You are on page 1of 97

Volume XVI

Edisi I
SARGA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik
Bulan Mei Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG)
Tahun 2010 Semarang

Fakultas Teknik
UNTAG Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur ~
Semarang Ir. Anwar, MT.

Menggunakan E-learning Freebies Dalam Pembelajaran ~


Ir. Eko Nursanty, MT
Penerbit :
Lembaga Penerbitan Kota dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)~
Ir. Loekman Mohammadi MSc.
Fakultas Teknik
UNTAG SEMARANG Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Perkotaan ~
Ir. Soemarwanto, M.T.

Klenteng Modal Utama Wisata Pecinan di Semarang ~


ISSN : Ir. Djoko Dharmawan, MT
0853-4748
Material Lunak (tanaman) Dalam Tata Ruang Dalam ~
Ir. Budi Adi Slamet.

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR ~


Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT.

Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan Lumbung Air ~


Ir. F.M. Roemiyanto, MS.

Foto by, Tim KKL SINGAMATA. Lokasi : Nanyang Technologycal University (NTU) - Singapore

i
MAJALAH ILMIAH TEKNIK – VOLUME XVI - EDISI 1 - BULAN MEI 2010

SARGA merupakan Jurnal Teknik yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas 17
Agustus 1945 (UNTAG) Semarang, sebagai media publikasi ilmiah. Sajian tulisan dalam
Jurnal Teknik ini dimaksudkan agar komunikasi antar pakar ataupun insane akademik selalu
terjadi dan terakomodasi, sehingga akan terwujud perkembangan IPTEK sesuai dengan
tuntutan pembangunan.
Ketentuan penulisan naskah;
1. Tulisan merupakan naskah asli dan belum pernah dimuat atau diterbitkan pada media
lain,
2. Naskah ditulis dengan tata bahasa ilmiah menggunakan bahasa Indonesia ataupun
bahasa Inggris,
3. Naskah diketik rapi 1,5 spasi dengan model huruf “Times New Roman 12” atau “Arial
11”,
4. Jumlah halaman naskah minimal 15 halaman termasuk INTISARI atau ABSTRAK sekitar
200 kata,
5. Naskah dilengkapi dengan biodata penulis, yang memuat nama, tempat dan tanggal
lahir, pendidikan tertinggi (S1, S2, dan S3) serta pengalaman pekerjaan,
6. Redaksi berhak untuk menolak atau tidak menebitkan naskah yang kurang memenuhi
persyaratan sebagai tulisan ilmiah,
7. Redaksi dapat menyesuaikan, mengedit penggunaan istilah atau bahasa sepanjang tidak
mengubah isi maupun pengertiannya tanpa memberitahu penulis. Redaksi akan
menghubungi penulis jika dipandang perlu mengubah isi naskah.

Redaksi:
Pelindung: Dekan Fakultas Teknik UNTAG Semarang; Pembina: Prof.DR. Sarsintorini, SH.
Mhum: Penanggungjawab: Pembantu Dekan I FT UNTAG Semarang; Pemimpin Umum: Ir. St.
Muryanto, MEng.Sc.Ph.D.
Dewan Redaksi: Ir. FM.Roemiyanto.MS; Ir. Darwati, MSi; Ir. Loekman Mohamadi. MSc, Eko
Nursanty. ST. MT. Distributor: Novi Hendriyanto, Supardi,SH
A l a m a t : Fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Jl. Pawiyatan Luhur, Bendan Duwur, Telp: 024-8320920 Fax: 024-8310939 Semarang.
Dari Redaksi
Pembangunan IPTEK diarahkan agar pemanfaatan, pengembangan dan
penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan
bangsa, mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas, harkat dan
martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan dan
penerapan IPTEK harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas melalui
pendidikan dan pelatihan, penataan sistim kelembagaan serta penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai.
Majalah Ilmiah “SARGA” merupakan salah satu sarana yang disediakan bagi para
sivitas akademika Fakultas Teknik UNTAG Semarang dalam upaya mengembangkan
IPTEK, sehingga Kampus sebagai wahana kehidupan masyarakat ilmiah akan selalu
tercipta.
Majalah Ilmiah ‘SARGA” terbit dengan menanmpilkan karya-karya ilmiah yang
diangkat dari berbagai fenomena, sehingga materi yang disajikan pada terbitan kali ini
cukup bermanfaat untuk dibaca dan dijadikan referensi.

1. Ir. Anwar.MT; “Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur”


2. Ir. Eko Nursanty. .MT.; “Menggunakan E-Learning Freebies Dalam Pembelajaran”.
3. Ir. Loekman Mohamadi. MSc; ”Kota Dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)”
4. Ir. Sumarwanto. MT. “Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Di
Perkotaan”
5. Ir Djoko Darmawan, MT; “Kelenteng Modal Utama Wisata Pecinan Di Semarang.”
6. Ir. Budiadi Slamet, ”Material Lunak ( Tanaman ) Dalam Tata Ruang Dalam”.
7. Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT,
Model Termodinamik Kesetimbangan Fasa Uap-Cair Dan Perpindahan Massa Pada
Distilasi Ekstraktif Pathcouli Alkohol Minyak Nilam.
8. Ir. F.M. Roemiyanto, MS., Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan
Lumbung Air”.

i
Daftar Isi
Dari Redaksi ............................................................................................................................................................... i
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR............................................. 1
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN ............................................ 13
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar) ....................................................................... 22
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN ...................... 41
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG .................................................... 48
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM ......................................................... 54
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR DAN PERPINDAHAN MASSA
PADA DISTILASI EKSTRAKTIF PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM ....................................... 58
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR 72

ii
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM


STUDI ARSITEKTUR
Oleh : Ir. Anwar.MT

ABSTRAKSI
Arah pendidikan didasarkan kepada empat pilar pendidikan yang dicanangkan
oleh UNESCO (Education for the 21st century), yaitu “learning to know”,
“learning to do”, “learning to live together” dan “learning to be”. Segala wujud
gagasan atau ide yang diolah melalui proses analisis menjadi konsep atau teori
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus dilanjutkan dalam proses
rancang bangun (perancangan arsitektur) atau desain dan rekayasa (engineering).
Pada hakekatnya proses desain adalah menata (“order”) melalui landasan
teori/konsep dan proses yang prosedural atau metodologis.

“learning to know”, “learning to do”,


A. Orientasi Pendidikan
“learning to live together” dan “learning
Terdapat pergeseran orientasi
to be”. Pengertian prinsip dari masing-
pendidikan yang menuju kepada sistem
masing pilar dijabarkan sebagai berikut;
pembentukan “kemampuan belajar
sepanjang hidup”. Oleh karena itu 1) Learning to know
teknologi pembelajaran perlu dirubah Tujuannya adalah untuk belajar
sehingga memungkinkan adanya seumur hidup sebagai upaya
pembekalan diri ke “mampu berpikir” membangun kemampuan untuk
serta “mampu mempelajari dan mampu melihat, memahami, dan mencerap
belajar hidup bersama”, yang tujuannya informasi dan pengetahuan agar
adalah pengenalan tentang keaneka wawasan terhadap “dunia sekitar”
ragaman kebudayaan dan sikap semakin membuka kesadaran untuk
bertoleransi. Dalam hal ini dibutuhkan mengembangkan kemampuan
“lingkungan pembelajaran” yang kondusif kerjasama dan komunikasi dengan
sehingga tercipta suasana dan cara-cara orang lain. Sasarannya agar tercipta
pembelajaran yang kolaboratif, fleksible, tata kehidupan yang lebih
dan kontekstual dalam memecahkan bermartabat.
permasalahan bersama. Dalam hal ini sumber-sumber informasi
Dalam hal ini arah pendidikan baru sesuai dengan perkembangan
didasarkan kepada empat pilar pendidikan IPTEKS perlu selalu direspons melalui
yang dicanangkan oleh UNESCO keberagaman multimedia dan modus
st
(Education for the 21 century), yaitu pembelajaran dalam masyarakat yang
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

1
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

berdasar pada “jejaring” (network - ketrampilan diri


society). - ketrampilan bersertifikat

- kerja fisik, kerja jasa


Dengan demikian aspek penting
- apresiasi terhadap aspek
yang perlu dikembangkan adalah
ekonomi
“metoda mengajar” dengan
unsur-unsur bahasa, komunikasi, - kesiapan berkomunikasi
dan meningkatkan kemampuan dalam membangun jaringan
berpikir pada diri mahasiswa. 3) Learning to live together
Sasaran pembelajarannya ditujukan
2) Learning to do untuk mengantisipasi
meningkatnya perpecahan antar
Adalah belajar bagaimana kita
etnis. Untuk itu yang penting
bekerja dan bekerjasama dengan
diperhatikan adalah bagaimanakah
orang lain. Dalam hal ini proses
kita dapat bekerja dan bekerjasama
pendidikan ditujukan untuk
dengan orang lain, serta mampu
memberi bekal kepada mahasiswa
meredakan konflik dan kekerasan
untuk melakukan jenis-jenis
yang ada.
pekerjaan yang diperlukan dimasa
depan. Dalam kaitan ini materi
pembelajaran perlu diarahkan pada
Kemampuan yang diperlukan
pengembangan kemampuan
adalah “kompetensi pribadi” yang
bekerjasama dan menghargai orang
diperoleh melalui gabungan antara
lain. Artinya adalah membangun
ketrampilan (skill) dan
ambang kohesi masyarakat dengan
pengetahuan (knowledge) dalam
mengembangkan sistem nilai inti
proses pembelajaran yang
untuk pembentukan identitas
berprinsip pada “learning by
kewarganegaraan sebagai wahana
doing” dan “doing by learning”
pembentukan budaya perdamaian.
dengan memperhatikan perilaku
Hal ini dipandang penting dalam
sosial, inisiatif pribadi dan
upaya mengantisipasi arus
keberanian mengambil resiko.
informasi global terutama yang
Dengan demikian arah mempunyai dampak negatif
pembelajaran bukan hanya belajar (kekerasan, konflik etnis dsb).
pada ketrampilan teknis, tetapi juga
Melalui pendalaman materi
pengembangan diri dengan
pembelajaran mahasiswa diajak
menekankan materi untuk
untuk memahami keanekaragaman
mengembangkan;
manusia, kebutuhan dan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

perilakunya, saling ketergantungan pribadi, anggota keluarga, anggota


antar manusia, semangat empati masyarakat, serta sebagai warga
dan solidaritas, serta pengakuan negara.
atas hak-hak orang lain.

Bidang Ilmu (Domain of Knowledge)

4) Learning to be 1. Pemahaman Pengertian


Arsitektur
Arahnya adalah bagaimanakah
mengembangkan diri, eksistensi Memahami arsitektur dapat
dan karisma diri dalam kehidupan dilakukan dengan cara melihatnya sebagai
kelompok. Untuk itu proses suatu “produk” dan sebagai suatu
pembelajaran diarahkan agar dalam “proses”. Arsitektur adalah lingkungan
diri mahasiswa terbentuk idealisme buatan yang dibuat oleh arsitek guna
yang sarat dengan muatan aspek mengatasi permasalahan pembangunan
spiritualitas, imajinasi dan pada jamannya. Rumusan tunggal
kreativitas yang berguna dalam mengenai arsitektur adalah hal yang
menempatkan dirinya pada “ahistory”, karena dari jaman-ke jaman
lingkungan masyarakat. peran dan pengertian arsitek dan arsitektur
selalu dirumuskan ulang. Beberapa
Dalam hal ini, pendidikan sebagai
pengertian arsitektur disampaikan oleh
alat pelatihan kepribadian harus
para pakar di bidang arsitektur, seperti;
merupakan proses yang bersifat
pribadi sekaligus pada saat yang 1) Auguste Perret (dalam Jurgen,
sama merupakan pengalaman Joedick, 1963)
interaksi sosial. Architecture is the art of organizing
space.
Metoda pembelajaran perlu
dikembangkan untuk membantu 2) Eugene Ruskin (dalam Jurgen
mahasiswa mengembangkan cara Joedick, 1963)
Architecture mirrors the various
berpikir dan mengambil keputusan
aspects of our lifes, social economic,
yang bebas dan kritis sehingga
spiritual. Architecture is a statement
mereka dapat menentukan sendiri
of society’s pattern.
aktifitas terbaiknya dalam berbagai
kondisi yang berbeda selama 3) Le Corbusier (Louis Hellman,
hidupnya. Tujuannya adalah 1994)
Architecture is the masterly, correct
pemenuhan kebutuhan manusia
and magnificent play of masses
secara menyeluruh meliputi
brought together in light.
kekayaan kepribadiannya,
kompleksitas bentuk ekspresinya, 4) Mies Van der Rohe (Louis
dan berbagai komitmennya sebagai Hellman, 1994)
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

3
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Architecture is the epoch translate datang, serta mengarah kepada keselarasan


into space. nafas alam. Hal itu ditujukan untuk
5) Mario G. Salvadori (Curt Siegel, memberikan kepuasan kepada para
1964) pemakainya (owner and user), serta dalam
Architecture is an art, science, human upaya mewujudkan tercapainya
beings, material, politic and money. perancangan yang berkelanjutan
(sustainable design).
Dari beberapa pengertian tersebut
di atas menunjukkan bahwa dalam Kegiatan perancangan dengan
mewujudkan arsitektur dilakukan proses metoda/cara berfikir telah banyak
aktif berupa perancangan yang di dalamnya dikembangkan, yang salah satunya
memuat aspek-aspek; seni dan estetika, dilakukan oleh Nigel Cross (Designerly
teknologi, serta fungsi. Senada dengan Ways of Knowing, 1982) yang mengubah
pendapat tersebut, pakar lain menyatakan “budaya ganda” (two cultures, oleh
seperti yang tersaji dalam tabel berikut; CP.Snow, 1959) menjadi “budaya tiga”
Vitruvius Alexander Walter Christian (three cultures). Adapun konsep tersebut
Polio Wotton Gropius Norberg tersaji dalam tabel berikut;
(100 AD) (1642) (Bauhaus, Schultz
1920) (1970) Pokok Cara/ Pusat Perhatian
Aspek
Bahasan Metoda
Utilitas Commodity Function Building
Ways of
Task
Knowing
Venustas Delight Expression Form Scientificall Alam Analisis Truth
y (kebenaran)
Firmistas Firmness Technics Technics
(pengetahua
n)

Scholarly Pengalam Relation Justice


Dalam hal ini unsur-unsur fungsi,
(kepujangga an al (keadilan)
ekspresi bentuk dan estetika, serta teknik an)
dan teknologi yang menciptakan kekuatan
Designerly Benda Sintesis - Fitness (kuat)
dalam sosok arsitektur merupakan unsur- buatan
(perancanga - Adaptation
unsur pokok yang perlu diperhatikan n) (adaptasi)
dalam proses perancangan. - Appropriatten
ess
Kegiatan perancangan dalam
(kecocokan)
pengembangannya merupakan kegiatan
kreativitas yang mendasarkan pada Dalam kaitannya dengan konsep
metoda-metoda perancangan guna tersebut, dituntut terwujudnya sosok
menghasilkan karya arsitektur yang arsitek sebagai pemikir dan penggagas ide
memenuhi kebutuhan, memiliki nilai yang memiliki kemampuan dalam
manfaat, dan memperhatikan kemungkinan mengantisipasi permasalahan
perkembangan pada masa yang akan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

4
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

pembangunan secara cerdik dan arif. Walaupun tidak hanya analisis


Arsitek harus arif, sehingga karya yang yang menjadi tujuan suatu teori, akan
dihasilkannya mempunyai muatan sosial- tetapi sebagai dasar kemampuan
kemanusiaan (ingat istilah Romo Mangun; penguasaan ilmu pengetahuan “analisis”
Vasthu-Vidya). Dalam pengertiannya adalah paling dominan. Melalui proses
sebagai vasthu-vidya tersirat tentang unsur timbal-balik dan berdaur ulang dalam
kebenaran yang lengkap sebagai dasar kegiatan studio, pelatihan adalah
dalam merealisasi “dharma”-nya. Ilmu diutamakan untuk memperoleh
yang dimilikinya dimanfaatkan sebagai ketrampilan merancang atau desain yang
alat untuk menyantuni alam dan sifatnya lebih berupa “sintesis”. Tujuan
lingkungan. kegiatan perkuliahan dan studio adalah
agar terjadi sinergi IPTEKS khususnya
dalam bidang Arsitektur guna
2. Arsitektur sebagai IPTEKS menyelaraskan aspek kinerja
Penerapan IPTEKS “Arsitektur” fungsional/teknis/ teknologis dan aspek
ditujukan agar memiliki sifat “produktif” perwujudan spasial dan rupa fisikal.
dan “untuk melayani masyarakat”. Itulah Pada kenyataannya proses
sebabnya IPTEKS Arsitektrur penerapan IPTEKS adalah berdaur, karena
dikelompokkan ke dalam “Ilmu positif penerapan unsur-unsur yang normatif dan
atau praktis” yang terdiri atas dua faktor teoritis untuk diberlakukan sebagai
penting, yaitu; standar masih harus dikaji secara arif dan
a. Normatif, dengan tujuan untuk bijaksana melalui proses pikir yang
menentukan kriteria yang ideal, filsafati. Secara logika pengkajian
ditujukan apakah hal tersebut masuk akal
b. Profesional, dengan tujuan untuk
atau tidak. Bahkan dalam proses
menerapkan ilmu dalam
perwujudan arsitektur, pengkajian
pemenuhan kebutuhan hidup nyata.
didasarkan pula pada aspek ekologi, sosial
Proses belajar-mengajar budaya, dan ekonomi.
diselenggarakan melalui dua proses yang
Dalam proses pemaknaan
berjalan secara paralel. Melalui
(interpretasi) sebagai akumulasi dari
Perkuliahan dipelajarai pengenalan,
sumber teori maupun informasi kondisi
pemahaman, dan ungkapan atau
lapangan dan lain-lain sangat menentukan
pernyataan formal yang disebut “teori”.
hasil karena terdapat unsur-unsur obyektif
Sedangkan dengan proses “studio”
dan subyektif. Banyak proses yang
dilakukan pelatihan ketrampilan
berlainan sehingga melahirkan desain yang
menerapkan IPTEKS ke dalam karya
banyak alternatifnya. Namun demikian
arsitektural.
masalah pokok bagi arsitek adalah
kemampuan dalam membuat pernyataan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

5
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dalam interpretasinya melalui hasil dalam program bangunan serta


perancangan yang dapat perancangan arsitektur dan urban.
dipertanggungjawabkan berdasarkan 3) Ketrampilan Riset (Research
responsibilitas moral, akontabilitas Skills)
profesional. Kemampuan untuk melakukan metoda
dasar pengumpulan data dan analisis
A. Pengetahuan Dasar Pendidikan
untuk menerangkan semua aspek
Arsitektur pemrograman dan proses perancangan.
Dalam upaya mengantisipasi 4) Ketrampilan Berpikir Kritis
kondisi global dalam semua aspek (Critical Thinking Skills)
kehidupan, maka dunia pendidikan Kemampuan untuk membuat analisis
arsitektur perlu segera mereformasi pola dan evaluasi menyeluruh dari sebuah
dan proses pembelajaran serta teknologi bangunan, kompleks bangunan atau
pembelajaran agar dapat memenuhi ruang urban.
kriteria dan standar IPTEKS yang 5) Ketrampilan Dasar Merancang
diberlakukan secara internasional. (Fundamental Design Skills)
Tujuannya adalah lulusan yang dihasilkan Kemampuan untuk menerapkan
dapat segera terserap dalam pasar kerja prinsip-prinsip dasar pengorganisasian
baik dalam lingkup lokal, nasional, ruang, struktur dan konstruksi ke
maupun global. dalam konsepsi dan pengembangan
ruang interior dan eksterior, unsur-
Kriteria yang diberlakukan sebagai
unsur serta komponen bangunan.
dasar pengembangan IPTEKS Arsitektur
adalah standar dari ”Union Internationale 6) Ketrampilan Bekerjasama
des Architectes” (UIA), berupa 37 materi (Collaborative Skills)
Kemampuan untuk mengidentifikasi
pengetahuan dasar pendidikan arsitektur
dan mengambil peran yang
sebagai berikut;
memaksimalkan bakat individual, dan
1) Ketrampilan Verbal (Verbal Skills)
kemampuan untuk bekerjasama
Kemampuan untuk berbicara dan
dengan mahasiswa lain ketika bekerja
menulis secara efektif mengenai
dalam suatu tim perancangan.
materi dalam kurikulum profesional.
7) Perilaku Manusia (Human
2) Ketrampilan Grafis (Graphic
Behavior)
Skills)
Kepekaan terhadap teori dan metoda
Kemampuan untuk menggunakan
perancangan yang bertujuan
media presentasi yang tepat, termasuk
memperjelas hubungan antara perilaku
teknologi komputer, untuk
manusia dan lingkungan fisik.
menyampaikan pada setiap tahapan
perancangan, unsur-unsur penting 8) Keragaman Manusia (Human
Diversity)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

6
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Kepedulian akan keragaman lingkungan dalam perancangan


kebutuhan, nilai, etika, norma arsitektur dan urban.
perilaku, serta pola sosial dan spasial
14) Aksesibilitas (Accessibility)
yang membedakan berbagai
Kemampuan untuk merancang tapak
kebudayaan, dan implikasi dari
dan bangunan untuk
keragaman tersebut untuk menunjang
mengakomodasikan kebutuhan
peran sosial dan tanggungjawab
individu dengan kemampuan fisik
arsitek.
yang bermacam-macam.
9) Sejarah dan Preseden (History and
15) Kondisi Tapak (Site Conditions)
Presedent)
Kemampuan untuk menjawab karakter
Kemampuan membuat rasionalisasi
alam dan lingkungan buatan pada
preseden bentuk dan program serta
tapak dalam pengembangan program
mampu menerapkannya pada konsep
dan perancangan proyek.
dan pengembangan proyek-proyek
arsitektur dan urban. 16) Sistem Tata Bentuk (Formal
Ordering Systems)
10) Tradisi Nasional dan Lokal
Pemahaman tentang dasar-dasar
(National and Local Traditions)
persepsi visual dan prinsip-prinsip
Pemahaman tentang tradisi nasional
sistem tatanan pada rancangan dua dan
dan warisan lokal regional dalam
tiga dimensi, komposisi arsitektur dan
rancangan arsitektur, lansekap dan
perancangan urban.
urban, termasuk tradisi vernakular.
17) Sistem Struktur (Structural
11) Tradisi Timur (Eastern Traditions)
Systems)
Pemahaman tentang peraturan dan
Pemahaman mengenai perilaku
tradisi Timur dalam perancangan
struktur dalam menahan gravitasi dan
arsitektur, lansekap, dan urban, serta
gaya-gaya lateral serta evolusi rentang
faktor cuaca, teknologi, sosio-ekonomi
dan penerapan yang tepat dari sistem
dan faktor-faktor lainnya yang telah
struktur kontemporer.
membentuk dan mempertahankannya.
18) Sistem Penyelamatan Pada
12) Tradisi Barat (Western Traditions)
Bangunan (Building Life Safety
Kepekaan terhadap keseragaman
Systems)
sekaligus keragaman aturan dan tradisi
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip
perancangan arsitektur dan urban di
dasar rancangan dan pemilihan sistem
dunia Barat.
dan subsistem penyelamatan pada
13) Pelestarian Lingkungan bangunan.
(Environmental Conservation)
19) Sistem Sampul Bangunan
Pemahaman tentang prinsip-prinsip
(Building Envelope Systems)
dasar ekologi dan tanggungjawab
Pemahaman tentang prinsip-prinsip
arsitek dalam hubungannya dengan
rancangan sistem penutup luar
pelestarian sumber daya dan
bangunan.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

7
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

20) Sistem Lingkungan Ruang Pemahaman tentang persyaratan dan


Bangunan (Building Environmental peraturan bangunan, standar yang
Systems) dapat diterapkan pada tapak tertentu,
Pemahaman tentang prinsip-prinsip termasuk klasifikasi penggunaan,
dasar rancangan sistem struktur tinggi dan luasan bangunan yang
bangunan, sistem lingkungan, diijinkan, tipe konstruksi yang
termasuk pencahayaan, akustik dan diijinkan, persyaratan pemisahan,
pengkondisian ruang serta pemakaian persyaratan penggunaan, alat
enerji. evakuasi, perlindungan kebakaran dan
struktur.
21) Sistem Pelayanan Bangunan
25) Bahan Bangunan dan
(Building Service Systems)
Pemahaman tentang prinsip-prinsip Pemasangannya (Building
dasar rancangan sistem pelayanan Materials and Assemblies)
bangunan, termasuk pemipaan, Pemahaman tentang prinsip-prinsip
transportasi vertikal, komunikasi, konvensi, standar-standar, aplikasi dan
keamanan dan perlindungan batasan pembuatan, penggunaan dan
kebakaran. pemasangan bahan-bahan bangunan.

