADS) tiap liter larutan ini mengandung 49.04 gr H2SO4 dan 20 gr
Cetyl-trimethyl-amonium Bromida (CTAB dan CETAB). Pemasakan dalam larutan
detergent asam ini membagi dinding sel menjadi fraksi yang larut dan tak larut.
Fraksi yang larut sebagian besar terdiri atas hemiselulosa dan sedikit protein
dinding sel. Fraksi yang tidak larut adalah Lignoselulosa yang lazim disebut ”Acid
Detergent Fiber” (ADF). Selanjutnya setelah penyaringan dan pengeringan, ADF
bahan makanan dapat ditimbang. Analisis ADF merupakan langkah ke atah analisis
lignin. Jadi, ADF yang diperoleh dari analisis ini digunakan pada tahap berikutnya
untuk penentuan kadar Lignin.
Untuk memisahkan Selulosa dari Lignin, ADF ditambahi H2SO4 dingin.
Selulosa akan larut. Selankutnya residu yang tertinggal di cuci dengan air hangat
(85 – 95ºC) sampai bebas dari asam. Lalu dikeringkan. Kemudian ditimbang. Selisih
bobot antara ADF dengan residu tersebut adalah selulosa. Setelah residu
ditimbang, lalu dibakar pada suhu 500°C. Abu sisanya setelah dingin ditimbang.
Selisih antara residu dengan abu adalah Lignin
DAFTAR PUSTAKA

http://bubblehousebandryfarm.blogspot.com/2009/02/pemisahan-isi-sel-dan-dinding-sel.html

http://duniasapi.com/id/edufarming/949-penilaian-kualitas-pakan-sapi.html

http://novalinahasugian.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pakan.htm

http://www.scribd.com/doc/18185685/ANALISIS-PROKSIMAT
TUGAS INDIVIDU

ANALISA PROKSIMAT DAN ANALISA VAN SOEST

PUTRI SHEILA
I31108269

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSIATAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

You might also like