22) Integrasi Sistem-sistem Bangunan 26) Ekonomi Bangunan dan


(Building Systems Integration) Pengendalian Biaya (Building
Kemampuan untuk menilai, memilih Economics and Cost Control)
dan menyatukan sistem struktur, Kepekaan terhadap dasar-dasar
sistem penutup bangunan, sistem pembiayaan bangunan, ekonomi
lingkungan, pelayanan dan bangunan dan pengendalian biaya
penyelamatan, ke dalam suatu konstruksi dalam kerangka proyek
rancangan bangunan. perancangan.
23) Tanggungjawab Hukum (Legal
Responsibilities)
Pemahaman tentang tanggungjawab 27) Pengembangan Detail Rancangan
hukum bagi arsitek dalam kaitannya (Detailed Design Development)
dengan kesehatan, keselamatan dan Kemampuan untuk menilai, memilih,
kesejahteraan masyarakat; hak menyusun dan merinci sebagai suatu
properti, aturan dalam zoning dan bagian utuh perancangan, serta
subdivisi; peraturan bangunan, menyusun dengan tepat bahan dan
aksesibilitas dan faktor-faktor lain komponen bangunan untuk memenuhi
yang mempengaruhi rancangan persyaratan program bangunan.
bangunan, konstruksi dan praktek
arsitektur. 28) Dokumentasi Grafis (Graphic
Documentation)
24) Kepatuhan Terhadap Peraturan
Kemampuan untuk membuat deskripsi
Bangunan (Building Code teknis yang akurat dan dokumentasi
Compliance)
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

8
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

suatu proposal perancangan untuk 32) Organisasi dan Manajemen Praktek


tujuan penilaian dan konstruksi. (Practice Organization and
29) Perancangan Menyeluruh Management)
(Comprehensive Design) Kepekaan terhadap prinsip-prinsip
Kemampuan untuk menghasilkan dasar organisasi kantor;
sebuah proyek arsitektur diawali kepemimpinan, rencana usaha,
dengan program yang menyeluruh pemasaran, negosiasi dan manajemen
sejak rancangan skematik hingga keuangan, sebagaimana dapat
pengembangan detail termasuk ditetapkan pada praktek arsitektur.
program ruang, sistem struktur dan 33) Dokumentasi dan Kontrak
lingkungan, perlengkapan (Contracts and Documentation)
penyelamatan, dinding-dinding dan Kepekaan terhadap berbagai metoda
elemen bangunan, serta untuk menilai penyelesaian proyek, format kontrak
hasil akhir proyek itu sesuai dengan jasa yang sesuai, dan tipe dokumentasi
kriteria perancangan. yang diperlukan untuk memberikan
30) Penyiapan Program (Program jasa profesional yang kompeten dan
Preparation) bertanggungjawab.
Kemampuan untuk menyusun 34) Pemagangan (Professional
program komprehensif untuk proyek Internship)
perancangan arsitektur, termasuk Pemahaman mengenai peran
menilai kebutuhan pemberi tugas, pemagangan dalam pengembangan
telaah kritis mengenai presentasi profesional, serta hak-hak dan
bentuk, inventarisasi ruang dan tanggungjawab silang antara
persyaratan peralatan, definisi kriteria pemagang dan pembimbing.
pemilihan tapak, analisis kondisi
tapak, telaah hukum dan standar- 35) Penghayatan Peran Arsitek
standar yang berlaku, penilaian (Breadth of the Architect’s Role)
implikasi unsur-unsur tersebut Kepekaan terhadap pentingnya peran
terhadap proyek, serta definisi kriteria arsitek dalam insepsi proyek
penilaian perancangan. perancangan dan pengembangan
rancangan, administrasi kontrak,
31) Konteks Hukum Praktek Arsitektur
termasuk pemilihan dan koordinasi
(The Legal Context of Architecture disiplin ilmu lain, evaluasi setelah
Practice) penggunaan dan manajemen fasilitas.
Kepekaan terhadap berkembangnya
36) Kondisi Masa Lalu dan Akan
konteks hukum tempat arsitek
berpraktek, dan hukum-hukum yang Datang (Past and Present
berkaitan dengan registrasi Conditions for Architecture)
profesional, kontrak jasa profesional Pemahaman tentang perubahan-
serta pembentukan usaha jasa perubahan yang terjadi karena
perancangan. pengaruh sosial, politik, teknologi, dan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

9
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ekonomi -masa lalu dan masa kini- kerja arsitek (profesional), sedangkan
atas peran arsitek terhadap lingkungan kegiatannya menjadi tulangan pokok
binaan. (dalam istilah “fish bone”) yang didukung
37) Etika dan Penilaian Profesional oleh teori-teori dari kegiatan perkuliahan.
(Ethics and Professional Terdapat tiga masalah pokok yang
Judgement) menjadi faktor perancangan arsitektural
Kepekaan terhadap masalah etika atau obyek studi, yaitu bentuk, teknik,
dalam pengambilan keputusan yang
dan fungsi (lihat pengertian arsitektur),
profesional dalam praktek dan
namun secara bertahap perhatian harus
perancangan arsitektur.
difokuskan kepada aspek “bentuk” sebagai
bahan latihan awal, berikutnya bentuk
B. STUDIO PERANCANGAN
ARSITEKTUR
dipadukan dengan aspek teknik, dan
selanjutnya dapat secara bersamaan
Segala wujud gagasan atau ide
diwujudkan karya arsitektur sebagai
yang diolah melalui proses analisis
sinergi dari aspek-aspek bentuk, teknik,
menjadi konsep atau teori dan dapat
dan fungsi.
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
harus dilanjutkan dalam proses rancang Studio arsitektur merupakan tempat
bangun (perancangan arsitektur) atau mahasiswa menekuni dan berpikir dengan
desain dan rekayasa (engineering). Pada berbagai variasi dan kombinasi IPTEKS –
hakekatnya proses desain adalah menata filsafat – seni. Di dalam kegiatan studio
(“order”) melalui landasan teori/konsep arsitektur tersebut mahasiswa dilatih dan
dan proses yang prosedural atau dibimbing oleh dosen-dosen yang
metodologis. bertindak selaku fasilitator sekaligus nara
sumber guna mengasah pengetahuan,
Sebelum hasil rancangan
ketrampilan dan nilai-nilai dari aspek
dinyatakan “final” atau selesai masih perlu
arsitektural secara terencana yang
dikaji terhadap validitas peraturan-
dikembangkan dalam diri mahasiswa
peraturan dan hukum perundangan yang
melalui latihan, interaksi dengan sesama
terkait dengan keberadaan arsitektur
mahasiswa maupun dengan dosen.
tersebut, termasuk dalam hal ini adalah
analisis terhadap dampak lingkungan, Latihan-latihan dan diskusi-diskusi
peraturan pembangunan dsb. yang dilakukan dalam studio secara
bertahap akan
Diskusi dan praktek studio
mengembangkan/membentuk suatu konsep
merupakan proses berdaur ulang guna
arsitektural dalam pikiran mahasiswa.
memperoleh kristalisasi atau optimalisasi
Latihan dalam studio juga ditujukan untuk
pemikiran dalam penciptaan karya
menyeimbangkan ketrampilan
arsitektural. Studio perancangan
tangan/grafis (aspek psikomotoris)
diprogramkan sebagai simulasi tempat
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

10
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan pikiran (aspek kognitif) serta berdasarkan sistem proses secara


pengembangan pengetahuan terhadap metodologis dan tematis.
pengertian akan arsitektur (aspek afektif). 5. Teknologi pembelajaran diarahkan
A. TANTANGAN
agar dalam diri mahasiswa
1. Bidang ilmu arsitektur berpokok
terbentuk sikap dan kesadarannya
pada aspek perancangan atau
sebagai salah aktor pembangunan
desain menyangkut pada dua hal,
yang menjunjung tinggi nilai-nilai
yaitu pendalaman teori dan praktek
moral, etika profesi, dan kepatuhan
studio,
pada peraturan dan hukum yang
2. Pendalaman teori ditujukan sebagai berlaku, serta kesadaran untuk
wahana pembekalan agar dapat saling bekerjasama.
mahasiswa dapat mengerti,
6. Teknologi pembelajaran juga
memahami, dan menghayati
ditujukan agar mahasiswa memiliki
berbagai pengetahuan dan
kemampuan-kemampuan
wawasan sebagai alat untuk
berkomunikasi secara verbal dan
memecahkan masalah
tertulis, komunikasi representasi
perancangan, sebagai alat untuk
grafis, model, maupun dengan
menguji hasil perancangan, serta
komputer.
sebagai wahana pengembangan
kemampuan berpikir spasial dan 7. Peran dosen sebagai fasilitator
arsitektural. perlu membekali dirinya dengan
kecakapan yang memadai, sebagai
3. Praktek studio merupakan wahana
nara sumber yang memiliki
pelatihan ketrampilan perancangan
kelatifan (cerdas), sebagai
arsitektur, dengan penguasaan
motivator yang memiliki jiwa
berbagai jenis metoda pemecahan
kepemimpinan, sebagai evaluator
permasalahan perancangan,
yang memiliki sifat bijaksana dan
kemampuan menghasilkan konsep
ketegasan, sebagai inovator yang
pemecahan, dan kemampuan
selalu mengikuti perkembangan
mengambil keputusan dalam proses
IPTEKS dan memiliki program
perancangan arsitektural.
serta persiapan cukup dalam
4. Di dalam studio itulah mahasiswa menyampaikan materi
dilatih berfikir, menekuni dan perkuliahannya, serta
mengenali masalah, menganalisis menumbuhkan suasana belajar
masalah dan mensintesakan yang kondusif.
konsep-konsep perancangan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

11
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

B. Bahan Bacaan
Budihardjo, Eko, 1997.
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR Saliya, Yuswadi, 1998. KELEMBAGAAN
DAN PENDIDIKAN ARSITEK DI DAN PRANATA DALAM
INDONESIA. Gadjah Mada ARSITEKTUR, Makalah Penataran,
University Press, Yogyakarta. Cisarua Bogor.

Harold, Alexander,H, 1976. DESIGN, Snyder, JC dan Catanese AJ, 1994.


CRITERIA FOR DECISIONS, Mac PENGANTAR ARSITEKTUR,
Millan, New York. Erlangga Jakarta.

Hellman, Louis, 1984. ARCHITECTURE -----------, 2000. Makalah Lokakarya


FOR BEGINNERS, Writes and Terbatas dan Seminar Nasional 50
Readers Publishing Incorpored. tahun Pendidikan Arsitektur di
Indonesia, Bandung.
Joedick Jurgen, 1963. HISTORY OF
ARCHITECTURE, Praeger
Publisher.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

12
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM


PEMBELAJARAN
Oleh : Ir. Eko Nursanty, MT

Abstraksi
E-learning adalah semua bentuk elektronik yang mendukung proses pengajaran
dan pembelajaran. Secara umum E-learning mencakup beberapa kegiatan
pendidikan (belajar mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja kelompok online )
dilakukan digunakan dengan menggunakan berbagai teknologi dan peralatan
(pelatihan di Internet, intranet perusahaan, CD, perangkat portable dll). Dalam
eLearning, teknologi modern dipakai pada setiap tahap proses mengajar, dari
perencanaan dan pengembangan pelatihan, melalui implementasi dan distribusi,
untuk pengadministrasian dan evaluasi hasil.

Pengertian E-learning.
E-learning adalah semua bentuk elektronik
computer-based learning, virtual
yang mendukung proses pengajaran dan
classroom opportunities and digital
pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh
collaboration. E-learning meliputi aplikasi
(Tavangarian D., Leypold M., Nölting K.,
dan proses pembelajaran berbasis web,
Röser M.,2004) : E-learning comprises all
pembelajaran berbasis komputer, peluang
forms of electronically supported learning
kelas virtual dan kolaborasi digital. Hal
and teaching. The Information and
ini dapat dilakukan secara mandiri atau
communication systems, whether networked or
dengan bantuan instruktur melalui media
not, serve as specific media to implement
dalam bentuk teks, gambar, animasi,
the learning process.
streaming video dan audio.
Pernyataan diatas mengacu pada pada
sebuah kelas baik didalam maupun diluar
kelas yang menjadi pengalaman proses
pendidikan dengan menggunakan
teknologi, bahkan secara lebih lanjut
mengacu pada perlengkapan dan
kurikulum yang menggunakan teknologi.
E-learning secara esensi berupa perangkat
komputer beserta jaringan yang mampu
melakukan proses transfer ketrampilan dan
pengetahuan. E-learning applications and
processes include Web-based learning,

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

13
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

E-Learning adalah pembelajaran jarak


jauh (distance Learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer,
jaringan komputer dan/atau Internet. E-
Learning memungkinkan pembelajar
untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara
fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan
di kelas. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran
berbasis web yang bisa diakses dari
Gambar 1: Ilustrasi e-learning
intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
Secara umum E-learning mencakup
didistribusikan secara on-line baik melalui
beberapa kegiatan pendidikan ( belajar
mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja jaringan lokal maupun internet, distribusi
kelompok online ) dilakukan digunakan secara off-line menggunakan media
dengan menggunakan berbagai teknologi CD/DVD pun termasuk pola e-Learning.
dan peralatan (pelatihan di Internet, Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar
intranet perusahaan, CD, perangkat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
portable dll). Dalam eLearning, teknologi
didistribusikan melalui media CD/DVD,
modern dipakai pada setiap tahap proses
selanjutnya pembelajar dapat
mengajar, dari perencanaan dan
pengembangan pelatihan, melalui memanfatkan CD/DVD tersebut dan
implementasi dan distribusi, untuk belajar di tempat di mana dia berada.
pengadministrasian dan evaluasi hasil.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan
e-Learning sebagai berikut :

Pembelajaran jarak jauh.


E-Learning memungkinkan pembelajar
untuk menimba ilmu tanpa harus secara
fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa
berada di Semarang, sementara
Gambar 2: Diagram Kegiatan didalam E-learning
“instruktur” dan pelajaran yang diikuti
berada di tempat lain, di kota lain bahkan
di negara lain. Interaksi bisa dijalankan
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

14
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

secara on-line dan real-time ataupun dan disusun berdasarkan jadwal yang telah
secara off-line atau archieved. disepakati pihak-pihak terkait (pengelola
Pembelajar belajar dari komputer di kantor e-Learning dan pembelajar sendiri).
ataupun di rumah dengan memanfaatkan Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
koneksi jaringan lokal ataupun jaringan interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh
Internet ataupun menggunakan media perusahaan pada karyawannya, atau
CD/DVD yang telah disiapkan. Materi pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh
belajar dikelola oleh sebuah pusat universitas dan perusahaan-perusahaan
penyedia materi di kampus/universitas, (biasanya perusahan konsultan) yang
atau perusahaan penyedia content tertentu. memang bergerak di bidang penyediaan
Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu jasa e-Learning untuk umum. E-Learning
belajar, dan tempat dari mana ia bisa juga dilakukan secara informal
mengakses pelajaran. dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-
newsletter atau website pribadi, organisasi
Pembelajaran dengan perangkat
dan perusahaan yang ingin
komputer
mensosialisasikan jasa, program,
E-Learning disampaikan dengan
pengetahuan atau keterampilan tertentu
memanfaatkan perangkat komputer. Pada
pada masyarakat luas (biasanya tanpa
umumnya perangkat dilengkapi perangkat
memungut biaya).
multimedia, dengan cd drive dan koneksi
Internet ataupun Intranet lokal. Dengan
Pembelajaran yang ditunjang oleh para
memiliki komputer yang terkoneksi
ahli di bidang masing-masing.
dengan intranet ataupun Internet,
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan
pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-
hanya melalui perangkat komputer, e-
Learning. Jumlah pembelajar yang bisa
Learning ternyata disiapkan, ditunjang,
ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan
dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli
kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
di bidang masing-masing, yaitu:
diketengahkan dengan kualitas yang lebih
1. Subject Matter Expert (SME) atau
standar dibandingkan kelas konvensional
nara sumber dari pelatihan yang
yang tergantung pada kondisi dari
disampaikan
pengajar.
2. Instructional Designer (ID),
bertugas untuk secara sistematis
Pembelajaran formal vs. informal
mendesain materi dari SME
E-Learning bisa mencakup pembelajaran
menjadi materi e-Learning dengan
secara formal maupun informal. E-
memasukkan unsur metode
Learning secara formal, misalnya adalah
pengajaran agar materi menjadi
pembelajaran dengan kurikulum, silabus,
mata pelajaran dan tes yang telah diatur
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

15
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

lebih interaktif, lebih mudah dan Sistem dan Aplikasi e-Learning:


lebih menarik untuk dipelajari Sistem perangkat lunak yang mem-
3. Graphic Designer (GD), mengubah virtualisasi proses belajar mengajar
materi text menjadi bentuk grafis konvensional. Bagaimana manajemen
dengan gambar, warna, dan layout kelas, pembuatan materi atau konten,
yang enak dipandang, efektif dan forum diskusi, sistem penilaian (rapor),
menarik untuk dipelajari sistem ujian online dan segala fitur
4. Ahli bidang Learning Management yang berhubungan dengan manajemen
System (LMS). Mengelola sistem proses belajar mengajar. Sistem
di website yang mengatur lalu perangkat lunak tersebut sering disebut
lintas interaksi antara instruktur dengan Learning Management System
dengan siswa, antarsiswa dengan (LMS). LMS banyak yang opensource
siswa lainnya. sehingga bisa kita manfaatkan dengan
Di sini, pembelajar bisa melihat modul- mudah dan murah untuk dibangun.
modul yang ditawarkan, bisa mengambil
tugas-tugas dan test-test yang harus Konten e-Learning:
dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi Konten dan bahan ajar yang ada pada
secara maya dengan instruktur, nara e-Learning system (Learning
sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui Management System). Konten dan
LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai bahan ajar ini bisa dalam bentuk
tugas dan test serta peringkatnya Multimedia-based Content (konten
berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang berbentuk multimedia interaktif) atau
diperoleh. Text-based Content (konten berbentuk
Infrastruktur e-Learning: teks seperti pada buku pelajaran biasa).
Infrastruktur e-Learning dapat berupa Biasa disimpan dalam Learning
personal computer (PC), jaringan Management System (LMS) sehingga
komputer, internet dan perlengkapan dapat dijalankan oleh mahasiswa
multimedia. Termasuk didalamnya kapanpun dan dimanapun. Ini langkah
peralatan teleconference apabila kita menarik untuk mempersiapkan
memberikan layanan synchronous perkembangan e-Learning dari sisi
learning melalui teleconference. konten.

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

16
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 3: Komponen E-learning

Sedangkan Aktor yang ada dalam Pembelajar diberi kebebasan untuk


pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan menentukan kapan pembelajaran dimulai,
sama dengan proses belajar mengajar selesai, dan bagian mana dalam modul
konvensional, yaitu perlu adanya pengajar yang ingin dipelajari terlebih dahulu.
(dosen) yang membimbing, siswa Biaya. E-learning sudah jelas dapat
(mahasiswa) yang menerima bahan ajar menghemat jumlah biaya yang dibutuhkan
dan administrator yang mengelola dari pada dengan pembelajaran secara
administrasi dan proses belajar mengajar. langsung di kelas. Berbagai factor
misalnya; biaya transportasi dan
akomodasi selama belajar (kos misalnya),
Manfaat e-learning.
biaya administrasi pengelolaan,
Ada tiga hal yang dapat dimanfaatkan dari
penyediaan sarana fasilitas fisik untuk
e-learning ini :
belajar.
Fleksibilitas. Dapat diakses dari mana
E-learning bisa memberikan manfaat yang
saja yang memiliki akses internet.
optimal jika beberapa kondisi berikut
Berbagai tempat juga sudah menyediakan
terpenuhi.
sambungan internet gratis (café, bandara),
Tujuan : Sebelum memutuskan untuk
dengan demikian dalam perjalanan pun,
mengikuti e-learning, Anda perlu
kita bisa memanfaatkan waktu untuk
menentukan tujuan belajar Anda, sehingga
mengakses e-learning.
Anda bisa memilih topik, modul, lama
“Independent Learning.”

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

17
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

belajar, biaya dan sarana belajar secara untuk memdapatkan manfaat optimal dari
elektronik yang sesuai. e-learning, Anda juga harus senang belajar
secara independen.
Pembelajaran : Cara belajar dengan e- Dukungan : E-learning akan lebih
learning memberikan peluang untuk mudah jika mendapat dukungan dari
menjadi pembelajar independen. Jadi, orang-orang terkait.
mereka. Hal ini sesuai dengan kepentingan
mereka untuk menciptakan sebuah
Konsep Freebie Marketing
Freebie Marketing seringkali disebut razor komunitas konsumen yang bertindak untuk
and blades business model (Martin, membeli merek atau jasa mereka.
Richard 2001)., karena konsep bisnis ini Memberikan gratis merupakan salah satu
diperkenalkan oleh King C. Gillete, teknik termudah untuk mempromosikan
penemu safety razor. Hal ini adalah merek. Menggunakan fasilitas gratis
sebuah model bisnis yang memberikan sebagai bagian dari rencana internet
harga sangat murah pada sebagian produk marketing strategis yang dapat
bahkan terkadang gratis dalam rangka meningkatkan pengaruh internet marketing
meningkatkan penjualan dari produk yang menyenangkan bagi siapapun. Orang
utama mereka, seperti proses penjualan sangat menyukai untuk menerima item
printer dan cartidge, dimana harga catridge yang diberikan kepada mereka tanpa biaya
hampir sama dengan membeli perangkat sama sekali. Ketika mereka menggunakan
printer baru lengkap dengan gratis freebie, mereka juga, dengan cara, secara
catridge. sukarela mendukung merek tersebut. Hal
Setiap bisnis online memiliki internet ini terutama sekali, jika mereka merasa
sendiri strategis rencana pemasaran untuk sangat bermanfaat atau terbantu dalam
meningkatkan dan pemasaran pengaruh beberapa hal.
popularitas produk, merek atau jasa

Multiply

Multiply adalah layanan jaringan sosial


dengan penekanan yang memungkinkan
pengguna untuk berbagi media - seperti
foto, video dan entri blog - dengan "dunia
nyata" jaringan mereka. Situs ini
diluncurkan pada bulan Maret 2004
Gambar 4: Contoh E Learning yang dimiliki oleh multiply
dengan dukungan oleh VantagePoint
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

18
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Venture Partners , Point Judith Capital , hubungan mereka tingkat pertama. Selain
Transcosmos, dan investor swasta. itu, pengguna didorong untuk menentukan
Multiply memiliki lebih dari 11 juta sifat hubungan mereka dengan satu sama
pengguna terdaftar. Perusahaan ini lain, sehingga memungkinkan untuk
berpusat di Boca Raton, Florida . berbagi konten dengan seluruh jaringan
Quantcast memperkirakan Multiply mereka terkait masing-masing orang, atau
memiliki 3,5 juta unik pengunjung unik himpunan bagian daripadanya termasuk
setiap bulannya. Di Multiply, jaringan teman, keluarga, kontak profesional, dan
seorang pengguna terbentuk dari kontak sebagainya.
langsung mereka, serta yang lain yang
berhubungan erat kepada mereka melalui
Cara menggunakan Multiply sebagai  Menciptakan komunitas sejenis
fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai yang berisi para peserta online
berikut : class pada subject yang sama,
 Menjadikan multiply sebagai saling berbagi data dan informasi
penyimpanan berkas pekerjaan sesama group ini secara tersendiri.
siswa, seperti buku tugas pada  Dosen dapat langsung memberi
proses pembelajaran online. Setiap komentar pada data yang diupload,
mahasiswa memiliki personal blog dan menggunakan ini sebagai
multiply, dan didalamnya media sistensi / bimbingan tugas
digunakan untuk menyimpan mahasiswa.
berkas-berkas tugas berupa data
foto, analisis, link-link sumber
pustaka, dsb.

Scribd
Scribd adalah dokumen-sharing berbasis
Web 2.0. Website yang memungkinkan
pengguna untuk mengirim dokumen dari
berbagai format, dan menanamkan mereka
ke dalam halaman web menggunakan
format iPaper nya. Scribd didirikan oleh
Trip Adler tahun 2006.
Cara menggunakan Scribd sebagai fasilitas
freebies e-learning, adalah sebagai berikut Gambar 5: Contoh Scribd sebagai media
penyimpanan sekaligus publikasi dokumen seorang
: dosen.
 Dosen dapat mengupload
dokumen-dokumen pembelajaran
dan materi perkuliahannya secara
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

19
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

online dan mahasiswa dapat telah dibacanya melalui rangkaian


langsung membaca tanpa perlu aktivitas yang dilakukan oleh sang
mendownload terlebih dahulu. dosen.
 Dengan cara ini, seorang dosen  Mahasiswa dapat menemukan
dapat melakukan proses publikasi literatur lain sehubungan dengan
pada karya-karyanya. materi yang dibutuhkan milik para
 Dosen dapat dengan mudah ilmuwan lain yang juga diupload di
membagi informasi ebook yang Scribd.

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

20
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Youtube orang tua di sebuah bus di Hong Kong,


dan telah dibahas secara luas di media
mainstream.
Cara menggunakan Youtube sebagai
fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai
berikut :
 Sebagai media penyimpanan dan
publikasi video-video tutorial dari
proses pembelajaran yang
Gambar 7: Contoh tampilan youtube untuk penyimpanan memerlukan langkah-langkah
video
Gambartutorial
6 : Youtube sebagai media e-learning berupa detail dalam setiap sesi
video-video turorial.
YouTube adalah video-sharing website di pembelajaran.
mana pengguna dapat meng-upload,  Sebagai media informasi tentang
obyek yang tidak dapat dikunjungi
berbagi, dan tampilan video. Didirikan
secara detail menyangkut suasana
pada Febuari 2005 (Hopkins, Jim, October
yang terekam dalam gerak dan
11, 2006). Sebelum peluncuran YouTube
suara.
pada tahun 2005, ada beberapa metode
yang mudah tersedia bagi pengguna Daftar Pustaka :

komputer biasa yang ingin memposting Hopkins, Jim (October 11, 2006).
video secara online. Dengan antarmuka http://www.usatoday.com/tech/news/
sederhana, YouTube memungkinkan bagi 2006-10-11-youtube-karim_x.htm.
siapa saja dengan koneksi Internet untuk Retrieved November 29, 2008.
Martin, Richard (2001-08-06). "The
mengirim video yang pemirsa di seluruh
Razor's Edge". The Industry
dunia bisa menonton dalam beberapa
Standard.
menit. Berbagai macam topik yang dibahas Red Herring, "VCs Count on
oleh YouTube telah berubah berbagi video Multiply.com".
ke salah satu bagian yang paling penting http://www.redherring.com/Home/22
dari budaya internet . 757
"Publishers, Authors Weigh Merits of
Contoh awal dampak sosial dari YouTube
Scribd".
adalah keberhasilan “Paman Bus” video
http://www.publishersweekly.com/article/
pada tahun 2006. Ini menunjukkan
CA6640708.html?q=scribd/.
percakapan panas antara pemuda dan

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

21
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)


Oleh: Ir. Loekman Mohamadi. MSc.

Abstraksi
Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada
umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan
ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai
komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang
berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang
sebagain besar terdiri dari masyarakat ber-penghasilan rendah, sehingga
tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya.

1. Latar Belakang menunjukkan reaksinya berupa :


Pembangunan perkotaan hampir selalu meningkatnya suhu udara di
disertai dengan alih fungsi lahan. Hal perkotaan, penurunan air tanah,
ini telah menimbulkan gejala banjir/genangan, penurunan
menurunnya daya dukung lingkungan permukaan muka tanah, pencemaran
terutama lahan yang menopang air, pencemaran udara seperti
kehidupan masyarakat di kawasan meningkatnya kadar CO,
perkotaan. karbondioksida, oksida nitrogen dan
Pembangunan daerah perkotaan belerang, debu, suasana yang gersang,
mempunyai kecenderungan untuk bising dan
meminimalkan ruang terbuka hijau. kotor.
Lahan-lahan hijau yang ditanami Hijaunya kota tidak hanya menjadikan
tumbuhan banyak dialih-fungsikan kota itu indah dan sejuk namun aspek
menjadi pertokoan, pemukiman, kelestarian, keserasian, keselarasan,
tempat rekreasi, industri dan lain-lain. dan keseimbangan sumberdaya alam,
Ternyata pembangunan perkotaan yang pada gilirannya akan membawa
selama ini hanya maju secara ekonomi dampak berupa kenyamanan,
namun mundur secara ekologi. kesegaran, terbebasnya kota dari
Padahal kestabilan kota secara ekologi polusi dan kebisingan serta sehat dan
sangat penting, sama pentingnya cerdasnya warga kota.
dengan nilai kestabilannya secara Peranan Ruang Publik dapat
ekonomi. memberikan kharakter kotanya dan
Oleh karena terganggunya pada umumnya memiliki fungsi
kestabilan ekosistem perkotaan, interaksi sosial bagi masyarakat,
maka alam kegiatan ekonomi rakyat dan tempat
apresiasi budaya. Secara langsung
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

22
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

nilai komersial yang ditawarkan tidak c. Sebagai tempat kegiatan


begitu menjanjikan bagi investor yang Pedagang Kaki Lima yang menjajakan
berminat berkiprah menanamkan makanan dan minuman, pakaian,
modalnya, karena pangsa pasar yang souvenir, dan jasa entertaimen seperti
sebagain besar terdiri dari masyarakat tukang sulap, tarian kera dan ular, dan
ber-penghasilan rendah, sehingga sebagainya terutama dimalam hari.
tidak dapat diandalkan untuk Sebagai paru paru kota yang semakin
pengembalian modalnya. Padahal padat, sehingga masyarakat banyak
fungsi Ruang publik dapat yang memanfaatkan sebagai tempat
diuraikan sebagai berikut : olah raga, bermain dan santai bersama
a. Sebagai pusat interaksi, keluarga.
komunikasi masyarakat baik formal, Seiring dengan perkembangan
seperti upacara upacara bendera, perekonomian kota yang semakin
sholat Ied pada Hari Idul Fitri, dan meningkat banyak investor yang
peringatan peringatan yang lain; mengincar ruang ruang publik kota
informal, seperti pertemuan pertemuan sebagai tempat bisnis. Karena secara
individual, kelompok masyarakat langsung dinilai beberapa pihak
dalam acara santai dan rekreatif atau bahwa pemanfaatan ruang ruang
tempat bermain/ olahraga anak2 dan publik kota tersebut tidak banyak
dewasa. memberikan kontribusi yang berarti,
b. Sebagai ruang terbuka yang sehingga banyak yang bersikeras
menampung koridor koridor jalan untuk merubah ke fungsi ekonomi
yang menuju kearah ruang publik yang lebih menguntungkan. Dimasa
tersebut dan sebagai ruang pengikat mendatang pada setup program yang
dilihat dari struktur kota, sekaligus akan merubah fungsi ruang publik
sebagai pembagi ruang ruang fungsi dengan fungsi lain harus melalui
bangunan disekitamya serta ruang proses yang melibatkan pendapat atau
untuk transit bagi masyarakat yang aspirasi masyarakat kota. Sehingga
akan pindah kearah tujuan lain. tidak menimbulkan kerawanan sosial
yaqg berdampak pada suasana kota.

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

23
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

komunikasi masyarakat baik


formal, seperti upacara upacara
bendera, sholat Ied pada Hari Idul
Fitri, dan peringatan peringatan
Hijaunya kota tidak hanya menjadikan yang lain; informal, seperti
kota itu indah dan sejuk namun aspek pertemuan pertemuan individual,
kelestarian, keserasian, keselarasan, kelompok masyarakat dalam acara
dan keseimbangan sumberdaya alam, santai dan rekreatif atau tempat
yang pada gilirannya akan membawa bermain/ olahraga anak2 dan
dampak berupa kenyamanan, dewasa.
kesegaran, terbebasnya kota dari polusi b. Sebagai ruang terbuka yang
dan kebisingan serta sehat dan menampung koridor koridor jalan
cerdasnya warga kota. yang menuju kearah ruang publik
Peranan Ruang Publik dapat tersebut dan sebagai ruang
memberikan kharakter kotanya dan pengikat dilihat dari struktur kota,
pada umumnya memiliki fungsi sekaligus sebagai pembagi ruang
ruang fungsi bangunan disekitamya
interaksi sosial bagi masyarakat,
serta ruang untuk transit bagi
kegiatan ekonomi rakyat dan tempat
masyarakat yang akan pindah
apresiasi budaya. Secara langsung kearah tujuan lain.
nilai komersial yang ditawarkan c. Sebagai tempat kegiatan Pedagang
tidak begitu menjanjikan bagi Kaki Lima yang menjajakan
investor yang berminat berkiprah makanan dan minuman, pakaian,
menanamkan modalnya, karena souvenir, dan jasa entertaimen
pangsa pasar yang sebagain besar seperti tukang sulap, tarian kera
terdiri dari masyarakat ber- dan ular, dan sebagainya terutama
penghasilan rendah, sehingga tidak dimalam hari.
dapat diandalkan untuk Sebagai paru paru kota yang
pengembalian modalnya. Padahal semakin padat, sehingga
fungsi Ruang publik dapat diuraikan masyarakat banyak yang
memanfaatkan sebagai tempat olah
sebagai berikut :
raga, bermain dan santai bersama
keluarga.
a. Sebagai pusat interaksi,
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

24
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Seiring dengan perkembangan mengincar ruang ruang publik kota


perekonomian kota yang semakin sebagai tempat bisnis. Karena secara
meningkat banyak investor yang
langsung dinilai beberapa pihak bahwa yang melibatkan pendapat atau aspirasi
pemanfaatan ruang ruang publik kota masyarakat kota. Sehingga tidak
tersebut tidak banyak memberikan menimbulkan kerawanan sosial yang
kontribusi yang berarti, sehingga banyak berdampak pada suasana kota.
yang bersikeras untuk merubah ke fungsi
ekonomi yang lebih menguntungkan. Sebagai paru paru kota yang semakin
Dimasa mendatang pada setup program padat, sehingga masyarakat banyak yang
yang akan merubah fungsi ruang publik memanfaatkan sebagai tempat olah raga,
dengan fungsi lain harus melalui proses bermain dan santai bersama keluarga.

Dengan berkembangnya kawasan


perkotaan yang cenderung
mengalihfungsikan lahan dan kurang
mempertimbangkan ruang terbuka hijau,
maka dampak yang dirasakan adalah
menurunnya kualitas lingkungan hidup.

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

25
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Beberapa kota besar telah membangun kota dicerminkan dengan menjamurnya


dan mengembangkan hutan kota untuk mall-mall, super mall, dan hyper
mengantisipasi masalah tersebut di atas, market yang nota bene adalah kegiatan
namun ada juga pembangunan hutan usaha padat modal. Di negara negara
kotanya masih dalam tarap sosialis/ komunis pusat pusat kotanya
perencanaan. selalu diisi dengan bangunan pemimpin
partai. Jelas bahwa kota kota itu bukan
hanya sekedar kumpulan dari bangunan
1. Pengertian Kota. bangunan gedung, tetapi dibalik itu
HARRIS dan ULLMAN (1945)
semua melambangkan kemajuan aneka
melihat kota sebagai pusat untuk
ragam budaya, ilmu pengetahuan, dan
permukiman dan pemanfaatan bumi
teknologi, serta kekuatan
oleh manusia. Manusia disitu unggul
perekonomian.
untuk mengekspolitasi bumi, hal ini
Sedang dalam Sensus Penduduk
dibuktikan dengan adanya pertumbuhan
Indonesia tahun 1990, Biro Pusat
kota yang sangat pesat dan mekar
Statistik (BPS) mendefinisikan daerah
secara terus menerus. Tetapi
perkotaan secara fungsional. Daerah
senyampang mekar dan tumbuh, terjadi
daerah yang jumlah penduduknya
pula pemiskinan dan masalah bagi
66.000 jiwa lebih dikatagorikan sebagai
manusianya, sehingga muncul berbagai
daerah perkotaan, asal memenuhi
permasalahan sosial didalamnya.
beberapa persyaratan sebagai berikut :

 Mempunyai kepadatan lebih dari


Adapun dizaman modern seperti
5.000 jiwa per kilometer persegi,
sekarang ini, pusat pusat kota dinegara
 Kurang dari 25 persen rumah
negara kapitalis berupa Central
tangganya bekerja disektor
Business District, sedang pencakar
pertanian,
langit sebagai status simbol peradaban
 Memiliki sekurang kurangnya
melambangkan kekuatan dan
delapan fasilitas modern yang
kemampuan teknologi manusia.
meliputi listrik, air leideng, rumah
Sementara di indonesia perkembangan
sakit, Sekolah Lanjutan Atas
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

26
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(SMA), pasar, bank, kantor pos, dan semua terkandung banyak sekali
sebagainya. berbagai kesan lainnya, kenangan,
Kesan orang orang terhadap bangunan, pengalaman, harapan, bau/ aroma,
utamanya lingkungan, atau kota secara kekacauan, kemacetan, kenangan
keseluruhan lebih dari sekedar dari perjuangan hidup dan mati, dan
kesan visual semata. Tetapi dibalik itu kenangan lainnya yang masing masing
ini akan memberi pengaruh khusus dalam suatu buku berjudul ”The Image
pada masing masing orang yang of City”, dan ia menemukan suatu
mengalami/ melihatnya. Dari suasana temuan adanya kesamaan persepsi/
ini bagian bagian kota akan kesan/ image dari warga kota terhadap
memberikan kesan tersendiri bagi bagian kota mereka yaitu berupa bentuk
warga kota dan kadang satu dan lainnya bentuk kota dan karya arsitektur
tidak sama pengaruhnya atau sebagai bagian dari bentuk kota
sebaliknya. Hal paling penting dalam tersebut. Dari penemuannya tersebut
memberikan image/ kesan pada didapatkan adanya 5 (lima ) elemen
warganya adalah adanya kesamaan dasar dalam pembentukan image kota
kesan bagi masing masing orang, pada warganya atau orang lain/
misalnya pada bangunan tertentu pendatang pada suatu kota. Kelima
didalam kota atau bagian bagian elemen dasar yang membentuk image
lainnya. kota tersebut ialah :
Beberapa tahun yang lalu Prof. Kevin
Lynch (1960) mengadakan suatu studi saling bertemu dimasing masing batas

yang meneliti kesan orang orang warga wilayahnya, maka akan terjadi suatu

suatu kota terhadap kota mereka. Hasil bentuk pertemuan.

penelitiannya ini kemudian diterbitkan

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

27
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dari bagian yang lain. Misalnya,


1) Districts, kawasan Simpang lima merupakan
Suatu kota terbentuk dari beberapa daerah persimpangan yang paling
komponen permukiman atau distrik, terkenal di kota Semarang, atau
wilayah pusatnya, pinggiran, kawasan Malioboro untuk kota
wilayah permukiman, wilayah Yogyakarta, atau kawasan kauman
industri, daerah kampus/ hampir semua kota kota di Jawa
pendidikan, terminal, dan mempunyai dan pasti berada di
sebagainya. Kadang ada bagian dari belakang Masjid besar kota
wilayah/ daerah ini lebih dikenal bersangkutan.

Gb.1). Districts,

2) E d g e s, batas wilayahnya, maka akan


Akhir dari suatu distrik adalah terjadi suatu bentuk pertemuan.
edge/ batas. Beberapa distrik tidak Bentuk pertemuan ini kadang
mempunyai edge sama sekali, tetapi sangat kabur dan tidak jelas, apalagi
secara samar batas ini menyatu untuk kota kota di Indonesia yang
dengan daerah distrik lainnya yang pembagian wilayah distrik biasanya
bersebelahan. Ketika dua distrik hanya dibatasi oleh adanya jaringan
saling bertemu dimasing masing jalan.

Gb.2). E d g e s.
Sosok visual yang paling menonjol
3) Landmarks, dari satu kota disebut dengan landmarks.
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

28
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Beberapa landmarks biasanya sangat besar/ sebuah patung kecil disuatu taman kota.
luas dan tetap dapat terlihat dari kejauhan, Landmarks merupakan elemen yang
misalnya patung Liberty di New York, penting, karena ia bisa memberikan arahan
Tugu Monumen Nasional di Jakarta, dan orientasi dan pengenalan wilayah
sebagainya. Tetapi ada beberapa landmarks sekitarnya pada warga kota atau pendatang.
yang tidak begitu besar dan hanya terlihat Landmark yang bagus adalah bila ia bisa
pada jarak yang relatif dekat, seperti menyatu secara harmonis dengan
misalnya sebuah taman, jam kota, atau lingkungan sekitar kota bersangkutan.

Gb.3). Landmarks.

aktifnya. Dimana landmarks lebih


4) N o d e s, dikenal karena bentuk phisiknya
Node adalah sebuah pusat suatu sebagai suatu obyek, nodes dikenal
kegiatan. Secara aktual ini bisa karena adanya peran aktif untuk
berupa salah satu landmarks, tetapi menjalankan aktifitasnya.
ia dikenali lebih karena peran

Gb.4). N o d e s .

Pada skala kota, perancangan kota sangat utama ini (Lynch, 1960). Konsep yang
berkaitan dengan kelima elemen visual dikemukan para teoritisi dan praktisi
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

29
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

terkemuka tersebut telah diterapkan ditanami tetumbuhan. Dari berbagai


dibeberapa banyak rencana tataguna lahan referensi dan pengertian tentang eksistensi
kota. Apapun konsep khusus yang nyata sehari-hari, maka RTH dapat
digunakan, ada kesepakatan umum bahwa dijabarkan dalam pengertian, sebagai:
perancangan kota haruslah mengenali dan Pengertian RTH, (1) adalah suatu lapang
menunjang elemen visual tersebut dengan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan,
meningkatkan kualitas esetetika, derajad pada berbagai strata, mulai dari penutup
kepentingan sebagai acuan titik tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman
pemandangan kota, dan kontribusinya tinggi berkayu); (2) “Sebentang lahan
kepada kesadaran dan gengsi warga kota. terbuka tanpa bangunan yang mempunyai
ukuran, bentuk dan batas geografis
Ia (Lynch) menyimpulkan bahwa orang tertentu dengan status penguasaan apapun,
sangat memperhatikan lingkungan fisik yang di dalamnya terdapat tetumbuhan
kota, mereka sering membicarakan, hijau berkayu dan tahunan (perennial
menggambarkan dan membuat peta woody plants), dengan pepohonan sebagai
lingkungannya dalam subyek-subyek yang tumbuhan penciri utama dan tumbuhan
berbeda serta menerapkan beberapa lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan
peraturan untuk mendukung tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai
keberadaannya. Hal ini juga sangat jelas tumbuhan pelengkap, serta benda-benda
bahwa orang orang mempunyai kesan yang lain yang juga sebagai pelengkap dan
berbeda pada masing masing kota, kesan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”
yang mereka dapat setiap datang kesuatu (Purnomohadi, 1995).
kota akan terakumulasi dan menjadi kesan Sedang Ruang Terbuka (RT), tak harus
yang sangat pribadi pada kota tersebut. ditanami tetumbuhan, atau hanya sedikit
terdapat tetumbuhan, namun mampu
2. Ruang Publik (Ruang Terbuka berfungsi sebagai unsur ventilasi kota,
Hijau/ RTH) seperti plaza dan alun-alun. Tanpa RT,
a) Pengertian/Definisi: apalagi RTH, maka lingkungan kota akan
Sebagai salah satu unsur kota yang penting menjadi „Hutan Beton‟ yang gersang, kota
khususnya dilihat dari fungsi ekologis, menjadi sebuah pulau panas (heat island)
maka betapa sempit atau kecilnya ukuran yang tidak sehat, tidak nyaman, tidak
RTH Kota (Urban Green Open Space) manusiawi, sebab tak layak huni.
yang ada, termasuk halaman Secara hukum (hak atas tanah), RTH bisa
rumah/bangunan pribadi, seyogyanya dapat berstatus sebagai hak milik pribadi
dimanfaatkan sebagai ruang hijau yang (halaman rumah), atau badan usaha
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

30
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(lingkungan skala ruang publik tersebut dan


permukiman/neighborhood), seperti: sebagai pengikat fungsi kota
sekolah, rumah sakit, perkantoran, lain disekitarnya sekaligus
bangunan peribadatan, tempat rekreasi, sebagi area transit bagi
lahan pertanian kota, dan sebagainya), masyarakat yang akan
maupun milik umum, seperti: Taman- berpindah kearah lain,
taman Kota, Kebun Raja, Kebun Botani, c. Sebagai paru paru kota yang
Kebun Binatang, Taman Hutan semakin padat, sehingga
Kota/Urban Forest Park, Lapangan masyarakat banyak yang
Olahraga (umum), Jalur-jalur Hijau (green dapat memanfaatkan
belts dan/atau koridor hijau): lalu-lintas, sebagai tempat bermain dan
kereta api, tepian laut/pesisir pantai/sungai, santai bersama handai
jaringan tenaga listrik: saluran utama taulan.
tegangan ekstra tinggi/SUTET, Taman
Pemakaman Umum (TPU), dan daerah 2). Sedang kriteria sebagai ruang
cadangan perkembangan kota (bila ada). publik secara esensial ada tiga
yakni:
b) Karakter dan Kriteria ruang a. Dapat memberi makna atau
publik arti bagi masyarakat
Ruang publik harus dapat (meaningful),
menciptakan karakter kota dan pada b. Tanggap terhadap semua
umumnya memiliki fungsi tempat keinginan pengguna dan
berinteraksi sosial bagi masyarakat. dapat mengakomodasi
kegiatan yang ada
1). Sebagai ruang publik, fungsi (responsive),
Ruang Terbuka Hijau (open c. Dapat menerima kehadiran
Space) dapat diuraikan sebagai berbagai lapisan masyarakat
berikut: dengan bebas tanpa ada
a. Sebagai pusat interaksi dan diskriminasi (democratic).
komunikasi masyarakat,
baik formal maupun 3). Selanjutnya menurut Kevin
informal, Lynch (1981), sebuah ruang
b. Sebagai ruang terbuka yang publik harus mempunyai lima
menampung koridor koridor dimensi tampilan (Five
jalan yang menuju kearah performance dimension), yaitu:
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

31
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

a. Vitalitas (vitality), lapangan olah raga,


Menitik beratkan pada suatu pemakaman.
sistim keamanan, kecocokan 3). Berdasarkan sifat dan karakter
ukuran atau kelayakan ekologisnya
antara tuntutan manusia (a). RTH kawasan (areal,
dalam hal temperatur, non linear)
anatomi tubuh, dan fungsi (b). RTH jalur (koridor,
tubuh, linear)
b. Kepekaan (sense), 4). Berdasarkan penggunaan
Dimensi kepekaan yang lahan atau kawasan
dimaksud disini meliputi fungsionalnya:
bentuk, kualitas, dan (a). RTH kawasan
identitas lingkungan, perdagangan,
c. Kelayakan (fit), (b). RTH kawasan
Menitik beratkan pada perindustrian,
kelayakan antara ruang dan (c). RTH kawasan
karakter bentuk yang ada, permukiman,
d. Pencapaian (access), (d). RTH kawasan pertanian,
Memperhatikan kemampuan dan
orang menuju ketempat satu (e). RTH kawasan-kawasan
ke yang lain melalui ruang khusus, seperti
publik ini, pemakaman, hankam,
e. Pemeriksaan (control), olah raga, alamiah.
Diarahkan pada ruang ruang 5). Berdasarkan Status
kegiatan, tempat rekreasi. kepemilikannya:
(a). RTH publik, yaitu yang
c) Bentuk Ruang Terbuka Hijau berlokasi pada lahan-
(RTH): lahan publik atau lahan
Berdasarkan bobot yang dimiliki oleh
kealamiahannya: pemerintah (pusat,
1). RTH Alami antara lain; habitat daerah),
liar/alami, kawasan lindung (b). RTH privat atau non
2). RTH Non Alami atau RTH publik, yaitu yang
Binaan antara lain; pertanian berlokasi pada lahan-
kota, pertamanan kota, lahan milik privat.
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

32
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Fisik Fungsi Struktur Kepemilikan


Ekologis
RTH Pola
R Sosial/ RTH Publik
Alami Ekologis
T
Budaya
H
RTH Non- Arsitektural Pola RTH Privat
alami Planologis
Ekonomi

d) Fungsi dan Manfaat:


Fungsi RTH terdiri dari fungsi e) Pola dan Struktur Fungsional
utama (intrinsik) yaitu fungsi Pola RTH terdiri dari:
ekologis, dan fungsi tambahan 1). RTH struktural, merupakan
(ekstrinsik) yaitu fungsi pola RTH yang dibangun oleh
arsitektural, sosial, dan fungsi hubungan fungsional antar
ekonomi. Dalam suatu wilayah komponen pembentuknya
perkotaan empat fungsi utama ini yang mempunyai pola hierarki
dapat dikombinasikan sesuai planologis yang bersifat
dengan kebutuhan, kepentingan, antroposentris. RTH tipe ini
dan keberlanjutan kota. didominasi oleh fungsi-fungsi
Manfaat RTH dibagi atas manfaat non ekologis dengan struktur
langsung (dalam pengertian cepat RTH binaan yang
dan bersifat tangible) seperti berhierarkhi.
mendapatkan bahan-bahan untuk 2). RTH non struktural.
dijual (kayu, daun, bunga), RTH non struktural
kenyamanan fisik (teduh, segar), merupakan pola RTH yang
keinginan dan manfaat tidak dibangun oleh hubungan
langsung (berjangka panjang dan fungsional antar komponen
bersifat intangible) seperti pembentuknya yang
perlindungan tata air dan konservasi umumnya tidak mengikuti
hayati atau keanekaragaman hayati. pola hierarki planologis
karena bersifat ekosentris.
RTH tipe ini memiliki fungsi
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

33
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ekologis yang sangat dominan Skala pelayanan taman ini


dengan struktur RTH alami adalah tingkat nasional,
yang tidak berhierarki. lokasinya berada dipusat
kota seperti Jakarta yang
f) Tipologi Ruang Terbuka Hijau berpengaruh terhadap
Dari perkembangan sejarah ruang kegiatan nasional.
publik kota memberi pandangan Bentuknya berupa zona
yang lebih luas tentang bentuk ruang terbuka yang memiliki
variasi dan karakternya. Ruang peran sangat penting dengan
publik ini berkembang sejalan luasan melebihi taman taman
dengan kebutuhan manusia dalam kota yang lain. Contohnya
melakukan kegiatan bersama, adalah Taman Monumen
apakah berkaitan dengan sosial, Nasional ( Monas ) Jakarta.
ekonomi, dan budaya. Sikap dan Kegiatan-kegiatan yang
perilaku manusia yang dipengaruhi dilaksanakan disini berskala
oleh perkembangan teknologi juga nasional. Disamping
berpengaruh terhadap tipologi sebagai landmark kota
ruang publik kota yang Jakarta juga dapat sebagai
direncanakan. Asesori ruang landmark nasional,
publik yang harus disediakan terutama tugu monumen
semakin berkembang, baik dari yang didukung dengan
segi kualitas desain, bahan dan elemen asesori kota yang
perawatannya. Tipologi ruang lain seperti air mancur,
publik ini banyak variasi yang jalan pedestrian yang
kadang kadang memiliki perbedaan diatur dengan pola pola
yang tipis sehingga seolah olah yang menarik, disamping
memberi pengertian yang tumpang taman dan penghijauan
tindih (overlapping) . disekitar kawasan tersebut.
Menurut Stephen Carr (1992)
tipologi ruang publik dibagi 2). Taman Pusat kota (Downtown
menjadi beberapa tipe dan parks )
karakter sebagai berikut : Taman ini berada
dikawasan pusat kota,
1). Taman Nasional (National berbentuk lapangan hijau
Park) yang dikelilingi pohon
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

34
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

pohon peneduh atau berupa tersebut. (Contoh : taman


hutan kota dengan pola taman dipojok-pojok
tradisional atau dapat pula lingkungan/setback bangunan
dengan desain ).
pengembangan baru. (
Contoh : Alun-alun kota 3. Ruang Publik dalam konteks Tata
/Simpang 5 ) Ruang Kota
Areal hijau kota yang Pada prinsipnya tujuan tata ruang
digunakan untuk kegiatan berdasarkan Undang undang RI No. 26
kegiatan santai dan berlokasi Tahun 2007 adalah Penyelenggaraan
dikawasan perkantoran, penataan ruang bertujuan untuk
perdagangan atau mewujudkan ruang wilayah nasional
perumahan kota.(Contoh : yang aman, nyaman, produktif, dan
Lapangan Hijau di berkelanjutan berlandaskan Wawasan
lingkungan perumahan atau Nusantara dan Ketahanan Nasional
perdagangan/perkantoran ). dengan:
a). terwujudnya keharmonisan antara
3). Taman Lingkungan ( lingkungan alam dan lingkungan
Neighborhood park ) buatan;
Ruang terbuka yang b). terwujudnya keterpaduan dalam
Dikembangkan dilingkungan penggunaan sumber daya alam dan
perumahan untuk kegiatan sumber daya buatan dengan
umum seperti bennain anak memperhatikan sumber daya
anak, olah raga dan manusia; dan
bersantai bagi masyarakat c). terwujudnya pelindungan fungsi
disekitarnya. (Contoh : ruang dan pencegahan dampak
Taman kompleks perumahan negatif terhadap lingkungan akibat
). pemanfaatan ruang.
Sedang dalam kerangka Negara
4). Taman kecil ( Mini park ) Kesatuan Republik Indonesia, penataan
Taman kecil yang dikelilingi ruang diselenggarakan berdasarkan
oleh Bangunan bangunan, asas:
kemungkinan termasuk air a). keterpaduan;
mancur yang digunakan untuk b). keserasian, keselarasan, dan
mendukung suasana taman keseimbangan;
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

35
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

c). keberlanjutan; lebih murah, aman, sehat, dan


d). keberdayagunaan dan menyamankan.
keberhasilgunaan; 2). Tata ruang kota penting dalam
e). keterbukaan; usaha untuk efisiensi sumberdaya
f). keterbukaan; kota dan juga efektifitas
g). kebersamaan dan kemitraan; penggunaannya, baik sumberdaya
h). pelindungan kepentingan umum; alam maupun sumberdaya
i). kepastian hukum dan keadilan; dan lainnya.
akuntabilitas. Ruang-ruang kota yang ditata
terkait dan saling
berkesinambungan ini
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
mempunyai berbagai pendekatan
Wilayah Perkotaan
dalam perencanaan dan
1). Kota mempunyai luas yang pembangunannya. Tata guna
tertentu dan terbatas lahan, sistem transportasi, dan
Permintaan akan pemanfaatan sistem jaringan utilitas merupakan
lahan kota untuk pembangunan tiga faktor utama dalam menata
berbagai fasilitas perkotaan ruang kota. Dalam perkembangan
banyak menyita lahan-lahan selanjutnya, konsep ruang kota
ruang terbuka. Keberadaan RTH selain dikaitkan dengan
sering dianggap sebagai lahan permasalahan utama perkotaan
cadangan dan tidak ekonomis. yang akan dicari solusinya juga
Di lain pihak, kemajuan alat dan dikaitkan dengan pencapaian
pertambahan jalur transportasi tujuan akhir dari suatu penataan
dan sistem utilitas, telah ruang yaitu untuk kesejahteraan,
menambah jumlah bahan kenyamanan, serta kesehatan
pencemar dan telah menimbulkan warga dan kotanya.
berbagai ketidak nyamanan di 3). Berbagai fungsi RTH (fungsi
lingkungan perkotaan. ekologis, sosial, ekonomi, dan
Untuk mengatasi kondisi arsitektural) dan nilai estetika
lingkungan kota seperti ini sangat yang dimilikinya (obyek dan
diperlukan RTH sebagai suatu lingkungan) dapat meningkatkan
teknik bioengineering dan kualitas lingkungan juga dapat
bentukan biofilter yang relative menjadi nilai kebanggaan dan
identitas kota.
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

36
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

4). Keberadaan RTH penting dalam pembangunan dan fungsi-fungsi


mengendalikan dan memelihara lingkungan.
integritas dan kualitas 5). Kelestarian RTH suatu wilayah
lingkungan. Pengendalian perkotaan harus disertai dengan
pembangunan wilayah perkotaan ketersediaan dan seleksi tanaman
harus dilakukan secara yang sesuai dengan arah rencana
proporsional dan berada dalam dan rancangannya.
keseimbangan antara
6).

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

37
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

RENCANA TATA RUANG


Ps. 17 ayat (1)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang


Ps. 17 ayat (2)
Ps. 17 ayat (3)

Rencana Rencana Sistem Peruntukan Peruntukan


Sistem Pusat Jaringan Prasarana Kawasan Kawasan Budidaya
Permukiman Lindung
Ps. 17 ayat (4)

Sistem Wilayah Sistem Jaringan Kegiatan


Transportasi Pelestarian
Sistem internal Lingkungan Hidup
Perkotaan Sistem Jaringan
Energi Kegiatan Sosial

Sistem Jaringan Kegiatan Budaya


Telekomunikasi
Kegiatan Ekonomi
Sistem
Persampahan & Kegiatan
Sanitasi Pertahanan &
Keamanan
Sistem Jaringan
SDA, dll.
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan
UU No: 26/ 2007 paling sedikit 30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5)

Penguatan Aspek Pelestarian Lingkungan Hidup


Dalam Rencana Tata Ruang
Pasal 17 ayat (5) UUPR memuat: dalam rangka pelestarian lingkungan dalam
rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga
puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.

CONTOH DAERAH ALIRAN SUNGAI


YANG LUAS KAWASAN HUTANNYA
KURANG DARI 30 %

KAWASAN HUTAN DI DAS


CILIWUNG KURANG LEBIH 15 %
UU No: 26/ 2007

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

38
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PENGATURAN PROPORSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA WILAYAH


KOTA
RUANG TERBUKA

RUANG TERBUKA NON HIJAU


RUANG TERBUKA
NON HIJAU PRIVAT

RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK

RUANG TERBUKA HIJAU


(MIN 30% LUAS KOTA)
RTH PUBLIK
Ps. 29 ayat (2)
Ps. 29 ayat (1) (20% LUAS KOTA)
RTH PRIVAT Ps. 29 ayat (3)

UU No: 26/ 2007

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

39
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


WILAYAH PERKOTAAN

FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI


EKOLOGIS ARSITEKTURAL SOSIAL EKONOMI

tak Langsung

tak Langsung

tak Langsung
tak Langsung
Langsung

Langsung

Langsung
Langsung
Man-faat

Man-faat

Man-faat
Man-faat

Man-faat
Man-faat

Man-faat
Man-faat
BENTUK BENTUK BENTUK BENTUK
EKOLOGIS ARSITEKTURAL SOSIAL EKONOMI

Hutan kota, koridor Taman kota, taman Taman lingkungan & Pertanian kota,
sungai, sempadan badan rekreasi, parkway, perumahan, lapangan OR, perkebunan, wisata agro,
air pantai, bird sanctuary, kawasan fungsional & kebun raya, green belt kebun pem-bibitan, green
green belt khusus belt

DAYA DUKUNG KESELARASAN, DAYA DUKUNG MANFAAT


EKOLOGIS KESESUAIAN, SOSIAL EKONOMI
KEINDAHAN

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

40
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG


PUBLIK DI PERKOTAAN

Ir. Sumarwanto, MT

ABSTRAK

Mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang serta dikeluarkannya Instruksi


Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kota yang bertujuan (1) Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang
nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengamanan lingkungan dan (2) mencitakan
keserasian lingkungan alam dan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
Dalam konteks pemanfaatan, pengertian ruang terbuka hijau kota mempunyai
lingkup lebih luas dari sekedar pengisian hijau tumbuh-tumbuhan, sehingga mencakup
pula pengertian dalam bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat.
Menurut Dinas Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi : (a) Ruang
Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan
kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang Terbuka Medium, sepertia
kawasan area pertamanan (city park), sarana olahraga, sarana pemakaman umum, (c)
Ruang Terbuka Hijau Makro, lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman
yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain (play ground),
taman lingkungan (community park), dan lapangan olahraga.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kota kondisi ruang publik
yang ada seperti lapangan (open space) dan taman kota justru mengalami degradasi
karena adanya alih fungsi tata guna lahan.

1. Ruang Terbuka Umum Dan Khusus


Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka
Pengertian tentang Ruang Terbuka
Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut :
Umum dapat diuraikan sebagai berikut :
Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak
1) Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu
di luar massa bangunan.
terletak di luar massa bangunan.
Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan
2) Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan
dipergunakan untuk keperluan
oleh setiap orang (warga) khusus/spesifik.
3) Memberi kesempatan untuk
Contoh ruang terbuka khusus adalah taman
bermacam-macam kegiatan (multi
rumah tinggal, taman lapangan upacara,
fungsi)
daerah lapangan terbang dan daerah untuk
Contoh ruang terbuka umum
latihan kemiliteran.
adalah jalan, pedestrian taman
lingkungan, plaza, lapangan olahraga,
taman kota, dan taman rekreasi.
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

41
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Menurut Rob Rimer (Urban Space)


2. Ruang Terbuka Ditinjau Dari bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat
Kegiatannya dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang
Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi atas terbuka berbentuk memanjang (koridor) dan
2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka ruang terbuka berbentuk membulat.
aktif dan ruang terbuka pasif. 1) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor)
1) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka pada umumnya hanya mempunyai batas
yang mempunyai unsur-unsur kegiatan pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang
didalamnya misalkan bermain, olahraga, terbuka jalan, dan bentuk ruang terbuka
jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa sungai.
plaza, lapangan olahraga, tempat bermain 2) Ruang terbuka bentuk membulat pada
anak dan remaja, penghijauan tepi sungai umumnya mempunyai batas
sebagai tempat rekreasi. disekelilingnya, misalkan, bentuk ruang
2) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka lapangan upacara, bentuk ruang area
yang didalamnya tidak mengandung unsur- rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan
unsur olahraga.
kegiatan
manusia
misalkan,
penghijauan 4. Ruang Terbuka Ditinjau Dari Sifatnya
tepian jalur Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang
jalan, terbuka, yakni ruang terbuka lingkungan dan
penghijauan tepian rel kereta api, ruang terbuka antar bangunan.
penghijauan tepian bantaran sungai, 1) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang
ataupun penghijauan daerah yang bersifat terbuka yang terdapat pada suatu
alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi lingkungan dan sifatnya umum.
sebagai keindahan visual dan fungsi 2) Ruang terbuka antarbangunan adalah
ekologis belaka. ruang terbuka yang terbentuk oleh massa
3. Ruang Terbuka Ditinjau Dari Segi bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat
Bentuk umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi
bangunannya.
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

42
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Secara sistem, ruang terbuka hijau kota


5. Fungsi Ruang Terbuka pada dasarnya adalah bagian dari kota yang
1) Fungsi sosial tidak terbangun, yang berfungsi menunjang
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan
lain : kualitas lingkungan dan pelestarian alam, dan
a) Tempat bermain dan olahraga; umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear
b) Tempat bermain dan sarana olahraga; atau koridor dan ruang pulau atau oasis
c) Tempat komunikasi sosial; (Spreigen, 1965). Pendapat tersebut juga
d) Tempat peralihan dan menunggu; ditunjang oleh Krier (1975) yang menyatakan
e) Tempat untuk mendapatkan udara segar; bahwa ruang terbuka terdiri dari path and
f) Sarana penghubung antara satu tempat room, sebagai jalur pergerakan dan yang
dengan tempat lainnya; lainnya sebagai tempat istirahat, kegiatan, atau
g) Pembatas di antara massa bangunan; tujuan. Hal senada dinyatakan Gosling (1989)
h) Sarana penelitian dan pendidikan serta bahwa ruang terbuka di dalam kota dapat
penyuluhan bagi masyarakat utnuk berbentuk man made and natural yang terjadi
membentuk kesadaran lingkungan; akibat teknologi seperti koridor jalan dan
i) Sarana untuk menciptakan kebersihan, pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk,
kesehatan, keserasian, dan keindahan hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah
lingkungan. yang telah ada sebelumnya. Pada dasarnya
2) Fungsi ekologis ruang terbuka kota merupakan totalitas
Fungsi ekologis dari ruang terbuka kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat
antara lain : digunakan sebagai suatu sistem orientasi.
a) Penyegaran udara, mempengaruhi dan Mengingat cakupan fungsinya yang
memperbaiki iklim mikro; cukup luas, maka ruang terbuka memiliki arti
b) Menyerap air hujan; penting kesehatan, kesejahteraan, keamanan,
c) Pengendali banjir dan pengatur tata air; dan mampu mendatangkan spirit, kebanggan
d) Memelihara ekosistem tertentu dan melalui penampilannya sedangkan menurut
perlindungan plasma nuftah; klasifikasinya dapat dibagi atas : utility open
e) Pelembut arsitektur bangunan.\ space, green open space, corridor open space,
multiuse classification (De Chiara, 1982)
6. Sistem Ruang Terbuka Hijau Kota
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

43
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Ruang terbuka kota banyak menentukan jaringan pipa, bantaran sungai, dan jaringan
pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk transportasi kereta api.
tujuan kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan 7. Peranan RTHK Terhadap Kehidupan
peningkatan kualitas lingkungan serta Kota
pelestarian alam. Kota tidak
Secara rinci sistem ruang terbuka kota hanya
dapat diuraikan sebagai berikut : merupakan
1. Ruang terbuka untuk kaitan produksi, kumpulan
terdiri dari lahan untuk kehutanan, gedung-
pertanian, produksi mineral, sumber air, gedung dan
komersial, dan rekreasi. sarana fisik lainnya. Akan tetapi, sebuah kota
2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota
daya alam dan manusia terdiri dari rawa dan warga kota. Dua komponen ekosistem ini
untuk habitat tertentu, hutan sebagai akan selalu berinteraksi selama proses
kehidupan satwa, bentukan geologi, batu berkembangnya kota. Perubahan-perubahan
karang, tempat-tempat bersejarah dan yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi
pendidikan. kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di
3. Ruang terbuka untuk kesehatan dan negara berkembang seperti Indonesia dibangun
kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk berdarkan latar belakang agraris, demikian juga
melindungi kualitas air, ruang untuk perkembangan kota Jakarta.
penimbunan sampah buangan, ruang untuk Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang
memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, merupakan ruang terbuka hijau sudah banyak
area untuk menyajikan efek visual yang berubah fungsi menjadi kawasan permukiman
menarik (bukit, pegunungan, lembah, akan memberikan pengaruh terhadap
danau, dan pantai). kehidupan warga kota. Lahan-lahan pertanian
4. Ruang terbuka untuk keamanan umum yang berasa di dalam kota merupakan ruang
terdiri dari waduk pencegahan banjir kanal terbuka hijau produktif yang memberikan
dan lapangan terbang. penghidupan dan sebagian kebutuhan hasil
5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari pertanian bagi warga kota.
koridor kabel tegangan tinggi, koridor 8. Peranan RTHK Terhadap Kualitas
Lingkungan Kota
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

44
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Penataan ruang terbuka hijau secara yang berhubungan dengan kenyamanan dan
tepat akan mampu berperan meningkatkan kualitas lingkungan pada tingkat kewajaran
kualitas armosfer kota, penyegaran udara, sesuai dengan standar hidup sehat bagi warga
menurunkan kadar polusi udara, dan meredam kota.
kebisingan. Penelitian Embleton (1963) 9. Peranan RTHK Terhadap Kelestarian
menyatakan bahwa 1 (satu) hektar ruang Lingkungan
terbuka hijau dapat meredam suara pada db
per 30 meter jarak dari sumber suara pada
frekuensi kurang dari 1.000 CPS atau
penelitian Carpenter (1975) dapat meredam
kebisingan 25-80%.
Pada umumnya ruang terbuka hijau
didominasi oleh tanaman dan tumbuhan, di a. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian

mana unsure ini banyak berpengaruh terhadap Air. Kondisi tata air tanah pada cekungan

kualitas udar kota. Tanaman dapat artesis Jakarta yang sudah semakin buruk

menciptakan iklim mikro, yaitu adanya telah tanpak gejalanya, yaitu merembes-

penurunan suhu sekitar, kelembapan yang nya air laut jauh ke daratan (salt

cukup dan kadar O2 yang bertambah. Hal ini intrusion), semakin keringnya sumber-

dikarenakan adanya proses asimilasi dan sumber air bawah tanah, menurunnya kua-

evapotranspirasi dari tanaman. Di samping itu, litas air. Keadaan ini dapat diperbaiki

tanaman juga dapat menyerap/mengurangi dengan pengembangan system ruang

CO2 di udara yang dihasilkan oleh berbagai terbuka hijau yang terencana seperti

kegiatan industri, kendaran bermotor, dan program recharging basin, recharging

sebagainya. Menurut hasil penelitian Gerakls, sink hole, mengeliminir banjir, perbaikan

1(satu) hektar ruang terbuka hijau dapat daerah aliran sungai, dan perluasan area

menghasilkan 0.6 ton Oksigen untuk konsumsi daerah peresapan air hujan.

1.500 orang perhari. b. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian

Beberapa penelitian juga mengukapkan Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang

bahwa tanaman dengan criteria tertentu dapat kurang bijaksana dapat menyebabkan

meredam/ mengurangi kebisingan. Kota yang ekosistem terganggu. Oleh karenanya pola

baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan ruang terbuka hijau dalam system tata
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

45
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ruang kota dapat dipergunakan sebagai Bagi pengembangan kota, ruang terbuka
alat pengendali tata guna tanah secara luas hijau mempunyai peran :
dan dinamis. Di samping itu, 1) Sebagai alat pengukur iklim amplitude
pengembangan ruang terbuka hijau (klimatologis). Penghijauan memperkecil
mempunyai kemampuan utnuk amplitude variasi yang lebih besar dari
memperbaiki kondisi tanah itu sendiri kondisi udara panas ke kondisi udara
secar alamiah. Sehingga perlu adanya sejuk.
program-program perbaikan tanah kritis, 2) Penyaring udara kotor (protektif).
pencegahan erosi, peningkatan kualitas Penghijauan dapat mencegah terjadinya
lingkungan (permukiman, industry, jalur pencemaran udara yang berlebihan oleh
transportasi, dan sebagainya). adanya asap kendaraan, asap buangan
c. Menunjang Pelestaraian Plasma Nuftah. industri, dan gas beracun mengambang ke
Dengan adanya pengembangan ruang udara. Melalui proses kimiawi zat hijau
terbuka hijau maka diharapkan dapat daun dapat mengubah CO2 menjadi O2
diterapkan program penghijauan pada juga gas-gas lainnya seperti zat lemas (N)
ruang-ruang terbuka kota. Hal ini dan sulfur (S).
memungkinkan adanya penerapan 3) Sebagai tempat hidup satwa. Pohon
berbagai jenis tanaman yang dapat peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup
memberikan keanekaragaman hayati. Di satwa burung/unggas.
samping itu, dengan adanya berbagai jenis 4) Sebagai penunjang keindahan (estetika).
vegetasi yang terdapat pada ruang terbuka Tanaman memiliki bentuk tekstur dan
hijau, dapat menjadi habitat kehidupan warnanya yang menarik. Kelebihan ini
satwa liar, terutama berbagai jenis burung. menjadikan tanaman sebagai salah satu
Satwa-satwa tersebut sudah langka/jarang elemen yang dapat menunjang keindahan
ditemui di lingkungan perkotaan. Dengan lingkungan.
demikian, ruang terbuka hijau dapat 5) Mempertinggi kualitas ruang kehidupan
berfungsi sebagai tempat pelestarian lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi,
keanekaragaman jenis flora maupun fauna penghijauan berfungsi sebagai pengikat
dalam upaya pelestarian plasma nutfah. dan pemersati elemen-elemen (bangunan)
yang ada di sekelilingnya. Dengan

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

46
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

6) demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan serasi.


Adapun manfaat raung terbuka hijau di wilayah

perkotaan antara lain sebagai berikut.

1) Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan 4) Sebagai tempat hidup satwa dan plasma
keindahan lingkungan sebagai paru-paru nuftah.
kota. 5) Sebagai resapan air guna menjaga
2) Memberikan lingkungan yang bersih dan keseimbangan tata air dalam tanah,
sehat bagi penduduk kota. mengurangi aliran air permukaan.
3) Memberikan hasil produksi berupa kayu,
daun, bunga, dan buah.
6) menangkap dan menyimpan air, menjaga 8) Sebagai tempat sarana dan prasarana
keseimbangan tanah agar kesuburan tanah kegiatan rekreasi.
tetap terjamin.
7) Sirkulasi udara dalam kota.
DAFTAR PUSTAKA
 Danisworo, M, 1998. Makalah  Rustan Hakim, 1996. Tahapan dan
Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan Proses Perancangan dalam Arsitektur
Lansekap Perkotaan di Indonesia dalam Lansekap. Jakarta : Penerbit Bina
Menghadapi Dinamika Abad XXI. Aksara.
 Garret Eckbo, 1988. Urban Landscape  Rustan Hakim, Hardi Utomo, 2003.
Design, Element and to Tehe Concept, Komponen Perancangan Arsitektur
Graphic. Sha Publishing Co Ltd. Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara.
Biodata Penulis Design. Bekerja sebagi dosen di Program
Ir. Sumarwanto, MT, lahir di Semarang Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
tanggal 20 Februari 1952. Pendidikan yang 17 Agustus 1945 Semarang, dengan jabatan
diselesaikannya adalah S.1 di Universitas akademik Lektor, mengajar pada mata kuliah
Diponegoro Semarang, dan S.2 di Universitas Perancangan Arsitektur, Tata Ruang Luar dan
Diponegoro Semarang bidang Studi Urban Kota dan Permukiman.

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

47
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG


Oleh : Ir Djoko Darmawan, MT

Abstrak
Kelenteng adalah bangunan untuk peribadatan dan pemujaan dewa-dewi dalam
kepercayaan atau agama Tri Dharma (Tao-Konfusius-Budha). Pecinan adalah
sebutan untuk kawasan pemukiman masyarakat Cina dengan ciri khas budaya dan
tradisi dari negara asal mereka.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa, pada masa awal pembentukan kawasan
Pecinan sampai saat ini, identitas/citra kawasan Pecinan adalah kelenteng-kelenteng
yang terdapat di kawasan tersebut. Demikian pula sebaliknya, lokasi tempat
kelenteng berdiri berada di sekitar pemukiman masyarakat Cina (Pecinan). Oleh
karena itu Kelenteng dan Pecinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat Cina di Indonesia.

Pecinan ini ditunjukkan dalam berbagai


1. Pendahuluan aktivitas masyarakatnya, baik aktivitas
budaya, agama, sosial dan ekonomi.
Seperti halnya kota-kota besar Kekhasan kawasan Pecinan yang lain
lainnya di Indonesia, Semarang adalah arsitektur bangunan rumah-toko
merupakan kota niaga yang memiliki (ruko) yang padat serta arsitektur
kawasan Pecinan yang dinamis. bangunan kelenteng yang meriah dengan
Kepadatan kegiatan pada kawasan berbagai warna dan ragam hias simbolik.

1. Klenteng Sio Hok Bio,


2. Klenteng Tak Hay Bio,
3. Klenteng Tak Kay Sie,
4. Klenteng Tong Pek Bio,
5. Klenteng Hoo Hok Bio,
6. Klenteng Wie Wie Kiong,
7. Klenteng Tik Sio,
8. Klenteng Liong Hok Bio,
9. Klenteng Sie Hoo Kiong

Gambar 8: Peta Permukiman Tiong Hoa di Semarang.

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

48
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

2. Kronologis Berdirinya Kelenteng dengan kapten Kwee An Say. Kapten


Di Semarang Kwee An Say dan masyarakat Tionghoa
Berdirinya sebuah klenteng tidak lepas pelarian mengadakan perlawanan
dari sejarah perkembangan kawasan terhadap VOC, tetapi dikalahkan dan
pecinan. Kira-kira th 1628 komunitas kapten Kwee An Say sendiri ditangkap.
Tionghoa di Simongan yang dipimpin Selain ke Semarang orang-orang
Souw Pan Djiang ikut serta dalam Tionghoa dari Batavia juga melarikan
pemberontakan melawan Mataram yang diri ke Kudus dan Lasem dan menetap di
berpihak kepada VOC. Tetapi para desa-desa sekitarnya.
pemberontak Tionghoa ini kalah dan Pada Th 1743 Kwee Gang seorang letnan
akibatnya mereka dipindahkan ke daerah Tionghoa dari Batavia telah ditunjuk
di bawah pengawasan VOC . VOC untuk menjadi kapten di pecinan
Pada Th 1672 diterapkan desentralisasi di Semarang . Berbeda dengan Kwee An
kampung tionghoa oleh VOC. Untuk Say, kapten Kwee Gang mengadakan
mengatur permukiman tersebut VOC kerjasama yang baik dengan VOC. Tiga
menunjuk salah seorang pedagang tahun kemudian yaitu pada Th 1746
Tionghoa yang bernama Kwee Kiauw dibangun kelenteng Kwan Im Ting,
Loo sebagai kapten. kelenteng ini adalah kelenteng pertama
di Semarang.
Pada Th 1684 kapten Kwee Kiauw Loo
kembali ke Batavia, kedudukannya Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th
kemudian digantikan oleh Kwee An Say . 1753 kapten Kwee Gang digantikan oleh
Pada masa itu masyarakat Tionghoa Oei Tje , pada masa itu kawasan pecinan
mendominasi kegiatan perekonomian makin tertata dan pertumbuhan ekonomi
yaitu ekspor dan impor. Oleh karena itu makin membaik. Sebagai ungkapan
terjadi dua inti kota yaitu pusat syukur keberhasilan dalam kehidupan di
kekuasaan dipegang Belanda/VOC permukiman tersebut, maka warga
sedangkan pusat perekonomian dikuasai Pecinan Lor dan Pecinan Wetan
masyarakat Tionghoa. bersepakat membiayai pembangunan
kelenteng Sioe Hok Bio. Kelenteng ini
Pada Th 1740 terjadi kerusuhan di
mempunyai dewa utama Hok Tek Tjeng
Batavia, kerusuhan ini disebabkan
Sien (dewa dagang), hal ini diduga
adanya pembunuhan kurang lebih 10000
karena kebanyakan masyarakat tionghoa
masyarakat Tionghoa oleh
saat itu berprofesi sebagai pedagang.
VOC/Belanda . Akibat kekejaman VOC,
banyak masyarakat Tionghoa yang
melarikan diri dari Batavia menuju
Semarang dan kemudian bergabung

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

49
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kelenteng ini adalah Feng Shui,


diharapkan dengan pindahnya lokasi
kelenteng keadaan masyarakatnya dapat
lebih baik lagi.

Kelenteng Sioe Hok Bio 1753


Sumber : Data lapangan

Tiga tahun berselang yaitu pada Th 1756


di kawasan permukiman tionghoa ini
kembali membangun sebuah kelenteng.
Marga Kwee sebagai inisiator Kelenteng Tay Kak Sie 1771
pembangunan kelenteng Tek Hay Bio, Sumber : Data lapangan
kelenteng ini dibangun untuk
menghormati tuan Kwee Lak Wa. Di permukiman tionghoa Semarang pada
Th 1782 letnan Khouw Ping membangun
kelenteng Tong Pek Bio yang dapat
diartikan kelenteng batas timur. Dewa
utama dari kelenteng ini adalah Hok Tek
Tjeng Sien (dewa dagang).

Kelenteng Tek Hay Bio 1756


Sumber : Data lapangan

Dua puluh lima tahun sejak berdirinya


kelenteng Kwan Im Ting yaitu Th 1771,
kelenteng ini dirubuhkan dan Kelenteng Tong Pek Bio 1782
dipindahkan. Kelenteng ini kemudian Sumber : Data lapangan
dibangun kembali dilokasi lain dengan
nama yang berbeda yaitu Tay Kak Sie. Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th
Dewa utama pada kelenteng ini adalah 1792 warga Pecinan Lor Semarang
Tri Ratna Budha. Alasan pemindahan memprakarsai mendirikan kelenteng

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

50
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Hoo Hok Bio. Seperti halnya kelenteng


Sioe Hok Bio, kelenteng Hoo Hok Bio Th 1866 Liem Giok Sing seorang
dewa utamanya adalah Hok Tek Tjeng wijkmeester di permukiman tionghoa
Sien dan juga merupakan kelenteng kecil. Semarang memprakarsai pembangunan
kelenteng Liong Hok Bio. Dewa utama
pada kelenteng ini adalah Hok Tek Tjeng
Sien, kelenteng ini termasuk kelenteng
kecil.

Kelenteng Hoo Hok Bio 1792


Sumber : Data lapangan

Th 1799 adalah tahun kejatuhan VOC


karena bangkrut, kemudian kekuasaan Kelenteng Liong Hok Bio 1866
diambil alih pemerintah Belanda. Th Sumber : Data lapangan
1811 P Jawa dikuasai Inggris. Tiga tahun
sejak Inggris menguasai P Jawa yaitu Th 1881 Marga Liem membangun
pada Th 1814, di kawasan permukiman kelenteng See Hoo Kiong atau Ma Tjouw
Tionghoa Semarang Marga Tan Kiong yang diprakarsai Liem Siong
membangun kelenteng Wie Wie Kiong. Djian dan Liem Kiem Ling. Dewa utama
Kelenteng ini mempunyai dewa utama kelenteng ini adalah Thian Sian Sing
Gay Tjiang Seng Ong dan merupakan Boo.
kelenteng terbesar dengan lapisan
terbanyak di kawasan permukiman
tionghoa Semarang ini.

Kelenteng Wie Wie Kiong 1814 Kelenteng See Hoo Kiong 1881

Sumber : Data lapangan Sumber : Data lapangan


KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

51
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

wedang ronde, wedang tahu, bakpao.


Kelenteng ini diduga ada hubungan Sementara itu wisata budaya antara lain
marga dengan kelenteng Cu An Kiong wayang potehi, barongsai, upacara arak-
Lasem maupun kelenteng Thian Sian arakan kongco (dewa kelenteng) dan
Sing Boo Rembang. mungkin masih banyak lagi jika digali.
Hingga saat ini pemda setempat
bekerja sama dengan perguruan tinggi
dan komunitas Tiong Hoa telah
mengadakan berbagai kegiatan
kepariwisataan. Pasar Semawis
merupakan salah satu upaya
menghidupkan kawasan Pecinan
\ Semarang pada malam hari. Walaupun
kegiatan ini tidak setiap hari diadakan
(hanya Jumat, Sabtu dan Minggu),
langkah ini bisa diacungi jempol karena
mampu menghidupkan kawasan ini saat
sang surya tenggelam. Berbagai kuliner
khas Tiong Hoa dan pernak-pernik
Kelenteng Cu An Kiong Lasem dan
element Feng Shui , ramalan dan jasa
Kelenteng Thian Sian Sing Boo di
lukisan khas Tiong Hoa turut
Rembang
memeriahkan pasar malam ini. Lomba
Sumber : Data lapangan
sketsa kawasan ini pun telah dilakukan
oleh kalangan perguruan tinggi dalam
Permasalahan
upaya mengenalkan kawasan ini pada
Menurut data penelitian,
masyarakat umum.
Semarang adalah salah satu kota yang
Di kawasan permukiman Tiong
memiliki potensi wisata pecinan selain
Hoa di Semarang atau yang lebih dikenal
Lasem, Rembang, Welahan, Tegal,
dengan Pecinan Semarang terdapat 8
Pekalongan, Cirebon dan Tuban. Potensi
buah kelenteng tua. Masing-masing
wisata pecinan yang layak disuguhkan
kelenteng mempunyai keistimewaan
antara lain wisata arsitektur, wisata
sendiri baik dari sisi arsitektur maupun
kuliner dan wisata budaya. Wisata
dewa utamanya. Eksotika dari kedelapan
arsitektur yang dimaksud adalah
kelenteng di kawasan permukiman Tiong
bangunan tradisional Cina yaitu
Hoa ini memang tidak terbantahkan.
kelenteng maupun rumah tinggal.
Yang menjadi pertanyaan, apakah
Sedangkan wisata kuliner berupa
keberadaan kelenteng pada kawasan
makanan khas Tiong Hoa seperti lumpia,
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

52
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

permukiman masyarakat Tiong Hoa ini elemen masyarakat Semarang dalam


sudah diberdayakan secara optimal meningkatkan, mengenalkan wisata
sebagai asset Wisata Pecinan? pecinan ini dapat diikuti daerah-daerah
lain yang mempunyai aset wisata pecinan
3. Konsep Wisata Pecinan Yang di Jawa Tengah.
Berimbang
Untuk lebih memberdayakan
kelenteng sebagai modal utama potensi
wisata pecinan di Semarang sebaiknya Daftar Pustaka
dibuat konsep perencanaan wisata Amen Budiman 1978, Semarang
pecinan yang terpadu dan berimbang. Riwayatmu Dulu, Semarang,
Artinya antara wisata kuliner, wisata Tunjungsari.
arsitektur dan wisata budaya menjadi Eko Budihardjo,1997, Arsitektur
satu kesatuan dan mempunyai bobot Sebagai Warisan Budaya, Penerbit
yang sama dalam mengekspose. Djambatan, Jakarta.
Dibutuhkan kerja sama masing- James C Snyder, Anthony J Catanese,
masing instansi yang menangani 1985, Pengantar Arsitektur,
kepariwisataan baik swasta maupun Penerbit Erlangga
negeri, dimana wisatawan yang datang Liem Thian joe, 1933, Riwayat
pada kelenteng di kawasan pecinan Semarang, Boekhandel Ho Kim
Semarang diupayakan juga mengunjungi yoe.
kelenteng Sampokong dan demikian pula Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional
sebaliknya. Kerja sama ini juga dapat Indonesia
diperluas antar pelaku wisata pecinan UURI No 4 Th 1992 tentang Perumahan
dikabupaten/kota untuk membangun dan Pemukiman.
jejaring wisata pecinan antar Wiranto, 2000, Tipologi Bentuk dan
kabupaten/kota. Makna Arsitektur suatu respon
Semoga upaya yang telah perkembangan arsitektur abad 21,
dilakukan oleh Pemda dan seluruh Makalah Seminar Undip Semarang.

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

53
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA


RUANG DALAM
Oleh: Ir. Budi Adi Slamet

Abstraksi
Peran tanaman dalam penataan ruang dalam disamping sebagai “ Pelunak “
ruangan juga unsur dekoratif / penghias yang tak kalah pentingnya dengan
elemen interior lainnya yang boleh dikatakan relatif keras.
Macam tanaman untuk tujuan pengisi ruang dalam atau penunjang interior
ternyata cukup banyak ragamnya, serta mempunyai persyaratan persyaratan
tertentu agar tanaman dapat hidup, antara lain adalah syarat akan kebutuhan air,
udara, dan sinar matahari. Selain itu juga tanaman harus mampu bertahan hidup
selama beberapa waktu di dalam ruangan,

sehari-hari misalnya : meja, kursi,


 PENDAHULUAN lemari, partisi, lukisan dan lain-
Kebutuhan hidup manusia lainnya.
tentang rumah dari masa ke masa Tata Ruang Dalam muncul
menuntut sempurna dari segi karena adanya kesadaran dari pemakai
penampilan dan persyaratan yang ruang untuk menata tempat tinggal
cocok dengan tingkat daya cipta dan maupun tempat kerja guna
apresiasi manusia dengan tidak meningkatkan efisiensi dan
meninggalkan keserasian dan kenyamanan kerja.
keselarasan dengan lingkungan
sekitarnya. Juga dalam lingkup  SENYAWA TATA HIJAU
penataan ruang dalam teras (Landscape) DAN TATA RUANG
bertambah kompleks DALAM ( interior ).
permasalahannya. Persenyawaan antara interior
Tata Ruang Dalam (interior) dan landscape dalam lingkup yang
merupakan salah satu profesi yang detail dan nyata dapat menimbulkan
menempatkan elemen-elemen kesan akrab, harmonis dan asri serta
pembentuk ruang, lantai, dinding, tak lepaas dari tujuan melestarikan
dan plafond terutama kaitannya keindahan lingkungan.
dengan ruang ( space ) atau dimensi Peran tanaman dalam penataan
ruang yang dibutuhkan, serta ruang dalam disamping sebagai “
elemen-elemen penunjang yang Pelunak “ ruangan juga unsur dekoratif
paling dekat pemakainnya dalam / penghias yang tak kalah pentingnya
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

54
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan elemen interior lainnya Menata ruangan dengan


yang boleh dikatakan relatif keras. memasukkan kehadiran tanaman
Macam tanaman untuk sangatlah baik dan dianjurkan guna
tujuan pengisi ruang dalam atau mendapatkan rasa keasrian di dalam
penunjang interior ternyata cukup ruangan. Ada beberapa jenis tanaman
banyak ragamnya, serta mempunyai bila dilihat dari syarat tumbuhnya.
persyaratan persyaratan tertentu a. Jenis tanaman yang membutuhkan
agar tanaman dapat hidup, antara sinar matahari. Pada jenis tanaman
lain adalah syarat akan kebutuhan ini secara fisual akan cepat
air, udara, dan sinar matahari. diketahui perubahan atau ketidak
Selain itu juga tanaman harus beresan pertumbuhannya (kondisi
mampu bertahan hidup selama tanaman) misalnya tanaman
beberapa waktu di dalam ruangan, kelihatan segar, daunnya lebat,
juga tentunya tidak akan tumbuh daun warna sangat hijau atau
menjadi besar. kondisinya malah sebaliknya.
Jenis tanaman ini misalnya kaktus,
palem, dan tanaman yang tumbuh
merambat dengan perawatan yang
mudah dan umurnya cukup
panjang. Dengan melihat kondisi
tanaman dan batasan-batasan
seperti tersebut diatas maka
tanaman bisa diletakkan dibawah
jendela yang mana sinar matahari
dapat menembus masuk, atau pada
bukaan dinding lainnya.

Gb..1 Tanaman hidup sebagai b. Jenis tanaman yang membutuhkan


aksesori yang dihadirkan dalam
ruang. Penempatan nya yang tepat sinar matahari tidak langung ( semi
hingga tak mengganggu sirkulasi cahaya ).
maupun mudah dalam Jenis tanaman ini masih
perawatannya. Besar dan bentuk
mampu betahan hidup walau dalam
tanaman sangat serasi dengan
besaran ruang. sehari hanya mendapatkan sinar
matahari beberapa jam saja.
 JENIS TANAMAN UNTUK Sedangkan penempatannya dapat
RUANGAN diletakkan diantara ruang / space
furniture atau agak jauh dari

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

55
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

bukaan jendela / pintu yang dapat mudah dipindahkan atau digeser


terkena sinar matahari langsung. tanpa merusak tanaman.
Secara vertikal tempat tanaman
c. Jenis tanaman yang tidak maksimal dibentuk dengan pola /
membutuhkan sinar matahari. bentuk yang diatur dengan ketinggian
Tanaman ini sangat lebih dari 90 cm atau sama dengan
tumbuh subur pada daerah / jarak terdekat tirai terhadap lantai,
ruang yang tidak mendapatkan dimana apabila tanaman tersebut sudah
sinar matahari, sehingga mencapai tirai dapat dengan mudah
perannanya dalam ruangan digantikan ( apabila perlu ) atau
sangat flexibel dan mudah untuk ditukar dengan tanaman yang lebih
dipindahkan ( sifat movable ). rendah atau kecil, agar bukaan yang
dimaksud tidak terhalang oleh
rimbunan tanaman / dedaunan yang
dimiliki tanaman tersebut.
Tak terlepas dari kesemuanya
itu yang patut menjadikan perhatian
pula adalah masalah untuk dipindah-
pindahkan serta faktor kelonggaran
wadah / pot haruslah luwes terhadap
perkembangan akar serta seyogyanya
pot tersebut kedap air.

Gb. 2. Salah satu sudut ruang yang  KESIMPULAN


menunjukan perpaduan antara fungsi Tanaman bisa dipakai guna
duduk/ kursi, benda seni/ lukisan, mengidentifikasikan status
aksesori tanaman dalam pot, aksesori
lain/ pernik yang diletakkan diatas meja memisahkan jarak dalam pengaturan
dengan desain yang artistik interior dan juga bisa sebagai pengarah
menciptakan suatu sequence dalam / pembatas dari lorong / koridor, serta
ruang yang sangat artistik.
tanaman prinsipnya dapat membuat
semua menjadi terasa estetis, alami,
harmonis dan lembut.
 PEMELIHARAAN
Bagaimanapun juga faktor
Jika dilihat dari tempat /
ketelitian serta hambatan-hambatan
wadah dari tanaman jenis tersebut
yang menjadikan semuanya dikatakan
diatas, diantaranya bisa dalam pot
sulit dalam memadukan dan
atau vas-vas bunga dengan tujuan
menyelaraskan interior dari perangkat

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

56
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

keras dan perangkat lunak sehingga faktor penghalang untuk mencobanya.


tanaman dapat tumbuh dan
berkembang sesuai yang kita
kehendaki, bukanlah menjadikan
DAFTAR PUSTAKA  Ir. Rustan Hakim. 1991. Unsur
 Ir. Meiril Isa Arc. 1972. Pokok- Perancangan dalam Arsitektur
Pokok Merencana Interior. Landsekap.
 Ir. Sri Purwati. 1981. Tata Ruang  Dinas Pertanaman DKI. Jakarta.
Rumah Tinggal. 1979. Dekorasi Taman.
 Membuat Rencana Taman Rumah  Drs. wDjaja AB

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

57
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR


DAN PERPINDAHAN MASSA PADA DISTILASI EKSTRAKTIF
PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM
Oleh:
Retno Ambarwati SL*, Rudi Firyanto*, dan Fahmi Arifan**
* Dosen Teknik Kimia UNTAG Semarang
** Dosen Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang

Abstrak
Minyak nilam merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari daun nilam dengan cara
penyulingan. Minyak tersebut merupakan komoditas ekspor non migas paling besar diantara
ekspor minyak atsiri di Indonesia. Minyak nilam selain digunakan sebagai bahan pewangi,
juga dapat digunakan sebagai penahan aroma wangi-wangian bahan pewangi lain sehingga
bau wangi tidak cepat hilang dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam pembuatan parfum,
kosmetik dan sabun. Salah satu komponen minyak nilam yang berpotensi dan memiliki nilai
jual yang sangat tinggi yaitu patchouli alkohol. Hampir seluruh komponen dari patchouli
alkohol dapat menghasilkan flavor, dan beberapa peneliti telah berupaya untuk
memisahkannya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini diupayakan memisahkan patchouli
alkohol dari minyak nilam dengan menggabungkan proses ekstraksi dan distilasi dalam satu
kolom menggunakan pelarut minyak jarak. Proses ini dikenal dengan distilasi ekstraktif.
Kegiatan yang dilakukan adalah studi penyusunan model empirik tentang kesetimbangan fasa
sistem uap-cair. Studi kesetimbangan fasa dibagi dalam dua tahapan kerja. Tahap pertama
adalah mengukur data kesetimbangan fasa langsung di laboratorium dengan menggunakan
ebuliometer pada berbagai variabel umpan yang merupakan larutan model. Sedangkan tahap
kedua adalah memodelkan data kesetimbangan fasa uap-cair lewat perhitungan dengan
menggunakan Matlab sebagai bahasa program. Pengaruh berbagai komponen terlarut seperti
pathcouli camphor, candinene benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-senyawa lain dalam
jumlah kecil yang biasa ditemui pada pathcouli alcohol minyak nilam terhadap kesetimbangan
fasa uap-cair dipelajari dengan melakukan pengukuran langsung di laboratorium dan prediksi
dengan menggunakan persamaan UNIFAC. Pengukuran kesetimbangan fasa secara langsung
dilaksanakan dengan ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil percobaan untuk sistem biner
minyak nilam-minyak jarak konsisten secara termodinamika, ditinjau dari uji dengan metoda
luas area, sehingga peralatan pengukur data kesetimbangan layak digunakan untuk mengukur
kesetimbangan fasa uap-cair. Model empiris kesetimbangan fasa uap-cair sistem minyak
nilam-minyak jarak-pathcouli alcohol direkomendasikan dengan menggunakan persamaan
UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu menggeser kesetimbangan fasa uap cair pada kondisi
vakum.

Kata kunci: kesetimbangan fasa; minyak nilam; minyak jarak; unifac

Pendahuluan nilam sebesar 1.295 ton, sedangkan


Minyak nilam merupakan minyak ekspor minyak atsiri keseluruhan adalah
atsiri yang diperoleh dari daun nilam 2.633 ton (BPS, 2006). Sehingga hampir
(Pogostemon cablin Benth) dengan cara 50% ekspor minyak atsiri, didominasi
penyulingan. Minyak tersebut merupakan oleh minyak nilam. Negara pengimpor
komoditas ekspor non migas paling besar minyak nilam Indonesia yaitu Amerika
diantara ekspor minyak atsiri di Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura,
Indonesia. Tahun 2004 ekspor minyak Austrlia, Hongkong dan India. Namun
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

58
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

demikian, sejak tahun 2000 hingga alkohol. Hampir seluruh komponen dari
sekarang volume ekspor minyak nilam patchouli alkohol dapat menghasilkan
Indonesia mengalami penurunan yang flavor dan produk kesehatan serta obat-
sangat drastis, yaitu dari 1.356 ton obatan, dan beberapa peneliti telah
menjadi 1.189 ton (BPS, 2005). berupaya untuk memisahkannya. Bakti
Minyak nilam selain digunakan Jos, dkk (2004) telah mengestrak minyak
sebagai bahan pewangi, juga dapat nilam dengan menggunakan n-Heksan.
digunakan sebagai penahan aroma Namun demikian, teknologi
wangi-wangian bahan pewangi lain konvensional ini hanya mampu
sehingga bau wangi tidak cepat hilang meningkatkan kadar patchouli alkohol
dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam dari 30% menjadi 36%. Kelemahan
pembuatan parfum, kosmetik dan sabun. utama proses ini adalah biaya peralatan
Bahkan saat ini, minyak nilam banyak lebih mahal, karena dibutuhkan alat
dikembangkan ke arah produk obat- distilasi untuk merekoveri n-Heksan.
obatan. Hal ini dikarenakan minyak Metode konvensional yang lain juga
nilam mengandung lebih dari 24 jenis telah dilakukan oleh Silviana dkk,
sesquiterpene, yang berpotensi sebagai (2005). Peneliti ini mencoba memisahkan
senyawa anti kanker, anti mikroba, anti dengan menggunakan distilasi vakum,
inflamatory, antibiotik dan anti mikroba meskipun demikian kadar patchouli
dan anti tumor (Deqverry, dkk., 2006., alkohol hanya meningkat 11%.
Rafi, 2001). Upaya untuk meningkatakan kadar
Meskipun Indonesia sudah mampu patchouli alkohol yang telah dilakukan
mengekspor minyak nilam keluar negeri, oleh para peneliti relatif masih rendah.
namun sampai saat ini masih mengimpor Hal ini terjadi karena adanya impuritas
derivat-derivat minyak nilam yang yang terikat pada minyak nilam,
digunakan sebagai bahan baku disamping itu komposisi masing-masing
pembuatan obatan-obatan dan flavor. Hal minyak nilam memiliki titik didih yang
ini sangat disayangkan, sehingga perlu berdekatan dan dimungkinkan terbentuk
diupayakan untuk mengolah minyak azeotrop.
nilam lebih lanjut sebelum diekspor. Untuk itu, perlu memisahkan
Salah satu komponen minyak nilam patchouli alkohol dari minyak nilam
yang berpotensi dan memiliki nilai jual dengan menggabungkan proses ekstraksi
yang sangat tinggi yaitu patchouli dan distilasi dalam satu kolom
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

59
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

menggunakan pelarut minyak jarak. bagaimana, sehingga akan dihasilkan


Proses ini dikenal dengan distilasi kadar pathcouli alkohol secara optimum.
ekstraktif. Minyak jarak merupakan Oleh karenanya, perlu menelaah
pelarut yang dapat mengikat impuritas kesetimbangan fasa sistem uap-cair yang
dan mengubah volatilitas relatif berguna dalam menentukan kondisi
komponen-komponen semula pada operasi. Disisi lain sangat diperlukan
kondisinya. Keunggulan proses ini data-data teknis yang berguna dalam
adalah: biaya peralatan lebih murah, perancangan, scale-up, pengoperasian
hemat energi, dapat mengubah relatif proses secara optimal dan evaluasi
volatility, dapat menggeser kinerja distilasi ekstraktif vakum. Untuk
kesetimbangan fasa, warna produk lebih itu, perlu pengembangan proses distilasi
jernih dan kadar patchouli alkohol yang ekstraktif guna mendapatkan data-data
dicapai lebih tinggi. Studi pendahuluan teknis laboratorium.
telah dilakukan dalam skala laboratorium
Metode Penelitian
dengan kajian penentuan kondisi proses
Penelitian tentang pemisahan
distilasi ekstraktif minyak nilam dalam
pathcouli alkohol minyak nilam dengan
keadaan vakum. Studi awal ini sangat
distilasi ekstraktif menggunakan pelarut
prospektif dan proses ini sangat
minyak jarak akan diinvestigasi baik
menjajikan untuk dikomersialkan, karena
secara eksperimen maupun pemodelan.
menghasilkan pathcouli alkohol sekitar
Rangkaian penelitian akan dilaksanakan
63% (Arifan, dkk., 2007). Oleh
secara bertahap meliputi:
karenanya, perlu pengembangan proses
- Pengukuran data kesetimbangan fasa
distilasi ekstraktif minyak nilam pada
uap-cair
keaadaan vakum untuk memisahkan
- Pemodelan data kesetimbangan fasa
derifat-derifatnya.
uap-cair dengan UNIFAC
Proses pemisahan patchouli alkohol
- Pengukuran data perpindahan massa
minyak nilam dengan menggunakan
uap-cair
distilasi ekstraktif ini banyak memiliki
- Meringkas data perpindahan massa
keunggulan. Akan tetapi, keberhasilan
dalam bentuk model matematis
proses ini akan bergantung pada
kemampuan minyak jarak sebagai pelarut
Bahan dan Alat Penelitian
dalam melepaskan impuritas yang terikat.
Selain itu, kondisi proses yang
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

60
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Bahan-bahan yang digunakan pada 7. Gelas ukur, dengan volume 10


penelitian ditahun pertama maupun tahun ml, skala 0,01 dan volume 25,
kedua cenderung sama. Diantaranya skala 0,1
minyak nilam, minyak jarak dan bahan- 8. Saringan
bahan untuk keperluan analisa. Minyak 9. Oven dan waterbath
nilam diperoleh dari UKM Sami Galuh
Yogyakarta dan Ungaran. Minyak jarak Variabel-variabel Percobaan
yang digunakan dalam penelitian dibeli Variabel-variabel percobaan
dari PT Bratachem (Yogyakarta). Bahan- pengukuran kesetimbangan fasa adalah
bahan kimia untuk keperluan analisa umpan yang merupakan suatu larutan
diperoleh dari PT Bratachem model yang dibuat mirip dengan
(Yogyakarta). komposisi minyak nilam. Larutan-larutan
Peralatan utama yang digunakan model tersebut adalah:
dalam pengukuran data kesetimbangan 1. Larutan model A : minyak nilam-
fasa uap-air berupa ebuliometer. minyak jarak- pathcouli camphor
Sedangkan pengukuran data perpindahan (0,315 % pathcouli camphor)
massa menggunakan distilasi ekstraktif
2. Larutan model B : minyak nilam -
vakum. Beberapa alat lain yang
minyak jarak - candinene
digunakan sebagai pendukung dan
benzaldehyde (1,26 % candinene
keperluan analisa adalah:
benzaldehyde)
1. Gas Chromatografi
3. Larutan model C : minyak nilam -
2. Buret, dengan volume 10 ml dan
minyak jarak - patchoulene (1 %
skala 0,02
patchoulene)
3. Piknometer, dengan volume 5 ml
4. Erlenmeyer, dengan volume 250 4. Larutan model D : minyak nilam -

ml minyak jarak - patchoulene (0, 5 %

5. Pipet tetes dan Pipet volum, patchoulene)

dengan volume 10 ml 5. Larutan model E : minyak nilam -


6. Beaker glass , dengan volume 500 minyak jarak - nortetrapatchoulol (1%
ml dan 100 ml nortetrapatchoulol).

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

61
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

P
C
T Keterangan :
B = kolom pendidih
V = penampung fasa uap
L = penampung fasa cair
W E C = kondenser
P = pompa Cottrell
P E = ruang kesetimbangan
T = pengukur temperatur
W = air pendingin

V L

Gambar 1. Alat pengukur kesetimbangan ebuliometer Fowler-Norris termodifikasi

Langkah-langkah Percobaan:

Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan terkondensasi selanjutnya ditampung


mengikuti metode percobaan yang dalam penampung sampel fasa uap (V)
dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan sedangkan cairan yang tidak menguap
model dimasukkan ke dalam alat jatuh ketempat penampung fasa cair (L).
pemasukan umpan (B) kemudian Setelah kesetimbangan tercapai, sampel
dipanaskan sampai campuran uap-cair fasa uap dan fasa cair diambil untuk
naik melalui pompa kottrel (P) menuju dianalisa komposisinya dengan
ruang kesetimbangan (E). Fasa uap kromatografi gas cair.
menuju kondensor (C). Uap yang

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

62
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Hasil dan pembahasan jatuh ketempat penampung fasa cair (L).


Perancangan dan Pabrikasi Alat Ukur Setelah kesetimbangan tercapai, sampel
Kesetimbangan fasa uap dan fasa cair diambil untuk
Rangkaian alat ini terdiri dari gelas dianalisa komposisinya dengan
silindrik beserta kran dan pipa, pemanas kromatografi gas cair.
berupa waterbath untuk mengendali
temperatur. Bahan-bahan kimia yang
Studi Pendahuluan
digunakan dalam kegiatan penelitian ini
Studi pendahuluan dilakukan
dibeli dari PT. Bratachem Semarang.
dengan tujuan untuk menentukan tekanan
Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan
yang relatif baik untuk digunakan dalam
mengikuti metode percobaan yang
proses pemurnian pathcouli alkohol
dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan
minyak nilam. Tekanan ini divariasikan
model dimasukkan ke dalam alat
pada variabel 2, 3, 4 dan 5 mmHg
pemasukan umpan (B) kemudian
dengan temperatur konstan.
dipanaskan sampai campuran uap-cair
Pengukuran data percobaan di
naik melalui pompa kottrel (P) menuju
laboratorium dilakukan pada berbagai
ruang kesetimbangan (E). Fasa uap
tempuhan dengan variasi temperatur
menuju kondensor (C). Uap yang
pada tekanan konstan. Selama tempuhan
terkondensasi selanjutnya ditampung
percobaan, data yang diperoleh tersaji
dalam penampung sampel fasa uap (V)
pada Tabel 1.
sedangkan cairan yang tidak menguap

Tabel 1. Data pengukuran pada temperatur 140 oC tekanan 2 mmHg


NO. Volume Nilam (ml) Volume minyak jarak (ml) Pathcouli Alcohol (%)

1 350 150 66
2 375 125 72
3 400 100 81
4 425 75 71
5 450 50 62

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

63
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Pengukuran Data Percobaan dengan berbagai senyawa-senyawa terlarut,


Alat ebuliometer Fowler-Norris
seperti pathcouli camphor, candinene
Pengukuran data kesetimbangan
benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-
fasa uap-cair, dilaksanakan terhadap
senyawa lain dalam jumlah kecil. Untuk
larutan model sistem biner dan terner
mengetahui pengaruh dari senyawa-
yang merupakan komposisi minyak
senyawa tersebut, dibuat larutan model
nilam dengan pelarut minyak jarak. Dari
yang mirip minyak nilam dengan
hasil analisa, diketahui bahwa minyak
komposisi yang disesuaikan dengan hasil
nilam yang diperoleh terdiri dari
analisa.

Gambar 2. Pengukuran data percobaan

Untuk mengetahui seberapa besar


Uji Konsistensi Termodinamika
kenaikan perolehan pathcouli alcohol
Uji keabsahan alat pengukur
pada operasi distilasi ekstraktif akibat
kesetimbangan fasa uap-cair ebuliometer
kehadiran impuritas terlarut, dicoba juga
Fowler-Norris termodifikasi adalah tes
mempelajari sifat kelarutan pathcouli
konsistensi termodinamika berdasarkan
camphor, candinene benzaldehyde dan
metoda luas area [Herington, 1951 and
patchoulene pada berbagai konsentrasi
Wisniak, 1994]. Gambar 3 – 6
minyak jarak. Metoda percobaan
menyajikan hasil tes konsistensi
dilaksanakan menurut metoda yang
termodinamika berdasarkan pengukuran
dijelaskan oleh Ni dan Hu (1996).
data percobaan dengan menggunakan
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

64
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

alat ebuliometer Fowler-Norris termodifikasi.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA ln(gama) VS x1


2

lngama1-perc

1.5

lngama2-hit
lngama1 atau lngama2

lngama1-hit
1

lngama2-perc

0.5

-0.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Fraksi Mol, x1

Gambar 3. Grafik Hubungan antara ln  terhadap x1

Uji konsistensi data biner minyak A dan B yang disebabkan oleh pengaruh
nilam-minyak jarak didasarkan atas panas pencampuran. Herington (1951)
perhitungan luas bidang hasil pengaluran mengasumsikan bahwa panas
[ln 1/2] terhadap x1. Dari hasil pencampuran merupakan fungsi dari nilai
perhitungan luas area A dan B, x1 dan tergantung dari nilai rentang
selanjutnya dapat dihitung pula nilai I temperatur sistem.
yang menjelaskan perbedaan antara luas

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

65
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KURVA AREA TEST


2

1.5

ln(gama1/gama2) Percobaan
1

AREA I
0.5

AREA II
-0.5

-1

-1.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Fraksi Mol, x1

Gambar 4. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)


KURVA AREA TEST
2.5

1.5
ln(gama1/gama2) Percobaan

1
AREA I
0.5

0
AREA II
-0.5

-1

-1.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi Mol, x1

Gambar 5. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)


(Harga ordinat pada x1=0 dan x1=1 diperoleh melalui ekstrapolasi data)

Hasil tela‟ah terhadap data secara termodinamika. Ha menjelaskan

percobaan kesetimbangan fasa uap-cair nilai panas pencampuran rata-rata pada

ternyata konsisten secara termodinamika, rentang konsentrasi total dan T10  T20
karena diperoleh nilai D J. Hasil yang menjelaskan titik didih komponen
perhitungan sesuai persamaan 24 juga murni pada tekanan operasi.
menunjukkan data percobaan konsisten

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

66
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

100 I H a T10  T20


34
 GmE Ti

(24)
Dimana  menjelaskan jumlah total luas bidang (A+B) dan GmE adalah kelebihan energi pencampuran.

Kesetimbangan uap-cair sistem termodinamika, ditinjau dari uji dengan


minyak nilam-minyak jarak- metoda luas area, sehingga peralatan
pathcouli alcohol pengukur data kesetimbangan layak
Pengaruh berbagai komponen digunakan untuk mengukur
terlarut seperti pathcouli camphor, kesetimbangan fasa uap-cair.
candinene benzaldehyde, patchoulene Hasil tela‟ah model dengan
dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah menggunakan persamaan UNIFAC
kecil yang biasa ditemui pada pathcouli (terlampir) diperoleh harga koefisien
alcohol minyak nilam terhadap aktivitas untuk berbagai kompisisi cair
kesetimbangan fasa uap-cair dipelajari minyak nilam. Hasil kajian menunjukkan
dengan melakukan pengukuran langsung bahwa koefisien aktivitas antara
di laboratorium dan prediksi dengan percobaan dengan perhitungan cenderung
menggunakan persamaan UNIFAC. berimpit. Oleh karenanya, model empiris
Pengukuran kesetimbangan fasa secara kesetimbangan fasa uap-cair sistem
langsung dilaksanakan dengan minyak nilam-minyak jarak-pathcouli
ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil alcohol direkomendasikan dengan
percobaan untuk sistem biner minyak menggunakan persamaan UNIFAC.
nilam-minyak jarak konsisten secara

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

67
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

T(K)

334.5

333.9

0.2284 0.5
xA, y A

Gambar 6. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)


Meskipun demikian, kehadiran benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-
komponen terlarut diduga menyebabkan senyawa lain dalam jumlah kecil yang
peristiwa azeotrop pada pemisahan biasa ditemui pada pathcouli alcohol
pathcouli alcohol minyak nilam. Untuk minyak nilam terhadap kesetimbangan
itu, perlu menela‟ah Energi Gibbs Excess fasa uap-cair dipelajari dengan
untuk suatu sistem biner minyak nilam- melakukan pengukuran langsung di
minyak jarak yang tersaji pada Gambar laboratorium dan prediksi dengan
12. Hasil kajian menunjukkan bahwa, menggunakan persamaan UNIFAC.
dengan penambahan minyak jarak pada Pengukuran kesetimbangan fasa secara
berbagai variabel proses, menyebabkan langsung dilaksanakan dengan
bergesernya kesetimbangan fasa uap- ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil
cair. Hal ini disebabkan bahwa senyawa percobaan untuk sistem biner minyak
seperti pathcouli camphor, candinene nilam-minyak jarak konsisten secara
benzaldehyde, patchoulene dan senyawa- termodinamika, ditinjau dari uji dengan
senyawa lain dalam jumlah kecil larut metoda luas area, sehingga peralatan
sempurna dalam minyak jarak pada pengukur data kesetimbangan layak
kondisi vakum. digunakan untuk mengukur
kesetimbangan fasa uap-cair. Model
Kesimpulan
empiris kesetimbangan fasa uap-cair
Pengaruh berbagai komponen terlarut
sistem minyak nilam-minyak jarak-
seperti pathcouli camphor, candinene
pathcouli alcohol direkomendasikan
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

68
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan menggunakan persamaan Res, Aromat Plants, 6 (1), hal 38-


UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu 54
menggeser kesetimbangan fasa uap cair Arifan, F., 2007,”Aplikasi Distilasi
pada kondisi vakum. Ekstraktif Pemisahan Pathcouli
Alkohol Minyak Nilam Dengan
Saran
Menggunakan Pelarut Minyak
Teknik separasi dengan menggunakan
Jarak”, Laporan Sementara
distilasi ekstraktif untuk memisahkan
Penelitian PKM.
patcouli alcohol minyak nilam dengan
Baird, Malcolm, H.I., Lo, T.C., Hanson,
menggunakan minyak jarak sangat
C., 1983, Handbook of Solvent
prospektif dan menjanjikan. Oleh
Extraction, John Wiley and Sons.
karenanya, perlu kajian lain mengenai
Brodkey, R. S., & Hershey, H. C. 1988.
peristiwa perpindahan massa untuk
Transport phenomena: A unified
melengkapi data teknis dalam merancang
approach. McGraw-Hill
alat proses secara komersial.
International Editions. New York.
Buchi, G. And N Wakabayashi, 1961,”
Ucapan Terima Kasih
Constitution of Patchouli Alcohol
Pada kesempatan ini kami
and Absolute Configurartion of
mengucapkan terima kasih kepada
Cedrene”, Journal American
Direktur DP2M DIKTI yang telah
Chemical Society, hal 83,927.
membiayai penelitian ini hingga selesai.
Buchi, G. And Nobel Wakabayashi,
Ucapan terimakasih juga kami
1961, “The Structure of Two
sampaikan kepada Ketua LEMLIT
Alkaloids from Patchouli Oil”,
UNTAG Semarang, Dekan Fakultas
Jouernal American Chemical
Teknik, Ketua Prodi Teknik Kimia
Society, hal 88:13,3109
UNTAG Semarang, serta Ketua Prodi
Buckingham, J. , 1982 ,”Dictionary of
Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang
Organic Compounds” , 5th
yang telah memfasilitasi kegiatan
edition, Chapman and Hall, New
penelitian ini.
York.
Daftar Pustaka Crank, J. 1975. The mathematics of
diffusion. Clarendon Press. Oxford.
Akhila and Tewari, 1984 “ Chemistry of
Patchouli : A Review, “ Current
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

69
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Deperindag, 2000 “ Data Ekspor Minyak Hanson, C., 1971, Recent Advances in
Nilam Indonesia tahun 1995-2000” Liquid-Liquid Extraction,
Jakarta. Pergamon Press.
Fredenslund, A et al., 1986, “Vapor http://www.indiamart.com/muezhest/
Liquid Equilibrium Using http://www.freepatentsonlinePatent67
UNIFAC”, Elsevier Scientific 06502.htm
Publishing Company. ICBS, PT., 1997, “Studi Tentang
Fredenslund, A., Jones, R.L., Prautnitz, Analisis Pasar dan Prospek
J.M., 1975, “Group–Contribution Investasi Industri Oleokimia
Estimation of Activity (Oleochemical) Indonesia”.
Coefficients in Nonideal Ideal Jos, B., 2004. Ekstraksi Pathcouli
Liquid Mixtures”, Journal Alkohol Minyak Nilam Dengan
AIChE,, November, p.1086-1099. Perlarut n-Heksan. Laporan
Geankoplis, C. J. 1983. Transport Penelitian UNDIP. Semarang.
processes: Momentum, heat, and Karmelita L. 1991, Mempelajari cara
mass. Allyn and Bacon, Inc. pemucatan minyak daun cengkeh
London. (Sysyngium aromaticum L)

Guenther, E. 1948, The Essential Oil. dengan asam tartarat Skripsi.

Vol. I. D. Van Nostrand Company Bogor : Institut Pertanian Bogor,

Inc., New York. Fakultas Teknologi Pertanian.

Guenther E. 1948, The Essential Oils. Ketaren, S. 1985, Pengantar Teknologi

Volume 2. New York : D van Minyak Atsiri. PN. Balai

Nostrand Company Inc.Hassler Pustaka, Jakarta.

JW. 1945. The Nature of Active Laddha, G.S., 1976, Degaleesan, T.E.,

Carbon. New York:Mc Graw Transport Phenomena in Liquid

Hill. Extraction, Tata Mc Graw Hill

Hanna, O. T., dan Sandal, O.C. 1995. Publishing, Tokyo.

Computational methods in Magnussen, T., Rasmussen, P., 1981,

chemical engineering. Prentice “UNIFAC Parameter Table for

Hall. New Jersey. Prediction of Liquid-Liquid


Equilibria”, Industrial
Engineering Chemistry Process

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

70
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Design Development, Vol 20, p. Rusli S. 2000, Penanganan bahan baku,


331-339. penyulingan dan pemurnian
McCabe, W. L., Smith, C. S., & Harriott, minyak atsiri. Makalah pada
P. 1993. Unit operation of Pendidikan dan Pelatihan Minyak
chemical engineering. Mc. Graw- Atsiri; di Garut 7-16 September.
Hill. Int. Book Co. Shah, B.H., Ramkrishna, D., 1973, “A
Mukhopadhyay, M., Dongaunkar, K.R., Population Balance Model For
1983, Prediction of Liquid-Liquid Mass Transfer in Lean Liquid-
Equilibria in Multicomponent Liquid Dispersions”, Chemical
Aromatics Extraction Systems by Engineering Science, Vol 28, p.
Use of the UNIFAC Group 389-399.
Contribution Model”, Industrial Silviana, Widayat, dan Bakti Jos, 2004,
Engineering Process Design ”Aplikasi Teknologi Pengolahan
Development, Vol. 22, p.521-532. Minyak Atsiri Dalam Industri
Reid, R.C., 1987, Prausnitz, J.M., Poling, Kecil Menengah: Pengambilan
B.E., The Properties of Gases and Dan Peningkatan Mutu Minyak
Liquids, 4thedition, McGraw Hill Nilam”, Seminar Nasional,
Book Company. Jurusan Teknik Kimia, Universita
Setia Budi Surakarta

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

71
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG


KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
Oleh : Ir. F.M. Roemiyanto, MS *)

Abstraksi
Sumberdaya air perlu dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan untuk menunjang
keberlangsungan pembangunan dan penyediaan kebutuhan air di suatu daerah. Pemanfaatan
air ini perlu dilakukan dengan cermat agar dapat mengurangi dampak negatif dari eksploitasi
sumberdaya air yang berlebihan.
Kondisi telaga yang ada di Kabupaten Gunung Kidul perlu dikembangkan dengan
berbagai rekayasa teknik yang mengacu pada upaya konservasi telaga dan daerah tangkapan
hujannya, dengan merubah sistem pengelolaannya sebagai sebuah lumbung air yang
dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat, dengan disertai usaha pemberdayaan masyarakat
sekitar telaga. Telaga merupakan sumber air permukaan yang potensial untuk dipergunakan
sebagai lumbung air yang menjadi salah satu sumber air cadangan untuk musim kemarau,
terutama air untuk kebutuhan ternak
Untuk mengurangi jumlah sedimen yang masuk kolam telaga selain dilakukan dengan
pembuatan bak penangkap sedimen di sekitar telaga, sebaiknya secara bertahap dilakukan
perbaikan pengelolaan lahan (bukit-bukit) di sekitar telaga dengan pembuatan teras bangku,
sedangkan pada tahapan selanjutnya perlu diupayakan penggantian jenis tanaman yang
ditanam pada area tersebut

Kata kunci : telaga, Gunung Kidul, lumbung air,pengelolaan lahan

*) Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Untag Semarang.

Kebutuhan air akan meningkat


I. PENDAHULUAN sebanding dengan peningkatan jumlah
penduduk, peningkatan taraf hidup dan
1.1 Latar Belakang perkembangan sosial budaya manusia.
Hujan merupakan salah satu sumber air
utama yang dipergunakan oleh manusia
Sumberdaya air perlu
dalam upaya pemenuhan kebutuhan air.
dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan
Keberadaan hujan tidak bisa diatur
untuk menunjang keberlangsungan
kedatangan dan volumenya, maka dapat
pembangunan dan penyediaan
dikatakan bahwa air merupakan
kebutuhan air di suatu daerah.
sumberdaya alam yang kelangkaannya
Pemanfaatan air ini perlu dilakukan
semakin meningkat.
dengan cermat agar dapat mengurangi
dampak negatif dari eksploitasi Kabupaten Gunung Kidul,
sumberdaya air yang berlebihan. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
sampai saat ini masih kekurangan air

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

72
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

baku, terutama pada saat kemarau. lama masa tampung bervariasi antara 4
Daerah tersebut di antaranya meliputi bulan sampai dengan lestari. Kondisi
Kecamatan Rongkop, Kecamatan telaga perlu dikembangkan dengan
Tanjungsari, Kecamatan Saptosari dan berbagai rekayasa teknik yang mengacu
Kecamatan Panggang. Hal ini pada upaya konservasi telaga dan
disebabkan karena kondisi tanah di daerah tangkapan hujannya, dengan
daerah tersebut berupa batuan kapur, merubah sistem pengelolaannya sebagai
sehingga tidak dapat menyimpan air. sebuah lumbung air yang dilaksanakan
Hujan yang jatuh akan terbuang melalui oleh dan untuk masyarakat, dengan
lubang atau terowongan di bawah disertai usaha pemberdayaan
tanah. Sarana peyimpanan air untuk masyarakat sekitar telaga.
musim kemarau yang ada saat ini
berupa bak penampungan air. Bangunan
1.2 Maksud dan Tujuan
bak penampungan air yang dimiliki
oleh sebagian kecil masyarakat pada Maksud dari pekerjaan
umumnya berkapasitas kecil dan perencanaan kembali 4 unit Telaga di
dipergunakan hanya untuk keperluan Kabupaten Gunung Kidul adalah untuk
memasak, sehingga tidak cukup untuk memperbaiki kondisi telaga serta
memenuhi kebutuhan air selama musim merencanakan agar dapat berfungsi
kemarau. kembali sebagai sebuah lumbung air
Telaga merupakan sumber air secara optimal, baik kapasitas maupun
permukaan yang potensial untuk kualitas bangunannya, dengan
dipergunakan sebagai salah satu sumber mengambil sampel pada salah satu di
air bersih. Jumlah telaga di Kabupaten antara Telaga Ngroyo, Mencukan,
Gunung Kidul tercatat sekitar 289 Melengan dan Saproal, yaitu pada
telaga, tersebar di sembilan Kecamatan telaga Ngroyo di desa Karangwuni
meliputi Panggang, Paliyan, Tepus, Kecamatan Rongkop.
Rongkop, Tanjungsari, Semanu, Sedangkan tujuan dari
Ponjong, Wonosari dan Saptosari. perencanaan kembali Telaga Rongkop
Luas genangan telaga cukup di desa Karangwuni, Kecamatan
beragam, berkisar antara 0,7 ha sampai Rongkop, Kabupaten Gunung kidul ini
dengan 3 ha, kedalaman rata-rata antara adalah untuk menyediakan cadangan air
1,2 meter sampai dengan 4 meter dan selama musim kemarau bagi
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

73
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

masyarakat di sekitar telaga untuk d) Melakukan penyelidikan tanah


dimanfaatkan sebagai air minum, untuk mengetahui parameter
mandi, cuci, mandi/minum hewan, tanah di lokasi rencana bangunan
recharge air tanah maupun irigasi (jika dan permeabilitas lapisan didasar
kapasitas memenuhi) telaga.
e) Mencari lokasi borrow area dan
melakukan uji batas-batas
1.3 Jenis dan Lingkup Pekerjaan
kosistensi maupun
permeabilitasnya (test pit).
Jenis dan lingkup pekerjaan yang f) Melakukan pengukuran situasi
harus dilakukan merubah telaga tampungan waduk dan daerah
menjadisebuah lumbung air, adalah tangkapan hujan.
terdiri dari kegiatan sebagai berikut : g) Melakukan kajian terhadap
a) Menyelidiki potensi-potensi upaya-upaya yang perlu
rembesan yang berlebihan yang dilakukan guna menanggulangi
dapat mengakibatkan kolam erosi yang berlebihan.
tampungan cepat kering.
b) Mempelajari rata-rata volume 1.4 Lokasi Pekerjaan
pemanfaatan air telaga (jumlah Lokasi telaga Ngroyo yang
pemakai, jenis pemakaian selama merupakan lokasi studi berada di desa
ini, kondisi sosial masyarakat Karangwuni Kecamatan Rongkop,
pemakai, dll). Kabupaten Gunung Kidul. Situasi desa
c) Melakukan kajian hidrologi, yang Karangwuni dapat dilihat pada peta
meliputi inflow, out flow, losses desa Gambar-1 di bawah ini.
dan debit banjir.

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

74
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 1
Peta Desa Karangwuni Kecamatan Rongkop

Pada umumnya keadaan telaga II. LANDASAN TEORI


yang ada mengalami kerusakan karena
terjadinya kebocoran pada dasar dan Umum
dinding telaga, sehingga berakibat lama Dalam konteks pemanfaatan
masa tampungan berkurang, kualitas air sumber air, secara umum permasalahan
tidak baik dan tidak cukup untuk yang dihadapi adalah laju peningkatan
memenuhi kebutuhan air di musim ketersediaan air masih kurang
kemarau. Juga tidak terdapat fasilitas dibanding peningkatan kebutuhan air.
khusus yang disediakan untuk mandi Kebutuhan air untuk berbagai keperluan
dan cuci untuk masyarakat maupun terus meningkat sejalan dengan laju
mandi/minum ternak. Akibatnya pembangunan di berbagai bidang. Di
banyak orang maupun hewan yang sisi lain penyediaan prasarana dan
mandi atau mencuci dengan cara masuk jumlah penyediaan air baku saat ini
ke telaga, sehingga mencemari air dan sangat terbatas, sehingga belum mampu
merusak dinding telaga. memenuhi kebutuhan tersebut. Telaga
merupakan sumber air permukaan yang
potensial untuk dipergunakan sebagai
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

75
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

lumbung air yang menjadi salah satu embung yang lebih besar dari
sumber air cadangan untuk musim batasan embung kecil.
kemarau, terutama air untuk kebutuhan Langkah perhitungan model Nreca
ternak. ini mencakup 18 tahap, yang
perhitungannya dapat dilakukan
kolom per kolom sebagai berikut ini.
2.2 Analisis Debit Ketersediaan Air

Hitungan nilai debit aliran yang Tahap-1

masuk ke telaga dilakukan dengan dua Nama bulan, yaitu bulan Januari
cara yaitu metode NRECA dan metode sampai Desember
Rasional (Puslitbang Pengairan,1994).
Tahap-2
Metode Rasional merupakan metode yang
Nilai hujan rata-rata bulanan (Rb)
sederhana dan sesuai digunakan untuk
yang dihitung dengan rumus di
analisis hitungan perkiraan besarnya
depan.
inflow di telaga yang relatif kecil, yaitu
telaga dengan batasan kapasitas Tahap-3
tampungannya kurang dari 100.000 m3 Nilai evapotranspirasi potensial
dan batasan luas daerah tangkapan hujan (PET).
kurang dari 100 ha.
Tahap-4
a. Perhitungan Debit Bulanan
Nilai tampungan kelengasan awal
dengan Cara Nreca Sederhana
(Wo), di mana besarnya ilai ini harus
Cara perhitungan ini paling sesuai dicoba-coba dengan percobaan
untuk daerah cekungan yang setelah pertama diambil 600 mm/bulan di
hujan berhenti, masih ada aliran air blan Januari.
di sungai selama beberapa hari.
Tahap-5
Kondisi semacam ini bisa terjadi
apabila tangkapan hujan cukup luas, Tampungan kelengasan awal (soil
moisture storage- Wi) yang dihitung
sehingga sangat cocok untuk dengan rumus :
embung besar, yaitu dimensi

Wo
Wi = --------------
Nominal
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

76
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Dengan : Tahap-11

Nominal = 100 + 0,2 Ra Kelebihan kelengasan

Ra = hujan tahunan (mm) = rasio kelebihan kelengasan x


neraca air

Tahap-6 = kolom (10) x kolom (9)

Rasio Rb/PET = kolom (2) : kolom Tahap-12


(3) Perubahan tampungan
Tahap-7 = neraca air – kelebihan
Rasio AET/PET tampungan

AET = evapotranspirasi aktual, yang = kolom (9) – kolom (11)


tergantung dari Tahap 6 dan 5
Tahap-13
Tahap-8 Tampungan air tanah = P1 x
AET
kelebihan kelengasan
AET = --------- x PET x koefisien reduksi
PET = P1 x
Tahap-9 kolom (11)
Neraca air = Rb – AET = kolom P1 = parameter yang
(2) – kolom (8) menggambarkan karasteristik
Tahap-10 tanah permukaan yaitu
kedalaman 0 sampai dengan
Rasio kelebihan kelengasan (excess
2 meter, nilainya 0,1–0,5
moisture) yang dapat diperoleh :
tergantung pada sifat lulus air
 Bila neraca air (kolom (9))
lahan,
positif, maka rasio tersebut
P1 = 0,1 bila bersifat kedap air, dan
dapat diperoleh dengan
P1 = 0,5 bila bersifat lulus air
memasukkan nilai tampungan
kelengasan tanah Wi di kolom Tahap-14
(5), Tampungan air tanah awal yan harus
 Bila neraca air negatif, rasio = dicoba-coba dengan nilai awal = 2
0

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

77
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tahap-15 dapat dihitung dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :
Tampungan air tanah ahir
a) tampungan kelengasan
= tampungan air tanah +
tampungan ar tanah awal = tampungan kelengasan bulan
sebelumnya + perubahan
= kolom (13) + kolom (14)
tampungan
Tahap-16
= kolom (4) + kolom (12),
Aliran air tanah = P2 x tampungan
semuanya dari kolom
air tanah akhir
sebelumnya
= P2 x
b) tampungan air tanah
kolom (15)
= tampungan air tanah bulan
Tahap-17
sebelumnya – aliran air tanah
Larian langsung (direct run off)
= kolom (15) - kolom (16),
= kelebihan kelengasan – semuanya dari bulan
ampungan ar tanah sebelumnya.

= kolom (11) – kolom (13) Sebagai patokan, di akhir

Tahap-18 perhitungan, nilai tampungan


kelengasan awal (Januari) harus
Aliran total = larian langsung +
mendekati besarnya tampungan
aliran air tanah
kelengasan bulan Desember. Jika
= kolom (17) + perbedaan antara keduanya ckup
kolom (16), dalam mm/bulan jauh, yaitu > 200 mm, perhitungan
Bila aliran total akan dinyatakan harus diulang lagi mulai bulan
dalam m3/bulan, maka : Januari dengan mengambil nilai
tampungan kelengasan awal
Aliran total = kolom (18) x 10 x
(Januari) = tampungan kelengasan
luas areal tadah hujan
bulan Desember.
Untuk perhitungan bulan berikutnya,
Perhitungan biasanya dapat
diperlukan nilai tampungan
diselesaikan dalam 2 kali jalan.
kelengasan (kolom (4)) untuk bulan
berikutnya dan tampungan air tanah
(kolom (14)) bulan berikutnya yang
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

78
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

b. Perhitungan Debit Rencana dengan I = intensitas


Metode Rasional curah hujan untuk
lama hujan t
Methode ini dapat menggambarkan
(mm/jam)
hubungan antara debit limpasan
A = luas daerah
dengan besarnya luasan DAS,
aliran (km2)
khususnya untuk luasan DAS < 100
C = koefisien run
km2 Dengan menganggap bahwa
off
proses transformasi hujan menjadi
Intensitas hujan adalah jumlah hujan
limpasan langsung mengikuti proses
per satuan waktu.
linier dan tidak berubah oleh waktu,
Lama waktu hujan adalah lama
maka besarnya debit limpasan
waktu berlangsung hujan, dalam hal
langsung yang dinyatakan dengan
ini dapat mewakili total curah hujan
intensitas curah hujan netto jam-
atau periode hujan yang singkat dari
jaman (In) dapat dinyatakan secara
curah hujan yang relatif seragam.
empiris dengan Rumus Rasional.
Waktu konsentrasi (tc) yang diperoleh
Metode ini paling banyak
dari hasil perhitungan hidrologi
dikembangkan sehingga didapat
dipakai untuk menentukan intensitas
beberapa rumus di antaranya adalah
hujan pada kurva intensitas hujan,
sebagai berikut :
sesuai dengan periode ulangnya.
CI A
Qr = = 0,278. C.I.A
3.6 Intensitas curah hujan dan waktu lama
Di mana : Qr = debit hujan dapat dihitung dengan rumus
maksimum Mononobe sebagai berikut
rencana (m3/det) (Triatmojo)

 24  3
:Ι = R24  
24  t c 

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

79
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Di mana : I = intensitas curah tc = lamanya curah


hujan untuk lama hujan t hujan (menit).
(mm/jam). Koefisien run off dipengaruhi oleh
R24 = curah hujan jenis lapis permukaan tanah, dan
rerata selama periode ulang T tahun setelah melalui berbagai penelitian,
(mm). didapatkan besaran seperti berikut :
.
Tabel 2.1
Angka Tetapan Pengaliran Daerah Aliran Sungai

Penutup Lahan Angka Pengaliran


Daerah Pertanian 0,20 – 0,60
Daerah Perairan 0,45 – 0,75
Daerah Konservasi 0,05 – 0,25
Daerah Industri 0,50 – 0.90
Daerah Usaha 0,50 – 0,70
Daerah Pemukiman 0,25 – 0,40
Lain-lain 0,10 – 0,30

Sumber : US Forest Service (1990)

Rumus Rasional di atas hanya kalau luas DAS tidak begitu luas,
berlaku, manakala seluruh daerah jenis penutup lahan dianggap sama
aliran sungai seluas A, ditutupi berdasarkan luas yang paling
dengan penutup lahan yang sama dominan.
sehingga angka kekasaran lahannya
pun juga sama. Pada kenyataannya,
2.3 Analisis Tampungan Lumbung Air
pada sebuah daerah aliran sungai,
Lumbung air yang akan
tidak mungkin hanya ditutupi dengan
dikembangkan diharapkan dapat
penutup lahan yang sama. Namun
menampung penuh air di musim hujan dan
untuk penyederhanaan perhitungan,
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

80
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kemudian dioperasikan selama musim Vu = volume hidup untuk melayani


kemarau untuk melayani berbagai berbagai kebutuhan (m3),
kebutuhan. Dengan demikian kapasitas Ve = jumlah penguapan dari kolam
tampung yang dibutuhkan harus dapat selama musim kemarau (m3),
memenuhi kebutuhan pada musim
Vi = jumlah resapan melalui dasar,
kemarau. Selain itu juga harus
dan dinding lumbung air selama
mempertimbangkan kehilangan air oleh
penguapan di kolam dan resapan di dasar musim kemarau (m3),
dan dinding kolam, serta menyediakan Vs = ruangan yang disediakan untuk
ruangan untuk sedimen. sedimen (m3).
a. Kapasitas Tampung Yang
b. Ketersediaan Air (Vh)
Dibutuhkan (Vn)
Air yang masuk kedalam telaga
Lumbung air yang berada pada
terdiri dari dua kelompok, yaitu :
daerah semi kering, akan
menampung air sampai penuh di a) air permukaan dari seluruh

musim hujan. Kemudian pada daerah tangkapan hujan,

musim kemarau masyarakat akan b) air hujan effektif yang jatuh

menggunakan untuk berbagai langsung di atas permukaan

kebutuhan penduduk seperti air kolam.

baku, air minum, irigasi, dan ternak. Jika kehilangan air akibat penguapan

Dengan anggapan bahwa pada akhir diperhitungkan, ketersediaan air

musim hujan lumbung air pada dapat dinyatakan :

kapasitas maksimum (penuh), maka


kapasitas tampung dapat
Vh  V j  10. Akt .  R j  10. Akt .  E j
diperhitungkan :

Vn  Vu  Ve  Vi  Vs
dengan :
Vh = volume air yang

dengan : dapat mengisi kolam telaga


(m3),
Vn = kapasitas tampungan total
Vj = aliran bulanan pada
yang diperlukan. (m3),
bulan j (m3/bulan),

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

81
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Vj = jumlah aliran total dapat mengisi kolam telaga (Vh),


selama musim hujan (m3), maka air akan melimpah melewati
Rj = curah hujan bulanan mercu embung, hal ini juga akan
pada bulan j (mm/bulan), mengakibatkan kerusakan pada
Rj = curah hujan total bangunan utama dan
selama musim hujan (mm), kelengkapannya.
Akt = luas permukaan
kolam telaga (ha), c. Kebutuhan Air dan Tampungan
Ej = jumlah penguapan Hidup (Vu)
(evaporasi) pada bulan j Kebutuhan air yang harus dilayani
(mm), embung diperhitungkan dari macam
10 = konversi satuan. penggunaan air oleh penduduk.
Dalam menentukan kapasitas total Secara praktis rumusan umum
dari telaga, volume air maksimum pernyataan kebutuhan air total untuk
yang dapat mengisi telaga (Vh), harus tampungan hidup (Vu) dapat
dibandingkan dengan kapasitas dituliskan sebagai berikut :
tampung yang diperlukan (Vn). Jika Vu = Jh x JKK x Qu
kapasitas tampung yang diperlukan
(Vn) lebih besar dari volume air yang
dengan :
dapat mengisi kolam embung (Vh),
maka akan terjadi kekurangan air JKK = jumlah KK per desa,

pada saat embung digunakan dan Jh = jumlah hari selama musim

disamping itu biaya konstruksi kemarau (hari),

menjadi mahal. Sebaliknya jika Qu = kebutuhan air total untuk

kapasitas tampung yang diperlukan penduduk, ternak dan kebun

(Vn) lebih kecil dari volume air yang l/hari/KK)

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

82
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tabel 2.2

Kebutuhan air dan Tampungan Hidup

Kebutuhan air
Volume tampungan hidup (Vu)
Lt/KK/hari
Kebutuhan air penduduk 65
Kebutuhan air ternak besar 15
Kebutuhan air ternak kecil 1,5
kebutuhan air unggas 0,5
Kebutuhan air kebun 10
Total kebutuhan air 92

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruag

d. Sedimen (Vs) musim kering tidak ada. Cara


sederhana menghitung penguapan di
Berdasarkan pengamatan, terjadinya
permukaan kolam telaga adalah
pendangkalan telaga disebabkan oleh
sebagai berikut :
terbawanya sedimen oleh aliran yang
masuk ke telaga. Dalam perhitungan
kapasitas tampung telaga ditentukan
Ve  10 . Akt  Ekj
secara praktis ruang setinggi 1,00 m
diatas dasar kolam yang akan di mana :

dipakai sebagai ruang tampungan Ve = jumlah penguapan dari telaga


sedimen (Vs). Ruang ini masih dapat selama musim kemarau (m3).
dimanfaatkan selama belum terisi Akt = luas permukaan kolam telaga
sedimen. pada setengah tinggi (ha),
Ekj = penguapan bulanan musim
kemarau pada bulan ke-j
e. Jumlah Penguapan (Ve )
(mm/bulan).
10 = konversi satuan.
Pada daerah semi kering penguapan
dari kolam telaga akan relatif besar.
Apalagi aliran air yang masuk pada f. Jumlah Resapan (Vi)
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

83
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(K = 10-3 - 10-4 cm/detik).

Air di dalam kolam telaga akan


meresap masuk kedalam pori atau
g. Menentukan Kapasitas Tampung
rongga di dasar dan dinding kolam.
Desain (Vd)
Besarnya resapan ini tergantung
pada jenis butiran tanah atau struktur
batu pembentuk dasar dan dinding Untuk menentukan dan memilih
kolam. Secara teoritik perhitungan kapasitas tampung desain embung
resapan air ini cukup rumit dan sulit (Vd), harus diperbandingkan :
dilakukan. Tetapi berdasarkan (1) volume tampungan yang
beberapa analisis teoritis oleh diperlukan (Vn) untuk
Puslitbang Pengairan (1994) dapat menyediakan :
digunakan cara praktis untuk (a) kebutuhan penduduk,
menentukan besarnya resapan air hewan dan sawah di suatu
kolam telaga. desa (Vu),
(b) volume cadangan untuk
kehilangan air karena
Vi  K . Vu penguapan (Ve) dan

dengan : resapan (Vi),


(c) ruangan untuk
Vi = jumlah resapan tahunan (m3),
menampung sedimen (Vs).
Vu = jumlah air tampungan hidup (2) volume air yang tersedia
3
(m ), (potensial) selama musim hujan
K = faktor yang nilainya (Vh), yang merupakan jumlah
tergantung dari sifat lulus air air maksimum yang dapat
material telaga, mengisi kolam,

K = 10%, bila dasar dan dinding (3) daya tampung (potensi) topografi
kolam telaga praktis rapat air, untuk menampung air (Vp),
yaitu volume maksimum kolam
(K < 10-5 cm/detik),
embung yang terbentuk
K = 25%, bila dasar dan dinding
Dari ketiga besaran tersebut dipilih
kolam telaga bersifat semi lulus air,
yang terkecil sebagai volume /

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

84
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kapasitas tampung desain lumbung mampu menampung air sejumlah


air (Vd). Bilamana Vh atau Vp yang 35.515 m3 Jika ditinjau dari potensi
menentukan, maka kemampuan air hujan yang dapat mengisi Telaga
embung ntuk melayani penduduk Ngroyo diketahui sebesar 97.466 m3,
akan berkurang, yaitu tidak sebesar sehingga mampu mengisi telaga
yang diperlukan (Vn). Dalam hal dalam satu musim saja.
seperti ini perlu ditantukan berapa Permasalahan yang terjadi pada
jumlah KK yang dapat dilayani oleh Telaga Ngroyo adalah terjadinya
lumbung air yang hendak dibangun. penguapan yang relatif besar akibat
luas genangan. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya kehilangan
III. Rancangan Desain Telaga Ngroyo
air akibat penguapan kolam yang
akan berakibat pada berkurangnya
3.1 Desain telaga Ngoyo
lama masa tampungan telaga.
Dari hasil perhitungan kapasitas
Sedangkan jika ditinjau dari segi
tampungan di Telaga Ngroyo
pembiayaan perbaikan / pembuatan
diketahui bahwa kebutuhan
dinding telaga yang mengelilingi
tampungan (Vn) adalah sebesar
luasan telaga tersebut juga akan
34.073 m3, sedangkan kapasitas
memerlukan biaya yang relatif besar.
tampungan Telaga Ngroyo yang ada

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

85
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PETA DAERAH TANGKAPAN HUJAN


TELAGA NGROYO
LUAS DAERAH TANGKAPAN HUJAN 15,80 HA
Ngejring
Sriten

Ngerong

Tirisan
TELAGA NGROYO

Gandu Lor

Gambar 3.1
Peta Daerah Tangkapan Hujan Telaga Ngroyo

Hasil penyelidikan tanah di Telaga baik untuk menahan aliran air ke


Ngroyo yang menjelaskan ketebalan lapisan bawah.
sedimentasi pada dasar telaga Tanah dasar telaga sampai dengan
berkisar 2 – 6 meter dan setiap tahun kedalaman 5 meter dapat digunakan
diperkirakan terjadi sedimentasi sebagai bahan timbunan, dengan
sekitar 5 – 10 cm. Besarnya syarat tanah harus dipadatkan
koefisien rembesan di dasar telaga terlebih dahulu. Rekomendasi hasil
berkisar 1 x 10-5 - 10-6 cm/det, ini penyelidikan tanah ini menguatkan
berarti relatif kedap air. Tanah pada pilihan alternatif pengerukan
bagian bawah berpermeabilitas sedimen di dasar telaga dan
cukup kecil dan relatif kedap air dan peninggian dinding telaga

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

86
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

merupakan alternatif yang relatif b) Analisis biaya dari alternatif


tepat, aman dan murah. pembangunan yang dipilih
beserta program
Dari analisa beberapa pertimbangan
pembangunannya.
alternatif diatas maka kemudian
c) Perhitungan nilai manfaat
ditentukan penentuan rencana desain
pekerjaan dilakukan untuk
untuk Telaga Ngroyo, yaitu dengan
kondisi sebelum pekerjaan dan
tinggi ruang 2,50 meter, luas area
setelah ada pekerjaan
0,85 Ha. dan volume tampungan
d) Perhitungan manfaat dilakukan
21.250 m3.
dengan berbagai anggapan untuk
memprediksi kejadian di masa
3.2 Nilai Manfaat Telaga mendatang.
Pengembangan sumberdaya air perlu e) Biaya pekerjaan diperhitungkan
mempertimbangkan beberapa hal mulai dari gagasan, studi
yang disesuaikan dengan kondisi kelayakan, perancangan,
yang ada di lapangan. Dalam rangka pembangunan, hingga operasi
mengoptimalkan kelayakan hasil dan pemeliharaan.
pekerjaan, perlu dilakukan kajian Berdasarkan hal-hal yang diuraikan
dari aspek teknis, ekonomi dan di atas maka terlihat jelas, bahwa
lingkungan. penetapan nilai manfaat suatu
Aspek ekonomi merupakan salah pekerjaan merupakan hal yang
satu faktor penting dalam evaluasi kompleks dan dipengaruhi oleh
kelayakan suatu pekerjaan. Tujuan variabel-variabel yang saling
dari analisa ekonomi proyek berkaitan, baik variabel di bidang
sumberdaya air antara lain adalah ekonomi, bidang sosial, kebijakan
menentukan pilihan antara berbagai pemerintah dan masih banyak
alternatif perencanaan yang ada. variabel lainnya yang saling
Legono (2002) menyatakan dalam mempengaruhi dalam pengambilan
analisis ekonomi sumberdaya air keputusan pengembangan
diperlukan: sumberdaya air.
a) Analisis pemanfaatan air untuk Perhitungan nilai manfaat dalam
berbagai kebutuhan. pekerjaan penyediaan air baku pada
telaga Ngroyo di Kabupaten

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

87
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gunungkidul tahun 2004 dilakukan b) Total biaya pengeluaran untuk


berdasarkan perbandingan nilai penyediaan kebutuhan air
manfaat sebelum ada pembangunan diperhitungkan selama 15 tahun
telaga dengan setelah ada telaga. kedepan, hal ini disesuaikan
Nilai nominal (biaya) dipergunakan dengan usia teknis telaga.
sebagai salah satu ukuran dari c) Biaya bunga dan depresiasi nilai
kelayakan pengambilan keputusan uang dari investasi pembuatan
untuk dibangunnya telaga. telaga tidak diperhitungkan.
Asumsi-asumsi yang dipergunakan d) Nilai manfaat telaga selain
dalam perhitungan nilai manfaat sebagai sumber air baku untuk
dalam pekerjaaan ini antara lain mandi, mencuci dan mandi
adalah Biaya investasi pembuatan ternak tidak diperhitungkan.
Bak Penampung Air Hujan (PAH) e) Tidak dilakukan perhitungan
yang dipergunakan setiap kepala Benefit Cost Ratio dan Break
keluarga dihitung berdasar jumlah Event Point.
kepala keluarga yang memanfaatkan Hasil perhitungan nilai manfaat
telaga, pekerjaan penyediaan air baku pada
a) Volume Bak Penampung Air telaga Ngroyo di Kabupaten
Hujan (PAH) pada perhitungan Gunungkidul tahun 2004 disajikan
sebelum ada pekerjaan telaga dalam Tabel 2.1 dan Tabel 3.2
lebih besar dari volume Bak berikut ini.
Penampung Air Hujan (PAH)
sesudah ada telaga

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

88
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tabel 3.1
Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air
Sebelum Pembangunan Telaga Ngroyo
Biaya Satuan Biaya Total
No Komponen Biaya Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Pembuatan PAH 266 6.000.000 1.596.000.000
2 Rehabilitasi PAH 266 2.500.000 665.000.000
3 Pembuatan talang air 266 1.200.000 319.200.000
4 Rehabilitasi talang air 266 350.000 93.100.000
5 Pembelian Air 31.920 100.000 3.192.000.000
6 Pemeliharaan PAH 3.990 45.000 179.550.000
7 Pemeliharaan talang air 3.990 45.000 179.550.000
Total Biaya 6.224.400.000
Sumber : Hasil hitungan
Tabel 3.2
Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air
Sesudah Pembangunan Telaga Ngroyo
Biaya Satuan Biaya Total
No Komponen Biaya Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Pembuatan PAH 266 3.000.000 798.000.000
2 Rehabilitasi PAH 266 1.000.000 266.000.000
3 Pembuatan talang air 266 400.000 106.400.000
4 Rehabilitasi talang air 266 125.000 33.250.000
5 Pembelian Air 9.975 100.000 997.500.000
6 Pemeliharaan PAH 10.530 45.000 473.850.000
7 Pemeliharaan talang air 3.990 45.000 179.550.000
8 Desain telaga 1 25.000.000 25.000.000
9 Konstruksi Telaga 1 1.815.357.000 1.815.357.000
10 Operasional 180 500.000 90.000.000
11 Pemeliharaan Telaga 15 1.500.000 22.500.000
Total Biaya 4.879.583.000

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

89
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 3.1
Gambar Rencana Telaga Ngroyo
IV. PENUTUP
kehilangan air akibat penguapan
4.1 Kesimpulan (Ve) rerata per bulan sebesar
1.583 m3, volume kehilangan air
Berdasarkan hasil analisa dan hasil akibat peresapan (Vi) rata-rata
perhitungan yang sudah dilakukan, maka per bulan sebesar 329 m 3,
dapat diambil beberapa kesimpulan seperti Kehilangan volume tampungan
berikut ini. akibat sedimentasi (Vs) rata-rata
a) Volume rerata aliran bulanan per bulan sebesar 313 m 3,
pada Telaga Ngroyo adalah volume kebutuhan tampungan
sebesar 13.380 m3, volume rerata hidup (Vu) yang diperlukan bagi
bulanan air masuk telaga (Vh) sejumlah Kepala Keluarga yang
sebesar 16.245 m3, volume diprediksikan tahun 2020 adalah
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

90
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

sebesar 12.744 m3, volume pada lahan tangkapan hujan


tampungan total kebutuhan (Vn) Telaga Ngroyo, yang rata-rata
sebesar 34.073 m3, volume sebesar 607 ton/ha/tahun maka
tampungan potensi (Vp) sebesar tingkat erosi yang terjadi
35.515 m3 , maka ditetapkan digolongkan dalam kelas bahaya
volume tampungan desain adalah erosi V atau klasifikasi sangat
sebesar 40.000 m3. Peningkatan berat.
kapasitas tampungan desain ini d) Besarnya sedimen yang masuk
dilakukan dengan melakukan pada telaga Ngroyo, ditentukan
penggalian sedimen yang berdasarkan Nilai Sediment
mengendap pada dasar telaga Delevary Ratio (SDR) untuk
sedalam 1,5 meter, mempertinggi Telaga Saproal sebesar 0,253,
dinding telaga sebesar 1,0 meter, Telaga Melengan sebesar 0,161,
mempersempit luas genangan Telaga Mencukan sebesar 0,189,
telaga menjadi 0.998 Ha. Hal ini dan untuk Telaga Ngroyo sebesar
dilakukan untuk mengurangi 0,284
besarnya kehilangan air akibat
penguapan pada kolam telaga. 4.2 Saran-saran
b) Ketebalan sedimentasi pada
dasar telaga berkisar 2 – 6 meter a) Pada pelaksanaan penggalian
dan setiap tahun diperkirakan sedimen pada dasar telaga pada
terjadi sedimentasi sekitar 5 – 10 kedalaman yang ditentukan, jika
cm. Besarnya koefisien rembesan diketemukan batuan kapur keras
di dasar telaga berkisar 1 x 10-5 - pada bagian sisi (tebing)
10-6 cm/det, ini berarti relatif sebaiknya bagian tersebut
kedap air. Material tanah yang dihindari. Kemudian dibuat
berada di telaga dapat dipakai pasangan batu pada bagian dalam
sebagai bahan timbunan untuk kolam (bagian yang
tanggul yang kedap air bila bersinggungan langsung dengan
pelaksanaanya sesuai dengan air). Atau jika dipandang
persyaratan teknis. memungkinkan batuan tersebut
c) Berdasarkan hasil perhitungan dapat dipotong kemudian
besarnya erosi yang yang terjadi permukaan potongan yang

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

91
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

tertinggal dibalut dengan mortar pembuatan bak penangkap


beton yang dicampur dengan sedimen di sekitar telaga,
sekam padi atau serbuk sebaiknya secara bertahap
gergajian. dilakukan perbaikan pengelolaan
b) Setelah dilakukan penggalian lahan (bukit-bukit) di sekitar
sedimen pada dasar telaga, telaga dengan pembuatan teras
sebaiknya dilakukan pemadatan bangku, sedangkan pada tahapan
tanah dasar telaga. Hal ini selanjutnya perlu diupayakan
dimaksudkan agar kepadatan penggantian jenis tanaman yang
tanah dasar dapat diperbaiki ditanam pada area tersebut.
dipertahankan. f) Untuk lebih menjamin
c) Pada tempat-tempat yang ketersediaan aliran air
diidentifikasi sebagai luweng, (memperpanjang waktu
sebaiknya dilakukan penggalian limpasan) maka pada alur-alur
sampai pada permukaan batuan air yang masuk telaga dapat
keras (letak luweng) selanjutnya dibuat kantong-kantong pemanen
ditutup dengan mortar beton air hujan. Hal ini disamping
dengan campuran sekam padi / dapat memperpanjang waktu
serbuk gergajian. limpasan air hujan dapat juga
d) Untuk mengurangi kehilangan difungsikan sebagai kantong
air akibat penguapan pada kolam perangkap sedimen.
telaga, sebaiknya penanaman g) Pembuangan tanah hasil
tanaman pelindung pada area penggalian sedimen pada dasar
sabuk hijau segera dilakukan. telaga sebaiknya dipergunakan
Teknis penanaman dan untuk menimbun ruang yang
pemeliharaan tanaman serta jenis akan dipergunakan sebagai area
tanaman yang ditanam pada area sabuk hijau, dan jika terdapat
sabuk hijau sebaiknya sisa galian sebaiknya
melibatkan masyarakat sekitar dimanfaatkan untuk perbaikan
telaga. lahan tegalan di sekeliling telaga,
e) Untuk mengurangi jumlah dengan memperhitungkan
sedimen yang masuk kolam kemungkinan kembalinya tanah
telaga selain dilakukan dengan timbunan ke dalam kolam telaga.

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

92
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Perencanaan Irigasi, Kriteria


Perencanaan KP-04, P.T. Galang
Daftar Pustaka Persada, Bandung
Dirjen Pengairan Departemen Ibnu Kasiro dkk, 1977, Pedoman
Pekerjaan Umum, 1986, Standar Kriteria Desain Embung Kecil untuk
Perencanaan Irigasi, Kriteria Daerah Semi Kering di Indonesia,
Perencanaan KP-01, P.T. Galang Departeman Pekerjaan Umum, Jakarta
Persada, Bandung
Dirjen Pengairan Departemen Sosrodarsono Suyono, 1976,
Pekerjaan Umum, 1986, Standar Bendungan Tipe Urugan, P.T Pradnya
Perencanaan Irigasi, Kriteria Paramita, Jakarta
Perencanaan, KP-02, P.T. Galang Sosrodarsono Suyono, 1985,
Persada, Bandung Perbaikan dan Pengaturan Sungai, P.T
Dirjen Pengairan Departemen Pradnya Paramita, Jakarta
Pekerjaan Umum, 1986, Standar

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

93

You might also like